Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Senin, 17 Februari 2014

ABU GUNUNG KELUD BERBEDA DENGAN ABU GUNUNG API LAIN DI PULAU JAWA.



Sehubungan dengan pekerjaan saya, saat itu Pemerintahah Orde Otoriter, dibawah Pimpinan Jendral Suharto, saya harus keliling Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, sampai areal Transmigrasi di Sulawesi dan Irian waktu itu.
Saya bekerja sebagai Agronomist untuk perusahaan yang memproduksi pesticides yang dibeli Pemerintah Indonesia untuk program BImas/Inmas, diwilayah pertanian daerah tersebut diatas sebagai Promoter pestisida produknya kepada para pemakai yaitu Petani. Saya dilengkapi dengan satu jeep dan contoh pestisida tepatnya adealah insektisida pengendali hama palawija, terutama untuk hama penghisap. Kecuali contoh untuk dibagikan pada calon pemakai, juga leaflets, poster, dan beaya untuk kertemuan dengan petani dan untuk beaya penyelengaraan demonstration plots diseluruh wilayah saya, sebadai kewajiban produsen pestisida kepada klient/calon pemakainya.
Dari kebiasaan keliling di wilayah yang luas, saya jadi terbiasa mengendarai jeep siang atau malam, untuk mengunjungi klient saya, mengunjungi demonstration plots product yang menjadi tanggung jawab saja dimana saja. Mengendarai jeep diwaktu malam hari gunanya menandai kupu/ kaper/ hama apa saja yang menempel di radiator saya paginya. Jalan apa saja saya lalui wong saya bisa pakai roda 4x4. Pagi pagi buta mampir di pasar desa atau kecamatan, melihat pasar pisang, bertandan tandan pisang menunggu pembeli kabanyakan jenis pisang saba atau pisang kayu yang yang bisa di goreng atau direbus, dibuat kolak pisang, langganan kaum bawah, perlu melihat kondisi keuangan petani sekitar pasar, bia dipanen muda artinya isinya belum penuh masih bersegi segi belum bulat hampir silindris berarti petani sekitas situ tidak punya uang ini hanya intermezzo saja.
Anehnya bila saya kebetulan keliling daerah kaki gunung Kelud ada yang saya tandai, tidak saja dimusim hujan tapi dimusin kemarau tumbuhan liar misalnya puhun randu (Ceiba petandra L) atau waru ( Hibiscus tiliaceus L) bahkan rumput alang alang ( Imperata cylindrical) dipinggir pinggir jalan selalu berwarna hijau intensip, kayak bekasnya kena pupuk urea, aneh.
Sudah lama saya pikir, bahwa sesama gunung api aktip yang lerengnya sering saya rambah, gunung Kelud ada istimewanya. Manurut ilmu Physiology tumbuh tumbuhan, unsur unsur dari tanahlah yang membedakan vigor tetumbuhan yang hidup diatasnya, seperti warna hijau yang lebih intensip dilereng gunung Kelud. Lha orang menganggap abu vulkanik yang melingkupinya ya dari gunung api mana saja sama, mengandung silica banyak, besi banyak, aluminium banyak belerang, magnesium, mangan dan micro elemen dll.
Lereng gunung Kelud (diluar kerucut kepundan) lebih kecil sudut lerengnya, dan lebih luas, ciri khasnya semua air mengalir dalam tanah meresap dilam lapisan tebal abu vulkanik dari ledakan ledakan sebelumnya dan sering menjadikan tanah “ngompol” sehingga tanah pertanian sekitar Kediri, Pare dapat menghasilkan tomat bawang di musim kemarau dengan sangat memuaskan, dimana saat itu dilereng gunung yang lain hanya mengandalkan air hujan yang semakin berkurang. Musim kemarau harga tomat kualitas prima dari sana semurah Rp 2000 – Rp 3000/kg !
Sebagaimana ditandai oleh vulkanologist kita, letusan dunung Kelud sekali meletus mengeluarkan material abu vulkanik amat banyak, pebagai perbandingan letusan gunung Merapi beberapa tahun yang lalu, selama sebulan sama jumlahnya dengan yang dimuntahkah gunung Kelud sekali meletus tg 13-2-2014, dengan ketinggian semburan abu vulkanik ini mencapai ketingian 17 km tertiup kebarat sampai Jawa Barat, sedangkan ketebalan abu vulkanik ini di seputar Jokjakarta mencapai 10 mm. atau lebih.
Sedangkan dilereng gunung Merapi yang Di Jawa Tengah semua tumbuhan tepi jalan yang saya sebutkan diatas seperti randu, waru, alang alang  berwarna hijau muda agak pucat tidak se hijau dilereng gunung Kelud.
              Sekarang zaman modern, zaman gampang membuat analisa kimiawi baik kuantitative maupun kualitative, dengan chromatography ( berdasarkan panjang delombang emisi sinar yang dihasilkan oleh satu unsur atau senyawa yang khas dari unsur itu, Cromatography ini bisa gas bisa colom, jadi analisa ini sangat gampang dan cepat asal larutan teranya ada ( murni dan consentrasi yang diketahui).
Anehnya lagi, segala apa produk peternakan ternak besar, dari daging maupun kulit (rambak) dari susu yang dihasilkan di lereng Merapi rasanya lebih enak, daging dan rambak lebih “memes” dalam bahasa jawa yang artinya ya empuk atau enak dimulut, tidak kaku maupun liat, dan memang dihasilkan olahan daging yang banyak macamnya dari sana, sudah tradisi turun temurun antara lain abon, dendeng dan petis daging di Salatiga maupun Ngampel, sedangkan susu dari Boyolali dan Salatiga. 
Alangkah baiknya apabila para pecinta kulinair bisa ikut menandai fenomena ini sehingga bukan lagi  jadi jadi khasanah subjektip saya.
Saya berkeyakinan  setiap gunung berapi aktip di Indonesia tidak saja mempengaruhi tetumbuhan bahkan ternak diatas lerengnya tapi juga lebih dalam dari itu. Sebab pembentukan tanah dilereng gunung berapi yang aktip dalam  sejarah kejadiannya “tanah” bisa “tumbuh” dari batu dasar yang ada dibawah seperti lazimnya di hamparan kerak bumi continent atau karst (batu kapur) dan dari lapisan teratas yang merupakan endapan abu vukanik, sehingga abu ini makin dibawah makin melapuk, sedangkan yang baru diembuskan ledakan gunung api adalah bubuk batu-dasar yang sangat muda, baru keluar dari perut bumi. Karena ukurannya yang relatip kecil (sekecil hingga  5 micron) maka lingkungan cuaca dan sinar matahari, dapat melapukkannya dengan waktu yang sangat  cepat dibandingkan dengan pelapukan batu dasar biasa, proses pelapukan ini memungkinkan setiap partikel debu vulkanik melepaskan hara mineralnya sebagai larutan untuk dimanfaatkan tumbuhan dilingkungan itu dalam waktu yang relatip sangat singkat dibandingkan dengan pelapukan batu dasar di horison C, yang membutuhkan waktu ribuan tahun. makanya tanah dilereng gunung berapi aktip pasti subur.
Jadi marilah kita terima letusan gunung gunug kita yang tercinta ini menjadi satu berkah dari Allah subhanahuwata’ala, serta mepersiapkannya dengan cermat demi keselamatan penduduknya*) 

