Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Kamis, 30 Juli 2015

RAKYAT AKAN TERPANGGIL MENILAI PARTAI YANG TANPA MASSA PENDUKUNG MELAINKAN MENYEWA MASSA PENDUKUNG

RAKYAT KOTA PEHLAWAN ARIF DAN TIDAK BERINGAS, RAKYAT HANYA TERPANGGIL
UNTUK MENINGGALKAN PARTAI PARTAI YANG TIDAK PUNYA IDEOLOGI, TIDAK PUNYA KADER DAN TIDAK PUNYA MASSA, MAKANYA TIDAK PUNYA BALON WALIKOTA.  :
GEJALA BARU, BUKTI NYATA BAHWA PARTAI PARTAI POLITIK KEBANYAKAN TIDAK PUNYA IDEOLOGI, TIDAK PUNYA KADER DAN TIDAK PUNYA MASSA.
Komisi Pemilihan Umum gerah, nampaknya akan melonggarkan batas tenggang waktu pedaftaran calon Kepala Daerah kepada fihak yang paling berkepentingan, yaitu Partai Partai, untuk mendaftarkan calon calon  Peimpinan Daerah tingkat satu maupun tingkat dua. Ini pisau bermata dua, bila sampai tg 3 Agustus 2015 tetap ndlahom, konon Gubernur akan menunjuk PJS sampai 2017, dan diharap bisa melongsorkan elektbilitas dan popularitas Bu Risma, atau bila Gubernur salah mengartikan gejala ini dengan salah tunjuk PJS, maka juga akan melongsorkan Gubernur incumbent sendiri. boleh coba menantang rakyst yang sudah berniat baik ini, dengan uang dan apa saja, INI KOTA PAHLAWAN. RAKYAT SANGAT JELI DAN BIJAKSANA..
Kena apa  Partai Partai kok abai terhadap pendaftaran calonnya itu ?  Partai Partai Politik bahkan tidak mampu mengusung PANCASILA  sebagai ideologi, yang sudah jadi   IDEOLOGI BANGSA. Mepertajam dan lebih mangaktualisaskan ideologi bangsa ini saja kebanyakan Partai  Politik sekarang tidak sanggup ! Apalagi ideologi lain yang  lebih  menuntut  keteladanan yang  nyata, jauh lebih sulit, karena ruang tindakan teladan yang sempit, sedang  PANCASILA  memberikankan  ruang yang sangat luas untuk menjadi teladan.saja tidak bisa., dalam masyarakat yang memang plural ini. Atau Partai yang berani terang terangan mengusung ideologi yang monolit untuk seluruh bangsa ini, sekalian buka kedok, dari pada menberikan fatwa haram pada BPJS  yang memang belum seperti yang diinginkan?
Karena kesempatannya setelah Orde Baru runtuh,  selama reformasi  17 tahun masa reformasi, mereka sibuk untuk berdagang posisi Kepala Daerah, kepada bakal calon  yang  mampu mengadakan uang  yang exorbitan ( coba ingat berapa jumlah yang disogokkan pada hakim kontitusi Aqil Mokhtar ?), dengan harapan selama menjabat jadi Kepala Daerah atas dukunan (ingat bukan dukungan saja) Partai Partai pendukungnya, kayak Amran batalipu,  kayak Ratu Atut  Chosiah  kayak Gatot Puja Nugraha, atau  banyak sekali yang lain,  uang yang sangat banyak bisa dengan leluasa beranak pinak seperti yang diperoleh oleh Ratu Atut Chosiah  Cs yang menjadi dinasti Penguasa Banten selama lima tahun, atau Bupati Bangkalan si Ra momon emon doremon  anak dedengkot bedebah  preman Bangkalan yang jadi Bupati sebelumnya Fuad Amin Imron yang lantas jadi ketua DPRD fraksi Gerindra, Sekarang sedang meringkuk di penjara, karena ngrampog Negara.
Lha kalok Partai  Partai yang mendukung kepala Daerah macam ini, sekarang  balonnya  diusulkan ditunda pendaftarannya. Sampai kapanpun ya ndak ada yan mau.  Uang hilang tidak bisa kembali padahal miliaran bahkan mungkin triliunan. Karena Partai Partai  lapak kaki lima ini tidak punya massa pdukung sendiri, bisanya beli sesaat nenjelang PILKADA tapi ndak pake uang sendiri...
Bila mendengarkan nurani rakyat, mbok dicoba sekali sekali, biarpun calon tunggal seperti Bu Risma untuk jadi Walikota Surabaya  dijalankan PILKDA CALON TUNGGAL SAJA. BAKAL KELIHATAN BERAPA PERSEN PEMILIH YANG DATANG KE KOTAK SUARA , APA  KPU DAN BANGSA INI BERANI MENCOBA ?. Sebab ada motif yang sangat jahat dari Partai Partai yang tidak punya ideology kecuali buka lapak buat balon yang berani bayar uang buaanyak saja – lah kapan bisa menang bila partai partai cuma membuka lapak thok tidak punya massa ? RAKYAT SEHARUSNYA MEMBUBARKAN LAPAK LAPAK KAKILIMA INI, PUNYA PREMAN LAGI!!*)


BPJS - DAN PERUSAHAAN YANG ""BRAIN INTENSIVE"

BPJS –BADAN PENYELENGGARA  JASA  SOSIAL KESEHATAN MASYARAKAT  DAN PERUSAAN SWASTA  YANG “’BRAIN INTENSIVE”
Sudah hampir pasti bahwa untuk memenuhi  syarat “ hukum bilangan besar” dari statistik, BPJS harus menyerap semua buruh dan pegawai perusahaan swasta untuk menjamin kemampuan yang pasti membayar premi menurut ketentuan.
Sayangnya masih terjadi ketimpangan  yang serious dari rumah sakit rumah sakit yang dikatakan mampu melayani pasien yang akan mencapai 180 Juta orang  (siaran berita pagi TV one  tg 29/7/2015) pelayanan dengan masuk akal  dalam kesehariannya. Umpama harus kehilangan waktu satu hari untuk mendapatkan  Surat Jaminan Pembayaran Asuransi di loket BPJS karena pasien yang mbludak. Perlu besuk paginya. antri di klinik karena hari ini sudah penuh, Sedang pengambilan obat yang semakin  “pilih yang terjangkau” baru besuk paginya..
 Bayangkan bila si penderita orang berumur yang harus mengunjungi dua tiga klinik setiap bulan, berapa hari dia harus mondar mandir ngantri di Rumah sakit yang ditunjuk ???
Jadi, untuk si anak pegawai perusahaan yang kebetulan “brain intensive”,  Prusahaan  akan sangat merugi bila pegawainya harus masuk asuransi kesehatan BPJS, karena mau atau tidak mau harus menberi izin mengantar berobat anaknya selama tiga hari, sedangkan pekerjaannya di kantor tidak bisa diganti orang lain dan tidak bisa ditinggal begitu lama tanpa perencanaan yang njlimet, ( misalnya melajani clients, melayani dokumen pengapalan kontainer export yang  tidak boleh ada kesalahan,  bila mau lancar).  jangankan tiga hari meninggalkan pekerjaan, sedang masuk absen pagi pagi saja terlambat tiga puluh detik sudah didenda Rp 10,-.
Tambahan, menurut para dokter, sebenarnya penanganan  penderita stroke dan cancer premi yang dibayar oleh pengikut BPJS tidak disetarakan (menurut azas asuransi) senilai perawatan dengan diagnostik dini sperti CEA atau diagnostik yang lain, dengan fasilitas inap-nya  dengan alat alat mutakhir yang memang berniat meyembuhkan, bukan sekedar menunggu antrean dengan alasan memperkuat fisiknya. ( siapapun mengerti ini tipuan guna memanfaatkan penggantian uang polis BPJS  saja)
Jadi perlu produk asuransi BPJS extra, tambahan untuk  mengcover kedua jenis penyakit ini, Yang dengan cepat angka statistiknya  naik tajam...
Apa tdak dipikir oleh Depertenen yang mengadakan BPJS ini ??? Akhirnyya perusahaan semacam brain intensive ini terpaksa membayarkan BPJS menurut peraturan dan membayar premi ke asuransi yang lebih memperhatikan pelayanan kesehatan yang  masuk akal sehingga tidak perlu izin (paksa) selama tiga hari untuk  untuk seorang anak yang sakit.  Bila terpaksa suruh saja perusaan semacam ini membayar kontribusi ke BPJS - ATAU PERUSAHAAN ASURANSINYA *)

Selasa, 28 Juli 2015

IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR SANGAT BEDA DENGAN SERIKAT ISLAM DI HINDIA BELANDA

IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR SANGAT BEDA DENGAN SERIKAT ISLAM DI HINDIA BELANDA.
Akhirnya setelah sejarah keberadaan Islam yang sangat panjang di  Mesir, Ikhwanul Muslimin harus lahir tanggal 20 Maret 1928, dititik nadir pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Islam di Mesir.
Sejak khalifaur rasyidin Islam sudah merambah Mesir dan berkembang disana hampir sejajar dengan tarikh tahun Hijriah. Jadi sudah 14 abad yang lalu. Ulama Ulama besar Islam. Akhli ilmu pengetahuan yang berkembang dalam sinar ajaran Islam, ilmuwan ilmuwan ini telah lahir dan tinggal di Mesir, Penguasa Penguasa kenamaan Islam, antara lain Salahuddin Al Ayubi juga mempunyai peninggalan di negeri itu.
Pasang surut terendah Islam dimulai pada lahirnya rainessance di Europa, surutnya daerah Magribi, Kesultanan Islam di Andalus dengan Istana Sultan di Al Hambra Spanyol ke pantai utara Afrika, terus merembet dengan cepat sampai titik nadir dengan digali-nya terusan Suez oleh bangsa Europa di awal abad ke 19,sangat menyingkat pelayaran ke India, Nusantara,  China dan Jepang, yang sebelum itu harus memutari benua Afrika. Sosok Hasan Al Banna, lahir di keluarga ulama muslim tg 24 Oktober 1904. Sosok istimewa ini sudah menonjol sejak kecil, balajar dan mengaji Al Qur’an di Mabangun Ulum sehingga hafal Al Qur’an pada umur 14 tahun. Kemudian menjadi ustadz disana dan berdakwah dengan sepenuh hati dimana  mana termasuk di warung warung kopi  waktu istirahat siang hari, memberi kuliah pada malam hari sambil belajar. ( dari google dengan kata kunci Hasan al Banna biografi), dalam situasi umat Islam dalam kemunduran yang sangat, Kesultanan Mesir dibawah kekuasaan Inggris. Sedang seorang Sultan masih sangat pengaruh  oleh dukungan posisinya sebagai  figure sentral  dalam Agama.  Nampaknya Hasan al Banna lebih menunjukkan  identitas  sebagi sosok  Islam daripada sosok bangsa Mesir.
Mulailah dia manapaki jalan jalan yang sangat berbahaya, karena pada kenyataannya kesengsaraan siapapun pribhumi Mesir adalah korban kolonialsme/imperialism  Inggris, apalagi dilokasi yang secara  strategi global sangat penting bagi Inggris, sekitar terusan Suez. Hasan al Banna langsung berhadapan dengan Imperium Inggris, disana. Sebagai bangsa Mesir, yang dijual oleh Sultannya.  Akibatnya mendapatkan kekerasan dari kekuasaan Kesultanan Mesir sendiri, dan sesama sebagian umat Islam disana.  Waktu itu ikhwanul muslimin mendapat tuduhan  menyelewengan syariah  Islam dari risalah antara pemukanya Sayid Al Kutb, Jamaluddin al Afghani dll. (Saya kira ulama sekelas Hasan al Banna, pasti akan sangat  sangat hati hati dalam mendakwahkan sari’ah Islam bagian yang paling gawat ini, karena menyangkut perilaku yang nampak )- Di google bisa disimak dengan kata kunci “Al Manhaj co.id. Membongkar kesesatan dan penyimpangan gerakan Ikhwanul Muslimin”. ( mungkin sekali risalah ini sengaja dicari cari oleh pihak lawan yang berkepentingan sekali di Mesir terutama terusan Suez, sewa atau mempropokasi ulama setempat  oleh kaum Yahudi). Meskipun faktanya Mesir masih merdeka dibawah Kesultanan Mesir, tapi kenyataannya Pemerintahan Sultan ini hanya boneka. Nyata-nyata “devide et impera” dikalangan bangsa Arab yang berdarah panas, sangat mudah disulut dikalangan ulama Islam bangsa Arab ini. Kepatuhan pada nash dan kepatuhan kepada Sultan yang terpateri erat, mulai dipertanyakan, membuat para ulama kuno gerah.  
Rupanya jauh jauh hari Hasan al Banna tahu betul dengan siapa dia berhadapan dan mempersiapkan anggauta organisasinya dengan semboyan yang sangat terus terang bahwa Ikhwanul muslimin menghadapi musuh yang sangat licik dan ganas : Allahu ghayatuna- Allah adalah tujuannya, Al Rasul qudwatuna- Rasulullah adalah Penuntunya, Al Qur’an dusturuna- Al Qur’an adalah pedomannya, Al jihad sabiluna- Jihad membela Islam adalah perjuangannya  dan syahid fisabilillah asma samanina- mati syahid di jalan Allah adalah kemuliaan paling tinggi. Sadar saat dia membangun Ikhwanul Muslimin pada saat yang sangat genting, maut tantangannya, dan benar. Karena yang dihadapi adalah imperialis yang baru dalan puncak keperkasaannya, menguasai terusan Suez ditanah bangsa lain. Muslimin di Mesir dalam keadaan terpecah belah antara yang memberi toleransi kepada akulturisasi Islam dalam kepercayaan Mesir kuno, dengan pemujaan  kepada yang bukan Allah, dan aliran garis keras a’la Wahabi, mempengaruhi perjuangan mengentaskan penindasan terhadap kaum tani fellahin Mesir yang masih dalam proses akulturisasi Islam. Pembelaan kaum menengah yang sudah bebudaya Arab lemah terhadap kaum fellahin miskin ini, yang di cap sebagai islam bid’ah setengah syirik dan cenderung tidak kaffah,sehingga hubungan diantaranya menjadi renggang. Keadaan ini digunakan sepenuhnya oleh kaum Yahudi musuh bebuyutannya. Timing yang sangat tidak tepat dari jamaluddin al Afghani untuk merentang petentangan antara pemikir Islam.
Akan tetapi dikalangan atas sudah sepenuhnya hidup dalam kultur Arab dengan tulisan dan bahasa Arab  dan bahasa Nasional resmi Mesir adalah tulisan dan bahasa Arab. Pada abad ke 19 jauh  sesudah zaman  khalifaur rasyidin, para Khliah Islam malah meberi tanah pertanan di Mesir kepada para Syaikh pemimpin para Bedun yang penggembala asal mereka mau tinggal selamanya sebagai petani penguasa tanah di Mesir inilah catatan yang disimpan di Perpustakaan Konggress Amerika serikat, di google bisa dilihat dengan kata kunci Egypt. Rural society. Satu kepastian untuk dilanjutkan jadi pedagang bahan pangan, beli waktu panen raya dsismpan jual waktu musim paceklik keras, moda perdagangan yang konon dilarang agama Islam.

