Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Rabu, 27 Mei 2015

HUKUM UNTUK KAUM BUDAK DI KERAJAAN ROMAWI

HUKUM UNTUK KAUM BUDAK DI ROMAWI
Nun dikaki gunugn Visuvius yang subur tinggal pensiunan Praetor yang kaya raya, kebun buah buahan dan anggurnya meskipun gersang karena teletak di punggung bukit, kebun itu  nampak subur dan berbuah lebat berkat pengangkutan air dari anak sungai jauh dibawah pekebunan itu, dipikul dengan ember kayu oleh ratusan budak budak milik pasangan setengah tua pensiunan Praetor itu. Uang tidak menjadi masalah buat memberi makan budak budaknya, karena emas peraknya segudang rampasan waktu masih jadi Praetor sebelumnya. Pekerja memangkas pohon buah buahan kebanyakan budak perempuan campuran budak muda sexy dan perempuan budak setengah baya. Ada seorang budak berasal dari Madura ( jangan keliru, Madura di Spanyol sekarang) yang menarik hati sang Praetor tua itu, maklum orang Romawi yang  hawa hafsunya tak pernah terkendali, dan budak ini toh miliknya. Cara sang Praetor tua menarik hati si budak muda dan seksi ini begitu terang terangan dan berlebih lebihan untuk ukuran budak, sangat menyakitkan hati Nyonya Praetor yang sudah gembrot tidak berbentuk lagi. Entah oleh karena apa begitu dalam luka dihati si budak,kata kata nyonya besar, menyertai pukulannya pada pipi kanan kiri dan jambabakan pada rambutnya yang sampai mencabut segenggam, maka  gunting pemangkas tanaman yang disampingnya tanpa pikir panjang ditusukkan keperut nyonya yang sudah buncit itu menancap dalam dalam kearah atas mengenai jantung sang nyonya  yang lagi marah itu, mati seketika. Perkebuna yang sunyi itu geger. Seorang legioner setengah baya yang bekerja sebagai mandor budak disana langsung mengayunkan pedangnya memancung budak muda itu. Tanpa tanya tanya lagi.
Bagitulah hukum Romawi jaman perbudakan.  diselenggarakan, tanpa ragu ragu dan cepat. Tinggal sang pensiunan Praetor merenung ditemani segelas anggur dan berfikir. Romawi bakal menguasai Dunia karena hukumnya sederhana dan cepat terhadap budak budak. Tidak perlu ditanya lagi kenapa kalap membunuh, pokoknya ada saksi ( saksi terhadap kejahatan yang dibuat oleh hanya seorang budak terlalu gampang dicari), Waktu sang Praetor menanyai si Legioner malah sang Praetor tidak tahu mukanya yang ditutup topeng besi pelindung,waktu diperintah membuka topeng si Legioner menolak sambil berkata, bahwa untung si Budak wanita itu dia sudah menghukum pancung atas nama Dewa Zeus dan dengan memintakan pengampunan bagi dosa si budak kepada dewa Zeus, untuk budak  dari Madura ini. Sedang sang Praetor tidak bisa menuntut si Legioner karena pembunuhan kekasih budaknya ini bukan persoalan besar lagipula dia tetap bertopeng besi sebagai Legioner yang lagi  bertugas dilindungi Dewa Zeus, jadi tidak ada saksi. Begitulah nasib budak dari Zaman Romawi sampai zaman zaman Perbudakan yang lain di Dunia ini. Pantas para vigilante yang bercita cita medirikan Negara yang luas wilayahnya bisa menelan Negara Negara lain, dari Sabang sampai Maroko dengan Hukum zaman Perbudakan diseluruh Dunia selalu berfoto dengan korbannya yang akan disembelih sambil mereka memakai topeng. Ceritera ini sangat tidak bermutu tapi kejadian bener. Lain di zaman Romawi lain di zaman sekarang, yang ini adalah korban untuk menunjukkan kemarahan hasil keboidohannya sendiri. Korbannya malah tanpa salah apapun. Tulisan yang mengenai peristiwa yang sangat tidak bermutu ini tdak perlu dikomentari oleh siapapun, untuk menjaga perasaan.

