Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Jumat, 28 November 2014

BALADA WARGA iNDONESIA YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA

BALADA WARGA INDONESIA YANG MENDERITA GANGGUAN JIWA
Saya akan  menceritakan balada orang gila ini dengan cara perfikir orang awam pada umumnya, yang tentu saja banyak salah pengertian dan salah perlakuan sehingga lebih banyak membuat kemudharatan dari kebaikan terhadap si penderita dan keluarganya. Tentu saja dengan harapan bahwa ada upaya yang positip dan tidak berbelit belit dari masyarakat yang dimotori oleh institusi tempat rakyat awam mengharapkan perlakuan yang benar dari Pemerintah sebagai esensi Kekuatan masyarakat.
Masyarakat menganggap orang yang menderita gangguan ini jiwa lebih ke jengkel, jijik, menghindar, sampai ke mengusiran dari lingkungan, pengucilan dan memasung. Sedang para sanak familinya lebih banyak mengucilkan dari menolong, ataupun tidak mengerti bagaimana menolongnya.  Paling paling hanya memberi sedekah sekedarnya dan mengusirnya secara halus maupun kasar layaknya seorang pengemis. Kami orang awam tahu bahwa gangguan jiwa itu “gila” dan memberi aib keluarga.
Kami masyarakat juga mulai tahu bahwa kegilaan itu bila dirunut lebih mendalam sangat dipicu oleh ketimpangan masyarakat. Jadi makin timpang masyarakat, kasus gangguan jiwa makin meningkat. Dari itu masyarakat selalu menhubungkan penyakit ini dengan ajaran agama, mengenai gradasi rezeki dan nasib manusia yang sangat timpang, maka yang dianggap pakar dalam agama sekaligus pasti mampu mengobati gangguan ini, artinya bisa menjadikan si pendertia tenang jiwanya. Apa kenyataannya demikian ? Ternyata tidak selalu. Konsekuensinya, esensi dari masyrakat yaitu Negara yang nyata dari Pemerintahannya harus waspada dan lebih sungguh gungguh menangani gangguan ini, bila semakin merasa masyarakatnya masih timpang. Karena  dalam periode dimana diperlukan pengerahan “fund and force” untuk membangun Negara, 1 – 2 % dari jumlah penduduk, usia productive menderita gangguan jiwa bisa mwncapai 8% pada umur productive akan menjadikan spiral menurun dari kekuatan ekonomi masyarakat karena penanganan yang salah, maka Negara nampak sangat primitip, dana dan tenaga sanak family bila ada, yang dfiharapkan Negara, terbuang tidak produktip. Penanganan oleh Negara memang sudah dipateri oleh UUD tahun 1945, hanya pelaksanaanya bisa menyimpang sejauh pangertian palaksananya yang memang masih rendah derajad kebudayaannya.
Gangguan jiwa  bahasa halus dari kata “gila” khalayak umum lebih senang membedakan gangguan jiwa dengan “stress ringan” atau “stress berat” padahal keduanya juga masih termasuk gangguan jiwa.  Anggapan umum stress masih lebih terhormat dari gila, bedanya hanya bila stress itu ada pemicunya, kebanyakan pemicu ini adalan kondisi kehidupan yang dirasa berat, tak tertanggungkan, sedangkan gila itu pemicunya dari dalam penderita itu sendiri, atau nyaris tanpa pemicu apa apa dari luar dirinya, sekali lagi ini pandangan umum, jadi umum menganggap stress biasa maupun berat masih bisa ditenangkan atau disembuhkan, pulih seperti semula. Sedang selain itu semua gangguan jiwa ya gila, dari jenis ini ada yang sangat sulit disembuhkan dengan obat pharmasi ada yang bisa ditenangkan dengan obat , durasi keadaan normal tidak ada yang bisa mengatakan bila tanpa obat dokter.
Meskipun kenyataannya disiplin ilmu mengenai gangguan jiwa ini termasuk cabang ilmu kedokteran yang paling ketinggalan, tapi setidaknya gangguan jiwa sudah dipilah pilah antara neurosis dan pschychosis, malah sekarang dipisahkan antara    kafedra saraf dan kafedra ganggugan jiwa. Malah sudah ditandai dasar material di otak yang mengendalikan berbagai kegiatan otak, misalnya yang barusan mendapatkan hadiah Nobel adalah penemuan material di otak yang nenjadi dasar mengingat lokasi/tempat atau GPS (geo posisioning system) pada computer. Ilmu Kedokteran juga telah mengklasifikasi gangguan jiwa, akan tetapi umum atau masyarakat belum mendapat pengertian  secara semestinya mengenai itu misalnya golongan paranoid, golonganan schisophrenic golongan maniac, golongan phobia dan lain lainya, yang tentu saja menggolongkan juga tingkat bahayanya terhadap masyarakat, karena penyakit gangguan jiwa dalah penyakit masyarakat dengan kata lain gangguan ini menyebabkan orang jadi besifat menyebal dari kaidah bermasyarakat secara umum dan hampir tidak bisa mengikuti kaidah umum hidup bermasyarakat. Sangat mengganggu kehidupan normal dan narmony masyarakat. Misalnya ”kleptomania” kecenderungan suka mencuri, alangkah fatalnya bila pencuri kambuhan ini dianggap kejahatan yang dihukum badan, bukan diobati seperti penyakit. 
Lha apa yang bisa dsperbuat masyarakat unutk menangkal gangguan harmony pergaulan yang sudah sangat tegang oleh keadaan ekonomi yang timpang ini ? Yang selalu jadi kendala adalah hubungan antara Negara dengan masyarakat.
Negara menjadi nyata bagi masyarakat dengan adanya institusi pemerintahan baik yang administrative, pengawasan dan pengendalian demi kepentingan umum, maupun keamanan. Dari menteri ke Lurah/Kepala Desa, dan institusi teknis seperti rumah sakit, kelistrikan, jalan dan pemeliharaannya, polisi dan sebagainya yang dibeayai Negara Pemerintahan Pusat dan Daerah – yang sayangnya sudah enampuluh lima tahun merdeka ini masih sangat rentan terhadap panyalah-gunaan wewenang desemua tingkat dan korupsi berjama’ah alias penjarahan uang Negara oleh aparatnya sendiri disemua bidang.
Masyarakat mengikuti sistim yang diciptakan oleh Pelaksana Pemerintahan Negara, meskipun undang undang masih harus “di-ingat”. Peraturan Negara dan Daerah sampai ke Undang Undang Dasar bisa dibengkokkan ditafsirkan seenak perut Penguasa demi kepentingan pribadi dan golongan.