Kamis, 13 Februari 2014

Kenapa Golput ( mereka yang tidak menggunakan hak pilihnya) Angka prosentase nya begitu tinggi – lk 30 % ?


Nama Golput diberikan kepada sebagian “Pemilih” yang tidak menggunakan hak pilihnya. Bukan  termasuk mereka yang entah kenapa ndak terdaftar.
Pemilihan Wakil Rakyat untuk DPR/DPRD  2009,  mereka yang tidak menggunakan hak pilihnya di dapil Surabaya mencapai 39 %
Sungguh spektakuler. Sementara Calon calon yang tidak terpilih untuk jadi anggauta DPR maupun  DPRD - pada stress bahkan sampai bunuh diri
Rupanya tidak ada  Politisi ,  Pengamat politik, Sosiologist, atau Mass Media yang  menyediakan waktu buat memberikan perhatian dan ulasan mengenai fonomena ini, meskipun hasil perhitungan suara sudah resmi  diumumkan, mungkin karena malu atau tak mampu berbuat apa2 ? Atau saking santun-nya?
Konon menurut UU pemilu yang ada Gulpot ini tidak diperhitungkan adanya, jadi andaikata satu kabupaten calon Bupati dan Wakilnya hanya mendapat 2500 suara tapi itu sudah yang terbanyak, dari pasangan calon yang lain di mesti jadi Bupati dan Wakilnya, meskipun golputnya berjuta juta.
Ada lagi rumour yang mengatakan bahwa DPR sekarang ini akan menciptakan UU yang menghukum barang siapa yang menganjurkan untuk jadi golput. Saya pikir ini pasti diratifikasi oleh DPR sekarang dengan aklamasi penuh. Saking gilanya pada kekuasaan, meskipun ndak punya constituent.

Partai2 lagi sibuk2nya mengadakan tawar menawar saling men-siasati satu sama lain yang mereka namakan “koalisi”.

Ideologi satu2nya  adalah bagaimana  mendapatkan  kekuasaan,  yang sayangnya harus dibagi dibagi. Wah repotnya.
Sebenarnya sejak Rezim Orde Baru berkuasa  sejak tahun 1966, selama 32 tahun betumpu pada  policy demi “Keamanan dan Ketertiban” dengan dukungan penuh dari Militerisme dengan  pendekatan Inteligence, termasuk menghilangkan orang  -  Pemilih malah berbondong bondong datang ke TPS ( Tempat Pemberian Suara) , karena takut, bukan  demi aspirasi - ndak ada Golput tapi malah ada sebagian warga yang dilarang ikut Pemilu.
`Sepuluh tahun – limabelas tahun pertama, Orde Baru berkuasa:
Ya siapa yang tidak takut, barang siapa yang tidak mampak batang hidungnya di TPS adalah mereka yang di KTP nya ada tulisan OT (Organisasi Terlarang) – yaitu tersangka antek Orde Lama Sukarno dan  mereka yang dianggap  Langsung atau Tidak langsung tersangkut Pemberontakan G30S PKI – sampai anak cucunya : dijadikan orang yang harus dirampas hak2 sipilnya  dilarang jadi  Pegawai Negeri,  atau  mencari nafkah  dari  mengajar apapun  disekolah umum  atau menulis apapun untuk diterbitkan  supaya idea nya tidak menular, dan boleh dinistakan se anak cucunya, oleh siapa saja.  Pariah di Negerinya sendiri – sungguh sangat tidak nyaman, siapa mau digolongkan dengan yang ini ?
Pemilihan umum jaman Orde baru sudah beberapa kali:
Di TPS  surat suara syah bila ada tanda tangan Ketua TPS orang yang “terpercaya” dari Pak Camat,  biasanya sesama Pegawai Negeri di RW masing2.
 Tanda tangan dibubuhkan pada surat suara saat sudah diterimakan kepada Pemilih dan akan menuju ka bilik pencoblosan , apa yang bisa dilakukan oleh Ketua TPS yang terpercaya  saat itu ?
Apabila calon pemilih adalah anggauta keluarga Pegawai Negeri,
Apabila sepak terjangnya di masyarakat “vocal” dan dicurigai
mempunyai pemikiran yang tidak mendukung Orde Baru.
Apabila yang bersangkutan diketahui mempunyai hubungan famili dengan mereka yang telah ditahan tanpa batas waktu penahanan, atau dibuang di Pulau Buru,    
Maka tanda tangan sang Ketua TPS diberi code untuk meneliti tanda  gambar apa yang dicoblos oleh si “Belang” ini dan  masuk file di badan Inteligence, mduk file di Babinsa, Koramil, Kodim sampai Kodam, saya yakin sampai sekarang masih tersimpan rapi.
Bisa bisa Pegawai Negeri,  yang se-kasur se-sumur se-dapur dengan  si Usil atau si Belang ini di kotak, artinya tidak di-percik-i  “rezeki” bahkan di-non job-kan.  
Ini bisa dikerjakan karena di satu TPS orang yang masih mempunyai hak pilih tapi dicurigai “mokong” artinya “mbalelo” usil, juga berarti tidak penurut, mereka harus diawasi, toh jumlahnya tidak banyak, orang yang berani mokong itu.