Jangan khawatir, kita hidup di jaman terang benderang dimasa kini,NKRI dibentengi dengan pembukaan Undang Undang Dasar bahwa KEMERDEKAAN ADALAH HAK SEMUA BANGSA. kita bertekad mendirikan Negara moderen dan hidup didalamnya denga kehidupan yang berharga untuk dihidupi, bagi semua penghuninya. Negara pluralisme dengan kehidupan yang dipayungi Hukum plural. Penduduknya yang 90% Islam telah mebaca dan menerima Al Qur'an dengan dibentengi oleh pembukaan Bismillahirakhmaniraim, untuk semua surahnya kecuali  At Taubah. Maha benar segala firman Allah didalamnya. juga dibuka dngan bismillahirakhmanirakhim, Bertekad nntuk menjadi rakhmatanlilalamin untuk semua ciptaan Allah dalam kehidupan Dunia sebagai Khalifah Allah di Bhumi  (Al Baqarah ayat 30.) sama sekali tidak melanggar hak mutlak Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuni dosa makhlukNya, kecuali atas izin Nya,  dan dari asma 99 yang lain di alam ini.   Insya Allah*).
Namun, dalam hati kecilku, sebagai kaum muslimin, aku tetep mendambakan hukum qisas diberlakukan untuk para koruptor, pencoleng kerah putih, bankers dan penegak hukum yang sudah disumpah tapi kok masih nekad korupsi, kolusi, makan komisi dan gratifikasi, dll. .  Bisa dicoba dimasukkan dalam. Qonun di Aceh terlebih dulu,  pasti hukum Mati yang cepat dan tidak ragu ragu bakal membuat para calon pendosa jenis ini segera jera, Maha benar Allah dengan segala firmannya, Maka korupsi dan sebangsanya akan diadili oleh Qadi ( sebab kerusakan yang ditimbulkan oleh kejahatan ini jauh lebih besar dari pembunuhan)  yang tanpa ragu ragu, dengan menghukum qisas terhadap mereka, perkembangan jumlah para koruptor ini segera mandeg. Insya Allah Aceh menjadi Daerah di Indonesia yang tanpa kejahatan korupsi...

Minggu, 24 Mei 2015

PARA KSATRYA ADALAH PEMIMPIN MASYARAKAT YANG SEBAIK BAIKNYA SEPANJANG SEJARAH MANUSIA

PARA KSATRIA ADALAH PEMPINAN MASYARAKAT YANG SEBAIK BAIKNYA SEPANJANG SEJARAH MANUSIA.
Masyarakat Hindu menggolongkan mereka yang nenggunakan kekuatan fisik dan mental sebgai senjata untuk memenangkan pertarungan adalah golongan atau wangsa Ksatria. Memenangkan pertarungan fisik berarti memperoleh kekuasaan terhadap masyarakatnya. Kelebihan para ksatria, mereka tidak takut dibunuh dan tidak takut membunuh. Sedangkan manusia golongan lain sangat mencintai hidupnya. Apabila watak ini dimiliki oleh mereka yang kurang daya pikirnya, maka mereka disebut para yaksa danawa mereka berani membunuh dan berani mati tapi kurang punya daya pikir – yaksa danawa sama dengan raksasa  sama dengan gergasi, sama dengan kaum liar. Selebihnya kaum terpelajar yang menguasai ilmu dan pengetahuan sangat tergantung keselamatannya kepada kaum ksatria, dan meskipun dengan segala cara mengukuhkan kelebihannya terhadap kaum ksatria kaum Brahmana ini selalu menundukkan diri kepada kaum ksatria. Sebaliknya pengetahuan kaum brahmana telah mengangkat derajad kaum ini lebih tinggi dari kaum ksatria  karena dianggap mengetahui kemuauan adhikodrati.
Ribuan tahun era feodalisme telah mengukuhkan kekuasaan kaum ksatria dengan upaya yang terus menerus menyempurnakan diri dalam  fisik penguasaan senjata dan ilmu dan perilaku terpuji yang didapat dari kaum brahmana. Sehingga dunia feudal diseluruh dunia dari semua bangsa mengenal sifat ksatria adalah sebaik baiknya sifat manusia yang dalam bahasa Perancis dikenal dengan “noblesse obligue” atau watak luhur para ksatria. Dalam bahasa Inggris “ chivalry” yang kurang lebih maksudnya sama, dibedakan watak “gentleman” disamping orang kebanyakan, di Jepang dikenal dengan nama watak kelompok samurai, dalam sejarah Islam ada sosok teladan ke ksatriaan Salahudin al Ayubi yang memenangkan penyerbu dengan dalih Perang Salib dengan watak premannya. Sebaliknya dari fihak Spanyol yang Negaranya diduduki oleh orang Arab ada El Cid yang legendaris, menjadi ksatrya Kristen disana.
Seluruh kepulauan Nusantara kebudayaannya dibawah pengaruh Hinduisme dalan waktu berabad abad, yang didasari kurang lebih dengan watak ke-ksatriaan dari wangsa yang menguasai kekuatan Negara damanapun di Nusantara.