Sebagian kecil dari praktek itu  kayak Rumah Sakit mewah di Jakarta yang menuntut pasiennya hungga mencederai perasaan umum, demi menanggok uang. Begitu pula menampungan orang sakit jiwa, banyak usaha untuk menanggok dana dari Pemerintah Daerah maupun donatur swasta untuk mencuci uangf curian, yang pasti keluarga dari si penderita gangguan jiwa yang diincar, yang lolos beroperasi bukan demi kepentingan penderita, tapi demi uang  Sedangkan institusi Pemerintahan penyediakan pelayanan medic bagi penderita, bagi yang miskin malah gratis tapi dengan kehati hatian mereka yang luar biasa, aturan demi kemudahan oknum oknumnya, membuktikan kebersihannya dari dakwaan makan duit yang ini ( tapi yang lain mana kita tahu ?). Akibatnya sudah dapat ditebak administrasi yang rumit. Uang masyarakat yang digunakan untuk obat obatan, jasa professional dokter ahli (dengan tarif Rp 100.000 - Rp 150.000) sekali visite, makan dan perawatan inap. Ini diberikan gratis, meskipun dengan administrasi super ketat. bagi penderita gangguan jiwa yang miskin. ( Sedangkan nilai seluruhnya bila harus bayar bisa mencapai lebih dari Rp 60 000 – Rp 150,000 sehari belum termasuk obat obatan, penyembuhan gangguan jiwa makan waktu yang lama, baik miskin atau tidak
Upaya mendapatkan surat keterangan miskin.
Tantu saja yang berkepentingan tidak bakal bisa mendapatkan dengan upaya sendiri surat sakti ini. Yang pertama dibutuhkan surat pengantar dari Ketua RT- Rukun Tetengga, petugas administrasi Pemerintahan paling depan dari sector administrasi Kependudukan, sukarelawan dipilih warga, diantara mereka. Kemudian dikuatkan oleh- ketua RW hasil pemilihan bertingkat para ketua ketua  RT, mereka ini dipilih para RT tanpa kualifikasi yang khusus. Harus cukup sopan terhadap mereka, meskipun level mereka mungkin hanya golongan satu atau dua di PNS, atau pegawai rendah di swasta, kecuali itu harus pagi pagi sekali sebelum mereka berangkat kerja, atau selesai megrib, kapan mereka tidak pergi. Terus ke kekelurahan,
Oleh pegawai kelurahan diterima di bagian registrasi, harus membawa Kartu Keluarga dmana nama penderita sudah ttercantum.  Anehnya pengantar itu menyatakan bahwa saya si pembawa surat ini miskin, untuk mambeayai si penerita yang namanya si Anu. Surat ini sudah di verifikasi oleh RSJ Menur, bisa dipakai. saya tidak mengeti kemudian akan terbit kartu miskin entah atas nama siapa, atau penderita atau saya. bila atas nama saya akan menjadi problim nantinya bagi saya, sedang si Penderita gangguan jiwa tidak terigister bahwa dia memang miskin dan bila kambuh pasti membutuhkannya.
dari Kelurahan si penderita sudah tidak mampu mengurus sendiri karena penyakitnya, alias harus dikerjakan oleh sanak familinya atau orang yang peduli. Dari kelurahan ke Puskesmas terdekat  bagaimana caranya  untuk membawa si penderita terserah, dari Puskesmas diberi surat pengantar ke RSJ Menur oleh petugas. Dari Kelurahan dan dari Puskesmas pengantar tadi harus dibawa ke kantor BPJS dulu, untuk mendapat keterangan. Jarak kantor PBJS dengan Kelurahan dan Puskesmas di kota kami Surabaya ada 15 kilometer, sedang dari BPJS diberi keterangan bahwa surat miskin ini barlaku hanya satu bulan sesudah itu ada kartu miskin atas nama (penderita atau saya ? ), karena identitas penderita sudah deregister dalam komputernya yang tentu saja permanent kecuali si penderita mendadak dapat rejeki besar yang nomplok Alhamdulillah. Not so fast kenyataanya ndak begitu, petugas informasi BPJS menyilahkan saya untuk menanyakan ke RSJ Menur, apakah surat pengantar ini sudah cukup. Ternyata petugas verifikasi RSJ Menur, menyatakan bahwa suat pengantar dari Puskesmas bukan yang dimaksud oleh RSJ, tapi form yang lain, yaitu mengandung rujukan dan surat pengantar untuk warga yang dinyatakan miskin oleh Pak Luran harus dilegalisir, oh ini membingungkan, maksudnya difotocopy hingga 15 lembar dan fotocopynya ditanda tangan dan dicap oleh pak Lurah. Trus harus kembali juga ke Puskesmas untuk minta rujukan dengan form yang sudah ada. Ini satu sistim administrasi yang foolproof tapi yang menjadi korban adalah mereka yang di pingpong, karena waktu pemberi surat pengantar dari Puskesmas, si pemberi rujukan sudah tahu bahwa RSJ Menur pasti minta rujukan, Pak lurah ya sudah tahu bahwa surat pengantarnya untuk bukti bahwa si penerita miskin dan dibayar oleh Pemerintah Kotamadya, mungkin Pak Lurah tahu juga bahwa RSJ Menur membutuhkan tanda tangan legalisasi fotocopy surat miskin ini bahkan dibutuhkan ratusan lembar, sebab setiap langkah perlakuan terhadap pasien miskin yang makan ongkos harus ada surat keterangan miskin yang photodopynya dilegalisir, artinya fotocopy saja terlalu gampang dibuat untuk pembenaran pengeluaran fiktive. Sampe segitunya RS-Jiwa ini ya ?, tapi ya pantaslah, ini pengaruh lingkungan.  
Persoalannya penderita sakit jiwa itu sudah miskin karena tidak ada yang mau peduli, masih harus putar keliling menuruti sistim administrasi sistim ban berjalan, dimana yang jalan itu rakyat yang membutuhkan dan jalan tidak dekat alias mengitari kota. Sistim ini populer dan berlaku disetiap kebutuhan administrative warga negara di Nagara ini. Waras atau gila. Disini yang paling waras adalah pejabat pemerntahan yang harusnya melayani public, tapi berhubung mereka cetakan Orde Baru sampai ke tulang sungsum, mereka ya sepeti itu, hobbynya membuat susah rakyat. Jelas sistim Presiden Joko Widodo tidak begitu, Itulah ironinya mereka diajak ber-revolusi mental artinya mental membantu rakyat. atau bekerja dengan nurani Bisakah ? Rupanya PNS pelayanan publik ini  bekerja untuk mengikuti sistim,  bodoh bagi pikiran sehat, tapi sangat efektip untuk menjadikan Presiden yang baru ini jadi bahan tertawaan *)

