Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Minggu, 03 September 2017

AJARAN ISLAM, 4 DARI 5 JALAN MENCARI NAFKAH, BERDAGANG CARA ISLAMI

SAUDARAKU SEBAGNSA DAN SETANAH AIR, YANG BERUMUR KURANG DARI 40 TAHUN                                                                                

Sejarah Pendidikan.

Sesudah merdeka 72 tahun, dan anda masih berumur kurang dari 40 tahun, percayakah jalan bagi anda sangat beragam, hari depan anda cerah, tanpa memandang pendidikan formal, Ras  Suku Agama Hukum yang anda junjung, ( saya singkat jadi RASUAH ) Tapi keduluan, karena Rasuah ini artinya korupsi berakar dari bahasa Arab ( google )                                                            Generasi saya dan diatas saya kebanyakan kami mengganggap pendidikan formal adalah jalan utama untuk meraih hari depan sebaik baikya. Ternyata kami keliru.                                                                       

Setelah penjajah pergi, ternyata lowongan yang paling di impikan oleh pendahulu kami, mempunyai masyarakat yang cukup pangan sandang dan papan sebagai modal utama untuk bisa berbahagia dunia akhirat itu adalah berdagang.  Lha mayoritas penduduk Negara jajahan, karena lamanya dijajah keliru pandang, salah pilih, tersesat jalan.                                       Pendahulumu mencari ilmu, karena bisa nyaris tanpa modal, satu satunya yang mereka punya badan  saja, belum ada becak, zaman maraknya etische politiek penjajah, di pulau jawa saja ada 250 pabrik gula, yang dibutuhkan tukang cangkul dan pembabat panen, pompa saja tidak, disirat air dengan ember, butuh tenaga nyirat banyak. Di Sumatra, orang tidak mencangkul tapi menakik karet dihutan karet tumbuh bebas, sedikit sekali yang dikebunkan dengan pemeliharaan, yang membutuh koeli.                                                 

Mereka maraih Pendidikan formal yang diberikan oleh para Pemimpin  Negara ini, bakal kerja dapat gaji, masih bisa pungli.  Bukan liar, Cuma cara feodal.

Mereka keliru, asal muasal pendidikan formal didirikan gratis di masyarakat yang mulai menapaki era industrial di Europa, butuh pekerja untuk melayanai mesin, jadi mengerti membaca, mengerti perintah sederhana, dan bekerja dengan disiplin tempo mesin berputar dengan kecepatan tetap. Negara dijejali tugas ini, ,mendidik yang ini. sebab diantara Bos tidak ada yang mau, membuang ongkos pendidikan dasar, yang tidak menguntungkan langsung.

Modal, sekali lagi  modal, sebab sebagai takyat yang negaranya terjajah, yang mereka punya tinggal hidupnya saja,  mereka masih  dibiarkan bernafas tanpa dirintangi, hanya para tawanan berat saja yang dikurung dalam ruang pengap, udaranya saja sudah tidak bebas. Hidupnya sangat dibatasi.  Si Terjajah yang dirundung kekurangan segalanya sampai pada pikiran, bahwa bangsanya bisa terjajah sebab bodoh.  Kalah modal senjata, kalan modal siasat, dan kalah modal uang.  kakek moyang kita,  hidup penuh derita  menyalahkan dirinya sebab bodoh. Jadi  obsessinya meraih pendidikan.