Hanya tiga abad paling lama, seluruh kekuatan masyarakat telah ditaklukkan oleh kekuatan bangsa yang menjajah dengan akal pedagang yang sangat rakus, haus keuntungan, yang tidak mempedulikan cara melainkan hasil saja.
Wajar, bila watak ksatria sudah jadi tolok ukur setiap penguasa satu wilayahdi Nsantara, seterusnya hingga sekarang sangat menghargai para ksatrianya.
Perang kemerdekaan yang kita selalu kenang dengan bangga dan dengan penghargaan kepada ksatrianya, yang sayangnya beberapa puluh tahun kekuasaan Orde Baru telah dimanipulasi oleh sejarawan dan pakar ilmu Social Profesor Nugroho Notosusanto, yang mirip  Gobbles pendukung fanatic Nazi Jerman, menjadikan para ksatria ini cuma kroni Jendral Suharto di-jejal jejal-kan  kroni Jendral Suharto dan para pasukannya ini saja. Untuk pembenaran siasat kekuasaan yang dikenal dengan “dwifungsi ABRI” alias kekuasaan rangkap dari ranah militer dan ranah sipil oleh Angkatan Bersenjata Rapublik Indonesia (ABRI),  penguasanya adalah pemegang senjata.
Cara militerisme yang sudah kuno, otoriter dan sarat dengan KKN ini dijejalkan dengan alasan demi keamanan dan ketertiban, karena demokrasi berpolitik selalu membawa kegaduhan, Memang kegaduhan adalah side effect dari tarik menarik kepentingan masyarakat dan kepentingan individu. yang harus di laksanakan dengan keterbukaan politik maupaun anggaran. Seperti yang dinyatakan para pakar bahwa oxigen dari demokrasi adalah keterbukaan informasi, sedangkan kekuasaan otoriter kerahasiaan dan mistifikasi dari pengeluaraan negara adalah ecosistim yang dimestikan, harus tanpa keterbukaan informasi, malah ditambahi dengan menyesatan yang mistis kalau perlu.
 Ini sekarang dimata rakyat telah menodai keseluruhan penghormatan rakyat kepada pemegang senjata, karena kekuasaan mereka selama 35 tahun Orde Baru sangat didasarkan pada penumpukan kekayaan dan istana mewah yang dibangun ditanah resapan air, tanpa memperhatikan lingkungan yang luas dan menyebabkan run off atau banjir ketempat yang lebih bawah, ini dilaksanakan dengan  secara menyolok dan mudah secara instan lagi, yang diperkuat dengan kekuatan organisasi bersenjata,  diteladani sendiri oleh sang Jendral Suharto dan keluarganya sendiri. Anak pinak sang Jendral masih menjadi wakil rakyat di DPR RI sekarang, entah mewakili rakyat yang mana, kerjanya memamer-mamerkan “keberhasilan” ayahnya.
Mulai saat itu dirasakan msyarakat sudah muak dengan apa yang dinamakan “dwifungsi ABRI” yang pelaku nya kebanyakan tidak disaring dengan watak ke ksatriaan yan sudah ada mulai berabad abad yang lalu. Memang bila dirunut dari pembentukannya mulai dari perang kemerdekaan telah banyak disusupi oleh pencari kesempatan dan preman preman pasar yang nimbrung pakai atribut militer seperti Sabaruddin tahun 1945 -1947 di sekitar Malang, Kartosuwirjo 1948-1952 di Jawa Tengah dan Jawa Barat, sebangsa tokoh fiktif Naga Bonar, yang terikut hingga Orde Baru memberi kesempatan  sungguhan, seperti Jendral Thahir kroni Jendral dr. Ibnu Sutowo yang memainkan harga migas seperti SKK migas sekarang dan harta warisannya di bank Sumitomo telah dijadikan joint accout dengan istri keempatnya Kartika Thahir  ditilep oleh istri mudanya itu, bila tidak gaduh mana kita tahu ?
Pasukan Cakra dari Madura yang berwatak preman dari KNIL yang begabung dengan TNI karena perjanjian KMB.
TNI jendral Suharto dengan hasutan dan dukungan CIA membasmi secindil abangnya para petani penerima tanah land reform menurut UUPU no 5 th 1960 sudah dibagikan kepada mereka, adalah lahan perkebunan tebu Belanda di Jawa Tengah dan Jawa Timur tembakau di Sumatra Utara yang sudah dikuasai para  Tuan Tanah , para petani miskin penerima bagian tanah ini ditetapkan  sebagai antek G 30 S PKI pembunuh jendral jendral th 1965, termasuk guru guru desa yang jumlahnya orang tidak boleh menghitung.