Jumat, 21 November 2014

PERJUANGAN UNTUK MERDEKA,OPORTUNISENJADI DISPOT DILANJUTKAN JADI PENDIRI DINASTI FEODALpatnya despot dan monarchy


PERJUANGAN UNTUK MERDEKA, OPORTUNIS MENJADI DISPOT, DILANJUTKAN JADI PENDIRI DINASTI FEODAL.
Abad ke duapuluh ditandai dengan pergolakan  rakyat yang hebat, diseluruh dunia.  Saya melihat pergolakan ini banyak diwarnai  dengan nasionalisme, otomatis  disatukan dengan ideal  keadilan mendapatkan nafkah, karena kebanyakan pergolakan pergolakan ini dimotori oleh semangat anti penjajahan  negara negara industry, sedangkan susunan masyarakatnya masih feodal bergerak ke demokrasi. Sangat tidak mengherankan bila banyak idealisme mengenai kehidupan yang lebih baik dari satu masyarakat sebelum nenjadi “jajahan” ya masih dalam rangka feodalisme, jadi dari pergolakan itu berulang kali muncul seorang despot bahkan seorang pendiri monarchy.  Memang beberapa puluh decade pertama abad keduapuluh, kehidupan masyarakat yang dibawah penjajahan sudah dingin terhadap kaum feudal local maupun asing dari Negara para Tuan, oleh karena pengalaman lain tidak ada maka dari masyarakat terjajah yang hanya tahu  monarch atau despot, yang didapatkan ya itu.  Saya maklum sekali ketika ada gerakan rakyat jazirah Arab untuk melawan penjajahan Kesultanan Turki, kemudian Inggris, kaum Beduin Arab mendapatkan despot Ibn Saud. Saya maklum adanya gerakan rakyat Lybia melawan penjajahan Italia, kemudian Amerika Serikat, semula dipimpin oleh seorang sufi Omar Mochtar yang tertangkap pasukan Italia dan digantung, dituangkan dalan film Hollywood “ The lion of the desert” oleh sutradara Mustapha Akhad, kemudian mendapatkan pemimpin kolonel Qadaffi yang jadi presiden 41 tahun, rakyat Mesir mengadakan perlawanan terhadap dominasi Inggris,  kemudian bank Dunia akhirnya mandapatkan pemimpin Hosni Mubarak dari kalangan militer yang jadi presiden hampir 30 tahun. Di Irak semula berontak terhadap dominasi Inggris dan Amerika mendapatkan pemimpin  Saddam Husain yang sangat despotic selama 24 tahun. Iran menentang  dominasi  Barat, mendapatkan dinasti Pahlevi sampai generasi yang kedua jadi raja diraja. Merembet ke Afganistan, oleh dorongan oportunis kiri setempat, malah Komunis Rusia ikut nimbrung perang kesana, hanya menghasilkan pemimpin yang tidak diturut oleh semua faksi pejuang di sana. Di tempat tempat itu selalu ada kemiripan kejadian kejadian atrocity. Semua dengan dibumbui  pengkhiatan pengkhianatan, menjual teman seperjuangan, semua dengan pembunuhan bembunuhan  antara mereka sendiri secara massal, sulit dimengerti dan sia sia. Kemungkinan disebabkan petentangan puak puak kuno yang terikat pada adat dan dendam, pada suku bangsa yang mendududuki tanah pertanian sudah puluhan generasi, masih belum terintegrasi menjadi satu bangsa, misalnya di Aljazair.  Menurut pengamatan saya, disemua wilayah yang saya sebutkan ini para pejuang di masing masing tempat terdiri dari suku suku yang sudah sangat tua, mulai dari suku Arab Qurais atau Baduin di Jazirah Arab, suku Kurdi di Utara Babylonia, suku Tuareg di Aljazair dan Libya, suku Berber di Libya, suku bangsa Parsi di Iran dan Irak, suku Pustun di Afganistan dan Pakistan yang semua mereka berdarah panas dan ganas. Mereka semua tidak mengidentifikasi dirinya sebagai bangsa, tapi sebaliknya identitas mereka atau panji panjinya adalah  Islam. Sedangkan Islam sudah dari semula memberi pesan bahwa perubahan tata bermasyarakat manusia, hanya bisa dilakukan dengan selamat, apabila semua perbuatan dimulai dengan bismillahirakhmanirakhim, Setidaknya meneladani Salahuddin al Ayubbi atau langsung Rasulullah Muhammad salallahu alaihi wassallam, yang mendapat wahyu dari Allah lewat malaikan Jibril. Kok ndak digubris baik oleh syi’ah maupun sunni, atau Front Pembelanya  yang malah membela Ratu Atut Chosiah pembangun Dinasti penguasa Banten yang makin teritnggal.
Informasi dari google mengenai Lybia, bahwa Muamar Gadaffi cukup pupulis memakmurkan rakyatnya dengan indikasi melek huruf yang mencapai 83% penduduk  Libya  selama kekuasaannya, semua pelayanan kesehatan sampai berobat keluar negeri dibeayai oleh pemerintahnya. Setelah empat puluh tahun berkuasa pangkatnya tetap Kolonel, bagaimana sikapnya  kepada golongan suku yang tidak suka dengan dia, sapakah dihadapi dengan   kebengisan ego atau dengan  kebijakan yang elegant ? Kok diberontak dan dibunuh dengan anaknya sekalian dipertontonkan diruang pendingin di pasar daging beberapa hari, dimakamkan dimakam terahasia – kena apa, apakah perlakuan yang demikian itu setara dengan dosa kepada rakyat dan Negaranya ? Saya menduga Muamar Qadaffi masih belum bisa memuaskan rasa iri dan dengki dari pemimpin puak puak yang punya sejarah sendiri dari benci dan irihati antar mereka, iri hati dengannya,  belum terintegrasi dalam satu bangsa Lybia yang makmur.
