Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Kamis, 29 November 2012

MEMBUAT KOMPOS

Nak Beni di Lumajang

Kumpulkan dulu semua dedaunan yang akan jadi sampah di keranjang kecil-kecil, kemudian tumpuk sampai banyak setinggi 1,5 m. Atau bila sedikit, dapat ditaruh dalam tong plastic, trus dipadatkan, atinya di-press sampai udara tidak ada di sela-sela dedaunan tersebut.
Bila ditumpuk ya ditutupi plastik supaya tidak kemasukan air bila  dimasukkan tong ya dipadatkan dengan cara ditindih barang berat, lantas ditutup sampai jadi tape (artinya jadi tape : fermentasi).
Untuk fermentasi ini sebaiknya anaerob, jadi udara ya tidak ada. Selang tiga minggu padatan daun-daun itu sudah dapat dibuka dan didinginkan. Jadi kompos.
Dalam pembuatan kompos ini bisa dicampur abu, urea 5% dalam padatan hancuran dedaunan itu atau yang lain asal jangan banyak-banyak dan sebisa mungkin merata sebab konsentrasi tinggi dari abu, urea SP36 akan mengganggu  fermentasi. (*)

UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) SEBAIKNYA JANGAN DIBACA !! saya heran kok masih dibaca

UPAH MINIMUM RGIONAL (UMR)

Buruh diupah rendah oleh Majikan, itu hal yang sudah lumrah selama ribuan tahun. Apa pembaca blog ini tidak menyadari ? Kalau saya pribadi sih sudah lama menyadarinya. Jadi tidak lagi mengherankan, apalagi jadi ,"headline news".

Seberapa rendah sih ?
Dari jaman Romawi dulu yang dinamakan buruh itu belum ada, yang ada kaum budak (slaves). Budak-budak ini tidak punya apa apa selain hidupnya. Oleh karena itu kebutuhan hidup harus ada. Seperti makhluk Allah yang lain, kebutuhan pokoknya adalah makan, beristirahat, dan reproduksi yang artinya tentu saja sex.
Majikan atau Tuan Budak -untuk kelestarian sistem inilah- yang harus memenuhi kebutuhan mereka yang pokok ini.  Toh anak pinaknya juga berstatus budak dari tuannya yang sama dengan Tuan dari Ayah Ibunya.
Siapa diantara Tuan budak yang malu bila budaknya kurus-kurus kurang makan, berpenyakitan, dan tidak berkembang biak ? Itu sebodoh-bodohnya Majikan /Tuan Budak jaman dulu. Sebab budak tidak memiliki dirinya sendiri, artinya dapat diperjual belikan seperti barang milik yang lain.
Seperti ternak kerja (sapi, kuda, kerbau) Budak juga dipekerjakan tentu saja dengan perhitungan jangan sampai rusak, (overworks lantas mati, itu kerugian besar, sebab dia miliknya).
Ini bisa dilihat di peninggalan-peninggalan  kuno yang berupa fresco di tembok-tembok, patung dan lukisan, hampir semua ada gambar budak yang dapat dihitung tulang iganya karena kurus.
Perkembangan sejarah umat manusia, diganti dengan zaman kemerdekaan budak-budak, mereka kaum budak ini kemudian bertransformasi menjadi Petani penggarap tanah seorang pemilik tanah (peasant), zaman Feodal yang tanahnya para Tuan tanah seluas negara, mereka tinggal minta haknya sebagai pemilik tanah, hidup di benteng-benteng bertembok tebal. Petaninya hidup di desa- desa dibawah perlidungan Tuannya sang Bangsawan.
Di dalam tembok, petugas service tukang kuda, juru taman kota ada orang kebanyakan adalah  “canailles”, dari lahir sampai mati di cennel-cennel  arti sebenarnya kandang anjing  bahasa  Inggris.

 Raja Perancis zaman Louis XVI  mengundang para wakil dari rakyat untuk hadir di National Assembly, yang duduk di sebelah kanan dari kursi kursi hadirin sebelah  kanan koridor adalah kaum Bangsawan atau Nobility, dan para Biarawan yang mewakili Gereja Katolik. Selanjutnya karena salah kaprah disebut kaum Kanan -ejekan.
Sedang yang duduk di barisan kursi sebelah kiri koridor adalah kaum “canailles” orang biasa (dan Borjuis), karana tinggalnya di kennel seumur umur, kecuali sebagian kecil kaum Borjuis Pedagang dan Industrialis yang menguasai The East Indian Companies dari Barbados dan Antilen.  Selanjutnya, salah kaprah sampai sekarang disebut kaum Kiri –ejekan. 
Ini saya baca dari buku “Scaramouche” si ahli duel anggar karangan Raphael Sabatini.  (Sebenarnya tokoh Scaramouche adalah salah satu tokoh  Commedia dell’Arte zaman dulu- sandiwara keliling, antawicana nya/ percakapannya tanpa script jadi improvisasi kayak ludruk nya orang Jawa Timur).

Sekarang wakil dari canailles ini tidak ada. Borjuis sudah mengganti kaum Bangsawan. Kaum canailles dibiarkan bergentayangan di bawah pengawasan Hukum Pidana, dan Alat-alatnya.  Tidak seperti kaum Budak dulu yang dipiara Tuannya.
Maaf, sepertinya tidak beda dengan sekarang rumah petak dan jamban/WC umum. Di Kota Surabaya contohnya dari sekian banyak tempat kos, saya tahu ada kos-kosan model ini di wilayah Gubeng -timur rel KA harga sewanya liama ratus ribu rupiah sebulan plus penerangan listrik, untuk keperluan lain (TV, pemanas Teko air,  Computer, Kipas angin, bayar lagi, tentunya).
Gaji yang diberikan pada pegawai baru  delapan ratus ribu rupiah per-bulan (clean wage). Pokoke like it or leave it, jadi untuk kebutuhan hidup sebulan hanya sisa  tiga ratus ribu rupiah per bulan.   Bapaknya yang anggota Apindo (Asosiasi Pengusaha Industri Indonesia) membayar uang kosnya. Bapaknya bukan Pengusaha tapi Anggauta Parpol yang dahulu berkuasa- yang sangat setia.
Tanggal ini 28 November 2012, di Surabaya lagi macet di mana-mana karena ada demonstrasi besar besaran dari kaum buruh menuntut UMR dinaikkan hingga dua juta rupiah per bulan.

Bila dicermati benar, gaji yang diberikan pada buruh  itu sebagai kepala keluarga atau sebagai bujangan ?
Saya baca  jawaban dari Dewan Pengupahan yang tripartite artinya dari unsur Pengusaha, dari unsur Buruh dan dari unsur Pemerintah ( Departemen Perburuhan).
Semua buruh dianggap Bujangan artinya muda dan belum kawin.

Bila mereka sudah setengah umur, sudah kawin, ya resiko kebutuhannya, harus ditanggung sendiri. Lha ini membuat saya berpikir, apa ini  tidak lebih kejam dari 'perbudakan' untuk jangka panjang ? Pemerintah menanggung beaya kesehatan seluruh peduduk Indonesia, bravo. Mudah dikatakan, karena tidak disebut dengan kualitas apa ?
Sehari ngantri untuk tiga pil ya bisa terjadi.
Lusa ngantri lagi.
Saya kira anggapan yang  tidak alami ini buta tuli terhadap Hukum Allah.
Di seluruh Indonesia ini anak-anak dari sepasang buruh tidak dianggap ada.
Ayah dan Ibu tidak ada dari kalangan buruh, termasuk hak menyusui anak.