Pada kesempatan yang baik satu satunya selama beradad abad, th 1940 ternyata penjajah lari pontang panting dari bhumi pertiwi ini, hanya dalam hitungan minggu. Kapal meriamnya yang julukannya  kapal penempur - battle ships - "dreadnought" tidak berdaya melawan bom dari udara, angkatan udara Nippon.   Dan diganti penjajah lain yang lebih kejam, lebih  menginginkan segalanya, seperti para nomad padang pasir yang merebut satu oasis, semua peghuninya yang ikut minum sumur di oasis taklukannya, ikut berlindung dibawah naungan daun daun korma dan pohon tin dasana, dibabat habis jasadnya untuk pupuk, ribuan tahun yang lalu, sebelumnya malah dimakan dagingnya.
Bangsa ini lebih langsung mengintegrasikan bangsa lain jadi warganya yang mestinya, gunanya bagi bangsanya sendiri, telah berpengalaman mengintegrasikan bangsa Ainu di pulau Hokkaido, dekat pulau Sakhalin  pada abad ke 18, dalam waktu singkat dua generasi saja  semua Ainu sudah  terintegrasikan dan sejarah budayanya terhapus. Jadi propaganda perang lebih berani mengambil hati sasarannya, kalau sudah menang toh akan mudah, semua propaganda dihapus. Itulah hebatnya senjata milik militerisme. Jangan dengar omongnya lihatlah laras senjatanya, ditujukan kemana. Itulah hebatnya militerisme, pasti ditujukan ke yang pasti kalah. Makanya jangan jadi lemah, Allah hanya mengutus Manusia  Pemersatu  yang rakhman dan yang rakhim. 
Mengenal penjajah jenis ini meskipun hanya tiga tahun, lho kok banjir horde kuning penakluk katai ini lemas, senjatanya dibuang, setelah dua kotanya di bom nuklir hancur lebur. Si barbar katai ini  segera menakluk, diseluruh Asia Timur raya, membuang senjatanya di kawasan luas ternasuk di tanah air kita ini, selama si barbar ada disini, tiga tahun sudah cukup untuk bangsa terjajah ini berani melawan, mengusir si tuan lama yang mau kembali.
Kecuali hak milik menurut mereka dilindungi hukum. Jadi gedung besar, rumah tinggal, kebun kebun,  si rakyat terjajah ndak  menyentuh. Kecuali sesaat merayah pakaian dan pecah belah, pakaian dipermak dan dipakai, pecah belah meja kursi dijual, pada biasanya, tengkulak. Itu saja yang dilakukan oleh rakyat jelata, rakyat yang sekolah ongko loro saja tidak ikut merayah.
Hukum menyatakan bahwa semua harta ini bukan harta rampasan tapi hasil dari perdagangan, milik pedagang perantaranya siapa saja,  antaranya pedagang hasil bhumi, yang  ini bukan ujaran kebencian kepada pedagang  dari ras tertentu sudah dari asalnya sudah berdagang, atau bila bertani mengupah petani saja. Atau tukang kebun atau orang Europa atau Yahudi ( di zaman Rusia Tsar, istilah sarkastik dalam bahasa Rusia “yahudi-tukang kebun” adalah sindiran saja, arti sebenarnya “ ndak mungkin”).  Sampai sekarang mereka berlindung di balik kepatuhan  golongan bawah – keadilan yang sama terhadap ras suku agama dihadapan hukum. Hla hukumnya bisa dibeli, duitnya dari dagang.
Makanya saudara mudaku, berdaganglah.
Menambah ilmu itu baik, tapi karena permintaan menggebu gebu,meskipun tersedia sedikit dana buat cadangan makan, jangan untuk beaya pendidikan, sekarang ilmu ini barang dagangan, bukan Pengajarnya yang berdagang, tapi penyedia sarananaya, pemilik yayasannya, penguasa Pertugas Negaranya, tukang parkirnya, pencetak diktat dan toko bukunya, pelayanan mesin foto copy dari disket, semua dagang dengan peminat ilmu mencari uang,  inipun tricky penuh tipu daya, yang jelas  bisa menjadi mesin uang adalah ilmu kedokteran, dan lmu ekonomi, pajak dan asuransi. Malah ada yang membuka Institute ilmu Memimpin Perusahaan ( terutama yang sudah untung),lha apa mau yang punya modal. Susah susah medirikan perusahaan, sesudah untung, menjerahkan Pimpinan perusahaannya kepada lulusan Instiute mentereng ini , masih diperkuat oleh Depertemen  terkait, ternyata hanya oknumnya.? Kok ya punya murid, bayaranya mahal lagi. ini kan benar benar penipuan ?
Tidak ada yang gratis, malah ada institusi penjual ijasah dan menyewakan toga saja untuk mejeng, Sedangkan berdagang, sebenarnya menurut patokan/ ketentuan islami sangatlah  berguna bagi masyarakat. tapi berkartel haram.