Yang tidak  boleh memilih  blingsatan dirumah saja, tidak diperhitungkan, maklum hanya si Pariah, berapa banyak tidak penting.

Orde Baru bubar tahun 1998 , bukan karena Rakyat memberontak? Tidak,  karena rakyat sudah lumpuh kemauannya,  pendek dan kabur pandangan hidupnya, Orde Baru bubar karena tidak didukung Anggaran Belanja-nya oleh Tuan Besar dengan duit pinjaman yang mencapai 40 % dari seluruh APBN tahun itu, Menteri2nya pada malas, berarti kedepan ndak ada Project yang empuk.
Itu saja.
Menurut pandangan Tuan Besar di Pentagon/White Hause ,  anggauta Dinasti Suharto sebagai erzats/ karbitan Kapitalis Konglomerat ini sudah melampaui batas, menantang sang Tuan antara lain soal Timor Timur dan  jadi counterproductive, kok brani brani-nya.
Begitu Orde Baru bubar, muncul Orde Reformasi oleh entitas yang sama yang oportunis. Sekarang sangat mendambakan aturan kayak jamannya Orde Baru dengan merencanakan UU unyuk menghukum anjuran Golput. Hanya untuk memancing raksi yang akan disapu dengan bantuan penuh Militer. Kayak di Mesir degan referendmnya.
Rakyat yang jiwanya sudah ditelikung selama 32 tahun, semisal tulang2nya masih rapuh, ototnya masih kaku, pandangannya kabur. Karena terhantam krisis ekonomi dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dollar menjadi seperlima dari biasanya secara mendadak jadi miskin,  yang  masih kaya membentuk Orde Reformasi  ramai2 mendirikan Partai2 hingga  38 - 40 nama Partai.
Pemilihan umum yang jurdil (jujur dan adil) begitu slogannya, untuk legalitas Orde Reformasi.
Semula rakyat mulai bergairah  , Pemilu yang pertama  sesudah era Orde Suharto, rakyat dimana mana   membuat gapura2 disetiap kampong dan desa,  dan patung Ogoh2 atas inisiatip dan beaya sendiri, sangat meriah mendukung Partai2 tumpuan harapan mereka.
Tapi pantas ditandai bahwa sesudah Rezim Suharto bubar, hngga kini seluruh aparatur Negara, mulai Lurah sampai Direktur Jendral Depatemen2, mulai Guru Honda ( honorer Daerah) sampai Rektor Universitas Negeri semua dalah cetakan Orde Baru  : Profesor itu harus diangkat oleh Presiden Suharto yang pendidikan formalnya SD,  pinter atau bodoh, lebih bodoh lebih baik,  ndak jadi soal yang perlu mematahkan  ke “liaran” Mahasiswa. Mulai Briptu sampai Irjenpol masih terbiasa  melakukan pendekatan keamanan dan ketertiban secara intelligence militer dengan tujuan pokok mengamankan kekuasaan  Pemerintah– mereka Abri, tulang punggung Kekuasaan,  bukan Penolong  Masyarakat, bukan penjaga integritas batas Negara. Baru sekarang saja kaget kaget sesudah kehilangan pulau Sipadan dan Ligitan.
Birokrat – Rekanan/Leveransier  yang dulunya tertekan oleh tingkah Putra Putri Suharto dalam mengatur Project  mendadak bebas merdeka.  Koruptor -Hakim dan Jaksa – sesudah Orde Baru  ya masih orang2 yang sama, dan mereka ini tahu betul hidup ini untuk apa, berkiprah bebas merdeka a’la Akil Mochtar  walau sudah era Reformasi selama 17 tahun! Atau Sultan Batoebenjol.
Orang 2 kaya  raya,  Konglomerat selama Orde Baru, orang2 yang mampu bertahan kaya raya selama krisis ekonomi yang tak kunjung reda itulah telur2 tetasan Orde Baru peghuni Jurasic Park  yang mereka ciptakan – selama Orde Suharto jaya, Maha Tyranosaurus Rex ini masih mampu  menaklukkan  dan mengendalikan segala Saurus Bhutacakil  seantero Nsantara , begitu Si Maha Tyranosaurus Rex mati lemas, para Bhutacakil saurus ini malah tak terkontrol meraja lela  hingga kini,  merekalah yang bikin sengsara Rakyat    dari  selama era Orde Baru sampai tujuh belas tahun sesudah reformasi.  Saban hari ya itu itu saja yang dihadapi oleh Rakyat  calon pemilih,  malah telur telur yang grade-nya  paling bawah pada netas juga, jadi Danton Satpol PP yang ganas,   dimana2. Rakyat akan menangarai, ngaku dong,  kok elu lagi  gitu.
Memang tidak mudah membina ekonomi kerakyatan  dengan basis pasar tradisional yang penuh sampah, lha kenapa sampahnya ndak ditinggal di Desa2 malahan bisa untuk pupuk ? Memang nggak mudah untuk memperlakukan buruh sebagai Warga Negara   wong mereka kan  hanya komponen beaya produkasi , TKI  yang  terpaksa mengais rezeki di Malaysia sekalian  diperas oleh Yang Mulia Duta  Besar.  Memang tidak mudah memperlakukan rakyat sebagai partner/ sejawat bagfi mereka dalam menjalani  career sebagai Bankers, Burocrates dan Politisi,  oil gas and coal  Traders.  wong mereka si rakyat gurem tinggal  magersari (penghuni gubuk diatas tanah orang lain) di desa2 dan kampong kumuh dan pengap di kota2, sebaliknya sisa ssisa Orde Baru ini  wong kekayaan  pribadi nya  saja sudah trilyunan, lha rakyat itu apa ?