Sedangkan di Hindia Belanda di era itu para pejuang kita melahirkan “Sumpah Pemuda” Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa  Indonesia” pada waktu itu para Perintis Pejuang Kemerdekaan membahasakan dalam Bahasa Penjajah “Samen boendelen van alle Nationale krachten” yang sulit secara terang terangan  Penjajah Belanda  melarangnya, kecuali dengan devide et impera yang lebih hebat.  Nyata nyata pada saat itu kaum muslimin Indonesia  tidak meributkan upacara “nyadran” yang di ambil dari adat upacara Hindu, upacara “Sradda” pemujaan para pitri ( nenek moyang). Praktek ini sudah sejak abad ke 13 dilaksanakan demi akulturisasi Islam dalam masyarakat Hindu, tapi telah dilantunkan dengan do’a surah surah dari Al Qur’an, jauh sebelumnya oleh para Wali di Pulau Jawa. Para Ulama kita hanya wanti wanti, menyembah dan mohon ampunan bagi si mati hanya kepada Allah semata pada para pengikut upacara Nyadran ini. Meskipun semua Ulama di Indonesia tahu betul bahwa praktrek ini bisa tersesat kearah syirik, mohon sesuatu selain kepada Allah. Sehingga sulit bagi penjajah  untuk memecah belah kaum muslimin massa rakyat yang masih  menngunakan  praktek ini, dengan diperuncingnya  menjadi  syirik, dan ulama yang membiarkan prakek ini, mengerti bahwa  musuh Agama Islam dan menjadikan pertentangan yang hebat diantara kaum muslimin di Hindia Belanda, baik untuk penjajah  karena perpecahan pasti membawa kelemahan dari fihak terjajah. Dibidang ini Penjajah Belanda sulit memisahkan kaum terpelajar dari kaum tani miskin di Jawa, karena budaya mereka, budaya Jawa memang lebih jauh berakar dalam masyarakat, dari budaya Melayu, apalagi budaya Arab.
Islam khususnya di Pulau jawa dan di Sumatra Utara, berhasil di pecah belah dengan nasib seluruh bangsanya - yang terpaksa menentang Amerika Serikat karena Amerika Serikat, dia sangat takut kepada Domino prisiple kekalahannya di Vietnam, sedangkan di Pulau Jawa dan Sumata Utara ada bibit pertentangan kepentingan mengenai kepemilikan tanah bekas perkebunan tembakau deli dan tebu milik Belanda. Keputusan Pemerintahan Presiden Sukarno cenderung memenangkana kaun buruh tani jaman Penjajahan dan mengeluarkan UUPA No 5 tahaun 1960 mengenai Land Reform .Menimbulkan pertentangan horisontal, diakhiri  dengan genocide pelanggaran HAM berat di tahun 1965,  karena para buruh tani ini telah menerima pembagian tanah bekas milik Penjajah yang telah dikuasai oleh banyak kaum kiai beserta murid muridnya sejak zaman Jepang, mebunuhi mereka tanpa tanggung jawab, yang maksudnya meberantas komunis anti Tuhan, kok berani baraninya menerima bagian tanah garapan yang telah dikuasainya secara de facto sejak jaman Jepang,  buruh tani yang menerima tanah pembagian land reform ini.  Dimana kaum agama dibantu sepenuhnya oleh rezim Suharto dan CIA, yang sampai sekarang dipungkiri. Pelanggaran HAM berat ini selama dipungkiri, akan menjadikan apapun yang di jajakan dihadapan rakyat tidak laku, akhirnya mereka jadi partai gurem. Karena sifat pengecut, lempar batu sembunyi tangan, hanya cocok dimiliki oleh gerombolah criminal yang sangat primitive dengan amuk masal sesaat. Tanpa dasar idealisme kemanusiaan yang diyakini dengan teguh, seperti  “syahid fisabilillah asma samanina”.  Nurani  manusia tidak bisa tahan  dengan sikap pengecut terlalu lama.  Paling lama sekedar selama uang dan kekuatan senjata ada yang mengawaki, mereka yang bermuka kayu, berotak robot, dalam pengaruh sesaat heroin, hashish dan sejenisnya, biasa dibagikan di Alamut oleh Hasan al Sabbah 11 abad yang lalu ( lihat di blog ide subagyo) dan CIA masa kini pada pasukan berani matinya, dibagikan diam diam, cuma sesaat   jadi pahlawan bangga diri, itulah maka dikatakan sebagai hero-in.
Di Mesir lebih sederhana, karena IM terlalu menentang kepentingan Amerika  Serikat sekaligus mengabaikan kaum fellahin yang dianggap tidak kaffah dalan akidah Islam, berdiri sendiri melawan kaum militer, yang mempunyai pekik perjuangan membela rakyat banyak dan terbukti dibangunnya bendung Aswan tanpa jadi komunis, malah dipermudah  belanja pangan yang mutlak dibutuhkan untuk rakyat Mesir, oleh lembaga keuangan dunia, akhirnya Presiden Muhammad Mursi dijatuhi hukuman mati bersama dengan ratusan kader IM. Tanpa perlawanan dan pembelaan dari fellahin yang merupakan mayoritas bangsa Mesir di desa desa. Lha iya wong bangsa Jepang pada waktu Neiji restorasi jaman pertengahan tuan tanah kaum shogun dan samurai besar diganti uang untuk modal indsustriasisasi besar beasran,  tapi di Mesir enggak, lha keturunan sheikh beduin ini apa disuruh rugi ? Sebetulnya ya masih bisa tapi harus sepintar mereka yang dilembah silicon US.

Lha Ikhwanul Muslimin, wong sudah benar, berubah dari perhimpunan social ke organisasi politik saat itu, seharusnya sambil menjiwai sampai ke dasar dari ajaran Islam,  bertekat dengan semboyan perjuangannya yang sehebat itu, mestinya sudah beralih haluan ke persatuan nasional  Mesir,  putar haluan mempersatukan seluruh kekuatan nasional Mesir, bersamaan dengan waktu bangsa bangsa yang terjajah di Asia Afrika serentak membebaskan diri dari penjajahnya,  kok malah membelakangi Perhimpunan Perwira Muda Mesir yang dipimpin oleh Gamal Abdul Nasser,  karena para Perwira Muda ini sangat prihatin dengan hari depan  kehidupan buruh dan fellahin di Mesir, malah ketinggalan langkah , memberi “cap” kekuatan pembaharuan  ini sangat cenderung ke Rusia Komunis sehingga dibangunnya bendung raksasa Aswan, yang gunanya sangat besar bagi rakyat Mesir, diabaikan karena komunis itu anti Tuhan. Google kata kunci perjuangan Ikhwanul muslimin di Mesir.
Disamping itu Ikhwan tidak mencari dasar Islam yang lebih universal dan dapat mempersatukan bangsa Mesir dan umat Islam sedunia. Apa tidak menjiwai firman  Allah yang telah menunjuk manusia jadi khalifah Allah di Bumi ini (Al Baqarah ayat 30)  dengan azas Bismillahirakhmanirrakhim ? mukadimah ayat ayat Al Qur’an kecuali satu surah At Taubah.  Basmalah bisa disimak di google kata kunci rahasia makna huruf “ba” dalam kalimat bismillahirakhmanirrakhim.
Bahwa dengan Rakhman dan rakhim akan  melaksanakan “nash” yang tak tergoyahkan dengan mukadimah  bismillahirakhmanirakhin ini, nash yang dikaitkan dengan syari’at Islam  sehingga  menimbulkan sikap manusiawi terhadap yang belum kaffah, atas nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih , adalah azas yang harus selalu diingat  bagi umat Islam untuk dilaksanakan, itupun jihad yang paling hakiki bagi setiap muslim muslimah di Dunia, sehingga tidak memalukan walau dijadikan teladan gerakan Islam di Indonesia dan seluruh Dunia, buahnya juga bisa dirasakan. Ideology ini diberikan Allah untuk mengawal manusia mengubah sistim masyarakatnya yang feudal kapitalis ke tahap yang lebih maju,  demokratik  dan berkeadilan social, tanpa kesakitan yang berdarah darah, memakzulkan setiap despot dan dictator dengan kurun waktu kekuasaannya yang lama dan menyakitkan.  Seperti  yang menjamur diseluruh dunia Islam terutama di Dunia Arab ?. Kok Kayaknya azas bismillahirakhmanirrakhim ini cengeng kurang semangat, ndak sesuai dengan semangat syahid fi sabilillah asma samanina.  Ada saja ulama yang memberi fatwa yang sangat lebih galak,  demi mengimbangi   semboyan tersebut, umpama memberi fatwa hukuman mati pada sesama muslim yang dianggap mencederai kaidah dan syari’ah Islam dengan nash nya, mbok dicoba memasukkan Hukum qisash dalam konun di Aceh,  atau seperti para ulama yang kumpul kumpul di Jawa Barat tempo hari, mmberi fatwa hukum mati kepada Ulil Absa  Abdallah ? lha akibatnya kan jelas akan memutus dialog dan memancing pertentangan yang keras. Hanya para syaitanlah yang riuh bertepuk tangan.
Apa tidak mereka pertimbangkan bahwa kaum Yahudi sangat bisa menyelundupkan agennya untuk menggarap Royan, Lutfi Hasan Ishak, Nazarddin, Anas Urbaningrum atau Suryadharma Ali berbuat korupsi besar besaran, mengerti bahwa tokoh pimpinan Partai Islam di Indonesia ini punya posisi sangat strategis,sangat penting untuk mendiskriditkan Islam pada umumnya, dan Ikhwanul Muslimin khususnya, mengerti bahwa sosok sosok sialan ini  cenderung meneladani Ikhwan ? Akibatnya adalah keterpurukan  reputasi  Partai Partai Islam di Indonesia ?  Jangankan PKS atau PPP yang meneladanai Ikhwan, Organisasi Mahasiswa Islam-pun  digarap oleh kaum Yahudi ini sehingga menjadi contoh yang memalukan dengan korupsinya setelah berhasil naik ke jenjang tertinggi dari birokrasi Negara ini, kayak Beddu Amang, Nazarudin atau Anas Urbaningrum, Aqil Machtar ex Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi? *) 




