Misalnya berdagang bahan makanan atau makanan. Coba lihatlah keadaan sekarang  th 2017. Sesudah berbagai krisis ekonomi, bangsa ini masih tertatih tatih nilai uangnya merosot tajam, karena menolak tekanan dari yang empunya mata uang dunia ini, untuk menyerahkan kendali Bangsa kepada aturan mereka. Ya, umpama sebotol lecap manis, ( dulu sudah terkenal pepatah semua kecap nomer satu), generasi muda sekarang sudah tidak bisa merasakan kembali kacap manis itu sebenarnya rasanya seperti apa ? Umpama anda berdagang makanan matang yang bumbu utamanya kecap, misalnya semur, sate,  lontong tahu, di Surabaya namanya tahu thek. Lho rasanya jadi lain. Sebab semua merek kecap sudah menjurus ke satu arah, berharga murah. Dengan metoda pemasaran masa kini, bombardement hipnotis massal dengan bahan dasar yang lebih gampang, untuk produksi masal,  perkara rasa bisa di induksikan dengan promosi kuda betina menari. Jadi semur, sate ayam sate kambng, tempe bacem,  oseng kangkung, oseng  buncis dan lain  resep masakan tradisional  pengguna kecap manis, terpaksa meggunakan kecap dengan resep pembuatan yang berbahan murah, rasa jadi nomer tiga.  Kecap manis dengan resep pembuatan yang tradisional dengan fermentasi kedelai hitam maupun putih local ditambah gula nira dari tandan bunga kelapa atau enau dengan bumbu bumbu alami misalnya pekak, lengkuas, daun salam, sereh, daun jeruk purut, semua diganti dengan MSG ( mono sodiun glutamate). Dimulai dengan penjualan merek kepada perusahaan Multi Nasional dengan merubah ingredient-nya dari  yang tradisional menjadi product makanan menggunakan essence yang ada di pasaran, dan banyak banyak MSG, serta pengental ( dari selulosa rumput laut=ager ager) Dijual dengan metode pemasaran modern dalam kurang lebih lima tahun, setelah merajai pasar dengan untung besar, malah disusul dengan merek lain menggunakan metoda pemasaran yang sama, malah gulanya diganti dengan pemanis  a’la  sari tebu/ cyclamate dan  pemanis yang sudah dilarang untuk pengganti gula bagi diabetic   atau molase/tetes yang dulu campuran  pakan kuda. Tentu saja jauh lebih murah  dari gula alami baik dari nira  tebu maupun nira tandan bunga kelapa, lebih murah dalam kemasan dan ragam volume kemasan, sampai kantong plastic yang self sealed dan yang tidak,  melanggar segala rambu keselamatan makanan  kemasan atau tidak. Dari BPOM?  Melanggar segala aturan moral dan  kesehatan bagi pengguna dalam jangka lama.  Karena untung yang sangat besar maka merangsang para pemalsu bahan makanan kemasan, yang merambah meliput pasar tradisional  di desa desa pelosok, warung warung di kampong kumuh ,  diwilayah orang yang sederhana,  sales  factor pokoknya hanya harga dan penampilan, rasa mereka sudah lupa, yang namanya kecap manis itu seperti apa,tempe kayak apa tahu kayak apa, daging dan susu, saya sudah lupa rasanya.                 Bisa ditebak resep kecap manis tradisional yang hampir ada disetiap sentra penanaman kedelai dan sentra produksi nira kelapa atau enau, diseluruh Indonesia, menjadi terdesak karena disparitas harga bahan dan waktu produksi. Ini memang terjadi di masyarakat Negara miskin, dimana rasa kalah dengan hipnose masal dari promosi yang memukau., dan harga yang terjangkau.  Salesmen produk abal abal ini  malah merambah mini market yang tersebar luas, dengan product tiruannya, wong tidak ada yang peduli ( jangan salahkan BPOM – Badan Pengawas Obat dan Makanan mereka sudah kerja keras, saban hari datang ke kantor. Ada  Secretatiat Utamanya  tapi ndak jelas tergabung dalam Kementerian apa)                                                           Ya hancurlah rasa semur, sate, empis empis, oseng kengkung dan oseng buncis, yang bumbu utamanya kecap manis. Mereka yang alergi MSG ya waspadalah.