Uang beranak berbunga-bunga hingga 10 % -12% pertahun, di Indonesia.(mayoritas dimiliki  siapa?, ini  tanpa tunjuk jari ke “sara” lho), jangan kita sampai "sara".
 Sebagai kensekuensi ngeklopkan keuntungan Pengusaha, maka buruh di Indonesia  apakah harus selamanya tidak kawin secara syah menurut Hukum Negara ? ( toh tidak dianggap, kawin siri syah menurut Hukum Agama) dan tidak  beranak, aneh ini menurut saya. 

Walhasil, saudara pembaca inilah artikel  yang paling jelek menurut saya dari sekian banyak atikel yang  saya buat sendiri di blog saya, ndak ada maksud dan tujuannya nulis ini, hanya asal nulis saja menurut ide saya, ini artikel pandangan mata dan pendengaran telinga saya, menurut apa adanya, lebih baik jangan dibaca. (*)    





Minggu, 25 November 2012

Renungan, Mengapa kok di Arab-kan ?


Orang Arab memang orang yang terpilih oleh Allah untuk di -Islam –kan oleh Allah sendiri dengan perantaraan Rasul Allah yang dipilih oleh Allah di antara Bangsa Arab sendiri,  yang mengalami sendiri betapa jahiliahnya bangsa itu di masa itu, betapa istimewa jahatnya dari sebagian besar bangsa itu, di masa itu sekitar tahun 400 M.,

Lha, supaya yang sudah Islam bisa mengajari yang lain selama mungkin, agar tidak kena stroke atau cardiovascular deseases (wong makanannya daging kambing dan lemak kambing) pada jantung, mereka harus pada saatnya persis, wajib melakukan ibadah sholat dengan ruku’ dan sujud 17 kali sehari (dibagi dalan lima waktu, yang persis sampai menit), yang lebih jelas lagi, sehabis menjalankan kewajiban berpuasa satu bulan penuh.

Setiap habis berbuka dengan makan besar (banyak daging dan lemak kambing, mereka harus menjalani sholat tarawih 23  roka’at, yang artinya 23 kali suku’ dan sujud’ supaya segala pembuluh darah dan jantung menjadi elasstis dan gerakan Sholat sangat baik untuk pembuluh darah, supaya elastis, dan menghapus plak. Terbukti menurut Google, Kementrian Kesehatan Kerajaan Saudi Arabia membuat satu penelitian dengan methode mutakhir, bahwa kematian karena stroke dan jantung di Kerajaan itu jauh lebih sedikit prosentasenya dari negeri maju lainnya. (kata kunci: The Kingdom of Saudi Arabia, Department of Public health, cardiovcascular, cerebrovascular disorders).

Satu lagi berdasarkan pengamatan saya bahwa dalam Islam, wanita hamil tua masih diwajibkan untuk tidak meninggalkan ibadah wajib yaitu sholat, sampai hampir melahirkan sekalipun, tetap wajib Sholat 5 waktu. Saya terus berpikir, mengapa ?
                      
Ternyata ketemu jawabannya, yakni upaya ini adalah Allah mempersiapkan generasi baru -kebetulan kaum Arab- yang pertama kali menjalankan ibadah Sholat 5 waktu, ini semua agar manusia  siap diajari menjadi lebih cerdas lagi. Akan saya jelaskan bahwa ada hubungannya antara Ibu hamil dan ibadah Sholat 5 waktu serta khasiat Sholat yang dilakukan sang Ibu pada jabang bayi yang dikandungnya.
 Semua artikel di google lebih mengulas  keuntungan sang ibu yang hamil tua bila tetap menjalankan sholat, ini adalah satu hal yang penting. Karena  bagi janin yang sudah berusia delapan bulan keatas, dia sudah sanggup menerima rangsangan suara ibu dan ayahnya, bola matanya sudah bisa dibuka, otaknya berkembang pesat.(sumber : artikel -artikel tentang kesehatan manusia).
 Jadi ternyata saat Sholat ini telah dipertimbangkan oleh Allah SWT bahwa kepala bayi yang masih lunak tulangnya (untuk bisa keluar dari voremen obturatum)  kelunakan ini meneruskan rangsang tekanan ringan  dari gerakan sholat, maka saya berpikir apa tidak mungkin bahwa rangsangan ini bagi otak janin yang berkembang pesat untuk lebih mempersiapkan sang otak janin untuk jadi lebih berkapasitas ?

Pengalaman saya, setiap saya bila bertemu dengan ibu yang menggendong jabang bayinya yang masih merah, saya perlukan untuk tanya,  "Bu waktu hamil tua lebih dari 8 bulan apakah Ibu masih sholat apa enggak ?". Jawabannya bisa beragam, biasanya di pedalaman pulau Jawa jawabnya "tidak". Bagi sejumlah Ibu yang  menjawab tidak Shalat saat hamil, ternyata saya amati  jabang bayinya yang masih beberapa minggu belum bisa bereaksi terhadap rupa/ wajah. Syaraf matanya masih belum sempurna, pandangannya masih kabur. Ini mirip seperti bayi mamalia yang lain (kondisi reaksi mata bayi) sepanjang pengetahuan saya yang belajar ilmu science biology sejak  tahun 1958.

Tapi di pesisir Jawa, pertanyaan yang sama sang ibu menjawab : “Oh Iya tentu pak saya masih Shalat 5 waktu bahkan sampai hamil tua, kan wajib,” jawab sejumlah ibu. Karena secara kehidupan sehari-hari di pesisir Jawa, Islam sudah jadi tradisi sehari-hari maka  saya tak heran ketika sang ibu tetap sholat 5 waktu.

Nah, dari rahim Ibu yang tekun menjalankan ibadah Sholat 5 waktu ini kebanyakan oroknya/ bayinya sudah mampu bereaksi terhadap rupa saya (wajah saya) dengan menggerakkan bola matanya mengikuti muka saya, malah kadang tertawa. Subhanallah. Menakjubkan sekali gerakan Sholat 5 waktu ini bagi Ibu hamil, dan bagi perkembangan yang luar biasa bagi sang jabang bayinya.

Maka saya berpikir lagi, apakah ini bukan upaya Alloh SWT supaya bangsa Arab (dan Manusia lain) ini menjadi pintar dan panjang umur  untuk  satu tujuan dakwah, bukan untuk yang lain ?

Pembaca yang budiman, saya tidak mengada-ada, pekerjaan saya sebagai Agronomist Perusahaan Pestisida, memerlukan kerja saya sehari-hari keliling dari desa ke desa diseluruh Jawa, bahkan seluruh Sulawesi dan sebagian Sumatera. Dan ada produk yang cocok untuk sayuran pegunungan, ada yang cocok untuk mengendalikan hama tambak berupa keong Trisipan di pesisir, semua harus dipromosikan oleh saya. Maka jadilah separuh umur saya ini keliling pelosok desa Indonesia. Saat itulah saya banyak bertemu dengan para warga.