ORDE REFORMASI
Jadi Gubernur BI itu dipilih,  dari banyak  syarat salah satunya harus orang yang kaya  raya (mestinya  nurut ukuran internasional,  bukan kaya nurut ukuran lokal – misalnya Syekh Puji).  Itu seperti Miranda  Gultom yang bilang di satu acara TV jadi Bupernur Bank Indonesia hars orang kaya,  dia baca ketentuan2 resmi untuk jadi calon  Pemimpin Institusi Bank Sentral Republik ini ( Sedangkan Nabi  yang  utusan Allah lahir di keluarga yang terbilang miskin.)
Naujubillah minzalik.
Sekarang tahun 2014 sudah menetap sementara menjalani hukuman di Pondok Bambu ( Penjara Wanita) masih main tenis dan dan menunda ketuaan dengan spa dan massage dengan tukang pijat diantara mereka nara pedana masih terhormat, Sabtu Minggu libur pulang.

Ya  saya kuwatir jangan2 para Golput  in berfikir untuk apa  memberikan apa yang mereka  inginkan; bergegas  ngumpul ke tenda2  menggoreskan “tanda”?  - untuk melestarikan  pesta pora mereka itu maunya – Orasi kampanye supaya didengar oleh  kuping2 di gubug2
seantero Negeri makan beaya trilyunan rupiah dengan segala media.
Toh segala tekad gagah, janji  bhakti,  demi  bangsa   dan Negara bakal diganjal oleh Aparat, Birokrat, Rekanan  Ksatria Pengusaha ahli Lobby, dan hitung menghitung bagi untung antara  tetasan  telur2 Orde Baru  alumni Jurasic Park ?
Salah,  malah mungkin surat suara yang kosong karena si empunya tidak menggunakan haknya alias  golput,  anak buah Andi Merpati malah kerja lembur di Kecamatan kecamatan untuk nyoblosi kertas suara yang kosong sesuai dengan pesanan. Makanya kalau golput ya harus nyoblos, dimana saja asal jangan kotaknya foto si Sudrun.
Sudah begitu malah dalam penyelenggaraan-nya mengumpulkan dan menghitung  “tanda” juga mereka obok2 sediri? Mereka kan pakar IT ?
Sekarang malah  ketahuan bila saksi saksi  mengetahui kecurangan ini malah Hakim Majelis Kostitusi, jelas jelas komponen Golkar Doktor Akil Mutakil Mochtar yang wajahnya berwibawa dan teduh siap dengan dictum memenangkan yang brani bayar 3 ton emas.
Begitu berwibawanya dictum ini sehingga Pakde Karwo Gubernur Jawa Timur yang dimenangkan oleh Hakim MK Bhuta Cakil ini ngotot, bahwa putusan yang sontoloyo  ini: “berkekutan tetap dan mengikat.”
Lha iya saja wong sudah bayar banyak, konon sepuluh miliar – e - kok ada ya fenomena kriminalitas kerah putih ini sudah konangan kok ngotot, ndak malu.
Konstitusi Republik ini  UUD 1945   di amandemen  menyatakan   Republik kita ini Republik Oligarchy.
Rakyat tidak bodoh gitu kan ?
Dibalik ini semua sebenarnya sudah sejak World Bank, IMF, ADB didirikan, ideology Neoliberalisme sudah mengembangkan sayapnya.
Dari Orde Baru ke Orde Reformasi tongkat estafet Leberalisme selalu dijunjung  oleh Para Elit politik, Ekonomi dan Business yang mampu bermain di Negeri ini.  Patah tumbuh hilang beganti. Malah Pentolan judi hwa hwe yang dari hasil rampokan dari dit rakyat kecil, Bandar judi ini dibelikan tanah kebun buah seluruh kecamatan Kuningan  mendapat legalitas dari Bang Ali kala itu, sekarang jadi Ketua Majlis Tinggi Partai Nasdem. Apa maunya ?
Dengan ini bicara apa saja super manis dari Surya Paloh toh  kampanyenya jadi hambar. Jangan jangan desakan pesenan Murdoch untuk membungkus pil racun pahit Neokolonialisme bagi raakyat Indonesia yang malang.

Untuk menegakkan dan mengetrapkan ideology si Datuk dari Neo liberalisme sanggup membakar wilayah hunian anak manusia yang luas,  menduduki wilayah dengan perang terbuka, demi minyak mentah. Apalagi hanya dengan perang terselubung atau perang Intelligence, menyesatkan kemauan Rakyatnya, mudah sekali.

Diantara Bangsa ini tidak banyak orang yang dengan mudah kehilangan prinsip hidup, tidak oportunis yang phragmatis. Bangsa ini telah ditempa dengan pelajaran hidup bermasyarakat dengan hubungan antar manusia dari sumber sumber besar Kebudayaan Hinduisme, Budisme, Agama agama Samawi,   juga hubungan manusia dan Penciptanya.
Hanya sedikit yang menyadari adanya upaya yang terencana dan sistimatis untuk menyusupkan jalan pemikiran Neo Libarlisme, – dengan tokoh tokoh baru yang lebih ganas dan rusak walau nurut standard Liberalisme lama.
Malah ditutupi dengan wajah dan gaya yang anggun dari puncak kekuasaan Republik ini, mengatakan bahwa tindakan  memberi dana talangan bank yang sistemik runtuh karena dikorupsi adalah tindakan yang  “harus dan mulia”, ini diumumkan dihadapan rakyat dengan anggun, tnapa rasa beersalah.