Seandainya praktek zaman Orde Baru dwifungsi ini tidak didominasi dengan kenyataan watak yaksa danawa yang mengeruk harta dan kenikmatan hidup dengan instant, sebenarnya rakyat Nusantara sangat menghomati para ksatria-nya dan tidak ada persoalan mengenai dwifungsi apa trifungsi apa multifungsi dari ABRI nya, mohon ditandai fakta ini, tidak perlu menyewa Prof Nugroho Notosusanto alm., dengan segenap murid muridnya para preman intelektual yang tidak tersebar di terminal terminal dan pasar pasar, melainkan di club club elite di night club dan café café sebangsa LHI, Fath dan SDA, Bupati Fuad dari kabupaten Bangkalan, Lembu Andini, Sultan Bhatuijo dan yang lain tak terhitung, dari fisionomynya saja dari semula sudah terpampang sifatnya yang culas dan hangkara murka *)

Jumat, 22 Mei 2015

OPTIMISME ADALAH KATA KUNCINYA, MARILAH KITA MENCOBA UNTUK MELAKSAKAN TRISAKTI, SUSAH PAYAH SUDAH SEMESTINYA

MARILAH KITA COBA UNTUK OPTIMIS, SELAMA LIMA TAHUN PRESIDEN JOKOWIDODO.
Bangsaku, setelah founding father kita mati teraniaya oleh ulah bangsa sendiri sebagai korban rekayasa kekuatan adhikuasa,  oleh prasangka ketakutan yang direncanakan. Ulah founding father kita, Bung Karno dengan menuntut kembalinya Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi, membuat mereka panas dingin, takut juga kalau kalau terjadi “domino pinciple”, setelah di Vietnam mereka keok. Disamping memang mengincar emas disana. Baru sekarang limapuluh tahun kemudian semua itu jelas nyata.
Setelah masa Orde Baru yang enak karena dijejali hutang yang bertimbun timbun, dalam segala bidang termasuk pertanian dengan subsidi besar besaran untuk “in put” usaha tani terutama padi dan polowijo a’la BIMAS PADI DAN POLOWOJO, hampir sepanjang dua puluh lima tahun, yang sayangnya manfaat Bimas ini hanya disisi pengadaan dinikmati petani karena kemudahan berusaha ( sedang harga gabah dikendalikan oleh Bulog dengan operasi pasar, artinya menjual beras dibawah harga lokal waktu panen raya, demi keuntungannya sendiri) , sedang disisi ekonomi dinikmati oleh para sudrun dan spekulan besar kroni si sudrun di BULOG ini, termasuk exporter abal abal yang ada di Sungapore yang mensupply document impor beras abal abal (sedangkan berasnya dari sini saja yang dikemas persis kayak dokumen impornya) , dibidang Pertahanan dengan senjata hibah yang bekas dan beaya pemberantasan komunis yang tak terbatas, dibidang kesejahteraan, pasar dibanjiri barang import barang pakai dengan hutang US dollar yang berjibun, pembangunan industry hilir pabrik pabrik di Negara maju, oleh swasta kroni Jendral Suharto yang mewakili penerima mayoritas kredit pemerintah untuk pertumbuhan industry ini, yang sudah  terpercaya berkongsi dengan si Babe Jendral Suharto seperti Liem Sioe Liong dan kawan kawan, dengan kroninya, dan dwifungsinya yang masih dirindukan sekarang ini, oleh yang berkepentingan, assembling mobil oleh Astra  dkk, disertai dengan penghapusan transportasi tram listrik diganti dengan bemo, dan selanjutnya tanspotasi cepat masal menjadi terbengkalai.
Orde Baru bangkrut karena mbalelo enggan memerdekakan Timor Timur, karena harga diri sang dictator, maka credit langsung diketati oleh konsursium Bank Bank kelas Dunia IMF World Bank, ADB dan sebagainya. Langsung  dictator Suharto ditinggalkan hampir semua menterinya, Diktator ini akhirnya mengundurkan diri, untuk selama lamanya karena tidak punya kader sekelas Jendral   Fattah.al Sisi. Tinggal kenangan betapa enaknya berkuasa  dipangku oleh Bank Dunia dengan menggadaikan seluruh potensi ekonomi bangsa ( yang masih ditiup itupkan oleh putrinya yang dari Partai Golkar sebagai anggauta PDR RI  sekarang dari  fraksi partai Golkar), betapa pahitnya hukuman tidak diberi kradit karena mau mempertahankan harga diri, bahkan dictator ini memerintahkan membuka lahan gambut satu juta hectare pada akhir kekuasaannya. Apa daya sudah ditinggal oleh kroninya dan putra putrinya, adik kakaknya hanya kapitalis karbitan saja, perut gendut penuh nafsu kepala kosong. Ganteng cantik tidak punya nurani dan harga diri. 