Bisa ditandai juga bahwa kebetulan diwilayah wilayah yang tersebut diatas      ikatan kesukuannya, bahkan ikatan puak puak mereka begitu mendalam dalam waktu yang sangat lama berabad abad terikat dengan dendam dan hutang budhi. Jelas diwilayah itu sangat jarang lahan pertanian yang bisa menampung satu masyarakat berjumlah besar, melainkan terpencar pencar dalam jumlah yang sedikit, baik itu merupakan oasis maupun lembah sungai – wadi masih bisa mendukung vegetasi selama musim hujan yang kering waktu kemarau panjang. Bila sebagai bangsa saja tidak  diupayakan dengan konsistent memperkuat pondasi kebangsaannya oleh masyarakat mayarakat  yang mendiami lokasi lokasi wilayah itu, sedangkan alam juga tidak mendukung terbentuknya nasionalisme yang wajar, ya gimana bisa terbentuk satu “nation” untuk mempertahankan integritas masing masing Negara dari wilayah itu ?
Sebenarnya sejarah membuktikan bahwa  ”nation building” tidak saling berkait dengan adanya feodalisme maupun despotisme dimasyarakat itu, melainkan  tingkat perkembangan masyarakat itu sendiri.  Di kurun waktu zaman ini “nation” masih sangat diperlukan untuk mempertahankan hak hak ekonomi satu Negara di wilayah, itu,  karena azas kapitalisme sangat mengincar sumber daya alam dimana saja, tanpa mempedulikan rakyat setempat. Nasionalisme hanya bisa mencegah secara moral sedikit saja hak satu bangsa atas sumber daya negaranya dengan mencegah “penjualan bangsa dan kekayaanya” dengan azas Phragmatisme yang dangkal.  Bupati Buol, narapidana Amran Batalipu, serangkaian dengan Hartati Murdaya Poo yang calo, untuk menjual sumberdaya Negara ini kepada asing, setiap mereka tidak akan merasakannya karena azas phragmatisme yang dianut mereka, "buat apa keluar uang sendiri bila dari luar datang mengalir ?"
Saya dengar, bagaimanapun perilaku Saddam Husain, yang kasar dan despotik, sebagai kepala Negara masih tetap mengupayakan bangsannya bangsa Irak, hidup kecukupan, yang sakit, yang sudah uzur disantuni dan yang muda diberi lapangan kerja. Despot bewatak keras ini memerintah selama 24 tahun. Apakah dia memperlakukan bangsanya yang risih dengan kekuasaannya yang absolut dengan kebengisan dan egoisme, atau elegant seperti Ratu Sirikit terhadap orang yang muak terhadap adat Feodal dari Dinasti Rama di Thailand ? Hamya orang Irak sendiri yang tahu. Adapun gesekan antara puak antara shiah dan sunni, sebenarnya harus disadari pasti ada, antara Arab dan Parsi pasti ada, antara penduduk Tikrit ( tempat kelahian Saddam Husian) dan penduduk Bahdad mestinya tidak ada perbedaan perlakuan  secara material, apakah nasionalisme Irak telah terhapus oleh gesekan itu sehigga negara dan bangsa Irak porak peranda ?
Nasionalisme Nippon Teikoku dan Nationalisme Jerman Hitler, akhirnya menjerumuskan rakyatnya dalam perang dunia ke II, bangsa Jepang dan bangsa Jerman  juga sangat menderita, merusak kehidupan ekonomi bangsa2 seluruh Dunia. Sekarang dunia menyaksikan tingkah egoism yang menyedihkan dari suku Yahudi, sudah mulai sadar akan kekeliruan sikap itu.
Saya kepingin, sebagai cucu bung Karno, Puan Maharani bisa menyalakan api nasionalisme secara elegant, sehingga rasa berbangsa dan pengabdian kapada bangsa dan Negara bisa merasuk sampai  merasuk dalam tulang sungsum, sehingga tidak ada lagi cecunguk macam Amran Batalipu, macam Suryadharma Alie, macam Jop Ave, sukur pentolannya sekalian Jendral Suharto tidak akan ada lagi diantara kita. Karena apa ?
Dari google: sejarah Aljazair, Sejarah Lybia, Sejarah dinasti Pahlevi.
Suharto, Reza Khan Pahlevi (raja Iran sesudah inavasi Inggris Rusia th 1925), Ibnu Saud sesudah pemberontakan dari kasultanan Turki, Assad hingga sekarang adalah putranya, Hussain dari Jordania sampai sekarang adalaha putranya,  mereka sama hendak atau sudah mendirikan wangsa monarchy dari hasil kemelut  gerakan pembebasan abad 20, dengan pemerintahannya yang dispotik, persis seperti Napoleon Bonaparte, yang juga gagal setelah generasi kedua dinasti itu. Hanya satu dnasti Ibn Saud dari jazirah Arabia yang sampai sekarang mendiami jazirah Arabia temasuk Makkah dan Madinah, karena penduduknya yang sangat sedikit dan terpencar pencar, kaum nomad Baduin yang sudah sangat berterima kasih dengan dibiarkannya sisa sisa jahilliahnya mengenai hukum sipil dan gender, berkat dukungan hukum  yang kaku khas dari suku Arab  diadopsi oleh aliran Wahabiah dan wahabiah menjadi aliran Islam Negara Saudi Arabia.
Sedangkan Suharto gagal meskipun dengan usaha keras mendasari monarchynya dengan KKN dan P4, perlawanan rakyat bekas perkebunan penjajah selama 350 tahun mencapai 70 % lahan subur di Hindia Belanda,  yang diredistribusi oleh Republik Indonesia rezim Sukarno, menurut UU Pokok Agfraria tahun 1960, petani penerimanya oleh konflik horizontal yang di-backing-i oleh Orde Baru, lantas dibantai dan ditindas, menjadikan  Orde Baru Suharto pemenang tanpa tanding, tidak lain karena kualitas penerusnya dari generasinya sendiri yang lemah  dalam watak leadership dan idealisme, yang lain mau meniru ?*)