Jadi segala ajaran Islam ini pada hakekatnya pada mulanya adalah pertama-tama sebelum sampai kepada seluruh ummat manusia adalah  harapannya supaya orang Arab yang sudah beriman dan bertakwa kepada Allah dan Rasulnya (pada kurun waktu itu) bisa mengembangkan  pelajaran dari Allah ini yang sudah dipastikan untuk yang terkhir kalinya. Sudah itu ya biar langit ambleg tidak ada Utusan lagi. Sebagai scientist dan telah meneliti banyak evidence, baik literatur-literatur sejarah ummat manusia, saya mengimani benar bahwa Muhammad SAW adalah Utusan (messenger) Allah yang terakhir.

Maka dari pertamanya tidak ada tanda-tanda bahwa bangsa Arab akan memonopoli untuk melanjutkan mengajari Agama Islam, seperti ajararan kaumnya Nabi yang lain. Bangsa Arab sangat bijaksana dengan menyebarkan Islam secara inklusive, secara egaliter, berpegang bahwa Islam adalah Rahmatan Lil Alamin. Ali bin Abi Thalib dari suku bangsa lain menjadi menantu Nabi Muhammad SAW, cukup jelas untuk dibuat patokan dalan setap Hadist yang shahih.

Rasulullah Muhammad SAW sebagai Khalifah atau Presiden, tidak menunjuk penerusnya dari keturunannya sendiri kayak para Feodal. Penggantiya dipilih diantara para sahabat oleh mereka sendiri. Sangat demokratis, saya mengimani hal ini.

Namun dalam perjalanan kepemimpinan bangsa Arab selanjutnya, seusai Khulafaur Rasyidin selesai memerintah, apa boleh buat di zaman itu membutuhkan Pentolan Masyarakat yang sama nafsunya dengan Masyarakat seputar Timur Tengah. Nafsu Despot. Nafsu feudal.

Janda Nabi, anak dan cucunya terlalu zuhud untuk mengikuti zamannya yang penuh dengan para Despot yang keji. Baik itu para penguasa  di Mesir, Roma, dan Mesopotamia.

Maka dalam sejarah, timbul dantara bangsa Arab Bani Muawiyah yang menjadi penakluk di seputar Jazeera dengan cepat.

Bagi bangsa Arab yang sudah Islam, semua sunnah Islamiah diikuti dengan tekun, tapi pengaruh Feodalisme begitu luar biasa di antara manusia zaman itu, sehingga turun temurun Bani Muawiyah akhirnya menjadi Khalifah kerajaan Islam yang semakin besar dan kuat dalam waktu yang singkat, selain Raja yang terkenal sebagi penguasa yang ideal seperti Harun al Rasyid kemungkinan besar mereka juga memiliki nafsu duniawi penguasa seperti biasanya.

Sejarah membuktikan betapa benarnya pilihan ini, dengan mengorbankan turunan Nabi yang sudah zuhud, kebesaran kerajaan Arab yang Islam dapat dipertahankan beberapa abad. Karena Hukum padang pasir mendiktekan “pertahanan yag paling handal adalah menyerang musuh” sejauh mungkin dari perbatasan (di padang pasir batas alami tidak nyata).

 Bangsa-bangsa sekitar Jazeera yang sudah tinggi kebudayaannya seperti bangsa Parsi dan Mesir, bangsa Kurdi, bangsa Turki, telah mengembangkan pemikiran Islam amat jauh dari sebelumnya seperti belum pernah terjadi.  Hanya perkembangan zamanlah yang membatasi mereka.

Tidak heran sementara sarjana telah membuktikan bawa di pulau Jawa mubaligh Islam yang pertama datang untuk keperluan syi’ar agama Islam adalah orang dari Yunan Negeri China (keterangan sejarah dari Dr Slamet Muyana) di mana alur perjalanan darat di negeri itu aman dan alur pelayaran yang sudah dipakai sejak berabad-abad sebelumnya aman (abad ke11 M), dengan kebudayaannya yang sudah tinggi dari asalnya pula. Singkatnya dengan begitu seluruh Pulau Jawa sudah mengenal dan memeluk agama Islam.

Gelombang kedua, pada abad ke 16 zaman kapan pelayaran dari Hadramaut dari Parsi dan India sudah terbuka aman, datanglah mubaligh dari Jazeera.
Mazhab menjadi penting sekali karena merupakan indikasi dari kebangkitan kekuasaan Islam di Arab, dan Mesir dari suku Semit. Sedangkan  arus mubaligh dari China diganti dengan arus pelarian ekonomi dan perang antar negara, tidak ada hubungannya dengan syi’ar agama Islam, satu degradasi yang tak terelakkan.

Kita di Pulau Jawa terbebas dari segregasi yang menyakitkan antara Hindu dan Islam berkat siasat mubaligh dari Yunan China. Bukan bernasib seperti umat Islam di India yang tak pernah akur berdampingan dengan umat Hindu dan Budha tanpa pertentangan yang berdarah-darah, seperti perpecahan ini telah memecah anak benua India jadi Pakistan dan India.

Kita selamat dari ini semua, berkat kebijaksanaan akulturasi budaya oleh mubaligh yang kita kenal sebagai Wali Sanga, yang amat populis, demokratis, dan mengerti serta paham benar budaya bangsa Indonesia, dakwah dengan akulturasi yang sejuk, sehingga bahkan orang Islam waktu itu tidak menyembelih Sapi  memakan Sapi secara terang-terangan didepan saudaranya yang Hindhu, untuk menunjukkan toleransi bahwa 'torang samua basudara', kita semua di tanah air ini bersaudara. Agama bukanlah untuk musuhan. Agama untuk berdamai satu salam lain (salam). Sejuk-lah ajaran Wali Sanga ini.

Namun dalam pandangan kaum asli Jazeera, jasa mubaligh dari Yunan ini tidak pernah dilihat dari sisi ini, yang terlihat hanya Islam di Pulau Jawa kok tidak seperti Islam di Arab yang dianggap murni secara harfiah/badaniah ?
Ini yang membuat arus mubaligh Islam dari Jazeera heran. Ketika pendakwah asli Jazeera datang pertama kalinya ke Nusantara, mereka memincingkan mata, kok Mesjidnya tidak berbentuk kubah ?, perempuannya terutama di Jawa kok tidak pakai burqah dan cadar ?, lha kok masih cincing jarit di sawah alias terlihat betisnya di sawah ?, lho kok jarang yang mahir bahasa Arab ?,  dan menurut kaum asli Jazeera lagi, lho kok Islam di Nusantara anehnya akur-akur saja dengan kepercayaan lain, kok bisa ya ?Sebenarnya banyak 'lho kok?' yang lainnya di mata mubaligh asli yang baru datang dari Jazeera ini, misalnya, Islam di Jawa lho kok ada unsur budaya Jawanya ?

Mereka asli Jazeera mungkin tidak mendalami secara batiniah pengertian orang Islam Jawa sampai ke pengertian hakikat dan Tasawuf, yang penah dimgerti dari Bhagawath Gita, pernah diajari kasih oleh agama Buddha, lha bangsa padang pasir dari Jazeera ini mana tahu “jerohannya” (isi perut) orang Jawa ? tahunya mungkin orang Jawa ini Islamnya tidak kafah, tidak penuh.
 