USAHA MENANAM SAYUR MAYUR LOKAL MENGISI KEBUTUHAN SAYUR YANG MURAH DAN BERMUTU

USAHA MENANAM SAYUR  LOKAL
Usaha menanam sayur lokal ini mempunyai dua sisi strategis, yaitu melestarikan  pemakaian tanaman local untuk menambah  gizi  disatu sisi dan menambah penhasilan dari lahan kecil disaeputar kota kota disisi lain.
Secara tradisi memang kebiasaan  “ ramban” ini sudah dipunyai oleh penduduk Nsantara ini.  RAMBAN ( bahasaa Jawa) adalah memetik daun nuda yang bisa dimasak dari tumbuhan liar maupun tanaman tanpa mencabutnya hanya memilih pucuk pucuknya yang baik, dari lahan lahan  tidak  diusahakan ditanami, puinggir pigir jalan setapak dan pinggir tegalan  atau sawah atau sengaja ditanam untuk diramban.Pucuk pucuk ini tentu saja masih lunak untuk di olah atau direbus. Bahkan di Sulawesi Utara bubur Menado yang terkenal itu sebenarnya  harus dilenglengkapi dengan hasil “ramban”  berbagai pucuk tumbuhan liar maupun tanaman  di bawah kebun kelapa yang masih sangat luas  jenis jenis tumbuhan liar ini  hanya dikethui oleh penduduk asli setempat, makanya rasanya sangan khas dan sangat menyegarkan. Juga nasi lembek sayur pecel di kota Madiun Jawa Timur, yang sekarang mengalami krisis sayuran yang acute.
Semakin meluasmya kota dan sesaknya hunian di kota kota, kebiasaan ramban ini semakin tidak bisa dilaksanakan dan hilang  karena lahan kosong hampir tidak ada. Begiru pula pengetahuan mengenai tumbuhan dan tanaman yang bisa diramban, baik jenis tumbuhannya yang pasti dan memasaknya artinya bisa  dibuat sayur atau direbus bahkan di makan mentah dengan sambal ( sebagai lalapan). Sedangkan “pasar” didesak oleh permintaan akan sayur sayuran yang murah, maka patani  di pedesaan menggantikannya dengan sayur yang  paling mudah diusahakan yaitu yang selalu ditanam di “kebun sayur” dipinggiran saluran saluran pematus kota kota, lahan kosong ini diusahakan oleh petani yang mengembara dikota kota dengan sangat intensive dan dengan meenggunakan air dari seluran got got pematus dikota kota, dan pupuk buatan, dipanen kurang dari dua bulan sekali, seperti bayam cabut ( Amaranthus tricolor L )  kangkung darat ( Ipomoea reptica  L) , dan sawi hijau (Brasica rapa L ) maupun sawi putih ( Varietas  Brasica rapa ) ,mulai ditanam di pematang sawah, bahkan seluruh  lapik sawah yang semakin sempit. Di parkebunan karet  kopi dan cuklat, mungkin kelapa sawit, para buruh tani meranban junggul ( Tagetes patua L) dan tumbuhan liar bahkan gulma lain yang dapat dimakan untuk lauk makan sehatri hari, yang kita tidak pernah tahu nama nama jenisnya.
Di daerab Bogor, dimana hujan bisa sepanjang  tahun, lahan bekas kebun kebun karet telah diubah menjadi lahan milik, dan ditanami singkong  sayur (Manihot utilisima ),  lembayung cabut, bahkan papaya cabutan (Carica papaya L) hanya dimanfaatkan daun daun mudanya , ini merupakan  upaya  menanam sayur  lembayung yang baru,  dipasarkan untuk restoran dan warung padang dan lembayung cabut dari  daun kacang tunggak ( Vigna unguiculata L) yang dtanam bijinya  dengan rapat baru berdaun empat tangkai  terus dicabut – dalam umur  2-3 minggu)  untuk penjual karedok  diseputar  Jobodetabek ( Jakarta- Depok-Tangerang-Bekasi).
Penanaman sawi hijau bahkan merambah di pematang  pematang sawah sekitar Banyurangi demi  melajani penjaja Bakso hingga Bali  !, tentu saja dengan harga.
Bagaimana keadaan dikota yang landmark nya menjual  nasi Pecel ?
 Ini sulitnya, makanan ini benar benar makanan rakyat seperti bubur Menado.  Umumnya semua jenis sayur daun harus direbus sampai lunak, seimbang dengan nasi agak lembek dan hangat, jadi tidak cocok dengan lalapan mentimun muda, tapi krai yang direbus sampai lunak.  Umum juga mengetahui sayuran nasi pecel semestinya menggunakan juga bunga  turi ( bunga Sesbania sesban/ Sesbania grandiflora  L) rebus sebagai kelengkapan sayur yang tangkai putiknya dan tangkai kotak sarinya dibuang, supaya ndak pahit..
Sedangkan di pasar pasar sangat  sulit  mendapatkan sayur dalam bentuk “ramban”ini,  melainkan di ikat panjang sepeti bayam cabut dan kangkung darat juga dicabut, sekarang lembayung di Bogor juga dicabut, bahkan daun papaya, juga  dicabut dengan batangnya yang masih sebesar  ibu jari,  sedang di Madiun pasar hanya menyediakan sawi hijau dan sawi putih, bayam cabut dan kangkung cabut, sedang daun singkong  dipotong pucuknya dari  tanaman singkong  dan dan dalam ikatannya dijejali daun singkong tua yang terlalu luat untuk derebus, begitu pula daun papaya sebab tidak seperti di sekitar Bogor daun singkong diambil tari tamanan  singkong khusus untuk diambil daunnya. Tentu saja pembeli nasi pecel pagi pagi  untuk sarapan bakal kecewa berat,sebab sayurnya liat.  Ketika persoalan  ini dikemukakan kepada Dinas  Pertanian, dan Personil Bank Dunia yang lagi keliling mereka tidak mengerti, haruskah ada upaya   memuaskan penggemar pecel, dan apa perlunya susah susah ini harus dikerjakan. Maklum, mereka bukan penggemar nasi pecel dan hanya salary men/women. saja.   Saya  tunggu sampai pecel sudah tidak menarik lagi bagi para pendatang/ pelancong yang mampir  bernostalgia di Madiun  untuk menyantap  pecel Madiun, akhirnya hilang dari khasanah culinary makanan local  yeng menarik pendatang mampir. Toh masih banyak makanan yang bisa dijajakan. misanya msalnya super mie*)

Senin, 27 Juli 2015

MANUSIA BERTRANSFORMASI MENJADI MAKHLUK PENJELAJAH SEMESTA ALAM

 MANUSIA BERTRANSFORMASI MENJADI MAKHLUK PENJELAJAH ALAM SEMESTA DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI  BERKAH ALLAH   - BISMILLAHIRAKHMANIRRAKHIM
Alam  Raya, yang tak terbatas dengan jarak kempuh  garis lurus rambatan sinar saja bisa mencapai jutaan tahun cahaya merambat. Padahal cahaya merambat dengan kecdepatan kira kira 300 000 km/ detik. Lha umur manusia cuma puluhan atau maximum ratusan tahun saja.
Agama Budhha di  Tibet, dengan ribuan  rahib yang disebut disana Lama, telah ribuan tahun tinggal di vihara vihara terpencil dilereng Pegunungan Himalaya , hidup selibat, dan siang malan makan tsampa  ( gandum yang disangrai untuk tahan disimpan sebagai makanan siap saji) di seduh dengan daun teh  dicampur dengan lemak yak dan garam, untuk sebagian besar hidupnya.  Beribu generasi telah mengembangkan berbagai cara tidak umum untuk dilakukan “out of body travelling” (bahasa Jawa ngrogo sukmo)-  menjelajah  alam dimensi lain, menjelajah alam akash ( bahasa Tibet),  ilmu faal manusia,  memetakan  saluran merambatnya electron dan rangsangan syaraf pada tubuh manusia dan makhluk binatang derajad tinggi lainnya yang sekarang dinamakan “meridian” – sampai sekarang dikembangkan untuk acupuncture/pegobatan tusuk jarum, mengembangkan tenaga tenaga adhikodrati,  dengan cara mecari bakat diantara anak anak laki  Tibet sejak umur 5 tahun ( dari banyak buku karangan T. Lobsang Rampa seorang Lama yang mngarang banyak buku bahasa Inggris tentang kehidupan Lama). Sebagian besar merupakan chazanah pengalaman menusia, yang ini masih terjaga baik di Tibet. Karena ajaran Lamaisme bersumber dari ajaran Buddha yang sangat menuntut  totalitas  sosok manusia untuk mencapai derajad Lama..
Hidupnya kaum Lama ini merupakan upaya holistic menjalankan “syai’at” agamanya  demi kemajuan manusia. Kaum Baudha aliran  Tibet ini hanya mampu untuk mengembangkan upayanya pada sebagian kecil manusia lelaki yang berbakat dididik dengan keras selama hidupnya. Semua kaum Lama ini konon bisa menandai  “aura”, semacam sinar yang mamancar dari makhluk hidup, yang sulit untuk  kasat mata biasa melainkan “mata ketiga” ditengah kedua matanya. Aura ini meunjukkan pada mereka perkembangan bathin manusia. Yang tertinggi adalah warna aura keemasan warna esoteric menunjukkan  kebersihan jiwa dan yang paling rendah adalah warna kemerahan menunjukkan pengaruh hawa nafsu duniawi .Kamampuan melihat aura menusia dapat digunakan menandai secara dini  penyakit apa yang sedang diderita  manusia, sangat berguna untuk diagnostic dini suatu penyakit. Sayangnya menurut pandangan Lama dari masyarakat Tibet ini umumnya aura kemerahan banyak dimiliki oleh kaum wanita mereka, makanya mereka memilih selibat. Kaum Budha yang tidak kuat  imannya menjadi Lama jadi umat Budha biasa, kekeliruannya tidak dihukum oleh kaum Lama atau yang lain, kehidupan dikuasai oleh hukum karmapala..

Mungkin secara tesirat,  dengan semangat yang sama, kaum Islam aliran Wahabi berusaha memurnikan syari’at Islam- harus sama sekali tepat menurut apa yang dilakukan orang Islam pada zaman khalifaur rasyiddin, 15 abad yang lalu, itu yang nampak,  kaum Wahabi  berusaha mengetrapkan ajaran Rasulullah setepat tepatnya, dengan  ibadah sholat siang malam dalam keluarga mereka masing masing, bahkan dalam seluruh  lingkungan masyarakanya juga harus mendukung secara  total upaya ini, sarat dengan muatan kebudayaan Arab, Umpamanya selalu sholat berjama'ah di masjid masjid untuk kaum lelaki yang didahului dengan adzan  yang sekarang diperkeras dengan loud speaker   yang terdengar sampai jauh ,( saya ndak tahu keadaan di Ibu Kota Riyad pada saat adzan subuh apakah ribuan loudspealer dari ribuan masjid itu juga bersama sama menyerukan adzan - mungkin duta besar Amerika Serikat tidur dikamar kedap suara ?)  perempuan harus tertutup seluruh auratnya kecuali telapak tangan disebut burkah,  pada hari hari besar Islam rame reme berkeliling dengan bedug takbir dan takhmid, seperti orang Hindu di Bali mengarak ogoh ogoh, dan semua  tata cara syariah ini bila tidak ditepati akan merupakan dosa kepada Allah, yang akan di hisab di Akhirat nanti. Tapi penyimpangan dari syari'at dihukum oleh Kadi, penympangan berat dihukum mati.  Jadi kayaknya kok sangat menentang arus bahwa dunia akan dihuni berdesakan bersama  dengan umat beragama lain.  Aliran kaffah nurut ajaran Wahabiah ini sangat  cocok dengan masyarakat luas yang monolitic, bukan yang pluralistic, bila mau hidup tanpa pertengkaraa  antar umat beragama. .