Kamis, 13 November 2014

SAUDARAKU SETANAH AIR, TETANGGAKU KALIAN BISA KELIRU, KAMI SEMUA BAYAR KELIRUMU ITU.
Rumahku di complex perumahan menengah, semula sesudah sekan puluh tahun pemilik sudah ganti tiga kali, perumahan dibangun menjadi complex manengah atas. Sekarang walau complex perumahan itu sudah punya jalan tembus kemana mana, lebar bahkan kembar, tapi relique jalan  lama yang untuk masuk komplex membelah kampong kuno masih ada dan merupakan jalan favouritku. Aku tahu benar dalam kampong kumuh itu masih tinggal bekas buruh tani, bekas tani gogol, mereka banyak yang sudah meninggal karena tua, kaum tukang, dan buruh dari desa yang jauh jauh ngekost, satu kamar 2,5x3 meter. Meskipun kami tingal di complex perumahan dan mereka tinggal di kampong yang gangnya hanya setengah meter kami tetap bertetangga satu RW.
Secara sosiologis kami terpisah jauh, karena saya termasuk kaum priyayi yang tidak berkesempatan atau ragu korupsi dan mereka petani yang terusir dari lahannya. Inilah suatu berkah bagi kaum menengah seperti saya, tinggal di komplex perumahan yang dibangun dipinggir kota pasti bekas sawah atau tegalan, pasti menggunakan jalan  yang membelah kampung  atau desa kuno, tetap dengan keadaan seperti semula, jadi kampung, hunian itu dengan cepat makin padat dengan  pendatang, makin pengap dan ramai, jalan itu dipakai bersama antara penghuni complex dan penghuni kampong, sedangkan koplex perumahan makin di-rehab jadi rumah tingkat, bahkan dua keveling dijadikan satu, banyak rumah para poruptor yang bertebaran megah disitu, mereka aman aman saja, bahkan anak istrinya gambarnya terpampang di becak becak terenyum bangga sebagai caleg pusat dan daerah Aku tetap lewat dengan jeepku yang semakin tua ( lebih dari 30 tahun) mereka semula banyak jadi tukang becak, tapi sekarang campur aduk andara pejalan kaki dan orang orang muda pengendara sepeda motor, sedangkan punggir jalan kenangan ini penuh dengan warung segala rupa berjejal diantara video rental kelas lesehan untuk memincuk anak anak sekolah nge-game dan mengintip blue film.padahal didepannya ada gedung megah punya orgsnisasi Islam.
Dari jumlah suara peghuni kampong inilah suara pemilih dalam pemilu legisislatip pusat dan daerah secara massal ditanggok, misalnya Wisnu wardhana bekas pimpinan PD, loncat jadi pimpinan Hanura, dia  yang kesohor dan wakilnya Musafak Rouf dari PKB yang ngantor terus meski sudah dipecat saking cintanya pada pekerjaanny di DPRD sebagai wakil pimpinan. Keadaan inilah yang memaksa saya berfikir, kena apa JKW/JK terpilih jadi unggulan Executive Presiden dan Wakil Presiden  tapi KMP malah  merajai DPR. Kok ironis sekali.
Inilah satu satunya jembatan untuk pikiran saya menunju ke saudaraku di hunian padat yang extrim menghilangkan  80 % privacy  penghuninya. Aku perkirakan jiwa mereka juga berontak tanpa daya dengan keadaan itu. Dari situlah jurkam jurkam pemilihan umum legislatip pusat dan daerah, executip pusat dan daerah menanggok suara. Aku tahu stereotypes dari para jurkam kampng ini, mereka cenderung perperawakan berisi, bahkan gemuk mentes,  pakaian mirip seragam pak Lurah, gampang bercanda dengan ibu ibu,  dan bisa ngengajak sejenak melupakan keadaan hidup mereka yang berdesakan tanpa privacy itu, mereka sulap sejenak menjadi  keadaan yang menyenangkan dalam kerumunan dan berdesakan dengan joged bersama saling senggol, akhirnya mereka tahu sejenak kenikmatan bergerombol berjoged dengan irama yang merangsang,,  memberi oleh oleh kepada keluarga untuk tidak repot hari iru. Ya itu saja sambil membawa identitas kelompoknya.  Bukan dilatih untuk membeberkan program para calon yang mereka dukung. Jadi si wakil legislatip hanya mengandalkan nomer urut dari identitas kolektip partai saja, bukan nama mereka. Jadi si wakil legislatip hanya mengandalkan nomer urut dari identitas kolektip partai saja, bukan nama mereka. Toh hampir semua nama wakil legislatip tidak akan diingat oleh para pemilih. Disini kaum sudrun ada kelebihan dalam mengelola kelompok dengan menjual do’a dan lesehan, dangdut dan gambus, dakwah canda, joged serabutan semacam trans bersama dan beaya dipikul oleh pengais kesempatan setempat yang ingin naik daun jadi RT ( e e mereka ini juga dapat duit dari ratusan migran desa masuk kota, bukan gratis kerja sukareala) ,  lima tahun kedepan.
Saudaraku, kalian bisa salah pilih orang  untuk menjadikan anggauta legislatip pusat dan daerah, seperti para preman yang saya sebut diatas, yang diambil dari daftar urut  partai untuk caleg pusat dan daerah, pejabat executive pusat dean daerah, seluruh Negara membayar buat kekekeliruan itu, toh anda tidak kehilangan apa apa  meskipun segera anda tahu kekeliruan anda, jadi seandainya mereka yang anda pilih jadi wakil di legislatip itu hari ini ketiup angin prahara dan hilang anda tidak akan  mencarinya, kayak dua preman yang ngilang diatas, atau si Batu Gnjo yang rumahnya di Bogor, atau si Bersihrapi dari ex Ketua Partai Demokrat dalang hambalang yang mngkin sekarang ditahan di KPK, yang membangun kroni dari sana, karean uangnya trilyunan di Singsapore. Tapi bila ndak ada apa apa, seluruh Bangsa ini membayar kekeliruan ini sangat mahal, bukan saja uang yang mereka curi, tapi ke sableng-ngan-nya membuat kerusakan yang sangat besar untuk Negara ini yang sulit diperbaiki selama limapuluh  tahun kedepan, akibat tingkah polah mereka.
Bedanya dengan pemilihan Presiden dan Wakilnya adalah, identitas  calon yang dikedepankan. Cuma itu, calon Presiden dan Wakil Presidan kan hanya itu, lebih  bisa mrmberikan kesan  dekat dengan hati mereka,meskipun anda juga tidak tahu atau lupa rekam jejaknya selama ini, itu saja, iya kan ?.*)

Jumat, 07 November 2014

DIALEKTIKA ALAM, DIALEKTIKA SEJARAH DAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR.

Bila diketik di google dengan kata kunci “dialektika” tentu akan keluar segala urian mengenai “dialektika pembebasan” yang rumit dan panjang lebar mengenai pembebasan fikir. Padahal dilektika alam adalah aksioma dasar yang terjadi di alam benda , alam materi-energi, yaitu:
Dalam alam kasar matter-energy ini ada hukum “mendua yang tak terpisahkan”
 Untuk menerima keadaan alam yang memang begitu, misalnya  "hidup"  dari segala kehidupan adalah dua yang tak terpisahkan assimilasi dan dissimilasi, artinya mengambil dari alam sekitarnya senyawa kimia dan menguraikannya dalan tubuhnya dengan mendapatkan energy untuk kegiatan hidupnya, selama keduanya seimbang ya namanya "hidup" sempurna dalam tataran kehidupan nabati dan hewani.
 Pembagian "rwa binedha" secara ini sangat  membantu ilmu Biology yang mengenai benda-hidup.
<Membagi dua suatu keadaan atau benda di alam ini seperti mebelah buah jeruk, bisa dengan arah tak terbatas, akan didapatkan dua bagian yang sometris sekali. 
Bila hidup ditinjau dari ilmu sosiolagi pembagian rwa bhineda dari sisi bahwa masyarakat  manusia hidup ini bisa dipandang dengan membelahnya  dua sisi:  benda dan sisi rokh, yang memang rwa binedha. simetris mendua yang tak terpisahkan, maka melahirkan ilmu sosiolgi profetik, disatu sisi  Kenabian dari Allah - dan disisi lain kemajuan badaniyah, dari sisi benda. Keduanya benar benar rwa bhineda yang tak terpisdahkan dan sama sama penting.
Yang berkutat dengan kehudupan pribadi masing masing berjuang dan kehidupan species yang merupakan kehidupan bermasyarakat walau hanya untuk kawin/ mempetahankan species, atau harkat genetisnya memang makhluk sosial seperti rayap atau semut. “Hidup” manusia sudah lain, hidup diantara alam alam kosmos, yang berdiumensi banyak, bisa dipandang sebagai kehidupan wadag dan rokh, dimana wadag menganut hukum keaneka ragaman hayati, dan roh adalah sama dan setara, yang  sangat berbeda dan tak terpisahkan, dengan adanya rokh ini mengisyaratkan bahwa rokh akan sama derajadnya dihadapan Allah.- Mengisyaratkaan kehidupan bermasyarakat yang saling menghargai, kehidupan social yang adil dalam gender umur kelas/cara mencari nafkah. Seperti positive dan negative, seperti siang dan malam, jantan dan betina dan seterusnya. Hal ini sudah ditemukan oleh kebudayaan manusia yang paling kuno di India prinsip rwa binedha dan Tiongkok prinsip im dan yang.
Ada hukum “ sebab dan akibat” Yang oleh masyarakat Hindu dari dulu sekali sudah menjadi prinsip hidup di dunia yaitu hukum karmapala, sebabnya pasti lebih dulu dari akibatnya, orang tidak bisa lepas dari karmanya sendiri, harus dibayar kapanpun di kehidupan kehidupan manusia, diadakah teori inkarnasi/ timbal lahir kembali di dunia.  Masyarakt hindu ini meloncat pemikirannya. Yang semestinya hukum sibab dan akibat itu hukum benda. sebabnya dulu baru akibatnya.Di ajaran islam tidak diberikan sebagai acuan hidup yang akan datang di dunia, disebut re-inkarnasi. Hidup si Fulan ya sekali ini, ndak usah neko neko. Kedholiman dalam ajaran islam, menurut  sosiolgi profetic, perbuatannya dihisab oleh Allah, taubahnya kepada Allah, penentunya ya Allah. makanya selama hedup ini manusia harus membimbing dirinya  untuk transcend - malambungkan bhatinnya naik ke tingkat yang lebih tinggi dengan dua sifat Allah Pemurah dan Pengasih. Tidak perlu menunggu re-inkarnasi, tidak perlu dihisab sesudah mati, karena disana tidak ada amal jai'ah manusia lagi, amalnya putus..