Terlebih arus pendakwah asli Jazeera mulai banyak berdatangan ke Nusantara  lagi setelah abad ke 18 akhir, banyak kapal api KPM yang ribuan setiap  tahun, melayari terusan Suez ke Hindia Belanda, baliknya mampir ke pelauhan Jeddah kosong.
Daripada nganggur, maka KPM mengundang orang Arab untuk menjadi penumpang kapal-kapal ini  ke tempat yang lebih subur, dengan bayaran yang tidak murah tentu saja.
Mayoritas penumpang adalah orang dari Jazeera jang mengadu nasib, memperbaiki ekominya,  malah banyak yang buta huruf Arab, mubaligh-nya yang paham benar ilmu kitab suci, satu banding seribu.
Runyamnya lagi dengan pengertian masing-masing, mereka merangkap jadi juru syi’ar agama Islam juga, ya tak heran semua yang tidak seperti di negerinya, terlihat jadi bukan mirip Islam.
Toh selama ratusan tahun masa kekuasaan Hindia Belanda, para pendatang Jazeera ini tidak terganggu apa-apa, hanya beberapa gelintir saja yang masuk pergerakan kemerdekaan, untuk mendukung Nusantara merdeka dari Hindia Belanda, mereka rupanya puas dengan pelayanan Pemerintah Hindia Belanda untuk menumpuk kekayaan pribadi dengan berdagang. Ini sejarah.
Baru keturunan mereka yang ke empat, mereka merasa bahwa harus meng-Jazeera-kan orang
Islam di Jawa, kalau bisa, supaya kemurnian Islam menurut azas Wahabiah ala watak dasar masyarakat Jazeera berkembang, nah itu baru benar, menurut mereka.
Tapi, fenomena inipun biasa saja menurut saya, karena lihat saja Belanda pun membuat kita semua bercelana yang mestinya bersarung  atau berkain batik dan berdestar, Eropanisasi.
Bukan hanya itu, watak yang sudah mendarah daging, tolerant terhadap budaya lain karena kita di persimpangan dunia, ternyata salah menurut paham asli tradisi Jazeera, maka -kalau bisa- harus disatukan dalam Pan Arabisme dimotori kaum keturunan  pedagang yang ngertinya cuma fulus. Ini kadang membuat akulturasi budaya terasa menjadi tidak selaras, tidak seimbang.
Tanpa itupun demi keadilan dan rasa kebersamaan sesama manusia, kita orang asli Nusantara, ini mendukung Palestina Merdeka dari kezaliman Israel, pada zaman terang benderang ini. (*)

(Renungan Saya adalah pikiran saya, tak ada kewajiban apapun dari orang lain untuk memahaminya bahkan mengiyakannya, semuanya sudah tertera dalam sejarah Nusantara, Ir Subagyo)

Jumat, 23 November 2012

ILMU GENETICA DAN SELEKSI


Nampaknya ada hubungan yang sangat kuat antara kedua cabang ilmu ini (ilmu genetika dan ilmu seleksi), tapi tidak demikian selama ratusan tahun, hingga ditemukannya wujud materi dan mekanisme bekerjanya DNA olen Watson dan Crick tahun 1951, menyimpulkan para Peneliti mengenai DNA sebelumnya antara lain Frederich Miedscher dari Austria, Poebus Lavene dari Rusia Erwin Chargraff dari Amerika.

Hasilnya rekonstruksi konstelasi DNA di inti sel organisme berbentuk tiga dimensi double helix dari rangkaian DNA, sebagai bahan baku factor keturunan yang belum pernah dilihat wujudnya yaitu “gene”.
Mulai saat itu terjadi langkah panjang dalam penelitian Cytogenetica, sehingga terciptalah organisme transgenic yang tidak pernah ada sebelumnya.

Legenda  dari “gene” yang masih belum jelas  ini melahirkan ilmu Genetica yang dimulai oleh Pendeta Katolik Gregorious Mendel  tahun 1822.
Genetica tidak akan jadi ilmu bila Bapak Pendeta Mendel ini bukan sekaligus menggemari Matematika.
Setelah bolak-balik dicoba, Pak Mendel mengawinkan tepung sari Kacang Polong (Kapri) yang polongnya bulat penuh, dengan sejenisnya. Hasilnya selalu Kacang Polong yang bulat, tidak ada perubahan pada generasi berikutnya.

Begitu juga bila dia mengawinkan Kacang Polong yang polongnya berkerut-kerut dengan sesamanya akan dihasikan bergenerasi-generasi kacang polong yang buahnya berkerut. Baru dia menyimpulkan bahwa faktor yang membawa sifat keturunan adalah tetap atau baka. Dia mengenal ke-baka-an dari “gene”.

Ilmuwan dibidang Agama Kristen Katolik waktu itu mendukung kenyataan ini, bahwa Adam adalah manusia Pertama yang sifat sifat fisiknya ya kayak kita, ratusan ribu generasi keturunannya ya sama, cocok dengan penemuan Mendel.

Yang pertama Pak Mendel menandai dua sifat gene dari kacang polong, yaitu yang bijinya bulat dan yang bijinya berkerut. Kacang Polong AA  dan Kacang Polong BB
Waktu dikawinkan antara kacang polong yang bijinya bulat dengan yang bijinya berkerut, hasil dari perkawinan itu dikumpulkan semua dari satu kebun kecil dekat Monastri (biara)-nya dihitung dan dipilah-pilah, hasilnya polong-polong yang agak berkerut. (F1) semua.

Itu belum selesai, dia mengawikan lagi Kacang Polong yang setengah berkerut ini dengan sesamanya.
Seluruh panen hasil persilangan ini (F 2) : yang berbiji bulat 1, yang berbiji agak berkerut 2, dan yang berbiji berkerut 1, begitulah perbandingannya. Atau disebut 1AA : 2 AB : 1BB.

Perkembangan berikutnya entah oleh siapa, waktu dicoba mengawinkan bunga Primula floribunda (Bunga Mulut Singa) dengan tiga gene 2x(ABC)  dan 2x(A’B’C’) ada tiga macam gene yang berinteraksi, jadi keturunannya (F2)  A’A,B’B,C’C  lha gamet dari organisme bastar ini menjadi macam-macam :   A’B’C’ , A’B’C,  A’CB’,   A’BC  AB’C dan ABC’ dan ABC kombinasi dari gamet-gamet ini acak dan berbanding menurut hukum acak.

A’AB’BC’C –AA’BB’CC’ adalah dua individu yang sama, kemudian A’ABBCC dan  AA’BBCC ; AAB’BCC - AABB’CC ;  AABBC’C - AABBCC’.
Oleh karena penampilan A’A dan AA’ sama saja juga B’B  - BB’, C’C –CC’
Jadi penampilan keturunan (F2) dari organisme bastar dengan tiga gen yang ditandai {AABBCC} :  A’AB’BC’C  : A’ABBCC : AAB’BCC :AABBC’  AAB’BCC’  : A’AB’BCC  :A’ABBC’C   : {A’A’B’B’C’C’}.            

Dengan catatan, kedua jenis organisme bastar tidak kawin sendiri, jadi kombinasi yang  ada dalam kurung tidak mungkin terjadi. Karena Gregor Mendel juga penggemar Matematika, maka kejadian ini sesuai dengan rumus matematika  yang sudah dikenal oleh Matematicient sejak lama.