Penggantinya silih berganti dengan Partai yang tidak berideologi, sebangsa SDA dan LHI tapi koalisinya berhenti memerintah dengan menggendong kasus korupsi yang amat besar yang dikerjakan oleh kader kadernya yang berasal dari para sudrun. Partai Partai Agama yang diketuainya luluh lantak oleh godaan sepele “harta tahta dan wanita” menjilma jadi partai gurem. Belum pernah dalam sejarah bangsa ini Partai Partai Agama jadi gurem memalukan ini, tidak ada kader sekelas   Fattah al Sisi, si Jendral ini dapat kredit dollar murah dan banyak untuk memberi makan rakyanya, lha kita tidak, kita jadi pesimis terhadap hari depan bangsa ini.
Sekarang kita menghadapi kenyataan, bangsa ini akan dibawa mengarungi lautan cobaan hidup miskin tapi berharga diri, demi menyelesaikan trisakti. Apakah ini hanya mimpi ? Gini saja, Presiden Jokowidodo mendadak sudah ditawari kredit nikmat banyak dan murah dengan borgolnya untuk dipakai sendiri.
Ya apapun mimpi atau sungguhan tapi  niat sudah dimulai, Presiden Jokowidodo dan kabinetnya yang masih dipengaruhi kepentingan Partai dan koalisinya akan di reshuffle, yang keterlaluan akan diganti, Presiden sendiri sudah keliling untuk mencari trobosan, kebocoran oleh tikus raksasa migas yang pelakunya hanya beberapa gelintir orang dan sangat tersembunyi, sangat menggiurkan untuk dilindungi,  malah sudah dibabat oleh penyidik polisi. Kalok masih sulit mencari dollar akan mengadakan intergovernmental trading untuk dapat beras Ini semua pertanda bahwa Presiden Jokowododo mengerti.
Ya, kita tau arahya lah, makanya segera Institusi bank Dunia langsung menawari ktredit murah dan banyak, supaya Indonesia setia pada rantainya.
Optimisme ini dasarnya memang kita mampu mengadakan komoditas untuk di barter yaitu ikan, tepung tapioca, dan ketela batatas, karet,  dan kopi, kelapa sawit, mungkin masih tembakau. Karena mamacu melipat gandakan komoditas tersebut relatip mudah bagi agro economi kita, asal segala rintangan dari pusat sampai daerah yang masih mempunyai banyak lahan tidur sadar. Perlu tekad bulat mempertajam kemauan politis untuk ini, mengatasi rintangan politis sukuisme yang masih  berbudaya feudal yang sudah dipraktekkan oleh Amran Batalipu ex Bupati Buol Sulawesi Tengah dan bangsa Kroninya Hartati Murdaya Poo, Artalita Suryani,  para sudrun dan sebangsanya, sebagai antek institusi keuangan dunia, nyata pada apa yang terjadi pada Nyona Sri Mulyani yang tentu saja akan merentangkan rintangan  dengan segala cara dan beaya, bahkan akan mengerahkan ISIS import ke Indonesia bila perlu. Mengerahkan aksi mahasisiwa a’la pembentukan Orde Baru dengan “KAMI” dan “KAPPI”  nya, yang gejalanya sudah nampak pada demo mereka tg 21 Mei 2015 sebagian demonstran dengan indentitas dari Muhammadiah, membakar dan merusak ( berita TV Satu tg 22/5/2015 jam 5 sore). Sebab ide trobosan ini memang berdasar dan mungkin,, bila dikerjakan dengan tekad politik yang bulat untuk membebaskan diri demi amanat TRISAKTI.
Bagaimana tidak, tepung tapioca adalah bagian dari kuliner disana dengan penduduk yang sangat banyak yang tak terpisahkan dengan semua resep masakannya sehingga dinamakan “a wonder flour” seperti bawang putih di kuliner kita, sedangkan ketela batatas dimakan oleh penduduk mereka sebagai dilicatess dan sesulit mereka mendapatkan panen yang baik, seperti bila  kita nekad menanam bawang putih. Sedang Manihot utilisima/ ketela pohon tidak tumbuh di sebagian besar daerah iklim mereka, meskipun mendapat persaingan dari Vientam dan Negara tetangganya di Asia tenggara, Ikan dilaut kita perlu teknologi mutakhir untuk menjamin hasil tangkapan setiap kali melaut dengan beaya bahan bakar yang besar, kelebihannya setara dengan kekurangan beras dan kedelai, yang teknologinya sudah ada, sedang kopi dan karet kelapa sawit sudah ada ditangan kita.