Saya mengira maksud yang tersirat kaffah menurut aliran Wahabi, beliau  mengajarkan ini agar benar benar menghantarkan pemupukan upaya mengusai teknologi dunia non materi-energi kita seperti yang beribu tahun diupayakan dipelajari oleh orang Tibet sampai mereka membentuk kelompok kecil yang hidup kaffah-Budha secara terpencil – kaum Lama,.Ketentuan hidup lama juga bangun stengah lima, meditasi dan yoga, makan pagi dengan satu satunya jenis makanan juga minuman tsampa, sambil  bedoa bersama, meditasi lagi terus menjalankan tugas duniawi diakhiri dengan meditasi  sampai tengah malam..
Siapa tahu sjaria’ah Islam yang sangat ketat cara Arab ini bisa mengantarkan ke penguasaan  melihat fenomena “aura” ,   mendapatkan fenomena  “ma’unah dari Allah,  para waliullah mereka mendapatkan fenomena  karomah dari Allah,  sedangkan Muhammad Rasulullan adalah nabi penutup dari Allah, jadi tidak akan ada lagi fenomena mu’jizat dari Allah yang hanya diperuntukkan kepada para Nabi– sebagai wahana menuju pengembaraan di ruang kosmos menghadapi black hole dan lubang cacing atau worm hole yang  bertebaran di alam raya, bisa sangat menyingkat waktu tempuh jalan antar bintang yang berjuta tahun cahaya, mengatasi keadaan di worm hole yang tidak ada kesesuaian dan hubungan dengan fisik manusia  biasa ( pendapat Stephen Hawkings, sarjana Astrofisika Inggris,  yang dikutip oleh siaran  TV National Geography)- mungkin  mirip dengan  ‘cipta’ manusia – yang bisa sampai dimanapun dalam sekejap dan mendatangkan ma'unah Allah benda atau keadaan yang sangat dibutuhkan saat itu?*)

Minggu, 05 Juli 2015

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KITA, DALAM SEJARAHNYA PENUH DENGAN KEGONCANGAN POLICY

PENDIDIKAN KITA : PENUH  DENGAN KEGONCANGAN  PERUBAHAN POLICY, KEBERHASILANNYA TERGANTUNG PADA KETULUSAN BATHIN PENGAJARNYA.
DARI JAMAN ASHRAM HINDU, ASHRAN BUDHA, PESANTREN PARA WALI ISLAM,  JAMAN PENJAJAHAN BELANDA, PENDUDUKAN MILITER JEPANG, JAMAN PERANG KEMERDEKAAN, JAMAN DEMOKRASI LIBERAL, JAMAN ORDE LAMA DAN JAMAN ORDE BARU…35 TAHUN….YANG LEBIH LAMA JANGKA WAKTUHYA  DARI CULTUUR STELSEL PENJAJAHAN. 
TUJUAN PENDIDIKAN SILIH BERGANTI, TERHYATA KEBERHASILANNYA DITENTUKAN OLEH KETULUSAN BATHIN PARA PENGAJARNYA.
Rupanya, selama kita dibawah Nippon Gunsaikanbu dan perjuangan demi Kemerdekaan, pemikiran mengenai pendidikan generasi muda, kita mengalami kegoncangan hebat, bukan saja kegoncangan tapi, kecenderungan beralih aliran ke erosi nilai hidup, kedangkalan jiwa, telah menggerus pondasi lembaga pedidikan dan pengajaran itu sendiri, JANG SANGAT BERPENGARUH yaitu ketulusan pengajarnya.
Pada zaman penjajahan, pendidikan seluruhnya diserahkan pada Lembaga yang didominasi oleh profesional “guru”. Mulai sosok yang mengepalai seluruh upaya pendidikan dan pengajaran di seluruh Hindia Belanda, sampai pada para Penilik Sekolah di Kabupaten dan Karesidenan, semua dari kalangan profesi pendidikan. Di Karesidenan bercokol Pengawas Belanda, Di Kabupaten bercokol Pengawas Pribhumi.  Tugas mereka, dari Belanda totok maupun pribhumi yang tersirat adalah satu : Yaitu mencitrakan upaya Pemerintah Kerajaan Belanda lewat Gubernur Jendralnya, keunggulan kebudayaan bangsa kulit putih, dengan membentuk satu lapisan kelas orang pribhumi para inlanders ini harus percaya bahwa Belanda mengajari hidup bersopan santun dan teknologi Barat, bisa menerima dengan aman akulturisasi kebudayaan Barat untuk menjalani hidupnya “lebih baik” ( lebih baik juga untuk sistim penjajahan juga) disamping itu, harus tidak kehilangan identitas sebagai pribhumi, dengan budaya lokal.  Mertua eaya almarhum lulusan HKS Purworejo, beliaau  sangat piawai mengenai gending Jawa ( macam macam irama tembang Jawa ) karena beliau dari suku Jawa tapi tidak hafal syair RM Ronngowarsito karena kebencian sang pujangga yang sangat tersembunyi dalam syair syair bebeliau mengenau zaman Penjajayah Belanda dan kepada pemuka agama Islam, bengsawan yang sok pandai, yang hanya menganal atribut atribut  kulit kulitya thok.