Inilah hukum persilangan sederhana dari Mendel, dimana satu sifat dominant.
Apabila sifat itu bergabung dan berbagi sama-sama dengan alelle-nya dinamakan pasangan yang intermediate.
Terhadap sifat yang lain disebut resessive (kalah), bila berpasangan dalan satu allele dengan gene yang dominant.

Begitu pula pola empat atau beberapa ratus sifat yang tercetak dalam gene, pada keturunam kedua (F2), dari berapapun factor gene yang berbeda di masing-masing locus sendiri-sendiri.

Selanjutnya Ilmu Genetika Mendelian ini penuh dengan perkecualian yang logis dari dasarnya yang menjadikan buku Genetika sangat tebal, penuh dengan istilah baru.

Memang seharusnya dalam Ilmu Agronomi, ilmu Genetika segera dalam satu semester didampingi dengan ilmu Seleksi, yang diambil dari praktek memperoleh cultivar baru.


Genetica Klasik
Dari chromosomnya ada istilah crossing over (chromosome bertukar sambung dengan pasangannya), ada isitlah diploid artinya cromosomnya 2n  haploid chromorome nya n,  tetraploid dan polyploidy,  ada istila allele artinya pasangan gene, ada multiple allelemorphy sifat yang sama umpama warna merah pada bunga ada M1,M2,M3……. Terletak pada satu locus, jadi ya dominant terus. Ada mutasi gene artinya genenya berubah, ada sex linked gene yang locusnya ada di sex chromosome ditandai dengan X X  (untuk organisme tinggi artinya betina) dan XY(untuk organisme ingkat tinggi artinya jantan). Makanya bukunya tebal.

Bisa dibayangkan kerumitan  para Seleksionis, sungguh tidak terkira, mereka kok masih sempat menciptakan tanaman dan hewan yang lebih baik. Heran.

Untuk melayani kebutuhan para Seleksionis, dalam pengembangannya, ilmu Genetika Mendelian ini diadakan amat banyak hal hal yang menampakkan kecualian dari hukum Pascal ini, dihimpun menjadi satu buku tebal sekali diharap dapat mengakomodasi semua penemuan penemuan para Seleksionis.

Toh demi satu-satunya jalan, para Seleksionis menerangkan segala penemuan  mereka agar bisa diklopkan dengan hukum Mendel dan kecualian-kecualiannya. Tapi sebaliknya dengan Hukum Mendel, dengan segenap pengecualiannya, selalu tidak bisa merancang apa dengan siapa dikawinkan, sehingga keturunan yang dikehendaki sifat-sifatnya bisa muncul, seperti yang diharapkan, hampir tidak pernah, kecuali dengan jumlah populasi yang sangat sangat besar, dan pekerjaan memilih yang sangat cermat.

Sebenarnya para Seleksionis dipaksa oleh perkembangan kebutuhan manusia, untuk mendapatkan suatu organisme yang lebih produktif, lebih baik, lebih cepat memenuhi kebutuhan manusia, labih tahan terhadap hama dan penyakit dan lain- lain.

Para seleksionis mendapatkan jalan pintas yang sudah sangat lama ditemukan oleh umat manusia, yaitu bakat alami dari setiap organisme, terutama yang setiap waktu selalu mengikuti keberadaan masyarakat manusia. Jadi jalan empiris.

Kita malah perlu memisahkan antara pengetahuan logis dan yang mitos atau hanya anggapan saja, misalnya letak pusaran bulu, berhubungan dengan sifat tertentu.
Seleksionis di Rusia semenjak jaman rainessance, sudah berkecimpung dalam perkembangan ilmu pengetahuan masa itu yang menuntut langkah serba cepat.
Mereka membedakan dua sifat dari organisme yaitu sifat yang didapat dari alam yang sudah jutaan tahun menempa organisme hingga kini, adalah sifat yang conservative, artinya sulit sekali diubah. Dimiliki oleh species-species liar dari alam bebas, unpama warna bulu, bentuk kepala pada babi hutan, ketahanan terhadap cuaca dingin dsb. Dapat dipastikan bahwa sifat sifat ini selalu dominant.

Sebagai imbangan dari conservartisme ini ada sifat-sifat yang mudah diubah, sifat plastis, kebanyakan dimiliki oleh organisme yang bastar atau cultivar yang baru terbentuk, banyak mempunyai sifat-sifat yang plastis (nampak resessive), dalam pembastaran.

Berdasarkan pengalaman mereka yang panjang mereka banyak tergantung pada pengetahuan ini dalam menyeleksi obyeknya atau mengawinkan obyeknya untuk mendapatkan sifat yang dikehendaki, seperti juga orang Inggris dalam menyeleksi kuda balapnya, kemudian dengan cara yang sama pada semua ternak mereka.

Habitat asal muasal bentuk liar memberikan sifat sifat yang konservative. 
Jadi organisme bastar adalah bahan dasar untuk diubah menurut kebutuhan manusia karena banyak sifatnya yang masih plastis, dengan konservatisme sifat-sifat organisme alam liar, sebagai counterpart-nya.

Dari pengetahuan yang sesederhana ini orang sudah berhasil memperoleh organisme yang lebih berguna bagi kebutuhannya, dengan perkawinan balik (back cross, combinations) ketimbang mengincar-incar di bawah microscope karena keinginan mengetahui cara sifat-sifat yang baik diturunkan pada keturunannya.

Kemudian baru era tahun 1990-an gene dari Mendelian Genetica tepatnya Cytogenetica menghasilkan transgenic organisme. 

Orang Rusia menandai bahwa dua species yang tidak bisa dikawinkan (disebut tidak kompatibel) entah chromosomnya ndak jadi genap misalnya gamete dengan n chromosome dikawikan dengan gamet 2n chromosome jadi organisme yang 3n mandul. Atau bisa tidak compatible, ada banyak sebab fisiologis yang
menyebabkan.
Tapi mereka menandai bahwa dua species yang tidak compatible bisa compatible apabila dihidupi oleh batang bawah (stock) dari satu species, lebih baik lagi dari satu pohon yang sama. Keadaan ini bisa menembus inkopatibilitas dari tepung sari dan kepala putik.

Makanya siapapun bisa jadi seleksionis yang berhasil, tidak perlu  Sarjana Pertanian, demi dunia pertanian kita yang compang-camping ini, untuk meluaskan wawasannya. Saya kepingin sekali mereka bisa menyambungkan tanaman (grafting atau budding), ini serius, karena saya sudah tua, sebagian besar umur hanya untuk  berhati-hati jangan sampai bikin marah Orde Baru, karena ”minteri” (jawa : memintari) atau mungkin bisa bikin marah Peneliti yang resmi pemerintah.(*)

Khasiat Pohon Kelor (Moringa oleifera, Familia Moringaceae)


Pohon ini sama sekali tidak 'simpatik', jarang orang yang sengaja mananam pohon ini (Pohon Kelor).
Diameter pokok Pohon Kelor yang sudah berusia 20 tahun, kira-kira 20 cm. Bentuk pohonnya kayak sapu lidi terbalik karena sering dipangkas, daunnya kecil-kecil nyaris tidak menaungi apapun, bunga-nya bertandan kuning.