 Lha ceritanya kok begitu panjang, kesempapat berdagangnya dimana ?

Begini, kaum menengah dan menengah bawah sudah ndak  ada waktu lagi untuk dirumah. Mereka suami istri kerja mungkin sampai usia purna tugas, alias jarang yang mau mengontrak lagi, semangat sudah loyo. Bisanya jajan.                                                                                                            Seorang  penjual tahu tek, sate ayam, yang bahan bakunya tahu, lontong,  kentang.  goreng,  rajangangan selderi, bawang, bawang merah goreng, petis  krupuk tapioca. mematok harga dari 10 000 – 12 500 rupiah per porsi, adapun rasa sangat tergantung dari minyak gorengnya,  tahunya dan kerupuk. Disekitar hunian saya tidak ada rumah makan yang menyediakan tahu tek dengan  rasa seperti tahun 60 han dulu sampai th 70 an.  Kecapnya, petis-nya, serta krupuknya.  Sasaran vendor tahu thek umumnya  kaum menengah bawah, kaum menengah tetangganya sendiri, hanya dia dirumah petak sewa, sedangkan langganannya di perumahan sederhana. Rasa dagangan sajiannya sangat tergantung dari kualitas tahu  kualitas kecap yang dipakai, serta kerupuknya. Nah tahu dan kecap ini hasil dari perusahaan yang besar, dengan putaran sampai ton kedelai per batch. Lebih kecil dari itu  susah didapat dipasar umum.  Ndak nyucuk dengan investasi yang ROI nya 25 %. Anda bisa menyediakan satu porsi seharga Rp 20 000 sampai Rp 25000, sebab tahu anda dari kedelai lokal, ( tahu yun yi di Semplak, Bogor, 0,5 kg harganya 17500 rupiah), yang penennya lebih sedikit, kecap anda dari pabrik rumahan dari kedelai yang sama, dari Kediri di toko Surabaya harganya 24 000 rups/300 cc botol kaca. dengan resep jaman dulu, krupuk anda tanpa pewarna textile, minyak anda sekali pakai. gula kecap  anda gula kelapa, dari nira yang dipanasi sampai kental tanpa garam inggris, jadi cepat lembek menyerap uap air dari udara, tapi garam inggris ini bukan makanan umum, dalam jangka lama bisa merusak ginjal. Rasanya langsung lain dari  vendor tahu thek pada umumnya. Tergantung pada anda bagaimana capitalized dari kelebihan anda. Terus terang bahan baku anda susah didapat dipasar, tapi disana sini masih ada, atau atau bikinlah sndiri ! dijual botolan, mahal kan, tapi kan unik, kebanggaan dapur.   Kecap kediri ini modalnya lk 14000/300 cc.   Resepnya cari di google jangan malas tanya padanya si embah ini.                                                                                     Lidah kaum menengah atas masih seperti lidah saya, ingat rasa tahu thek jaman dia masih sekolah dulu.  Di Surabaya ada penjual rujak cingur di Jl. KH Ahmad  Ja’is seporsi memathok harga 75 000 rupiah,  bukan soal apa, semua bahannya pilihan, terutama daging cingurnya bisa dimakan. Buah rujakannya pilihan mentimun masih berbiji kecil karena dipetik muda, juga krainya,  direbus atau mentah, bangkoangnya  dengan irisan pas dan tidak kering karena dipanen sudah sebulan lalu,  ada nenas muda yang pas,  tidak tua maupun terlalu muda, begitu juga mangga muda, irisan pas selebar lidah, tidak terlau tebal,  sayurnya kangkung  diambil yang di pucuk pucuknya  dikukus masih renyah, lengkap dengan tahu dan tempenya pelihan dari kedelai lokal dogoreng sendiri, ( artinya tidak beli matang dari pasar)  pisang kluthuk  muda, ada jambu medenya meski hanya beberapa iris, petis udang dibuat cara sebenarnya, warna hitam ini adalah warna tinta ikan sotong/nus yang direbus bersama udang grago atau udang putih size 90,  gula merah dan garam plus bumbu menghilangkan bau anyir. Itu duluuuu. Sekarang sudah terdegradasi, meskin harga masih  super premium.                                                                                              Penjual rujak cingur di Surabaya puluhan  ribu, semua tunduk pada apa yang disediakan  kualitasnya oleh pasar.  Sebaliknya, pasar selalu mencari pengganti bahan baku yang jauh lebih murah, mengandalkan MSG. siklamat, essence, dan pewarna sembarangan. Jangan tanya lagi mengenai  BPOM. Semua bisa dibeli termasuk PCC yang menjadikan orang gila.                                                                                                                                     Lha di lahan berdagang  makanan yang islami, artinya dengan kesayangan terhadap makanan dan  konsumennya sambil mencari nafkah dengan kasih pada sesamanya , bukan hanya mencari  kekayaan, syukur kalau bisa kaya, sebab kekayaan tidak akan ada batasnya, selalu kurang.