Yang diperlukan adalah tekad dan optimsme kita, bahwa kita sudah sampai di tantangan melaksanakan amanat trisakti, berani melaksanakan apa tdak ?*)
Lilhat juga artikel di google dengan kata kunci INDONESIA L] BOND Bulog.....

Sabtu, 09 Mei 2015

PEMBIARAN EROSI KEPENTINGAN UMUM


PEMBIARAN EROSI KEPENTINGAN UMUM:
BAYAR UANG PARTISIPASI PENANGKAL VONIS PENGADILAN, AMAN
GRATIFIKASI  BUKAN, MARK UP  BUKAN, KOMISI  BUKAN, PENYALAH GUNAAN WEWENANG  BUKAN
REKENING GENDUT, KOK BISA NGUMPUL SAMPAI 50 MILLIARD RUPIAH  UNTUK SETIAP PEMILIKNYA PADAHAL SEPESERPUN TIDAK TERBUKTI  ME-MARK UP BELANJA  NEGARA? BAHKAN ANGGAUTA DPR RI YANG “TERHORMAT” MELOLOSKANNYA DARI TUDINGAN NEGATIP, KARENA MEREKA SENDIRI LEBIH KEDODORAN.
Cerita ini sebenarnya alam sudah melaksanakan, dan mengajar kepada kita, bagaimana parasit yang nebeng ditubuh manusia bisa bertahan memparasiti hidup manusia selama mungkin, dan berkembang biak selama mungkin, menular di orang lain sebanyak mungkin. Keberhasilan yang paling tinggi derajatnya bagi parasite adalah hubungan semacam ini, yang sudah dibuktikan oleh Mikobacilus tuberculosis denga manusia korbannya. Seperti Pelindung masyarakat terhadap masyarakatnya, yang berakibat melemahnya kehidupan masyarakat sendiri.
Ternyata diantara yang berhasil adalah bacteri TBC .  Sehingga manusia bisa diparasiti bacteri TBC  artinya sakit TBC lama sekali, tidak merasa apa apa selain cepat lelah, kan biasa ? Tidak demam, tidak mual, tidak pusing tidak batuk ( hanya kadangkala, biasa), tapi pemeriksaan reaksi tubuh yang sangat sensitive sekarang bisa mendeteksi adanya parasit ini ( pemeriksaan reaksi Mantoux). Bacteri TBC bisa bermukim disemua jaringan tubuh manusia, paru paru, tulang, kulit, kelenjar getah  bening, otak dsb. Bacteri TBC bisa menjangkiti/memparisiti binatang seperti sapi, dan primata. Sampai sekarang Bacteri TBC menjuarai jadi pembunuh nomer satu dinegara Negara bekembang, pemicunya adalah kehidupan miskin. Malah sudah berkolaborasi dengan virus HIV segala. Kehidupan miskin kronis dalam jangka puluham generasi, menjadikan kebiasaan kebiasaan hidup tidak sehat, terutama nutrisi, makan yang asal kenyang. Kehidupan yang selalu terancam bencana dan kelaparan, dengan sendirinya menimbulkan tekanan bathin,  artinya menderita lahir dan bathin. Yang paling mudah dari golongan masyarakat yang rentan terhadap TBC,  adalah: pencari kehidupan secara nonformal, dengan menyerempet nyremet melanggar hukum masyarakat yang kadang kadang diancam dengan segala hukuman dari ringan sampai berat, meskipun hanya rehabilitasi ( katanya), tapi bagi mereka bahkan rehabilitasi inipun dirasa hukuman karena meninggalkan kuwajiban keluarga.Golongan ini selalu mengggunakan kepentingan masyarakat biasa untuk mencari makan, bisa ditindak bisa dibiarkan dalam waktu yang sangat lama, misalya pemakaian trotoir untuk perluasan toko, untuk parkir kendaraan sehigga mengganggu pejalan kaki.
Bila dipikir dengan baik, semua rekening gendut ini saya mengerti dari berita Koran. Emang sudah lama dimiliki oleh bintang bintang penerus monsieur Fouche’ ( hidup di zaman revolusi Perancis sampai akhir kekuasaan Kaisar Napoleon Boneparte, masih dipakai juga oleh Le Comte de Tallyerand meskipun mereka berdua tidak saling menyukai, ( google kata  kunci biography dari  Joseph Fouche’ 1719 – 1771 ).