Pernyataan ini akan segera luntur dengan dtangkapnya Anggoro dari Shen Chen China oleh KPK.

Inti pegangan ideology  Neo Liberalisme
Bahwa Kebebasan manusia harus dijunjung tinggi dan penjelmaan dari kebebasan itu harus terjadi tanpa campur tangan dari apapun dan oleh siapapun.  Jadi Petani Gurem bebas diinjak injak oleh sebangsa Bulog atau Dolog swasta atau Negara. Manusia bebas  hanya bisa mendapatkan hasil resultante interaksi kebebasannya dari yang terkecil sampai yang terintegrasikan oleh “Pasar”dengan transaksi dan kontrak.
Semua yang bebas ini harus menawarkan diri ke Pasar, itulah keadilan yang hakiki. Tidak peduli duit modal dari mana.
Dengan pandangan ini teciptalah hegemoni si Penguasa Pasar, yang kebenarannya mutlak,  keadilannya juga mutlak. Keadilan nilai uang.
Malah Penguasa Pasar dengan bersemangat yang berapi api mau dan mampu memerangi secara harfiah  diwujudkan dengan hard power maupun kekuatan lunak atau soft power  terhadap  para Pembangkang.
Dalam hal ini Orde Baru lebih berhasil, Pemilih  datang ke TPS hampir 100%  Orde Reformasi mundur selangkah yang datang hanya 40 %, tapi kayaknya prosentase pemilih kok ndak penting, seperti referendum di Mesir kini.  
Akan tetapi Orde Reformasi sangat berpotensi untuk menciptakan landasan yang lebih kuat berkembangnya praktek neo liberalisme dinegeri ini. Dibantu dengan watak local yang pelupa, ndak menandai track record.
Satu persen dari penduduk telah neguasai lebih dari 70 kekayaan yang tereksploitasi secara Nasional, merekalah yang sudah gerah oleh Dispotisme Militer Orde Baru yang memelihara kroninya saja, sedangkan dengan hutang yang bertimbun saban tahun menyediakan “anggur dan Gladiator” selam 32 tahun,  untuk menenangkan rakyat berupa subsidi sarana produksi pertanian ke Petani,  subsidi energi BBM.   Siasat Despot macam ini terlalu kuno dan counterproductive bagi pandangan Neoliberlisme. Resep  kaum Neolib lebih irit dan ampuh guna mendapatkan “bantuan”  Datuknya neoliberlisme yaitu Amerika Serikat.
Dibuatnya negeri ini tergantung dari import pangan tanpa malu malu, sedah tradisi import kedelai dari USA dan Brasil, kamudian imort beras, import gula unrefined, import hirtikulutura terutama bawang putih dan bawabg merah. Makin kita import makin petani kita tewrpuruk, dan tidak punya daya. Makin banyak yang diiport. Entah kenapa import ini harus dibayar dengan US dollar. Makin msrosotlah nilai rupiah karena ketimpangan neraca pembayaran ini. Sudah terlaksana tujuan neoliberalisme.*)

Mereka dibarisan terdepan masuk ke “Pasar” agar ditawar oleh Paman Sam. Persaingan bebas, semua harus masuk Pasar. Yang terpenting adalah mnengaitkan nilai tukar uang local dengan US Dollar, makanya dilarang keras mencetetak uang local yang tidak sesuai dengan jumlah nilai jasa dan barang. Pekejaan ini harus hanya dilakukan olen US Dollar nurut keputusan Wall Street*)