 Dan selain anda, upaya ini selau mengorbankan konsumen, ditambah ilmu hipnosa massal, merambat ke dunia politik pemilihan  pejabat. Tapi rasa yang dideteksi di makanan, itulah modal anda. Lain dari Politik, tikus warna apa saja, ya mencuri.                                       

Dan jangan lupa, tikus tikus ini bila kena OTT, makanan itulah yang tertinggl bisa dicapai, pesenan pahlawan keluarga,  pahlawan apa wong istrinya empat,  mereka yang ditahan karena menilep milyaran, masak ndak dituruti ? Wong hanya pingin tshu thek, ke restoran mentereng kayak biasanya si sipir pengawal tidak berani, ya ke warung tahu thek apa tahu campur anda !! .   Kalok sudah vonis malah bisa datang sendiri, khusus ke anda, tentu saja bersama kawan kawan, iya toh ? Waktu cukup, jauh dekat sama saja. Harga ? nomer empat.

Sedang rasa asli sudah dicemari sampai  konsumen merasa, lalu mengerti,  itu tandanya anda punya  peluang, disegala bidang perdagangan, makanya wahai kaum muda bedaganglah dengan cara islami.

Bertempurlah di medan dimana anda pasti menang.  Dagang apa saja, barang bekas ok, jadilah tukang dulu, barang bekas electronik  OK kenalilah parameter segala macam IC yang  dipasar. Sebab ada jutaan IC yang parameternya berbeda beda, pengguna mesin cuci, pengguna pendingin AC , kipas angin sampai  computer selalu ada IC, yang umum di pasaran, ini yang selalu rusak.                                                                                                        Sedang jadi buruh, sungguh tidak bisa diharap lagi, apalagi buruh menengah dan menengah atas, bahkan tingkat paling atas. Basisnya pasti kontrak, jangka pendek, jam kerja sangat panjang dan tidak bisa ditawar kerena absensi dengan sidik jari secara electronic, yang dipuncak ditarget pemasukan,  langsung dipotongkan pada gaji bulan depan, tanya sama Sofyan Alasenengdi.  Bersegeralah pulang sebab rata rata waktu di jalan 3-4 jam.  karena sepeda motor harus putar putar, mengganggu yang punya Ferari.  mending buka google, cari inspirasi resep asli kecap kediri, rujak cingur, tahu campur sate ayam, lha penjual tahu campur ini, sekarang jual rajangan tulang muda dalam kuah lemak jerohan, sangat waspadai endapan di arteri anda !!.  Ndak dapat makanan begizi malah penyumbat arteri. Yang sebenarnya, segala jaringan ikat itu ndak semua bisa dimakan, apalagi tulang muda, tendon achiles, tendon lutut sapi, dirajang bisa jadi sepuluh porsi !  Sang ibu vendor ingin cepet naik haji.                                                                        Atau jangan berkeluarga, tinggal di apartemen, jangan beli  sapi, makanlah steak saza,  si habib ya gitu kok*) naudzubillah minzalik.  Ini zaman neoliberalisme, tenaga dan pikiran mungkin mahal, sedetik yang  dibutuhkan,  dibayar, tapi detik lain tidak.  Tanya sama Sofyan Alasenengdi.                                                              Jadi nyawa paling murah, apalagi nyawa orang yang sudah uzur,  siapa yang membutuhkan ? **))









0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More