 Baik dari bangsa Belanda totok maupun bangsa Pribhumi, telah sangat berhasil menciptakan lapisan masyarakat, yang terdiri dari manusia kombinasi ini tanpa menggugah semangat kebangsaannya.  Sekolah dibagi tiga yaitu disediakan untuk anak anak orang kalangan rendah dengan income maksimum gaji mandor ( sekolah Ongko loro- Volks school 2 tahun dan vervolk school 3 tahun ), untuk kalangan kaum pribhumi menengah ( Normal school), kemudian untuk golongan dengan income menengah, sekolah  HIS, dan MULO, Ambachshool (sekola pertukangan – muatan scholastiknya lebih rendah dari SMP diisi dengan ketrampilan pertukangan), kemudian sekolah guru untuk sekolah dasar pribhumi dengan malah diberi stipendium ikatan dinas, dengan bahasa pengantar bahasa Belanda ( Kweek school,  HIK  dengan  HKS.) Pendidikan pengajaran kelas income tinggi se level anak Bupati dan anak Para Penyelia yang pribhumi, atau pegawai Belanda dengan bahasa pengantar bahasa Belanda dari kelas satu( ELS  Eropeesche School trus ke HBS  Hogere Burgers School)  dan AMS untuk pemakai bahasa ibu bukan bahasa Belanda dan ber-income menengah, merupakan sekolah persiapan untuk masuk perguruan tinggi. HBS sekolah ini diperuntukkan bagi warga Belanda, pribhumi warga priyayi, berpenghasilan tinggi). Prinsip saling menghargai antar guru dan murid (dalam keseharian mereka saling menyapa dengan sebutan yang sama “ meneer Fulan dan Mufrouw Fulan, atau Jefrouw Fulan) diutarakan dengan bebas dengan bahasa Belanda, sebab guru di tataran sekolah menengah,  sekolah menengah atas dan sekolah tinggi  semakin tinggi semakin sedikit guru pribhumi. Disinilah Penjajah Belanda menyematkan kebudayaan barat, dicitrakan lebih baik disemua aspek kehidupan, daripada kebudayaan feodal kuno kaum pribhumi, yang sangat mendapat cemohan dari murid murid AMS dan HBS  atau Sekolah Tinggi. Yaitu kolot dan mengundang  sinisme dari perbedaan kasta keturunan, yang sudah usang, sangat  penuh dengan penghormatan tanpa dasar dan takhayul. Ini sangat terkesan pada generasi muda pribhumi pada waktu itu, terutama guru guru, karena ketulusan para pengajar Belanda mencitrakan kebudayaannya diatas kebudayaan pribhumi. Benar benar pangejawantahan dari “etische politiek” yang sangat berhasil.
Untuk menyempurnakan etische politiek, para gadis remaja pribhumi putri kalangan tinggi disediakan sekolahan “Van Deventer” ( didesign oleh Prof Abendanon termasuk arsitek dari politik etis) di Semarang  kemudian di Solo, muatan pendidikan ketrampilan hidup sehat dan melaksenakan excellences budaya barat, tapi sekali kali tidak boleh kehilangan kepribadian pribhumi dalam berbusana dan bersikap, disiapkan untuk jadi istri istri pegawai tinggi pribumi seperti bupati dan para penyelia,  setingkat dengan yang menguasai karesidenan, para dokter dan sekelasnya. 
Th 1942, dalam hitungan minggu, Hindia Balanda telah jatuh ketangan bala tentara Dai Nippon
Nippon biasa nempeleng tidak pandang bulu, asal bawahan.  Semua orang dan semua umur. Cahaya Asia bangkit memperluas kekaisarannya seleluruh pantai kolam Pacific kecuali pantai pantai Amerika selama 3 tahun. Nippon Gunsaikanbu  meyakinkan bangsa yang terjajah, Nippon adala bangsa nomer satu, ichi bang.  Pekerjaan pendidikan dan pelajaran Kolonial Belanda dijungkir balikkan. Untuk mendapat simpati dari massa rakyat jajahan.
Sekolah dasar Ongko loro dan HIS ( Hollands Inlandsche School)  dibongkar dijadikan Sekolah Rakyat yang gratis, dan tanpa membedakan asal usul.  MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwiys - setingkat SMP bahasa pengantar bahasa Belanda), KES (Koningen Emma School) di Surabaya dan KWS ( Koningen Wilhemina School) di Batavia Sekolah Teknik Menengah bahasa pengantar bahasa Belanda  dijadikan SMP dan STM dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia tanpa batasan bagi yang masuk baik posisi kasta maupun kekayaan semua boleh asal lulus Sekolah  Menengah .
Juga sekolah guru, ada dua tingkat SGB dan SGA dipisahkan antara putri dan putra. Begitu pula HBS dan AMS dijadikan SMA juga tanpa batasan posisi sosial dan finansial. Cuma persyaratannya yang harus diturut adalah semua murid (dan orang tuanya) benci pada bangsa Europa. Semua buku buku pelajaran MULO, KES KWS, AMS dan HBS dan lain Sekolahan berdasarkan bahasa Belanda diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia ejaan lama, Guru guru dididik kembali bahasa Nippon dan tulisannya mulai katakana ( huruf bunyi), hiragana huruf bunyi dan kata keseharian yang merupakan karakter/gambar, kemudian kanji ( huruf karakter china). Semua harus percaya bahwa Kaisar Jepang Tenno Haika waktu itu  mendiang Kaisar Hirohito,  adalah setengah Dewa, kita tahu dia manusia biasa sebelum perang dan sesudah kalah perang.  Sangat dicibir dengan sembunyi sembunyi oleh murid madrasah pondokan pesantren yang Islam.
Nippon belum sepenuhnya menang dari Sekutu pada saat itu, maka waluapun masih Gunseikanbu, yang maksudnya adalah pemerintahan militer, akan tetapi sudah banyak muatan jangka panjang. Misalnya ketegasan mengenai masuknya kebudayaan Jepang ke dalam penghidupan pribhumi, ada yang lebih kurang cocok ada yang malah bertentangan.
Yang cocok,  kita adalah sama sama masih dalam taraf kebudayaan feudal kuno, dengan masyarakat  bertingkat statusnya dengan segenap upacaranya,  walau dalam kalangan militer. Umpama seorang bawahan akan bicara kepada atasannya selalu dengan pendahuluan “mohon izin” – atau dalam bahasa inggris “Sir, with respect”    bila diberi izin baru bicara tegas, tidak bertele tele, singkat dan sikap sempurna. Dalam bahasa Jawa, “Nyuwun sewu gusti, kepareng matur” sampil berdatang sembah. “Mohon izin” yang sekarang masih “harus” dikalangan Angkatan Laut RI, termasuk para istri mereka.
Ada yang bertentangan yaitu kebiasaan menerima hukuman tempeleng dan hukuman tempeleng didepan umum adalah jamak, termasuk tingkah kasar kepada kasta dibawah ( ungkapan “bageiro” yang artinya gobl….juga diobral oleh kalangan prajurit krucuk Nippon, atau bintara rendahan Nippon).  Bangsa Jepang tidak memandang terlalu tinggi wanita pada umumnya, sedangkan di kita sudah dari perkembangannya yang sangat awal menjalankan  matriarchat, menghargai wanita dalam adatnya. Sedangkan agama Hindu dan Islam saja yang sudah berakar begitu dalam, tidak dapat membongkar adat matriarchat ini seluruhnya. Semua perubahan dalam masyarakat yang merupakan propaganda dekolonisasi Belanda juga bergema di dunia Pendidikan dan Pengajaran, Penggilan pada guru lelaki dan perempan berubah dari Meneer dan Mufrouw atau Jefrouw, jadi Bapak Guru dan Ibu Guru, sama dengan apa yang digunakan di sekolah swasta Taman Siswa yang didirikan oleh nasionalis R. Suwardi Suyaningrat nama bangsawan Yogya yang jadi guru diganti oleh beliau sendiri jadi Ki Hajar Dewantoro. Baliau Pendiri Perguruan Taman Siswa, Taman madya dan Taman Dewasa yang menjadi pembibitan yang handal dari Penggerak Anti  Penjajahan. Sedang Islam mulai zamam Majapahit abad ke 13 sudah mengadakan Pondok Pesantren yang santrinya atau laki saja atau perempuan saja, mondok/ kost pada Kiai dan Nyai nya- bukan dengan sebutan Ustaz. Sedangkan pelajaran Agama islam bertentangan (haram)  dengan pemujaan cara agama Shinto yang membuat sesaji di altar persemabahan kepada Dewa dewa Jepang. Inilah sebabnya seorang Kiai dari Jombang Jawa Timur, mungkin kiai Wahab Hasbullah ditangkap Nippon, diinterogasi sempat disiksa dan dilepaskan, Nippon berfikir masih ada waktu buat menyelesaikan tuntas perkara ini.
Perbedaan ini akan segera menjadi antipati diam diam dari para terpelajar dan rakyat. Tapi  melawan dominasi penjajahan tuan tuan (kulit putih) berhasil baik, nyaris  tidak ditujukan pada sesama penjajah Nippon ( karena Nippon mencitrakan dirinya dihadapan orang pribhumi sebagai saudara tua, meskipun ada  antipati yang tersembunyi menimbulkan dendam kepada saudara tua ini  yang berwujud pemerintahan militer, mendapat cemohan diam diam karena tingkah yang umumnya kasar dari  kaum militernya, mungkin sudah pembawaan dari sananya.  Semua ini terikut dalam upaya pengajaran dan pendidikan cara Nippon.
Demi untuk propaganda perang, rakyat daerah jajahan tidak perlu bayar beaya pendidikan dan tujuan pokok pendidikan ini adalah mendukung terciptanya kebencian kepada Sekutu.  ketenteraman dan hukum dalam mansyarakat kolonial dan segragasi antara kaum tuan dengan  pribhumi yang dicitrakan oleh penjajah Belanda sebagai hidup bersih hygenis, yang beda dengan hidup pribhumi pada umunya ( mereka makan dengan pisau, sendok dan garpu, sedangkan Nippon pakai sumpit dan makan daging ikan mentah), di jaman penjajahan Nippon sangat disamarkan dengan berbagai cara.)   Pendidikan militer sampai  ke jenjang bintara dan perwira  lapangan PETA ( Pembela Tanah Air) dselenggarakan, para trainee nya mengadopsi cara Nippon dengan semangat  meniru korps samurai,  sangat dalam membekasnya.
Berbagai cara digunakan untuk pendidikan  masyarakat yang walau masih diperlukan buat membantu melawan sekutu tapi bersama itu toh diexploitasi dengan lebih hebat dari etische politik penjajahan Belanda dalam ekonomi perang Nippon, jadi kaum inteligensia diluar Jawa yang mengerti hal ini di eksekusi dengan sistimatis, terutama para dokter, lulusan NIAS Surabaya atau GH Batavia.
Ciri pokok dari pendidikan dan pengajaran  propaganda Nippon, meskipun policynya sangat populis, tapi semua orang tahu ini tanpa ketulusan dari pendidiknya, malainkan  dipacu oleh ketakutan kepada penguasa militer Nippon, tetap gagal.
Nippon kalah tahun 1945 bertekuk lutut karena di bom nuclear, dengan korban dua kota Nagasaki dan Hiroshima. Berakibat Dai Nippon Taikoku segera bertekuk lutut tanpa syarat.
Mendadak saja semangat melawan Sekutu gampang sekali berubah menjadi  semangat merdeka dari semua penjajah sudah dimiliki oleh 98 persen bangsa Indonesia. Yang dua persen tidak diperhitungkan, para bangsawan komprador dan bangsa tengkulak Timur Asing yang sudah jadi warga Hindia Belanda yang disamakan  dengan Belanda ( geliykgesteld - disamakan dengan warga Belanda – atau Londo godong, karena pribhumi yang mendapat hak geliykgesteld tidak boleh seluasa lagi bergaul dengan sanak kelurganya lagi – seperti kerabat ibu saya yang menjadi Patih di Lamongan atau Malang, ceritanya si Patih sudah tidak sowan lagi ke Ayah angkatnya yang pensiunan Asisten Wedana di Solo).
Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan tg 17 AGUSTUS 1945 hanya hitungan hari saja setelah Nippon menyatakan takluk tanpa syarat. Pendidikan dan Pelajaran berubah jadi kancah  semangat kemerdekaan terutama dari tingkat SMP-SMA- STM – Perguruan Tinggi yang hanya beberapa ratus mahasiswa saja terutama Kedokteran dan Tekhnik. Mereka sama sama membentuk Tentara Pelajar yang menjadi inti pelawanan secara fisik maupun kebudayaan -terhadap kembalinya penjajahan Belanda – murid murid ini melarang  guru gurunya berbahasa Belanda. Bekas tentara Nippon pribhumi- dengan setulus bathin mereka. Konon Tentara Pelajar ini tetap berjuang bersama sakyat, tanpa terpincuk pada ketersediaan rampasan bekal perang Jepang, harta benda Belanda dan Nippon yang ditinggal bergudang gudang, melainkan hanya senjata, bahan pakaian dan obat obatan untuk perang melawan NICA. Heiho yang ikut membakar semangat tempur rakyat. Semangat samurai Jepang, kecintaan pada Kemerdekaan Republi Indonesia. Pak Gumbreg, seorang Hieho, berjibaku menangani meriam anti pesawat terbang telah  melawan pesawat spitfire Inggris, satu pasawat jatuh, yang kedua beradu kepala dengan meriam pak Gumbreg dan tertembak jatuh sambil menghancurkan pak Gumbreg dengan senapan mesin beratnya, di front Jetis, Barat Surabaya tahun 1945.
Mulai saat itu, pendidikan dan pengajaran generasi muda bangsa ini memperoleh corak bentuknya yang sangat populis, kerena segera meneruskan  policy Pendidikan dan Pengajaran sementara Gunseikanbu Nippon.
Ini memperoleh sambutan positip dari rakyat jelata, semua anaknya bisa sekolah, sayangnya hanya dengan fasilitas yang ada sebelumnya. Toh sudah membesarkan hati.