Ada hukum “pertumbuhan dan perkembangan” dimana dalam alam pertanian dimengerti bahwa tumbuhan mesti tumbuh sel selnya menjadi banyak dulu, secara kuantitative baru pada tahap tertentu artinya tumbuhan pada umur tertentu atau pembelahan sel sel secara vegetative atau pembelahan menambah jumlah sel sampai tingkat tertentu baru terjadi pembelahan reduksi/pembelahan generatip artinya jumlah chromosome dalam selnya menjadi separo yaitu sel telur dan sel tepung sari, sel dengan kualita baru, ini namanya perkembangan. Makanya petani mencangkok cabang yang telah berbuah, pasti nantinya akan cepat berbuah karena sel sel pucuknya sudah mengalami “perkembangan” dan masih banyak lagi contoh hukum alam yang satu ini. Dalam sosiologi profertic, petumbuhan amal ibadah manusia sampai  meningkat, sampai keberadaannya di dunia sebagai rakhmartan lil alamin, ini puncak ketercapaian transendensi pada pengertian sosiologi profetic. 

Ada hukum “keharusan dan kebetulan” yang menguasai kejadian apapun dialam ini, seperti keharusan kiamat yaitu bertabrakannya benda benda langit satu sama lain yang merupakan keharusan karena ruang kosmos dipenuhi oleh kerapatan benda benda langit, tapi bahwa itu terjadi pada satelit buatan yang ditabrak meteor pada saat tertentu itu adalah kejadian kebetulan, yang sudah harus diperhitungkan oleh pembuatnya.   Sosoiligi profetic, bukan mengupas klenik dan energi adhikodrati, tapi mngajarkan manusia bekerja baramal sholeh, seperti nabi Musa bekerja dengan nabi Kidir mendirikan tembok rumah kuno yang miring hampir roboh, yang mendapat protes dari miridnya nabi Musa. 

Hukum hukum alam semacam ini dihimpun dan dalam kebudayaan manusia alam pikiran manusia, pemikiran  mudah di sistimatik-kan dan diatur tidak mudah diselewengkan. Masih banyak hukum alam selain yang menjadi contoh diatas yang didapat dari google dalam bahasa Inggris dengan kata kunci bahasa Inggris “dialectic” tidak dalam bahasa Indonesia “dialektika”
Dialektika sejarah manusia didesak oleh motor utamanya kepentingan ekonomi, kepentingan perut. Era demi era silih berganti. Mengacu dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk individu dan makhluk bermasyarakat yang dalam kesatuan yang tak terpisahkan, masih dalam tahap kehidupan hewani.
Di Mesir, Negeri paling kuno manusia sudah berbudaya, berkat Sungai Nil yang meluberi tanah tanah yang menjadi amat subur dilembahnya, merupakan negeri Mesir, dengan piramida piramida yang merupakan bangunan bikinan manusia sangat besar sejak ribuan tahun sebelum Masehi.
Tidak heran bahwa tanah tanah itu diperebutkan dan dikuasai oleh penduduk Mesir dengan segala cara, tetap saja harus ada yang bertani disana yang artinya mengerjakan kerja berat mengangkat dan mengangkut. Begitu suburnya lembah Nil ini sehingga makan buah gulma berupa ceplukan saja masih sangat lebih baik dari terbuang dipadang pasir.
Masyarakat Mesir juga mengalami pertentangan pertentangan seputar hak atas tanah yang subur ini tentunya, baik dengan bangsa lain maupun dengan bangsa sendiri. Segala dalil dan kecerdasan para Dewa dan Dukun Mesir telah digunakan untuk membela kepentingan Pharaoh Pharaoh sepanjang ribuan tahun untuk menguasai hasil kesuburan bhumi sungai Nil ini.
Islam telah datang ke Mesir sejak zaman Sahabat Nabi masih menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah, dan jelas membela kepentingan kaum Fellahin/Petani. Ada hadist yang menceritakan bahwa seorang Gubernur di Iskandaria dikirimi satu tulang selangka busuk yang ditoreh pedang kepadanya oleh salah satu sahabat Nabi yang menjadi Khalifah, karena mengusir gubug reot orang setempat yang merusak pandangan istana yang dibangunnya. Begitu kiriman itu diterima  pengusiran si miskin dihentikan ( konon si miskin itu orang Yahudi, jadi Islam jelas tidak mengikuti azas stereotype).
 Menurut sumber dari: id.wikipedia.org/wiki/ikhwanul muslimin masa masa  awal.  Singkatnya -Ikhwanul Muslimin didirikan pada tahun 1928 bulan Maret, oleh pedirinya Hasan al Banna dan enam kawannya. Tahun 1934 menerima anggauta muslimah. Tahun 1948 ikut berperang melawan Israel. Organisasi ini dibekukan oleh Perdana Menteri Mesir Fahmi Naqrasyi tahun 1948.
Hasan al Banna dibunuh bulan Februari 1948. Ikhwaul Muslimin direhabilitasi tahun 1950, pada
saat Perlemen dipimpin oleh Mustafa al Nuhan Pasya.
Kaum militer dipimpin olrh Muhammad Najib mengajak IM bersama sama menggulingkan Raja Farouk, dtolak oleh IM, yang menganggap revolusi penggulingan monarchi ini hanya untuk diganti dengan kaum mliliter, akibatnya IM dianggap tidak revolusioner.
Anwar Sadad membebaskan anggauta IM yang pipenjara tahun 1970, Ismail Tamisani memimpin IM, menempuh jalan moderat tidak bertentangan denga Penguasa.
IM menolak Al Qaeda, menolak terorisme, meperjuangkan terbentuknya “Dien” yang berazaskan Islam, ( suatu bangunan masyarakat yang monolith berazaskan sepenuhnya pada Islam) dengan landasan:
1.       Tujuannya adalah Allah –Allahu ghayatuna
2.       Rasulullah adalah teladan kami – Ar Rasul qudwatuna
3.       Al Qur’an adalah landasan Hukum kami—Al Qur’an anshinuna
4.       Jihad jalan kami—Al jihad sabiluna
5.       Mati sahid dijalan Allah cita cita kami yang tertinggi—syahid fisabilillah asma amanina
Sebagaimana yang diketahui umum ini adalah  cita cita seorang muslim/muslimah untuk mewujudkan dan melandasi “dien” yang didambakan. Singkatan dari sumber diatas selesai
Tidak mengherankan bila fellahin yang ribuan tahun hasil kerjanya dirampas kelas feudal dan militer, merasa jauh  dari “ dien” Yang di cita citakan, fellahin/petani penggarap yang paling rendah mengerti hanya seputar mengisi perutnya sekarang ( kehidupan hewani). Meskipun Negeri Mesir sudah menjadi kesultanan lama sekali, Saya yakin bahwa kaum fellahin masih terbelakang hingga sekarang. Sedangkan kebenaran sejarah mengenai pertumbuhan dan perkembangan masyarakat manusia mengenaI Individualisme dan sosialisme atau kehidupan bersama saling menghidupi sasama manusia dengan rokh yang setara) sebagai pasangan yang tak terpisahkan, masih butuh waktu yang panjang, hingga “dien” terbentuk tanpa cacat. Sebab sebelum itu masyarakat Islam sebenarnya sudah dibekali dengan azas yang diikrarkan setiap saat : Bismillahirakhmanirakhim, ini tidak diarahkan mengentas kaum fellahin, keenakan jadi tuan tanah. Alih alih mengadakan land reforn Sulat Muhaammad Ali pada abad 19 oleh situasi yang ada malah khawatir dia ditinggal oleh psukan perangngya kaum Bedun, membuat peraturan memanggil kaum shaikh Beduin yang menggembala ternak . dihadiahi tanah pertanian secara royal asal mau pertempat tinggal di desa desa, mengurusi pertanian, apa ini jadi pertuanan tanah yang dibuat oleh Sultan yang Islam, secara tidak langsung menodai  azas Islam sendiri.yaitu persamaan hak dan kuwajiban di hadapan Allah. Apakah turunan para shaikh dan suku baduin ini bukan jadi intinya gerakan ikhwanul muslimin yang secara fisik kaffah tapi secara kejiwaan adalah egois dari pemilikan tanahnya yang dipertahankan mati matian terhadap para fellahin ? dari google kata kunci 'Egypt. Rural Society' 