Hanya kini, gejala ini ada dizaman lain dan Negara lain, kebetulan di negara kita Indonesia, entitas yang beroperasi kayak bacteri TBC ini, dalam masyarakat kita dapat bertahan sejak zaman keemasan Orde Baru sampai Orde Reformasi jadi selama 32 tahun ditambah 12 tahun orde Reformasi , saya ramalkan masih bisa lebih lama lagi, hebat juga ya ?
Saya kira prestasi penerus beliau di Indonesia ini  pantas diacungi jempol. Monseur Fouche’ cerdas, kejam, dan piawai berkomplot dengan para pengendali kekuasaan Negara Perancis pada zaman yang sangat explosive dari zaman hukum rimba itu.
Sedang yang disini entitas dari golongan ini diajari lembut pada mayarakat penyedia dana, malah cenderung sopan dan tidak galak dengan masyarakat pelanggar undang undang pelanggaran ringan, sesopan petani tambak menggiring gurami dan ikan masnya masuk jaring, hanya dengan melambaikan tangan dan membunyikan pukulan ember saja. Adapun  iuran receh (lembar limapuluh ribuan) yang saban hari terkumpul hanya berdasarkan kesadaran masyarakat buat berbagi saja, sambil ngeri ngeri  sedaaap, istilah Sutan Batu Gana wakil rakyat di DPR RI yang sudah terkenal itu,  jangan jangan surat suratnya ditahan, usahanya disegel, untuk diusut ke pengadilan, kan makan waktu beaya dan tenaga buat sidang, dan berabe ?  Karena terpaksa, bejuta orang melompat pagar, ya ya  namanya cari makan. 
Sumber ini sangat dipelihara sehingga dana receh lancar mengalir berputar keatas seperti mesin  jam. Pemasok dana walau sebutir pasir akan tetapi dari lapisan rakyat yang harus kreatip mencari makan mulai dari sector nonformal, sampai tindak anggauta masyarakat menganggu kepentingan umum, dari kampung pekerja rumahan pemalsu merek kosmetik ( kemasan daur ulang, segel  dibuat mirip,bahkan lebih bagus), sampai pabrikan product kecantikan palsu dan illegal, disket dan kaset bajakan sangat marak dikaki lima, yang berarti pembajakan hak milik intelektual, pembajak program computer mereka setia setor,  dari penjual makanan berformalin sampai pabrik saos tomat palsu dan menambahkan bahan berbahaya, semua tetap mengalir dana partisipasi sukarela karena sering salah parkir kendaraannya, supaya masyarakat adhem ayem mati pelan pelan.  Pedagang kaki  lima, yang jelas mencederai kepentingan umum, penjaja sex dijalan jalan, tukang becak yang nangkal di pojokan kampung dan trrototoir jalan khusus unutk pejalah kaki, warung warung kopi dan minuman beralkohol murahan tempat nangkal penjaja sex, toko toko yang menggunakan trotoir untuk menjajakan dagangan, penjudi kecil kecilan, tukang copet dan pengamen di bis bis selalu menyempatkan setor sukarela tanpa harus bilang usahanya apa sebagai  berkah pada si “klanting” istilah untuk pangkat yang paling rendah, kemudian keatas keatas transenden berantai sampai ke bintang dilangit teratas, yang hanya a/c puluhan orang saja, terus mengalir setoran sukarela, dari hiburan malam kelas teri sampai kelas kakap patuh setor disamping setiap pamen penguasai wilayah memangku tugas terhadapi masyarakat yang mesti digali sumbernya, juga untuk keperluan sendiri dan iuran persembahan merupakan bagian kecil  saja, toh ada mekanisme perhitungan deret ukur sehingga sampai ke bintang diatas persis tepat menurut perhitungan. Bagaikan akar pohon bisataru yang membelit mesra ibu Pertiwi dengan akar rambut ratusan ribu, dibagian yang terkecil sampai ke sumber kejahatan terorganisasi a’la Herkules, pambalakan liar dengan export bermilliar rupiah, a’la briptu Labora, dan lain lain. Nah sistim inilah menyangkut pelaku usaha jutaan orang berusaha mnecari nafkan “miring” yang dengan segala upaya harus diamankan.