Maksudku menanam pohon ini dari stek batang sebesar lengan, akan aku pergunakan untuk tempat pohon sirih merambat, karena sebenarnya saya kepingin menanam sirih, ternyata sirihnya ndak pernah jadi. 
Pohon ini tingginya bisa mencapai 15 meter, setiap tunas menuju ke atas, mampu melengkung bila kena angin keras.

Permulaan musim kemarau sampai pertengahan musin kemarau, tumbuhan ini berbunga berwarna kuning di ujung-ujung cabang yang menuju ke langit, sampai saya heran kapan pohon ini patah atau tumbang ya ? Sampai sekarang malah saya yang memangkas, gara-gara mau mengambil buahnya yang sangat tinggi di pucuk. 

Buahnya kayak tongkat kurang lebih 30 centimer panjangnya, nama  pasarnya “Klenthang” (e dari enak) bila masih muda enak disayur asem, kulitnya sedikit diserut, hingga nampak kayunya dipotong-potong  10-15 cm, untuk pegangan waktu menghisap isinya, memang ueenak, sepahnya dibuang.

Lha kok di Wikipedia, Kelor ini diberi tempat terhormat, tertulis daun-daun-nya sebagai makanan yang bisa membantu gizi dunia miskin di Asia-Afrika untuk menambah asupan vitamin mineral dan asam amino, karena kandungannya yang luar biasa kayanya.

Sungguh, saya tidak akan men-search nama “Pohon Kelor” di google Indonesia bila saya tidak penasaran oleh keterangan dari kakak saya yang tinggal satu-satunya dari Jakarta, walau umurnya 4 tahun lebih tua dari saya.

Setelah saya pernah dirawat karena “stroke”, hasil C.T. scan (computerized tomografic)  penyumbatan di pembuluh darah di kepala kiri, sehingga bagian kanan dari kaki sampai tangan dan jari jarinya sulit digerakkan, kulitnya rasa ba’al dan kesemutan.

Ilmu kedokteran sudah sangat biasa menangani kasus penyakit stroke jenis ini, nothing special, namanya cerebro vascular disease. Aku diberi infuse dan lewat infuse ini obat injection diberikan.

Waktu dipeiksa tekanan darah saya 180/ 79 dan menurut hasil check darah cholesterol saya HDL 240 dengan selanjutnya saya tidak ingat. Ini biang keladinya. Angka ini saya bisa keliru, dokternya tidak, sudah tercantum dalam status.
 
Kakak saya kemudian memerlukan telepon ke saya bahwa Pohon Kelor adalah obat buat stroke model ini, dia menemukan di buku tipis dan cetakan lama (kegemarannya membaca buku-buku lama) selanjutnya dia bilang 3 helai daun-daunnya majemuk kecil-kecil dalan satu tangkai. Seperti Daun Katu, digodog (direbus) dengan tiga gelas air hingga separo, sudah itu diminum dua kali.

Saya mulai penasaran lantas seperti biasanya saya tanya pada Google Indonesia, Saya ketik “Pohon Kelor” ternyata ada banyak sekali artikel mengenai pohon ini. Sebaiknya pembaca blog ini nanti search sendiri di Google.

Pada Pokoknya ada dua sisi yang diutarakan atas dasar penelitian :

Dari sisi gizi makanan ternyata daun dan buah kelor sangant bagus penelitian USDA :
  • Vitamin A dari wortel 1,6 mg       - Vitamin A Daun Kelor   6,8 mg
  • Calcium di susu murni `120 mg    - Calcium  Daun Kelor    440 mg
  • Kaliumdi susu murni     88 mg       - Kalium   Daun Kelor    259 mg
  • Protein Yoghurt            3,1 mg      - Protein Daun Kelor        6,7 mg
  • Vit C  di Jeruk               10 mg     -  Vitamin C Daun Kelor  220 mg
USDA menganjurkan menjadikan Daun Kelor sebagai bahan makanan tambahan untuk memperbaiki asupan gizi harian di daerah kelaparan, dengan memproses daun ini menjadi bubuk kering, yang nanti dicampur makanan. Luar biasa bukan ?

Cuma anehnya Daun Kelor (Moringa oleifera) ini juga obat yang mysterious. Bisa dipakai sebagai obat penurun tekanan darah atau hypertensi, dengan dosis tiga tangkai daun majemuk direbus dengan tiga gelas air, digodog hingga tinggal separoh, terus dibagi dua, untuk diminum dua kali. Kebetulan saya punya tanaman Kelor yang lagi semi, karena dua bulan yang lalu aku potongi cabang-cabangnya yang lagi berbuah yang masih enak disayur.
Obat jalan yang aku harus minun adalah penguat syaraf dan penurun tekanan darah, pengencer darah dan vitamin.

Di Google ada orang yang bercerita, dia bekerja di Papua, seorang temannya bernama Hans.  Dia ini menderita kesemutan di bagian dari tubuhnya, padahal urusan medical attentions pasti nomer wahid.  Dia tidak telaten, akirnya dia makan bubukan Daun Kelor (yang sedianya buat orang kurang gizi di Papua) lho kok kesemutannya sembuh lebih cepat.    

Kini sebagai efect ikutan dari si penyakit yang namanya cerebrovascular disorder ini, badanku sebelah kanan ya berasa ba’al dan sedikit kesemutan, dan aku juga mencoba minum rebusan Daun Kelor, karena banyak keterangan ini bisa membantu penyembuhan stroke, tidak ada ruginya mengkonsumsi rebusan Daun Kelor ini buatku. Setelah beberapa kali kuminum rebusan daun Kelor ini, badan juga rasanya tambah segar. (*)




Sabtu, 10 November 2012

Pupuk Organik


Tidak habis-habisnya keprihatinan saya mengenai kebutuhan pemupukan yang benar, di lahan pertanian  terutama di Pulau Jawa.
Soalnya selalu sama, pada pemakaian pupuk jenis pupuk organik harus voluminous supaya memperoleh effect  yang diharapkan pada tamanan saat sesudah diperlakukan.

Demikian dengan pupuk organik bisa memberikan effect yang baik sesudah tamanan kedua maupun ketiga. Pupuk ini bisa mempebaiki structure tanah, maksudnya agregat tanah yang berupa butiran dan debu mineral (kebanyakan senyawa silikat) menjadi satu butiran paket structure, sehingga  sangat memperbaiki fisik tanah.
Tanah yang ber-struktur baik bisa dengan mudah ter-airasi sampai dalam, dan air bisa menembus dengan mudah ke lapisan yang lebih dalam. Sepertinya semua orang sudah tahu mengenai ini.

 Kita menempati wilayah tropis, sepanjang waktu ada air dan sinar Matahari, \temperaturnya tetap bisa mendukung vegetasi sepanjang tahun, lantas apa problemnya?

Kita bisa mengerti problem  pengadaan pupuk organik di lahan yang membutuhkan, baik dari limbah hewan ternak maupun dari limbah tumbuh-tumbuhan atau limbah tanaman budi daya, kita bahas satu persatu sumber pupuk organik yang  kita butuhkan.

Limbah dari hewan ternak :
Di seluruh  Dunia ini sudah tidak ada satu Negara pun yang perlu memperhitungkan secara garis besar, berapa banyak ternak besar (kerbau/sapi) dapat dipikul oleh satu satuan tanah yang diusahakan  (lahan pertanian), karena jumlah ternak ini bakal dibatasi sendiri oleh pasar bebas, Yang bisa memperoleh pakan ternaknya dari mana saja asal ekonomis usaha ternaknya masih menguntungkan.
 Misalnya penggemukan sapi sekitar Tokyo untuk mendapatkan Kobe Beef  yang terkenal itu, peternak Kobe mampu membeli rumput kering (hay) dan silage (silos) kelas satu dari Amerika Serikat.