Pendidikan dan pegajaran harus ditujukan pada anak bangsa dengan gratis, tanpa syarat harta dan kasta, dipertahankan dalam masa revolusi. Muatan pendidikan  kental disajikan dengan cinta tanah air yang SETULUSNYA. DIMULAI DARI GURU –GURUNYA. Mengikuti gelombang euphoria kemerdekaan, meskipun mereka hasil didikan Balanda yang sangat ketat menekankan pada ketundukan pada “rust en orde” – ketenteraman dan peraturan” dalam ketidak adilan, adalah tujuan utama  kandang imaginer exiskstensi bangsa ini dijaman penjajahan Belanda. Pembebasan dari kandang ini ditandai oleh profesi guru, profesinya tetap disandang walaupun harus mengungsi dari pertempuran  di Semarang, langsung mengajar SR ( sekolah rakyat) di Solo dan digaji oleh Pemerintahan Rapublik ini, tanpa banyak cing cong menunggu surat pengangkatan dan lain lain, beliau sudah bercucu, guru pengungsi dari Semarang ini, langsung menjadi  salah satu guru Sekolah Rakyat di Solo, dimana saya belajar sebagai anak pengungsi juga.
Dan kita harus sangat bersyukur bahwa mayoritas guru guru, yang terdidik pada jaman penjajahan Belanda, mengantisipasi dengan sangat tepat dan nyata menggariskan profesinya sebagai guru bangsa Indonesia yang sangat muda, dengan semangat yang menggelora. Sebutan kepada Bapak Ibu Guru tetap dipakai, bukan Sensei a’la Nippon, atau meneer/mufrouw cara Belanda, anehnya segera Bapak Ibu Guru  tidak ingat lagi bahasa Jepang. Tandanya beliau beliau mengajarkan bahasa jepang bukan setulus hatinya tapi tepaksa karena takut militerisme Nippon.
Propaganda perang Nippon membebaskan beaya pendidikan disekolah sekolah Negeri masih menjadi tonggak ketercapaian revolusi kemerdekaan.
Kejiwaan para guru masih tidak terusik selama pemerintahan Demokrasi liberal, selama Orde Lama, meskipu hanya hidup dari gaji – karena apa yang akan dukorupsi ? Ini ungkapan klasik kala itu, jaman demokrasi liberal jamannya Partai Partai rebutan kursi kekuasaan dan korupsi di sector yang paling menjanjikan yaitu pemberian“izin” untuk apapun dan “pajak” terutama bea masuk barang import, di tilep, karena menjual barang import untungnya besar, maklum rakyat terlalu lama menderita kekurangan barang yang biasa diimport dari luar. Tapi guru guru tetap tidak menjual bangku sekolah, tetap tidak menarik bayaran untuk naik kelas, untuk lulus ujian, untuk deterima sebagai murid sekolah vaforit, sunggh pamali, karena saya tahu sndiri. Guru guru bekerja dengan tekad seorang pejuang sejati  dan ketulusan bhatinnya dalam mendidik dan mengajar.
 Terbukti tekad dan ketulusan idealism para guru senior ini telah mengilhami,menarik generasi muda para mahasiswa kala itu, yang mau jadi guru sukarelawan, dipelosok tanah air, sampai banyak yang dibunuh oleh Permesta dan PRRI, Dewan Dewan Separatis karena membela NKRI, semoga Allah memberi tempat yang sebaik baiknya bagi arwah arwah mereka.
Dengan gugurnya guru guru sukarelawan, di pulau pulau  pelosok tanah air, tidak sia sia lahirlah Orde Trisakti yang dipimpin oleh Founding father kita sendiri,  Bung Karno. Kabinet Presidensial dengan Sukarno sebagai kepala Negara Perdana Menteri dan Panglima Tertinggi NKRI. Tewujudnya nyanyian “Dari barat sampai ke timur, berjajar pulau pulau”.Irian Barat akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.  Guru guru masih tetap pada idealismenya terhadap bangsanya di seluruh Indonesia setia dengan TRISAKTI.
Guru guru mendidik dan mengajar anak anak diseluruh hunian penduduk Negara yang masih agraris ini, sangat banyak di desa desa. Idealis yang terpelajar ini paling mengerti soal tanah yang dikelola pabrik gula pada zaman Penjajahan Beanda untuk menghasilkan tebu, oleh Pabrik gula digiling jadi gula. Tanah ini dikuasai oleh sebagian penduduk desa yang menghimpun kekuatan kelompok Partai atau tukang pukul, menggarapnya dengan backing kekuatan itu sejak jaman  demokrasi Partai Partai, sedang sebagian besar petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur lapar tanah, memang mereka bekas kuli pabrik gula maka Pemerintah Sukarno dengan Menterinya Sujarwo dan DPR hasil Pemilu ketiga mengundangkan UUPA no 5 Th 1960, membagikan tanah pabrik gula ini kepada petani ex kuli lahan tebu milik pabrik – Para guru desa mengerti betul kegunaan tanah sawah untuk petani miskin ini ikut bergembira. Sebaliknya para tuan tanah yang menguasai tanah ex pabrik gula selama 8 tahun sangat kehilangan, mereka kebanyakan dikalangan kelompok teragitasi saling memperkuat lolongan serigalanya dengan nafsu schizophrenic  massal membunuhi orang yang dianggap antek PKI tanpa tanggung jawab. Sedang  pasukan Jendral  Suharto yang mendukung amuk massal itu. Di kalangan akar rumput di pedesaan, klop mereka bekerja sama untuk menjatuhkan Bung Karno dan melenyapkan PKI –  pada coup de’etat Jendral Suharto dengan dalih memberantas G30S PKI, para petani penerima tanah hasil land reform ini dibantai habis oleh rakyat yang dikendalikan oleh para conformis yang teragitasi berat, mereka dari kelompok conformis Islam,  juga PNI Osa Usep dijaga oleh satuan dari kelompok bersenjata pengikut Jendral Suharto. Akibatnya sekolah desa mengambil guru sebagai pengganti yang hilang, seadanya dari lingkungan setempat. Maka hilanglah idealisme pendidik, ketulusan guru bangsa yang plural, mengajar dan mendidik dngan tulus tidak pandang asa usul, suku bangsa dan agama muridnya, karena mereka yang hilang adalah warga yang berfikir, intellectual desa yang sulit untuk jadi conformis meskipun mereka sebagian besar Islam, namun tidak terikat pada atribut dengan kopyah dan jilbab sebagai orang Jawa umumya. Orde Baru tidak mengenal kotak kotak untuk berbagi, sebagai yang dituntut oleh sekutunya,  tidak mengenal atribut conformistik yang dipimpin oleh Subchan ZE alm. Dia terbunuh pada kecelakaan mobil yang mencurigakan di padang pasir Saudi Arabia tidak lama kemudian, akhirnya NU kembali ke khitah dan tidak berpolitik praktis. Presiden Suharto memilih kroninya sendiri dari mereka yang bisa menggandakan uang. Sedang bekas sekutunya, untuk memenangkan coup d’etat ini,  sudah menguasai tanah bekas punya pabrik gula, beliau sendiri juga dari kalangan petani, mengerti betul kerja tuan tanah, jadi sekutu ini sudah habis gunanya. Tapi rakyat di pedesaan sudah kehilangan guru gurunya yang berfikir, mandiri, tulus dalam mengajar, dan tidak suka menonjokan konformisme  Diganti dengan guru guru yang kehilangan arah, pribadi pribadi yang kehilangan GURU, hanya mengandalkan atribut atribut saja, sebagai ganti iman dan intelektualitas mereka, nyambi berdagang dan meramaikan bursa politik, jadi Golkar. Juga dikota kota besar dan kota kabupaten, banyak guru yang dipecat dan dibunuh, dengan dakwaan simpatisan PKI, yang sebenarnya lebih banyak yang pengikutnya Bung Karno .
Diganti guru entah dari mana, semua dengan sekolah diberi wewenang untuk cari uang sendiri, memeras dari orang tua murid murid. Mulailah perlombaan jadi vaforit  orang tua murid, adu banyak muridnya  yang diterima disekolahan vaforit yang lebih tinggi. Muatan pendidikan agama diperbanyak, sebagai pencegahan kembalinya PKI yang dianggap anti agama tidak ber Tuhan. Untuk yang golongan Islam dajarkan huruf hijaiyah sampai tingkat SMU. Membaca Al Qur’an, sebagai ganti pelajaran Budi Pekerti. Maka liberalisasi  mencari uang dari upaya pendidikan dan pengajaran, sangat bertentangan dengan kepribadian sosok guru untuk pertama kali sepanjang sejarah pendidikan. Yang di didikkan adalah mencari uang dengan wajar, mendapatkan honorarium wajar atau berdagang wajar. Dengan posisi guru, kewajaran mencari uang disekolahan ini dengan mudah menjadi tidak wajar, karena dalam lingkungan sekolah kekuasaan guru adalah mutlak. Uang gedung , uang bangku menjadi puluhan juta, belum yang kecil cecil ,misalnya mneggharuskan muridnya menabung di guru kelas, pada akhir tahun uang tabungannya dipotong lebih dari 20 %, sepele dari segi finansial, tapi mebekas dalam di jiwa anak didik, ,membenakan secara tidak langsung  korupsi untuk disetor kepada atasan para orang tua murid, yang pasti menghasilkan rekening  rekenng gendut,  para Bupati juga di Kepala lembaga pendidikan,  hingga kepribadian guru dan gedung sekolahnya yang baru dibangun sama sama sangat lemah dan mudah roboh. Tidak ada lagi yang bicara perkara ketulusan bathin guru dalam mengajar. Kepala Sekolah hanya berkantor di Kabupaten untuk menggarap pembagian dana dan kucurannya dari Pemeirntah Deerah ingkat I maupun tingkat II, unutk bancakan bersama..
Dengan kagoncangan profesi guru ini, dan dasar mencari uang dalam dunia pendidikan, maka guru jadi komersial, memberikan les dirumah, dan memberi keistimewaan pada yang membayar, presis kayak Pendeta Drona. Inilah hasil akhir yang didapat selama Ode Baru. Termasuk menginfiltrasi pendidikan dan pengajaran di pondok pondok.
Pendidikan  tidak punya ideology yang bisa mengilhami rakyat, dengan idealisme yang lebih tinggi, selain pragmatisme mencari uang.
Segera sesudah pembantaian berdarah darah dikalangan petani pangan, Orde Baru mendapatkan bantuan dari konsursium bank bank luar megeri untuk belanja pupuk dan pestisida  sangat royal. Maka Pemerntah Orde Baru dengan dorongan dari konsursium mengadakan crash program intensifikasi produksi pangan, sebagai pengalihan perhatian para petani dari tragedi yang berusan melanda desa desa, program BIMAS PADI DAN POLOWIJO, yang memberi subsidi besar besaran dan bibit padi unggul dari IRRI.   Dengan demikian Pendidikan dan pengajaran disemua tingkatan, menjadi ajang phragmatisme mencari uang, tanpa ada yang secara serius mengamati. Ini berakibat parah pada anak didik diseluruh Indonesia selama 35 tahun rezim Orde baru berkuasa. Pedoman pelaksanaan dan Pengamalan Pancasila tidak berpengaruh apa apa terhadap moral bangsa karena juga tidak diajarkan oleh guru guru/  instructor yang tulus.
Dilain sisi dunia Islam yang kokoh di akar rumput, telah terbelah ideologinya secara serius: Menjadi anti zionis yang sebenarnya menguasai Amerika Serikat, sebagai pembela setia dari faksi Yahudi yang nyata nyata  mengusir bangsa Arab dari ladang minyaknya, dari masjidil Aqsanya, dari tanah Palestin      –   Atau jadi sekutu Amerika Serikat melawan komunisme, yang sangat menguntungkan bila Partai Partainya  berkuasa pada satu saat, sayangnya komunisme sudah bubar. Pemimpin Dunia Islam di Indonesia tidak melihat sisi ideologi Islam yang lain, lebih hebat dari hanya pilihan yang sekarang nampak. Yaitu ideologi rakhman dan rakhim, dari bismillahirakhmanirrakhim yang dengan itu bisa mengganti hilangnya guru guru yang tulus. (Lihat di google degan kata kunci  rahasia huruf  "ba" dalam kalimat bismillah-anak-)
Guru  guru yang tidak mengajar dengan tulus ini selama 35 tahun kekuasaan Orde Baru, telah melahirkan anak didik yang menjadi warganegara bangsa ini  juga tidak ikhlas bernegara, bila memegang kekuasaan, bahkan gampang sekali menggunakan wewenangnya memperkaya diri alias korupsi desegala bidang. Contonya  Budiaji, Artalita Suryani, Roby Cahyadi, Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, Cyrus Jaksa,  Dahlan Iskan, Aiptu Labora, Lutfi Hasan Ishaq, Anas Urbaningrum, Andi Malarengeng, Andi Cul Malarangeng, La Ode Nurhayati, Ratu Atut Chosiah, Jero Wacik, Aqil Mochtar - si Hakim sableng, Hartati Murdaya Poo, Nazaruddin, Amran Batalipu dll,   jnaga sampai lupa Sutan Bhatu, yang masih muda muda,  dibesarkan dan dididik oleh iklim Orde Baru.
Th 1998, Orde Baru Jendral Suharto kahabisan nafas, karena kredit dari lembaga keuangan Dunia diketati nyaris berhenti, Jendral Suharto lengser, sebelum lengser. dalam sekaratnya, Orde Baru mengerti kekuatan apa yang membuat dia malu terhadap Amerika Serikat. Dilevel akar rumput, mengadakan operasi intelijen yang bersifat deterrent ke Pesantren Pesantren menteror kiai kiai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mengembalikan mereka ke khitahnya. Tanpa hasil, sebab penentang Amerika   makin santer saja. dikalangan pesantren.
Inilah situasi dunia pendidikan dan pengajaran yang diwarisi Orde Reformasi, yang kita hadapi sekarang. Silih berganti Pemimpin Negara, dimulai dengan teknolog murni Dr Habibi,  budayawan pluralis guru bangsa Gus Dur, pejuang dengan fleksibilitas tinggi Megawati, pejuang pencitraan ABRI  Jendral Susilo Bambang Yudoyono, dua periode, dunia pendidikan tetap seperti itu. Quo vadis Domine?*)

















