Selasa, 11 Februari 2014

KEMUNGKINAN “COME BACK” DARI ORDE BARU, WALAU SEMANGATNYA SAJA

Orde Reformasi sudah berjalan selama 17 tahun.
Despotisme militer terpkasa  mengalah terhadap Demokrasi, karena saran dari Datuknya Demokrasi Dunia.
Saran ini tentu saja disertai dengan pesan, apabila “mbalelo”/ melawan istilahnya Pak harto, ya bantuan diketati, lah siapa yang mau menjadi Pandega kapal Indonesia yang akan diketati hutangnya ?
Kini sang Majikan akan makin tidak sabar, tambang logam langka dan emas platinium dipaksa membangun smelter, emangnya gampang membuat smelter dari logam langka ini ?
Kita semua tahu kekalahan Orde Baru bukan dari perlawanan rakyat yang takut mati ini, tapi dari kekeringan sumberdaya US dollar untuk nombokokin RAPBN th 1999. Jendral Suharto lengser bulan Mei 1998, karena para Menteri Kabinetnya tidak pada datang untuk membahas dari mana duit 40%  kekurangan dari RAPBN ini, mengetahui bahwa AS sudah ogah mendukung sang Jendral yang sudah uzur dan mulai mbalelo teradap kebijakan sang Majikan.
Rakyat menikmati kebebasan a’la Orde Reformasi yang masih dalam cengkeraman sang Majikan, diberi kebebasan hal hal yang sepele, dan yang sebenarnya tidak disukai,  misalnya berdemonstrasi, mengeluarkan pendapat dan berpesta Demokrasi yang penuh slogan tipuan yang tak kenal malu. Rakyat hanya kepingin bekeja untuk memberi nafkah yang cukup bagi keluarganya.
Keinginan ini terpaksa ditabrakkan dengan kepentingan sang Majikan, yang mengkehendaki lahan dimana saja untuk keperluan pertambangan, atau setidaknya memproduksi BBM dari sumber yang terbaharui misalnya bio diesel dan bio ethanol, yang tentu saja harus bertabrakan dengan sebagian besar penduduk petani yang dari dulu lapar tanah. Pembukaan lahan pertanian berarti membangun jalan dan jembatan, dana sulit didapat untuk ini, lain halnya bila berurusan dengan Modal Besar, gratifikasinya juga besar, design jalan dan jembatan disesuaikan dengan kepentingan mereka, apa pedulinya?
 Rupanya Pemerintahan koalisi Orde Reformasi percaya bahwa kecukupan  pangan selalu gampang diupayakan dengan import yang sering lebih murah dari harga petani kita. ( entah atas nasihat siapa idea ini, wong harga produk pertanian ini selalu naik turun)  setidaknya bila tanah diutamakan buat usaha para Pemodal Besar untuk digali bahan tambangnya  dan memproduksi bahan bakar alternative bio diesel dan bio ethanol, ya kredit dari Paman Sam akan lancar.
Ada beberapa pihak yang mendorong kearah kebijakan ini, yaitu Kaum Pemodal besar Amerika Serikat yang didukung sepenuhnya oleh Pemerintahan mereka, kaum pemodal Besar dari lain Negara Baru Maju, Kaum pemodal dalam negeri yang melihat oportunitas ini untuk menjadi calo tanah misalnya Hartati Murdaya Poo – yang latar belakangnya dukungan berat dari aliran kuat Agama Budha di Indonesia.
Disamping itu masih ada golongan sudrun yang menggunakan Agama sebagai kendaraannya, dalam pengalamannya bekerja sama dengan Orde Baru nya Jendral Suharto banyak diuntungkan dari import atau manipulasi pengadaan staple food ( beras, jagung gandum), kedelai, gula unrefined, daging, garam, produk horticultura terutama bawang putih dan bawang merah. Para sudrun ini membuat peraturan yang berbeli belit dan tidak transparan dari dana Haji yang jumlahnya trilyunan rupiah sangat rentan terhadap penyelewengan terselubung. Pas dengan grand design untuk menumpuk uang bagi organisasi.
Para sudrun ini sudah jauh mengakar di Bhumi Nusantara ini, dan memang berakar kuat dari kebodohan dan fanatisme Agama. Mareka lagi getol mengumpulkan uang untuk membeli negeri ini.
Sayangnya sebagian kadernya, kaun sudrun yang dipiara dari mahasiswa hingga jadi Doktor dan Menteri Kabinet, kok lepas dari embanan, menyebal dari tuntunan, menuruti nafsu  jasmaniyah yang ternyata masih nista, bertriliun triliun rupiah habis saja,  apabila dihitung mulai terbentuknya Orde Baru sampai Orde Reformasi. Hanya membeli nafsunya yang tanpa batas terhadap tahta, harta. dan wanita. Sehingga duit yang dikumpulkan selalu kurang terus.
Masih mempertaruhkan elektabilitas Partai Partainya dengan memamerkan bagaimana eloknya berpolygami yang dijalaninya, membuta tuli  nekad  (Apa tidak ingat Aak Gym yang ditinggalkan audence nya yang kebanyakan wanita ?)
Sebaliknya, golongan akar rumput, yang kurang berfikir tapi lebih ber-patuh, pada sang Guru, mengambil jalan pintas jadi teroris, pengebom bunuh diri. Menghadiahi kerusakan yang nyata bagi kepentingan Amerika pendukung utama Zionisme. Menempatkan para sudrun betentangan dengan Militer, posisi yang sangat tidak nyaman.
Di Mesir pun jatuhnya Hosni Mubarak yang Dispot Militer yang berkuasa 30 tahun,  oleh seluruh rakyat, hasilnya dinikmati sebentar oleh Ikhwanul MUslimin dengan Presiden terpilih Mohammed Mursi. Kemudian Presiden ini dimakzulkan oleh Militer dan Ikhwanul Muslimin dibubarkan, banyak kadernya dipenjara tanpa bisa bekutik. Jadi jelas posisi yang demikian sangat tidak menguntungkan.
Disini, sudah sulit mendapat grand slam, Kayak Jendral Suharto, tapi masih bisa dapat lesser slam.
Asal saja masih bisa dapat dukungan militerisme untuk duduk di kekuasaan. Seperti yang dinikmati Orde Baru. Maka kompromi dari kekuasaan Orde Reformasi, yang sudah se-iya se-kata dalam menelorkan UU Pemilihan Umum Exekutip/President, dan Gupernur, Bupati dan Walaikota pemilihan anggauta Legislatip di Kabubaten/Kota Madya dan Propinsi PDRD dan DPR RI,  hanya memperebutkan jumlah yang memilih, jumlah yang mempunyai hak pilih dan ingkar tidak menjadikan cacat Pemilihan Umum ( sebab di Amesika ya begitu katanya). Kini malah dimungkinkan  ditelorkan UU lagi yang isinya menghukum barang siapa yang menganjurkan pemilih ingkar jadi golput. Sebenarnya rakyat sudah muak dengan korupsi berjama’ah mereka yang tak kenal malu, mengelak membentak bentak dihadapan public pemirsa TV, bersedia digantung di silang monas, sumpah pocong, menghadiahi somasi, menghalangi pembuktian terbalik, pambuat UU ini nyata sudah sangat tengik dalam mengawal korupsi yang dikatakan “wajib dan mulia”.
Dalam undang undang ini pasti akan disisipkan pasal pasal karet yang bisa “mengamankan” siapa saja yang dicurigai.
Dengan sendirinya propokasi ini dapat tantangan berat dari kaum pedudukung Hak Azazi Manusia, pendukung Hak Kebebasan Warga, dan itu cukup alasan untuk mengadakan penahanan masal demi keamanan dan ketertiban dengan menarik dukungan penuh Militer.  Kerja sama yang terpateri saat itu akan terus dengan dwi fungsi lagi  dengan konsesi para sudrun serta diteruskan dengan waktu yang tak terbatas. Maka akan terbit matahari Orde Baru ke II.
Dengan demikian, apakah small slam, satu kemungkinan  jalan bagi para sudrun memperoleh kekuasaan yang stabil. Dengan menggandeng Militerisme. Melanjutkan supply makanan dengan import ditukar dengan lahan pertanian jutaan hectare untuk HGU yang 70 tahun dan tambang tambang apapun.
Semua senang,
Kader Partai yang kepalanya panas dilarutkan dalam korps Militer yang selalu dalam latihan fisik.   Yang penting Pemilihan lima tahun selanjutnya tidak ada golput, kehendak Tuan Majikan yang bertahta di Wall Street terlaksana*)