Kerena sebenarnya pakan ternak besar adalah limbah dari berbagai tanaman budi daya. Mulai dari bekatul atau kulit ari nya biji-bijian baik dari Padi, Gandum atau Jagung.
Atau tamanan makanan  ternak bila untuk konsumsi manusia kualitasnya jelek, sengaja ditanam khusus untuk makanan ternak, karena hasil panen yang besar, dengan sendirinya harganya murah.
Sampai ke batang dan daunnya yang masih hijau,  buah dan sayur yang rusak karena hama, yang selalu ada di wilayah pertanian yang luas, bisa dipakai untuk pakan ternak

Limbah pertanian ini di-utilisasi oleh usaha peternakan hewan ternak besar yang mempunyai empat perut besar / memamah biak.

 Dari golongan ternak besar ini saban hari dihasilkan beberapa puluh kilogram tahi/ pupuk kandang segar.
Yang bisa dikumpulkan kotoran adalah ternak besar yang di kandang, paling sedikit di waktu malam.

Pupuk kandang, pupuk organik dari sumber ini bisa dipakai sebagai pupuk [N] karena microba yang berpopulasi menghuni di sana, bercampur urine Sapi atau Kerbau itu bersama.
Pupuk jenis ini sulit diperhitungkan guna  mengisi kekurangan pupuk buatan pabrik yang membutuhkan energi besar dalam  proses pembuatannya dan energi ini semakin mahal saja. Dengan  motif inilah maka pertanian mencari sumber-sumber alternative pupuk yang masih bisa dikumpulkan.
 Pupuk kandang jenis ini sesudah “matang” artinya ter-fermentasi sempurna, harus diberikan dengan dosis minimal 0,5 kg per tanaman untuk mendapat hasil yang bisa dirasakan dengan efeknya seperti diberi pupuk urea sesendok rata.
Jadi bila kita punya tanaman Sawi seluas satu meter persegi isi 25 tanaman ya perlu 2,5 kg/m2, jadi kebutuhan per hectare =  25 ton !
Baiknya pupuk kandang jenis ini sampai tahun tanam ke 3 masih ada khasiatnya.

Lha untuk ratusan hectare cereal crops bisa dapat  pupuk jenis ini dari kandang mana ?
Belum ongkos dan problem pengangkutannya.
 Namun pupuk kotoran manusia, di seputar Medan dan Tangerang, tanpa rame-rame delapan puluh tahun yang lalu masih dikumpulkan, dan dipergunakan sebagai pupuk organik kotoran manusia yang dikumpulkan dari masyarakat  penghuni kota untuk memupuk sayur-mayurnya.  Budaya ini dibawa dari kebiasaan petani China. Konon hingga sekarang di RRC pupuk tinja adalah pupuk organik yang lazim pula digunakan. Malah di Perancis dan bahkan Negeri Belanda juga demikian.
Baiknya lagi sebelum pupuk jenis ini “matang” masih bisa digunakan sebagai sumber biogas untuk berbagai keperluan, sehingga mungkin menggerakkan mesin-mesin yang disesuaikan.
Untuk menghitung potensi pupuk kandang dan kotoran manusia baik sebagai sumber biogas maupun potensinya sebagai pupuk sumber [N] masih sulit dikerjakan, apalagi segalanya harus berasal dari situ sendiri.
Sebab apa ? Dalam sistem  kapitalisme, jumlah berapapun  dalam satu satuan luas masih bisa dipiara ternak besar asalkan cukup beaya untuk  membelinya dari luar area. Sehingga, hasil finish productnya  hanya impas dengan ongkosnya.

Berapa beban untuk satuan area pertanian bisa diberikan untuk memelihara berapa ekor  ternak besar yang masih dalan lingkaran tertutup di lokasi itu ?  Artinya tidak membutuhkan pasokan dari luar wilayah yang lagi dihitung potensinya.

Ternyata angka ini dalam sistem kapitalistik yang integral sulit sekali dinyatakan karena sistem pertanian di dunia “laissez faire”, makanan ternak bisa dilayani berapa saja asal harganya sampai di tempat cocok dengan harga finish produk  peternakan tersebut.
Sedangkan harga pokok finish produk, petenakan tersebut harus dibebani juga dengan peralatan dan infra structure untuk menampilkan  potensi pupuk [N] dan bio gas  yang didapat.
Di samping melatih dan menghargai sumber daya manusia yang menggerakkan sistem ini,  seorang yang harus terlatih dan berdedikasi tinggi.

Lamat-lamat saya masih ingat dari masa lalu saya, waktu belajar di Uni Sovyet tahun 1960-an. Negara dengan organisasi ekonomi rencana secara sentral.  Artinya pelaku pelaku ekonomi tidak bisa dengan sistem “ laisses faire”.  Jadi para pelaku ekonomi  pertanian yang terdiri dari Kolkhos (Kolektivnie Khazaistwo) yang mengelola hingga puluhan ribu hectare, dan Sovkhos ( Sovyetskie Khazaistwo) yang mengelola ratusan ribu hectare, dibebani memelihara ternak besar seekor per-l00 hectare lahan pertanian, itu yang tanahnya subur, dari Sovkhos yang tanahnya campuran dengan yang tidak begitu subur setiap 200 hektare dibebani dengan memelihara satu ternak besar. Lebih boleh, akan tetapi segala pakan baik consentrate maupun hijauan (untuk musim dingin disediakan silages dan hay- artinya hijauan dipadatkan untuk menjadi asam dan tahan disimpan untuk musim dingin) harus dihasilkan sendiri dari areal yang ada.
Dengan perhitungan apa angka ini ditetapkan, sayangnya aku kurang memperhatikan.
Yang jelas Nikita Sergeyevich Khrusyov (alm)  Perdana Menteri Uni Sovyet waktu itu, menganjurkan penanam Jagung yang dalam slogan disebut sebagai daging, lemak (minyak goreng) dan susu – artinya melipat-gandakan jumlah ternak besar, sebagi tanda yang nyata dari kemakmuran.
Sayangnya, para pelaksana pertanian di Sovkhos maupun Kolkhos waktu itu jadi cenderung berspekulasi, untuk daerah utara khatulistiwa, musim vegetasi, artinya bisa mendapat sinar Matahari hangat cukup, sangat dibatasi oleh di berapa derajad lintang utara letak lokasi itu.
 Di banyak tempat Jagung mulai sangat mendereita kedinginan meskipun masa vegetasinya belum selesai, panen tongkol; muda dan batangnya untuk silages perlu mesin panen khusus (dengan mesin pencacah), ini yang membuat perencana sungsang-sumbel alias tambal sulam, tumpang tindih.

Di Jawa Timur, sentra tenak Sapi susu ada di beberapa kecamatan wilayah Nangka Jajar, wilayah Grati (Pasuruan) dan Batu - Pujon (Malang).
Hijauan didapat dari rumput -rumput gajah (Pinisetum perpureum) yang ditanam di tanah tanah yang tidak terpakai seperti lereng-lereng pinggir jalan, pinggir kali, di bawah naungan hutan muda, concentrate bisa dibeli di pasar-pasar  tentu saja dari daerah lain, hingga berapa ekor sapi perah orang bisa memelihara  di wilayah-wilayah tersebut sangat tergantung dari harga susu.