Menurut dialektika sejarah, perkembangan masyarakat manusia ditentukan oleh cara mereka mengorganisasi masyarakatnya untuk mengisi perut kehidupan hewani yang pada makhluk manusia telah bergerak menuju kehidupan rokhaniah yang dicapai dengan kesamaan rokh. Bukan masyarakat pengumpul hasil alam untuk dimakan menjadikan masyarakat Patembayan ( hubungan communal masyarakat kuno), Masyakat yang mengorganisasi diri dengan dipimpin oleh Jagoan berkelahi, menjadi msyarakat Despotis, dengan bantuan intelektualitas menjadi masyarakat Perbudakan. Despot yang turun temurun menguasai tanah jadi msyarakat Feodal, dengan petani pembayar pajak hasil bumi. Revolusi Perancis untuk meruntuhkan Dinasti Feodal melahirkan masyarakat Republik kaum borjuis (pedagang dan industrialis) meskipun sangat dibantu oleh Petani pembayar pajak hasil bumi yang merupakan income utama kaum Feodal. Menghasilkan petani merdeka. Kemudian menciptakan masarakat yang demokrasi. Setelah para Kapitalis berebut bahan baku dan pasar hingga terjadi Perang Dunia Pertama (1914-1917) dan Perang Dunia Kedua ( 1939-1945) banyak Negara Europa menjadi “welfare countres” disamping mencari untung sebesar besarnya juga menciptakan masyarakat yang berkemakmuran merata.
Disini keutamaan “Dien” yang dicita citakan oleh Ihwanul Muslimin tidak menyertakan kaum tani pembayar pajak hasil bhumi, mungkin kaum IM ini sebenarnya adalah tuan tanah dan pedagang hasil bhumi, sehingga keutamaan azas hidup “Atas nama Allah yang maha Pemurah dan Pengasih” tidak akan “sinchron” dengan dasar nafkah mereka. Ikwanul Muslimin bukan fabrikan yang memintal dan menenun sendiri kapas Mesir yang panjangnya istimewa untuk dijadikan kain halus mata dagangan utama, jadi tetap tidak bisa meninggalkan azas cemar sebagai pedagang hasil bumi ( yang memanipulasi stock pangan) atau tuan tanah untuk membentuk “Dien” yang dicita citakan bersama. Jadi kaum Fellahin tetap tidak terangkat nasibnya.  Wong nyatanya yang mengintroduksi “land reform” di Mesir adalah kaum militer muda (ERCC - Egypt Revolutonary Central Command) – Letnan Colonel Gamal Abdul Nasir, Kum militer ini sudah berupaya dengan segala kekurangannya.
Tidak heran sekarang kaum militer menahan Presiden Mursi dan menuduhnya korupsi, membekukan Ikhwanul Muslimin tanpa ragu ragu dengan kekuatan militer dan intelligence mereka, mengetahui bahwa IM tidak berakar pada mayoritas sakyat.
Apakah ini benar bahwa Presiden dukungan Ikhwahul Muslimin korupsi ? Apa benar bahwa Ikhwanul muslimin tidak berdaya menghadapi kaum militer Mesir yang mempunyai sejarah dan tradisi yang panjang ? 
Apakah kaum terpelajar di Mesir tidak mempelajari sisiologi profetic yang ujung ujungnya berupaya transcend mencapai derajad rakhmatan lil alamin ?
Apalagi kita disini baru sampai pada bukah dan gamish *).  .  