Rabu, 05 Februari 2014

GRAND SCENARIO MENUMPUK UANG UNTUK MEMBELI NEGERI INII, SATU CONSPIRASI

Memang menumpuk uang ini sangat “mulia” tidak kurang dari “kemuliaan” menalangi bank yang bangkrut secara massif dan sistimik, yang memungkinkan reaksi berantai di seluruh sistim keuangan mengeri ini, 7,3 triliun rupiah amblas entah kemana. Yang jelas ada yang menggunakan untuk suatu keperluan sebagian besar uang ini.

Sederhana saja, setelah menandai bahwa semua komponen dari sistim Trias Politica di negeri ini bisa dibeli dengan uang, jauh jauh hari ada golongan katakan kaum Sudrun mulai melancarkan operasinya, untuk secara mutlak memenangkan ideologinya.

Bagus, karena sampai kini tidak ada yang punya ideology, kecuali ideology uang. Golongan sudrun ini mempunyai landasan ideology yang sangat kuat dan fanatik, sangat intelek karena dibina dan diangkat derajadnya diperguruan perguruan tinggi dan sangat banyak angautanya, bertahun tahun dalam organisasi, baik organisasi Pemuda maupun organisasi Mahasiswa. Jadilah mereka, katakan kaum Sudrun, sampai tingkat Profesor, Doktor, sarjana S2 dari Luar Negeri dari berbagai bidang.

Kabinet koalisi partai PD selama hampir 10 tahun adalah wahana yang bisa digunakan untuk mencoba kesempatan yang mereka punya. Secara mentereng mereka dajadikan Menteri Menteri penting di Kabinet. Kabinet Presidensial yang dipimpin oleh anggauta golongan yang paling berpengalaman dalam mengendalikan rakyat Negeri ini, kaum Militer. Pimpinan kabinet sudah meraba kemngkinan kemungkinan yang bisa dilakukan oleh sudrun sudrun ini, dan para sudrun juga tahu kehendak “come back” dari golongan yang melahirkan Pimpinan dikekuasaan Negeri ini  untuk berperan ganda, hard power dan soft power dalam satu tangan. Saya yakin kekalahan telak oleh kemenangan JKW/JK, tidak membuat surut upaya mereka.

Perjalanan selama hampir sepuluh tahun dengan pencitraan, untuk mengembalikan haegemony dari kaumnya dengan menaggok  keuntungannya adalah   gangguan dari koalisinya sendiri para Sudrun yang sudah diberi kelonggaran banyak, rasanya kok tidak pernah cukup. Ya karena dikalangan kaum Sudrun sendiri juga timbul faksi faksi, ada yang masih plin plan  berideology, ada yang garis keras, yang siap melancarkan pembersihan dikalangan sendiri, jadi yang duduk dalam kabinet harus bersandiwara melawan pencitraan Bossnya, dengan pertimbangan ini “perlawanan” yang paling ringan tapi digemari media dan mempunyai effect yang nyata.

Secara alami golongan sudrun ini berasal dari warga masyarakat yang paling oportunis pencari kenikmatan yang nyata didukung seluruh puaknya, yaitu uang tahta, harta dan sex. Menunggangi ideologi Agama.( ingat SDA yang lagi menggeliat diproses KPK)  Pengalaman yang paling berharga untuk mencetak uang dan kader kader kaum sudrun di Badan Nasional Negara yang mengurusi staple food, terutama beras dimasa Orde Baru, sebagai hadiah persekutuan besar besaran mereka dalan tubuh Orde Baru  ini. Beras ini paling besar dihasilkan dan dikonsumsi di Pulau Jawa, terutama di sawah dataran rendah dengan pengairan kelas satu bekas pengairan lahan tebu zaman Hindia Belanda. Inilah tempat mencari uang berjama’ah yang luar biasa dikombinasi dengan subsidi saprotan (sarana produksi pertanian) secara luas dan komplit, selama hampir dua puluh lima tahun kekuasaan Orde Baru, ingat to Budiaji yang hanya Kadolog Propinsi di  Kalimantan Ingat Susanto Kasdi dari PT Pertani ? Ternyata ini hanya ujung dari gunung es.

Oleh karena praktek kultur teknis padi yang harus menghindari hama wereng terutama wereng coklat (Nilaparva lugens ), mengharuskan tanam bersamaan dihamparan yang luas bila perlu dan bisa tiga kecamatam tanam bersama), untuk membatasi perpindahan populasi wereng bersayap dan memudahkan pengandalian generasi wereng tak bersayap yang menyerang batang padi di usia sampai tigapuluh rari setelah tanam, dikendalikan dengan penyemptotan masal ( insecticides bersubsidi 80%), malah sering gratis.

Akibatnya hamparan luas ini panen bersamaan, berarti supply gabah diwilayah beberapa kecamatan dilakukan bersamaan, secara alami harga gabah turun. Lebih turun lagi dipicu oleh operasi pasar yang artinya menjual beras dengan harga murah disitu misalnya Rp 7000 /kg, otomatis gabah tambah anjlog sampai Rp 3500/kg, ini dikerjakan oleh “tengkulak” meskipun duitnya dari “oknum” Dolog. Tengkulak memproses gabah dan menjual ke Dolog dengan harga resmi, Rp 8000/kg, untung Rp 1000 rupiah/kg dibagi bagi, kali berapa ribu ton.