Lah si letkol NB ini,  si sialan ini,  sudah dikasih hati, dikasih kesempatan jadi penyidik yang digaji tinggi di instansi penting yang lagi ngetren dan naik daun  kok lupa tradisi, manjaga kepentingan korps ini apaan?   Di instansi lain tidak kayak di- instansi ini, si pemasok tidak sukarela, tapi kepada instansi M. Fouche’ ini, sistimnya  sukarela sangat anggun, dan harus di jaga tetap begitu dengan segenap kehormatan para anggauta korpsnya. Istansi baru ini merupakan Komisi yang bisa menyidik pejabat Negara tingkat apapun, eselon apapun, kan sangat penting untuk memperluas penyandang dana dikalangan ini (yang sudah setengah kabal hukum) umpama ditingakat SKK Migas, yang bermain ditingkatan tinggi menilep hasil penjualan migas trilliunan rupiah, siapa yang bisa tahu, dari penyidikan kesalahan apa, selain Komisi yang baru ini ? lha kok malah merahasiakan permainan tingkat tinggi ini dari bekas koleganya satu corps, kan ini merupakan sumber yang sangat menggiurkan besarnya dan bisa lebih dibuat aman lagi dengan bantuan  a’la ajaran  M Fouche’ ? 
Ada satu lagi sumber besar yang mungkin harus dibebaskan dari kecurigaan adalah sumber dari musuh bebuyutan  si teraniaya yang ngamuk, dengan mengumpankan tersangka korupsi sebesar Hambalang suap dari sini untuk isi rekening, demi kelancaran peberantasan gerakan yang menciutkan nyali dunia.
 Tidak heran bila Trikata : Gineng prathidina, Satya Haprabu, dan Tansutresna sudah dihapus diganti kalimat baru pada zaman keemasan Orde Baru, memang sudah lain ( sampai mbah google saja sudah tidak tahu). Anggauta letkol NB, mana dharma bhaktimu wahai adik kelasku ? Apa dikau ndak tahu bahwa menurut Guruji Joseph Fouche’ semua yang kau perbuat sudah tercatat rapi di dossier kami. Walau kau tersangkut paut polah tingkah anak buahmu yang sudah menurut pola kami, puluhan tahun yang lalu, kau kami usut Letkol NB sebab dia lupa, sebagai peringatan bagi yang mau mbalelo yang lain, sekaligus untuk pratanda siapa yang paling tahu dan paling harus mendapat kesetiaan di Negeri ini, ya kami. Kami tahu semua, jadi jangan coba coba mbalelo, kau dan sejenismu sudah kami cap dijidadmu*)
Saran saya kepada masyarakat: Ya kita  harus berbuat seperti pengendalian kasus “kejadian luar biasa” penyakit TBC:
Pastikan entitas pathogen masyarakat ini tidak bermutasi jadi organisme patogenik lain, misalnya jadi Polititisi money-isme, sebab entitas dari corps ini sangat piawai dalam masyarakat, kaum Politisi jangan sampai terpincuk oleh mereka, karean mereka tidak bakal ada tandingannya seperti Edgar Hoover direktur FBI, konon jadi Direktur FBI sampai empat periode president Amerika Serikat, bayangkan betapa rimbun bisataru disana.
Patogen masyarakat yang sudah mirip Mykobacilus tuberculosis terhadap manusia, tidak bakal bisa diperangi apabila penderita masih lemah jasmani larena kemiskinan yang sistemik/ bila ini masyarakat, strukture kesetaraan kesempatan ekonomi masih sangat lemah dalam  masyakarat sekarang antara pemilik modal dan pemilik hanya lahan pertanian, dan tenaga.
Negara dan mayarakat yang belum bisa menyeimbangkan antara pemilik modal dan pekerja, sangat tidak perlu adanya bisataru tumbuh dalam pemerintahannya, sama sekali tidak ada gunanya, baik untuk ketentraman masyarakat maupun semangat rakyat mengikuti programe Pemerintah., boro-boro djadi vote getter.
Para kroni  dari pohon bisataru, politisi tanpa prinsip, pokrul bamboo tanpa idealism, selalu meniup niup besarnya dukungan tersembunyi secara politis  dari kepiawaiam pohon bisataru ini. Kenyatannya meraka tidak kuat jadi vote getter secara teritorial, wong mereka hidup secara feudal, mencolok dimata rakyat.
Yang paling bisa dikerjakan adalah memberi kegiatan non formal pada sebagian besar penduduk untuk mencari nafkah yang halal. Pindahkan penduduk ke daerah yang berlahan tidur banyak dengan kemauan politik yang tegas, dan member sekedar infra structure minimal dibutuhkan untuk mendukung ekonomi wilayah baru ini. Waktunya si sudrun perintang upaya ini dipasokkan menjadi mangsa bisataru ( jangan jangan bisataru seluruhnya sudah nenjalin kemesraan dengan sudrun sudrun ini ?).

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More