Dapat disimpulkan bahwa memperhitungkan beban yang pas dari lahan subur pertanian dengan berapa ekor ternak besar untuk pedaging dan susu hampir tidak mungkin.
Yang jelas sayur-mayur dan buah-buahan sekitar kandang-kandang raksasa, pupuk urea yang berharga tinggi (kira-kira Rp Rp 8000 /kg harga non subsidi sekarang ini) bisa diganti dengan pupuk kandang.

Kotoran kandang Kambing (Oveis aries) dan Domba (Capra hircus).
Memelihara Kambing apapun verietasnya dan Domba (juga apapun varietasnya) merupakan kesenangan orang dari desa-desa yan khusus, entah karena apa.
Kambing lebih suka dedaunan di atas kepalanya, sedang Domba lebih suka rerumputan.
Kotoran kandang Kambing maupun Domba adalah pupuk yang sangat berharga.
Hanya jumlahnya terlau sedikit untuk segara significant bisa mengganti pemakaian pupuk bikinan pabrik.  Tetap saja kotoran kambing bisa dianggap pengganti pupuk [N] untuk tanaman di halaman berupa buah-buahan favorit atau tanaman hias.

 Pupuk Kandang Ayam
Di sekitar Bogor, pupuk ini sudah ada langganan yang pasti, yaitu penanam oyek atau singkong (*Manihot utilisima)  dipanen daunnya setiap bulan.
Daun singkong muda adalah sayuran yang sangat bagus nilai gizinya, masakan daun singkong tidak bisa dipisahkan dengan rumah makan Padang.
Setahu saya singkong tidak pernah khusus ditanam untuk dijual daunnya ditempat lain seperti halnya di out skirt Bogor.
Pupuk Kandang Ayam dikenal sebagai pupuk  [N dan P].  Cuma, baunya terlalu kuat untuk tanaman buah sekitar rumah. Mungkin nanti sayuran sebangsa Kangkung Darat (water spinach)  dan Kacang Daun (Lembayung yang ditanam dari biji kacang tunggak, dipanen setelah 20 hari) terikut sebagai pemakai pupuk ini.
 Sayuran jens ini tidak mewakili 3% saja dari syuran sub tropis yang ditanam di Gunung-gunung, jadi ya tidak teralu terasa penggantian pupuknya dengan pupuk organik ini.
Sebaliknya jutaan Ayam petelor dan pedaging  di Blitar dan Tulungagung telah membina hubungan  “bilateral” dengan barter secara saling menguntngkan antara mereka,  menukar  kotoran Ayamnya dengan hasil Jagung dari petani Kabupaten Trenggalek, untuk bagian besar dari ration pakan Ayamnya.
Ini contoh penggantian pupuk pabrik, dengan pupuk organik yang cukup signifikan dan saling menguntungkan.

Pupuk Kompos dari seresah dedaunan segar.
Saya, dan mungkin juga banyak warga kota Surabaya sangat berterima kasih kepada Wali Kota Surabaya, Ibu Risma, bahwa beliau  telah menyediakan mesin pencacah dedaunan untuk lebih mudah memadatkannya dan membuat kompos dengan bahan ini.
 Maksudnya supaya tanaman hias dan pohon muda di kota Pahlawan ini bisa mendapat pupuk yang baik dan lama-kelamaan media dari perakarannya bisa diganti dengan kompos ini.
Satu ide yang brilyan, hanya saja belum bisa diterapkan dipakai di sampah basah, karena alat ini masih sederhana , semacan shredder biasa. 
 Mesin ini dibagikan di depo-depo penimbunan sampah di seluruh kota. Karena pasti ada saja orang yang menebang pohon atau memangkas pohon di pekarangan, memangkas naungan jalan, membuang tanaman pelindung jalan yang roboh dll. Mesin ini berguna agar  dedaunan ranting-ranting yang sulit dibuang mendapat tempat untuk dijadikan kompos, selang beberapa minggu dipakai di pot-pot raksasa seputar kota, bravo.

Sayangnya pegawai rendahan yang menjaga depo sampah menarik uang terlulu banyak untuk memangkas maupun mengangkut dedaunan dan ranting itu menjadi kompos yang tentu saja dihargai oleh Bu Risma Wali Kota.
Para pegawai rendahan di depo-depo sampah mungkin tak dapat kita ajak sadar  untuk mengumpulkan serasah dedaunan. Para pegawai atau orang-orang penjaga depo sampah ini tentu merasa tidak bakalan kehilangan apa-apa (nothing to lose) bila orang/warga membiarkan dedaunan hasil pangkasan terbuang percuma. Untuk memangkas satu pohon Mangga sedang, Pegawai Depo Sampah sampai menarik uang 250 ribu rupiah untuk diri sendiri, ini saya pernah mengalaminya. Guna mengkomposkan  serasah itu.  Pikir warga yang terpaksa memangkas pohon Mangganya, ya mending dibakar saja sedikit demi sedikit di lapangan badminton kampung, tanpa ongkos !

Ide Ibu Wali Kota Surabaya -kalau pemerintah punya kesadaran sedikit- sebenarnya bisa diperluas hingga diterapkan di penebangan kayu rimba resmi (HPH) yang telah mengeruk kekayaan Negara triliunan rupiah.
Berapa banyak kayu besar-besar yang dibabat dengan mudah dengan chain saw, harusnya dedaunannya dikumpulkan dan dicacah, dipadatkan dan dikirim ke depo sampah di Pulau Jawa dan Bali untuk diproses atau diperkaya dengan pupuk pabrik.
 Seharusnya ini merupakan kewajiban dari pemilik HPH, keharusan bisa diperkuat dengan kemauan politik  Pemerintah lewat Kementrian yang terkait, -tapi- ya ini mungkin sebatas khayalan saya saja, yang sudah terlanjur lulus sebagai magister pertanian lulusan Russia th 1960-an, jenis orang yang  bahkan hingga dekade 1990-an masih dikejar-kejar pemerintah (sebagian besar untuk ditangkapi tanpa pengadilan). Jadi, ya mana mungkin ide saya didengar pemerintah. Tapi setidaknya Ide Subagyo bisa dibaca di blog ini hingga Insya Alloh ratusan tahun mendatang.

Bayangkan, berapa juta ton kompos yang bisa menyelamatkan kesuburan sawah ladang pulau Jawa dan Bali atau mana saja. Dan tentu saja Pabrik Pupuk tidak usah terlalu mengada-ada menciptakan pupuk organik  bekerja sama dengan penduduk desa yang hanya bisa mengumpulkan kompos sedikit saja.
Daripada menyalah-artikan kemampuan pupuk organik yang dosisnya hanya 5 kwintal sehektare, itu mah urea yang diencerkan (diberi pewarna sedikit) dan dibotolkan latas dijual- supaya harganya terasa rendah ! (*)

(Salam Pertanian dari IrSubagyo, M.Sc, Alumnus sarjana-magister Universitas Patricia Lumumba-Druzhby Norodov, Moskow, Russia angkatan tahun 1959)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More