Di sisi lain petani hanya menggerutu karena harga gabah anjlog, beban modal bertani usahanya sangat dibantu oleh subsidi dan kredit dan harga subsidi 80% untuk pestisida dan 50% pupuk urea dan TSP!
Setelah sampai di gudang yang bertebaran disetiap Kabupaten dan Kecamatan, sering beras ini ternyata milik perorangan dan dikarungkan dalan kantong polypropylene woven dan disablonkan label dan tanda merek dagang beras import dari Thailand, Vietnam bahkan Mesir. Ada Exporter langganan berkantor di Singapore exporter beras, yang bisa mengexport beras abal abal, artinya hanya document export saja, komplit seperti pegiriman sungguhan termasuk L/C dan BL dengan nama kapal dll.
Samapi di Indonesia diproses seperti “biasa”, berasnya emang sudah nongkrong di gudang klas satu lengkap dengan logo adan asal beras tersebut.
Transfer pembayaran abal abal dalam lingkungan sendiri. Uang benar benar disetor kepada a/c yang dikehendaki, maka tercucilah uang haram yang bisa bertrilyun-trilyun rupiah.
Termasuk didalamnya uang sapi, kedelai, beras yang tidak bisa dilacak oleh siapapun pencuciannya, dikumpulkan sebagai alat untuk pembelian Negeri ini oleh kaum Sudrun, yang memegang kunci administrasi Negara. Tidak heran diantara Pentolan sudrun ini memilih membayar uangnya cash dari Singapore. Dengan alasan yang jelas untuk dicuci tanpa bekas. Karena parsaingan diantara sudrun sudrun supaya tidak diketahui temannya sendiri yang juga pesaingnya.
 Tidak heran diantara sudrun sudrun ini ada yang mengimport sapi secara nyata dan mungkin abal abal duitnya juga dicuci cara ini, termasuk kedelai, minyak goreng, gula unrefined semua ini jutaan ton, dengan segala alasan, kenapa bukan gas dan BBM, ini masih dalam proses penguasaan lapangannya.- Bisa di lihat siapa Rudi Handini, siapa Sltan Batuijo.
Tapi lain halnya dengan lahan pertanian, produk hutan, produk pertanian, semua sudah ditangan kaum sudrun untuk secara efisient digunakan demi mengeruk dan mencuci uang, dan bila waktunya tiba semua Republik ini bakal dibeli dengan uang itu, komplit dari aparat Judikatip, Legisatip, dan Executip, beserta dengan Direktur Bank Centralnya. Tambah kekuatan sewaktu Atut, Kodok Bangkong, Akil Bhutocakil, Rubi, pada keluar dari bui, bakal diangkat sebagai donator dinamisator dan anggauta Majlis Tinggi para sudrun.. Adapun Militer karena doktrinnya beda, akan dikuasai bertahap dan halus, bukannya tidak mungkin karena Bossnya Boss di Dunia ini akan sembuh dari trauma Iraq dengan Saddam Husainya. Dibeli juga Congressmennya dan Senatornya seperti Park Chung Hee pernah membelinya, relatip murah kok. Sayangnya sudrun sudrun ini kok suka petita petiti ngebelain ISIS, lha boss jadi curiga, seban Indonesia sudah digadang gadang jadi moderate.
 Sayangnya, untuk para sudrun pejuang pejuang sudrun yang ada di garis depan menguasai seluruh atau sebagian dari lapangan kekuasaan di Kementrerian Kementerian, tidak bisa menahan nafsu terpincuk pada nafsu yang dimiliki secara tradisional oleh para artis dan actress, yaitu tahta harta dan sex, yang kita tahu tidak akan ada ada batasnya.
Maka konspirasi membeli Rebublik ini agak tertunda, sampai kader mereka yang berani mati cukup waktu untuk membangun track record dengan sabar dan pasti, sehingga tidak memilih jadi pengebom bunuh diri.
 Sayangnya lagi, untuk saya, rakyat kita tidak cermat mengikuti track record para sudrun ini, apalagi yang sudah pake jubah 
 sehingga bila sang Kecoak, Kodok Budug bila mereka sudah mengenakan jubah putih dan sorban besar kayak Pandita Durno, rakyat jadi mengikutinya dengan patuh dan semangat.
 Sayangnya lagi untuk pak DR.Rizal Ramli, ndak membuka hal ini, lantas segala kemungkinan bisa. (*)

Ir Subagyo, M.Sc : Sekali lagi pesan saya, tulisan ini dan se`mua tulisan saya di blog saya hanyalah untuk kaum yang berfikir, karena saya tahu dan paham bahwa berfikir itu berat, ada yang sampai stress gara- gara berfikir soalan yang mendera Bangsa. Berfikir itu bikin ubanan, stress dan kadang frustasi. Tapi, cara saya berfikir adalah mengikuti saja yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, karena Alloh SWT menyuruh kita berfikir dalam garis kebenaran yang lurus. Banyak orang yang susah berfikir, bahkan sudah tak mampu lagi melihat jalan mana yang lurus dan apa itu jalan yang benar kemudian datang untuk curhat pada saya. Pikiran kebenaran mereka ini lumpuh, ibadah tiap hari bahkan pergi jauh ke Tanah Suci hanya untuk mengobati hati nurani yang luka, tapi pikiran kebenaran tetap lumpuh, saya terus terang prihatin melihat generasi demi generasi sudah tak mampu lagi berfikir, hanya joget saja, pokoke jogetlah... Sekali lagi berfikir itu memang amat berat. Mungkin Tuhan menciptakan orang yang mampu berfikir dalam itu



































































































hanya sedikit saja? Yang lain ya joget saja, pokoke joget...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More