Sabtu, 01 November 2014

BERSIAPAH MENGHADAPI FAJAR JAMAN TERANV BENDERANG

BERSIAPLAH  MENGHADAPI FAJAR JAMAN TARANG BENDERANG.
Pengembaraan saya dibidang sejarah Bangsa Indonesia dan sejarah kehidupan bangsa bangsa lain, ternyata sejarah  manusia dari zaman ke zaman,  98% saya dapat dati tulisan para “Sastrawan” yang 2% dari pembuat catatan apa adanya jaitu “Journalist”.  Lha saya sendiri berpikir bebas malah tidak dihitung dalam Public Journalis, karena ndak punya Boss. 
Gitu dikalangan Dinas Purbakala para Pegawainya mengenalkan pada anggauta publik mereka adalah  otoritas dalam kesejarahan,  padahal nyatanya semua mereka ya bersumber pada tafsir “hujah” orang orang sastrawan jaman dulu yang terang terangangan mengabdi pada Raja.            
Makin lama telah lewat waktu satu  zaman,  makin langka sumber dari para journalist dan makin banyak  sumber dari para sastrawan. Bahkan dengan sangat kecewa saya membaca Negarakrtagama yang disalin dalam bahasa Indonesia oleh sejarawan Prof Slamet Muljono, disitu juga diungkapkan perbantahan para Sejarawan local maupun asing banyak keterangan yang bertentangan  mengenai tafsir permainan kata dari bentuk tulisan puisi “kekawin” dengan bahasa Jawa kuno yang indah namun sulit dimengerti, dan jelas tidak berazas Jurnalisme dengan lima W-nya. ( Who,What, When, Where, Why)
Jadi semakin ruwet, sebab kala itu Empu Prapanca lagi kena marah dari Rajanya, malah pangkatnya dilorot. Jadi sang Prapanca berusaha agar paduka Raja ingat dia bila membaca kakawin karangannya. Negarakertagama. ( mesitnya ya memuji muji setinggi langit sang raja dan leluhurnya, misalnya Ken Endog yang istimewa perempuan desa  yang didemeni Bhatara Brahma, berputra Ken Arok. Pendiri wangsa Girindra, wangsa dari sang Prabhunatha Majapahit.
Pembuat catatan yang paling tua yang sering saya temukan di sitir di tulisan sastrawan sejararawan ini adalah Thome Pires seorang pengelana rahib Katholik dari Portugal, ada lagi tukang bikin jurnal dari China. Saya sudah pesimis untuk bisa menengok masa lalu misalnya zaman Kerajaan Majapahit, seperti  apa adanya.
Karena saya  mengalami semdiri, kejadian tahun 1945 bulan Nopember tanggal 10, perlawanan Rakyat Kampung Kampung seluruh Surabaya menentang, tidak menggubris ultimatum Tentara Sekutu, yang Jendralnya mati dalam  clash senjata antara massa rakyat Surabaya dengan pengawal Jendral Sekutu yang sombong.  Selanjutnya mereka itu bukan melakukan perlawanan ngawur, tapi secara frontal melawan ketiga angkatan Perang sekutu angkatan Darat, angkatan Laut dan angkatan Udara, di bukit bukit barat Surabaya ratusan pillbox merupakan garis petahanan mulai dari rawa dan tambak di Benowo keselatan perbukitan Tambakboyo, hingga Wringinanom tepi sungai Brantas, dengan pillbox/sarang senapan mesin ratusan buatan Jepang, karena Jepang tahu betul sipapun kavaleri tidak berani ke Mojokerto lewat jalan besar Krian tanpa membersihkan wilayah utara jalan dan selatan jalan supaya  supply bahan bakar Kavaleri dan konvoi truck personnel Tentara Sukutu, tidak dipotong ditengah jalan. Sedang yang datang ke Pelabuhan Surabaya bukan pasukan infanteri yang besar jumlahnya tapi pasukan komando dengan tentara sewaan tradisional kaum Gurkha dan sdikit NICA. ( di blog  garudamiliter.blogtspots.com. di post "palagan" Surabaya 10 November 1945)- ini menunjukkan tidak semua militer antek Suharto/orde baru.
Front orang kampong dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) lasykar rakyat campur aduk, sepanjang sepuluh kilometer ini mampu bertahan selama tiga bulan baru tembus, karena harus mundur dilambung sejauh dari Lamongan  di utara ke selatan lewat Mantub   ke Gempol Kerep dan Watudakon dari belakang arah barat Jetis,  sisi belakang garis pertahanan gabungan Laskar Rakyat Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, angkatah Laut dan angkatan Udara Indonesia sedang TNI masih belum solid di level bawah.  Ada dua pesawat Spitfire ditembak jatuh oleh Pak Gumbreg, dengan meriam ARSU – Boffors berlaras ganda,   baliau gugur hancur brsama boffors nya  dengan pesawat pemburu Spitfire lawannya, beradu kepala, masih untung beiau makamnya dipindah di makam Pahlawan Ngagel.  Ternyata secara Nasional sekarang perlawanan rakyat itu bukan kejadian  apa apa atas tafsiran Sejarawan anteknya Jendral Suharto, Prof Dr  Nugroho Notosusanto, dihadapan orang yang masih dengan sadar mengalaminya sendiri. Dinas Purbakalanya dan Sejarah ya masih itu, apalagi yang Purbakala, yang sekarang saja mereka berkutat di kakawin dan sastra yang bukan journal sejarah. Sedangkan bukan rahasia lagi mereka juga meloloskan artefak sejarah diperdagangkan oleh HJH. Maknya sangat tertutup.
 Untungnya zaman ini sudah ada google  ada blogger, ada twitter,  yang isinya,  informasi, dan reaksi masyarakat luas.  Saya merasa ini adalah fajar zaman terang benderang, dibidang apapun kegiatan manusia. Jadi setidaknya informasi pengenai pengetahuan manusia yang sifatnya bukan teknis pelaksanaan atau teknologi murni, bersifat populer selalau bisa didapat dari sumber sumber ini, dan sumber siaran TV semacam National Geography, semacam History,  semacam Discovery Channel siaran yang harus dlihat dengan cerdas. Jadi seorang menteripun bisa belajar dari sini,  bisa mepertajam visionary visionary yang bisa mengilhami rakyat demi kebaikan, yang tidak dipunya semua orang.
Umpama orang awam sudah bisa mengerti fungsi setiap jaringan dalam tubuhnya, sudah bisa mengerti satuan hidup paling dasar yaitu sel sel pembentuk jaringan, dari internet.  Sel adalah batu batanya kehidupan, dan benar benar mempunyai potensi untuk menjadi fotocopy dari organisme tempat dia bergabung swebagai “clone”. Jadi gampangnya saya Subagyo, semua sel sel saya dari jaringan manapun di tubuh saya berpotensi menjadi wujud saya (entah pikirannya). Tapi bahkan sel sel GPS di otaknya ya bisa sama ( GPS – Geo Positioning Sistem- adalah informasi letak suatu tampat bisa di-instal di Hand Phone dan ada di otak  ya – sama, ada susunan materi code  nya). Jadi mestinya clone clone saya yang asalya dari set sel saya ya sudah punya system GPS dari saya, salain itu, sistim memori  apa lagi yang clone saya - dapat dari saya ??  
Jadinya  saya sangat terkesan pada pesan agamawi yang manyatakan semua orang itu besaudara. Itu bukan gesture kemanusiaan tapi analogi dengan sel sel saya yang triliunan, semua potensial bisa menjadi bleger saya memang asalnya ya saya,  jadi mereka sel sel saya ini, memang besaudara dekat sekali. Tapi apakan mereka ( clone clone saya itu sadar bahwa mreka itu sama sama Subagyo) Bahkan nama saya saja siapa yang kasih tau, gimana caranya wong sel sel ini belum jadi saya ?
Kenyataannya, bagaimana bisa, umat satu agama saja bisa saling membunuh saling menghalalkan darahnya untuk ditumpahkan, hanya karena kurang informasi saja, semua masih “katanya” si Fulan.  Kok kayaknya sangat primitip kayak sebelum ada PC, belum ada Mbah Google, belum ada twitter, belum ada blog dengan pemikiran bebas, jadi orang masih bisa mencari sendiri, jadi bukan model berpikir cara conformis apa kata Ustadz apa kata Guru apa kata Pimpinan
Lagipula penyimpangan dari aliran pokok ini ya dipikir oleh bukan kalangan bangsa kita tapi kalangan bangsa lain, yang telah berpikir menukangi agama agama sebelumnya, untuk kepentingannya diwilayahnya sendiri, kok ya ndak mikir,  mereka itu kepentingannya apa ?Kok  seriusnya  hanya berjoged saja, kayak robot, wong belum jadi robot. *)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More