PENDIDIKAN KITA : PENUH  DENGAN KEGONCANGAN  PERUBAHAN POLICY, KEBERHASILANNYA TERGANTUNG PADA KETULUSAN BATHIN PENGAJARNYA.
DARI JAMAN ASHRAM HINDU, ASHRAN BUDHA, PESANTREN PARA WALI ISLAM,  JAMAN PENJAJAHAN BELANDA, PENDUDUKAN MILITER JEPANG, JAMAN PERANG KEMERDEKAAN, JAMAN DEMOKRASI LIBERAL, JAMAN ORDE LAMA DAN JAMAN ORDE BARU…35 TAHUN….YANG LEBIH LAMA JANGKA WAKTU DARI CULTUUR STELSEL PENJAJAHAN. 
TUJUAN PENDIDIKAN SILIH BERGANTI, KEBERHASILANNYA DITENTUKAN OLEH KETULUSAN BATHIN PARA PENGAJARNYA.
Rupanya, selama kita dibawah Nippon Gunsaikanbu dan perjuangan demi Kemerdekaan, pemikiran mengenai pendidikan generasi muda, kita mengalami kegoncangan hebat, bukan saja kegoncangan tapi, kecenderungan beralih aliran ke erosi nilai hidup, kedangkalan jiwa, telah menggerus pondasi lembaga pedidikan dan pengajaran itu sendiri, JANG SANGAT BERPENGARUH yaitu ketulusan pengajarnya.
Pada zaman penjajahan, pendidikan seluruhnya diserahkan pada Lembaga yang didominasi oleh profesional “guru”. Mulai sosok yang mengepalai seluruh upaya pendidikan dan pengajaran di seluruh Hindia Belanda, sampai pada para Penilik Sekolah di Kabupaten dan Karesidenan, semua dari kalangan profesi pendidikan. Di Karesidenan bercokol Pengawas Belanda, Di Kabupaten bercokol Pengawas Pribhumi.  Tugas mereka, dari Belanda totok maupun pribhumi yang tersirat adalah satu : Yaitu mencitrakan upaya Pemerintah Kerajaan Belanda lewat Gubernur Jendralnya, keunggulan kebudayaan bangsa kulit putih, dengan membentuk satu lapisan kelas orang pribhumi para inlanders ini harus percaya bahwa Belanda mengajari hidup bersopan santun dan teknologi Barat, bisa menerima dengan aman akulturisasi kebudayaan Barat untuk menjalani hidupnya “lebih baik” ( lebih baik juga untuk sistim penjajahan juga) disamping itu, harus tidak kehilangan identitas sebagai pribhumi, dengan budaya lokal. Baik dari bangsa Belanda totok maupun bangsa Pribhumi, telah sangat berhasil menciptakan lapisan masyarakat, yang terdiri dari manusia kombinasi ini tanpa menggugah semangat kebangsaannya.  Sekolah dibagi tiga yaitu disediakan untuk anak anak orang kalangan rendah dengan income maksimum gaji mandor ( sekolah Ongko loro- Volks school 2 tahun dan vervolk school 3 tahun ), untuk kalangan kaum pribhumi menengah ( Normal school), kemudian untuk golongan dengan income menengah, sekolah  HIS, dan MULO, Ambachshool (sekolaH pertukangan – muatan scholastiknya lebih rendah dari SMP diisi dengan ketrampilan pertukangan), kemudian sekolah guru untuk sekolah dasar pribhumi malah dengan  diberi stipendium ikatan dinas, dengan bahasa pengantar bahasa Belanda ( Kweek school,  HIK  dengan  HKS.) Pendidikan pengajaran kelas income tinggi se level anak Bupati dan anak Para Penyelia yang pribhumi, atau pegawai Belanda dengan bahasa pengantar bahasa Belanda dari kelas satu ( ELS  Eropeesche School trus ke HBS  Hogere Burgers School)  dan AMS untuk pemakai bahasa ibu bukan bahasa Belanda dan ber-income menengah, merupakan sekolah persiapan untuk masuk perguruan tinggi. HBS sekolah ini diperuntukkan bagi warga Belanda, pribhumi warga priyayi, berpenghasilan tinggi). Prinsip saling menghargai antar guru dan murid (dalam keseharian mereka saling menyapa dengan sebutan yang sama “ meneer Fulan dan Mufrouw Fulan, atau Jefrouw Fulan) diutarakan dengan bebas dengan bahasa Belanda, sebab guru di tataran sekolah menengah,  sekolah menengah atas dan sekolah tinggi  semakin tinggi semakin sedikit guru pribhumi. Disinilah Penjajah Belanda menyematkan kebudayaan barat, dicitrakan lebih baik disemua aspek kehidupan, daripada kebudayaan feodal kuno kaum pribhumi, yang sangat mendapat cemohan dari murid murid AMS dan HBS  atau Sekolah Tinggi. Yaitu kolot dan mengundang  sinisme dari perbedaan kasta keturunan, yang sudah usang, sangat  penuh dengan penghormatan tanpa dasar dan takhayul. Ini sangat terkesan pada generasi muda pribhumi pada waktu itu, terutama guru guru, karena ketulusan para pengajar Belanda mencitrakan kebudayaannya diatas kebudayaan pribhumi. Benar benar pangejawantahan dari “etische politiek” yang sangat berhasil.
Untuk menyempurnakan etische politiek, para gadis remaja pribhumi putri kalangan tinggi disediakan sekolahan “Van Deventer” ( didesign oleh Prof Abendanon termasuk arsitek dari politik etis) di Semarang  kemudian di Solo, muatan pendidikan ketrampilan hidup sehat dan melaksenakan excellences budaya barat, tapi sekali kali tidak boleh kehilangan kepribadian pribhumi dalam berbusana dan bersikap, disiapkan untuk jadi istri istri pegawai tinggi pribumi seperti bupati dan para penyelia,  setingkat dengan yang menguasai karesidenan, para dokter dan sekelasnya. 
Th 1942, dalam hitungan minggu, Hindia Balanda telah jatuh ketangan bala tentara Dai Nippon
Nippon biasa nempeleng tidak pandang bulu, asal bawahan.  Semua orang dan semua umur. Cahaya Asia bangkit memperluas kekaisarannya seleluruh pantai kolam Pacific kecuali pantai pantai Amerika selama 3 tahun. Nippon Gunsaikanbu  meyakinkan bangsa yang terjajah, Nippon adala bangsa nomer satu, ichi bang.  Pekerjaan pendidikan dan pelajaran Kolonial Belanda dijungkir balikkan. Untuk mendapat simpati dari massa rakyat jajahan.
Sekolah dasar Ongko loro dan HIS ( Hollands Inlandsche School)  dibongkar dijadikan Sekolah Rakyat yang gratis, dan tanpa membedakan asal usul.  MULO (Meer Ungebreid Lager Onderwiys - setingkat SMP bahasa pengantar bahasa Belanda), KES (Koningen Emma School) di Surabaya dan KWS ( Koningen Wilhemina School) di Batavia Sekolah Teknik Menengah bahasa pengantar bahasa Belanda  dijadikan SMP dan STM dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia tanpa batasan bagi yang masuk baik posisi kasta maupun kekayaan semua boleh asal lulus Sekolah  Menengah .
Juga sekolah guru, ada dua tingkat SGB dan SGA dipisahkan antara putri dan putra. Begitu pula HBS dan AMS dijadikan SMA juga tanpa batasan posisi sosial dan finansial. Cuma persyaratannya yang harus diturut adalah semua murid (dan orang tuanya) benci pada bangsa Europa. Semua buku buku pelajaran MULO, KES KWS, AMS dan HBS dan lain Sekolahan berdasarkan bahasa Belanda diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia ejaan lama, Guru guru dididik kembali bahasa Nippon dan tulisannya mulai katakana ( huruf bunyi), hiragana huruf bunyi dan kata keseharian yang merupakan karakter/gambar, kemudian kanji ( huruf karakter china). Semua harus percaya bahwa Kaisar Jepang Tenno Haika waktu itu  mendiang Kaisar Hirohito,  adalah setengah Dewa, kita tahu dia manusia biasa sebelum perang dan sesudah kalah perang.  Sangat dicibir dengan sembunyi sembunyi oleh murid madrasah pondokan pesantren yang Islam.
Nippon belum sepenuhnya menang dari Sekutu pada saat itu, maka waluapun masih Gunseikanbu, yang maksudnya adalah pemerintahan militer, akan tetapi sudah banyak muatan jangka panjang. Misalnya ketegasan mengenai masuknya kebudayaan Jepang ke dalam penghidupan pribhumi, ada yang lebih kurang cocok ada yang malah bertentangan.
Yang cocok,  kita adalah sama sama masih dalam taraf kebudayaan feudal kuno, dengan masyarakat  bertingkat statusnya dengan segenap upacaranya,  walau dalam kalangan militer. Umpama seorang bawahan akan bicara kepada atasannya selalu dengan pendahuluan “mohon izin” – atau dalam bahasa inggris “Sir, with respect”    bila diberi izin baru bicara tegas, tidak bertele tele, singkat dan sikap sempurna. Dalam bahasa Jawa, “Nyuwun sewu gusti, kepareng matur” sampil berdatang sembah. “Mohon izin” yang sekarang masih “harus” dikalangan Angkatan Laut RI, termasuk para istri mereka.
Ada yang bertentangan yaitu kebiasaan menerima hukuman tempeleng dan hukuman tempeleng didepan umum adalah jamak, termasuk tingkah kasar kepada kasta dibawah ( ungkapan “bageiro” yang artinya gobl….juga diobral oleh kalangan prajurit krucuk Nippon, atau bintara rendahan Nippon).  Bangsa Jepang tidak memandang terlalu tinggi wanita pada umumnya, sedangkan di kita sudah dari perkembangannya yang sangat awal menjalankan  matriarchat, menghargai wanita dalam adatnya. Sedangkan agama Hindu dan Islam saja yang sudah berakar begitu dalam, tidak dapat membongkar adat matriarchat ini seluruhnya. Semua perubahan dalam masyarakat yang merupakan propaganda dekolonisasi Belanda juga bergema di dunia Pendidikan dan Pengajaran, Penggilan pada guru lelaki dan perempan berubah dari Meneer dan Mufrouw atau Jefrouw, jadi Bapak Guru dan Ibu Guru, sama dengan apa yang digunakan di sekolah swasta Taman Siswa yang didirikan oleh nasionalis R. Suwardi Suyaningrat nama bangsawan Yogya yang jadi guru diganti oleh beliau sendiri jadi Ki Hajar Dewantoro. Beliau Pendiri Perguruan Taman Siswa, Taman madya dan Taman Dewasa yang menjadi pembibitan yang handal dari Penggerak Anti  Penjajahan. Sedang Islam mulai zamam Majapahit abad ke 13 sudah mengadakan Pondok Pesantren yang santrinya atau laki saja atau perempuan saja, mondok/ kost pada Kiai dan Nyai nya- bukan dengan sebutan Ustaz. Sedangkan pelajaran Agama islam bertentangan (haram)  dengan pemujaan cara agama Shinto yang membuat sesaji di altar persemabahan kepada Dewa dewa Jepang. Inilah sebabnya seorang Kiai dari Jombang Jawa Timur, mungkin kiai Wahab Hasbullah ditangkap Nippon, diinterogasi sempat disiksa dan dilepaskan, Nippon berfikir masih ada waktu buat menyelesaikan tuntas perkara ini.
Perbedaan ini akan segera menjadi antipati diam diam dari para terpelajar dan rakyat. Tapi  melawan dominasi penjajahan tuan tuan (kulit putih) berhasil baik, nyaris  tidak ditujukan pada sesama penjajah Nippon ( karena Nippon mencitrakan dirinya dihadapan orang pribhumi sebagai saudara tua, meskipun ada  antipati yang tersembunyi menimbulkan dendam kepada saudara tua ini  yang berwujud pemerintahan militer, mendapat cemohan diam diam karena tingkah yang umumnya kasar dari  kaum militernya, mungkin sudah pembawaan dari sananya.  Semua ini terikut dalam upaya pengajaran dan pendidikan cara Nippon.
Demi untuk propaganda perang, rakyat daerah jajahan tidak perlu bayar beaya pendidikan dan tujuan pokok pendidikan ini adalah mendukung terciptanya kebencian kepada Sekutu.  ketenteraman dan hukum dalam mansyarakat kolonial dan segragasi antara kaum tuan dengan  pribhumi yang dicitrakan oleh penjajah Belanda sebagai hidup bersih hygenis, yang beda dengan hidup pribhumi pada umunya ( mereka makan dengan pisau, sendok dan garpu, sedangkan Nippon pakai sumpit dan makan daging ikan mentah), di jaman penjajahan Nippon sangat disamarkan dengan berbagai cara.)   Pendidikan militer sampai  ke jenjang bintara dan perwira  lapangan PETA ( Pembela Tanah Air) dselenggarakan, para trainee nya mengadopsi cara Nippon dengan semangat  meniru korps samurai,  sangat dalam membekasnya.
Berbagai cara digunakan untuk pendidikan  masyarakat yang walau masih diperlukan buat membantu melawan sekutu tapi bersama itu toh diexploitasi dengan lebih hebat dari etische politik penjajahan Belanda dalam ekonomi perang Nippon, jadi kaum inteligensia diluar Jawa yang mengerti hal ini di eksekusi dengan sistimatis, terutama para dokter, lulusan NIAS Surabaya atau GH Batavia.
Ciri pokok dari pendidikan dan pengajaran  propaganda Nippon, meskipun policynya sangat populis, tapi semua orang tahu ini tanpa ketulusan dari pendidiknya, malainkan  dipacu oleh ketakutan kepada penguasa militer Nippon, tetap gagal.
Nippon kalah tahun 1945 bertekuk lutut karena di bom nuclear, dengan korban dua kota Nagasaki dan Hiroshima. Berakibat Dai Nippon Taikoku segera bertekuk lutut tanpa syarat.
Mendadak saja semangat melawan Sekutu gampang sekali berubah menjadi  semangat merdeka dari semua penjajah sudah dimiliki oleh 98 persen bangsa Indonesia. Yang dua persen tidak diperhitungkan, para bangsawan komprador dan bangsa tengkulak Timur Asing yang sudah jadi warga Hindia Belanda yang disamakan  dengan Belanda ( geliykgesteld - disamakan dengan warga Belanda – atau Londo godong, karena pribhumi yang mendapat hak geliykgesteld tidak boleh seluasa lagi bergaul dengan sanak kelurganya lagi – seperti kerabat ibu saya yang menjadi Patih di Lamongan atau Malang, ceritanya si Patih sudah tidak sowan lagi ke Ayah angkatnya yang pensiunan Asisten Wedana di Solo).
Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan tg 17 AGUSTUS 1945 hanya hitungan hari saja setelah Nippon menyatakan takluk tanpa syarat. Pendidikan dan Pelajaran berubah jadi kancah  semangat kemerdekaan terutama dari tingkat SMP-SMA- STM – Perguruan Tinggi yang hanya beberapa ratus mahasiswa saja terutama Kedokteran dan Tekhnik. Mereka sama sama membentuk Tentara Pelajar yang menjadi inti pelawanan secara fisik maupun kebudayaan -terhadap kembalinya penjajahan Belanda – murid murid ini melarang  guru gurunya berbahasa Belanda. Bekas tentara Nippon pribhumi- dengan setulus bathin mereka. Konon Tentara Pelajar ini tetap berjuang bersama sakyat, tanpa terpincuk pada ketersediaan rampasan bekal perang Jepang, harta benda Belanda dan Nippon yang ditinggal bergudang gudang, melainkan hanya senjata, bahan pakaian dan obat obatan untuk perang melawan NICA. Heiho yang ikut membakar semangat tempur rakyat. Semangat samurai Jepang, kecintaan pada Kemerdekaan Republi Indonesia. Pak Gumbreg, seorang Hieho, berjibaku menangani meriam anti pesawat terbang telah  melawan pesawat spitfire Inggris, satu pasawat jatuh, yang kedua beradu kepala dengan meriam pak Gumbreg dan tertembak jatuh sambil menghancurkan pak Gumbreg dengan senapan mesin beratnya, di front Jetis, Barat Surabaya tahun 1945.
Mulai saat itu, pendidikan dan pengajaran generasi muda bangsa ini memperoleh corak bentuknya yang sangat populis, kerena segera meneruskan  policy Pendidikan dan Pengajaran sementara Gunseikanbu Nippon.
Ini memperoleh sambutan positip dari rakyat jelata, semua anaknya bisa sekolah, sayangnya hanya dengan fasilitas yang ada sebelumnya. Toh sudah membesarkan hati.
Pendidikan dan pegajaran harus ditujukan pada anak bangsa dengan gratis, tanpa syarat harta dan kasta, dipertahankan dalam masa revolusi. Muatan pendidikan  kental disajikan dengan cinta tanah air yang SETULUSNYA. DIMULAI DARI GURU –GURUNYA. Mengikuti gelombang euphoria kemerdekaan, meskipun mereka hasil didikan Balanda yang sangat ketat menekankan pada ketundukan pada “rust en orde” – ketenteraman dan peraturan” dalam ketidak adilan, adalah tujuan utama  kandang imaginer exiskstensi bangsa ini dijaman penjajahan Belanda. Pembebasan dari kandang ini ditandai oleh profesi guru, profesinya tetap disandang walaupun harus mengungsi dari pertempuran  di Semarang, langsung mengajar SR ( sekolah rakyat) di Solo dan digaji oleh Pemerintahan Rapublik ini, tanpa banyak cing cong menunggu surat pengangkatan dan lain lain, beliau sudah bercucu, guru pengungsi dari Semarang ini, langsung menjadi  salah satu guru Sekolah Rakyat di Solo, dimana saya belajar sebagai anak pengungsi juga.
Dan kita harus sangat bersyukur bahwa mayoritas guru guru, yang terdidik pada jaman penjajahan Belanda, mengantisipasi dengan sangat tepat dan nyata menggariskan profesinya sebagai guru bangsa Indonesia yang sangat muda, dengan semangat yang menggelora. Sebutan kepada Bapak Ibu Guru tetap dipakai, bukan Sensei a’la Nippon, atau meneer/mufrouw cara Belanda, anehnya segera Bapak Ibu Guru  tidak ingat lagi bahasa Jepang. Tandanya beliau beliau mengajarkan bahasa jepang bukan setulus hatinya tapi tepaksa karena takut militerisme Nippon.
Propaganda perang Nippon membebaskan beaya pendidikan disekolah sekolah Negeri masih menjadi tonggak ketercapaian revolusi kemerdekaan.
Kejiwaan para guru masih tidak terusik selama pemerintahan Demokrasi liberal, selama Orde Lama, meskipu hanya hidup dari gaji – karena apa yang akan dukorupsi ? Ini ungkapan klasik kala itu, jaman demokrasi liberal jamannya Partai Partai rebutan kursi kekuasaan dan korupsi di sector yang paling menjanjikan yaitu pemberian“izin” untuk apapun dan “pajak” terutama bea masuk barang import, di tilep, karena menjual barang import untungnya besar, maklum rakyat terlalu lama menderita kekurangan barang yang biasa diimport dari luar. Tapi guru guru tetap tidak menjual bangku sekolah, tetap tidak menarik bayaran untuk naik kelas, untuk lulus ujian, untuk deterima sebagai murid sekolah vaforit, sunggh pamali, karena saya tahu sndiri. Guru guru bekerja dengan tekad seorang pejuang sejati  dan ketulusan bhatinnya dalam mendidik dan mengajar.
 Terbukti tekad dan ketulusan idealism para guru senior ini telah mengilhami,menarik generasi muda para mahasiswa kala itu, yang mau jadi guru sukarelawan, dipelosok tanah air, sampai banyak yang dibunuh oleh Permesta dan PRRI, Dewan Dewan Separatis karena membela NKRI, semoga Allah memberi tempat yang sebaik baiknya bagi arwah arwah mereka.
Dengan gugurnya guru guru sukarelawan, di pulau pulau  pelosok tanah air, tidak sia sia lahirlah Orde Trisakti yang dipimpin oleh Founding father kita sendiri,  Bung Karno. Kabinet Presidensial dengan Sukarno sebagai kepala Negara Perdana Menteri dan Panglima Tertinggi NKRI. Tewujudnya nyanyian “Dari barat sampai ke timur, berjajar pulau pulau”.Irian Barat akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.  Guru guru masih tetap pada idealismenya terhadap bangsanya di seluruh Indonesia setia dengan TRISAKTI.
Guru guru mendidik dan mengajar anak anak diseluruh hunian penduduk Negara yang masih agraris ini, sangat banyak di desa desa. Idealis yang terpelajar ini paling mengerti soal tanah yang dikelola pabrik gula pada zaman Penjajahan Beanda untuk menghasilkan tebu, oleh Pabrik gula digiling jadi gula. Tanah ini dikuasai oleh sebagian penduduk desa yang menghimpun kekuatan kelompok Partai atau tukang pukul, menggarapnya dengan backing kekuatan itu sejak jaman  demokrasi Partai Partai, sedang sebagian besar petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur lapar tanah, memang mereka bekas kuli pabrik gula maka Pemerintah Sukarno dengan Menterinya Sujarwo dan DPR hasil Pemilu ketiga mengundangkan UUPA no 5 Th 1960, membagikan tanah pabrik gula ini kepada petani ex kuli lahan tebu milik pabrik – Para guru desa mengerti betul kegunaan tanah sawah untuk petani miskin ini ikut bergembira. Sebaliknya para tuan tanah yang menguasai tanah ex pabrik gula selama 8 tahun sangat kehilangan, mereka kebanyakan dikalangan kelompok teragitasi saling memperkuat lolongan serigalanya dengan nafsu schizophrenic  massal membunuhi orang yang dianggap antek PKI tanpa tanggung jawab. Sedang  pasukan Jendral  Suharto yang mendukung amuk massal itu. Di kalangan akar rumput di pedesaan, klop mereka bekerja sama untuk menjatuhkan Bung Karno dan melenyapkan PKI –  pada coup de’etat Jendral Suharto dengan dalih memberantas G30S PKI, para petani penerima tanah hasil land reform ini dibantai habis oleh rakyat yang dikendalikan oleh para conformis yang teragitasi berat, mereka dari kelompok conformis Islam,  juga PNI Osa Usep dijaga oleh satuan dari kelompok bersenjata pengikut Jendral Suharto. Akibatnya sekolah desa mengambil guru sebagai pengganti yang hilang, seadanya dari lingkungan setempat. Maka hilanglah idealisme pendidik, ketulusan guru bangsa yang plural, mengajar dan mendidik dngan tulus tidak pandang asa usul, suku bangsa dan agama muridnya, karena mereka yang hilang adalah warga yang berfikir, intellectual desa yang sulit untuk jadi conformis meskipun mereka sebagian besar Islam, namun tidak terikat pada atribut dengan kopyah dan jilbab sebagai orang Jawa umumya. Orde Baru tidak mengenal kotak kotak untuk berbagi, sebagai yang dituntut oleh sekutunya,  tidak mengenal atribut conformistik yang dipimpin oleh Subchan ZE alm. Dia terbunuh pada kecelakaan mobil yang mencurigakan di padang pasir Saudi Arabia tidak lama kemudian, akhirnya NU kembali ke khitah dan tidak berpolitik praktis. Presiden Suharto memilih kroninya sendiri dari mereka yang bisa menggandakan uang. Sedang bekas sekutunya, untuk memenangkan coup d’etat ini,  sudah menguasai tanah bekas punya pabrik gula, beliau sendiri juga dari kalangan petani, mengerti betul kerja tuan tanah, jadi sekutu ini sudah habis gunanya. Tapi rakyat di pedesaan sudah kehilangan guru gurunya yang berfikir, mandiri, tulus dalam mengajar, dan tidak suka menonjokan konformisme  Diganti dengan guru guru yang kehilangan arah, pribadi pribadi yang kehilangan GURU, hanya mengandalkan atribut atribut saja, sebagai ganti iman dan intelektualitas mereka, nyambi berdagang dan meramaikan bursa politik, jadi Golkar. Juga dikota kota besar dan kota kabupaten, banyak guru yang dipecat dan dibunuh, dengan dakwaan simpatisan PKI, yang sebenarnya lebih banyak yang pengikutnya Bung Karno .
Diganti guru entah dari mana, semua dengan sekolah diberi wewenang untuk cari uang sendiri, memeras dari orang tua murid murid. Mulailah perlombaan jadi vaforit  orang tua murid, adu banyak muridnya  yang diterima disekolahan vaforit yang lebih tinggi. Muatan pendidikan agama diperbanyak, sebagai pencegahan kembalinya PKI yang dianggap anti agama tidak ber Tuhan. Untuk yang golongan Islam dajarkan huruf hijaiyah sampai tingkat SMU. Membaca Al Qur’an, sebagai ganti pelajaran Budi Pekerti. Maka liberalisasi mencari mencari uang dari upaya pendidikan dan pengajaran, sangat bertentangan dengan kepribadian sosok guru untuk pertama kali sepanjang sejarah pendidikan. Yang di didikkan adalah mencari uang dengan wajar, mendapatkan honorarium wajar atau berdagang wajar. Dengan posisi guru, kewajaran ini dengan mudah menjadi tidak wajar, karena dalam dilingkungan sekolah kekuasaan guru adalah mutlak. Uang gedung , uang bangku menjadi puluhan juta, memacu korupsi para orang tua murid, dan lembaga pendidikan hingga kepribadian guru dan gedung sekolahnya yang baru dibangun sama sama sangat lemah dan mudah roboh. Tidak ada lagi yang bicara perkara ketulusan bathin guru dalam mengajar. Kepala Sekolah hanya berkantor di Kabupaten untuk menggarap pembagian dana dan kucurannya dari tingakt I maupun tingkat II.
Dengan kagoncangan profesi guru ini, dan dasar mencari uang dunia pendidikan, maka guru jadi komersial, memberikan les dirumah, dan memberi keistimewaan pada yang membayar, presis kayak Pendeta Drona. Inilah hasil akhir yang didapat selama Ode Baru. Termasuk menginfiltrasi pendidikan dan pengajaran di pondok pondok.
Pendidikan  tidak punya ideology yang bisa mengilhami rakyat, dengan idealisme yang lebih tinggi, selain pragmatisme mencari uang.
Segera sesudah pembantaian berdarah darah dikalangan petani pangan, Ordee Baru mendapatkan bantuan dari konsursium bank bank luar megeri untuk belanja pupuk dan pestisida  sangat royal. Maka Pemerntah Orde Baru dengan dorongan dari konsursium mengadakan crash program intensifikasi produksi pangan, sebagai pengalihan perhatian para petani dari tragedi yang berusan melanda desa desa, program BIMAS PADI DAN POLOWIJO, yang memberi subsidi besar besaran dan bibit padi unggul dari IRRI.   Dengan demikian Pendidikan dan pengajaran disemua tingkatan, menjadi ajang phragmatisme mencari uang, tanpa ada yang secara serius mengamati. Ini berakibat parah pada anak didik diseluruh Indonesia selama 35 tahun rezim Orde baru berkuasa. Pedoman pelaksanaan dan Pengamalan Pancasila tidak berpendaruh apa apa terhadap moral bangsa karena juga tidak diajarkan oleh guru guru/  instructor yang tulus.
Dilain sisi dunia Islam yang kokoh di akar rumput, telah terbelah secara serius: Menjadi anti zionis yang sebenarnya menguasai Amerika Serikat, sebagai pembela setia dari faksi Yahudi yang nyata nyata  mengusir bangsa Arab dari ladang minyaknya, dari masjidil Aqsanya, dari tanah Palestina – atau jadi sekutu Amerika Serikat melawan komunisme, yang sangat menguntungkan bila Partai Partainya  berkuasa pada satu saat, sayangnya komunisme sudah bubar. Pemimpin Dunia Islam di Indonesia tidak melihat sisi ideologi Islam yang lain, lebih hebat dari hanya pilihan yang sekarang nampak. Yaitu ideologi rakhman dan rakhim, yang dengan itu bisa mengganti hilangnya guru guru yang tulus.
Guru  guru desa yang tidak mengajar dengan tulus ini selama 35 tahun kekuasaan Orde Baru, telah melahirkan anak didik yang menjadi warganegara bangsa ini  juga tidak ikhlas bernegara, bila memegang kekuasaan, bahkan gampang sekali menggunakan wewenangnya memperkaya diri alias korupsi desegala bidang. Contonya  Budiaji, Artalita Suryani, Roby Cahyadi, Gayus, Dhana, Aiptu Labora, Lutfi Hasan Ishaq, Anas Urbaningrum, Andi Malarengeng, Andi Cul Malarangeng, La Ode Nurhayati, Ratu Atut Chosiah, Jero Wacik, Hartati Murdaya Poo, Nazaruddin, Amran Batalipu dll,  yang masih muda muda,  dibesarkan dan dididik oleh iklim Orde Baru.
Th 1998, Orde Baru Jendral Suharto kahabisan nafas, karena kredit dari lembaga keuangan Dunia diketati nyaris berhenti, Jendral Suharto lengser, sebelum lengser. dalam sekaratnya, Orde Baru mengerti kekuatan apa yang membuat dia malu terhadap Amerika Serikat. Dilevel akar rumput, mengadakan operasi intelijen yang bersifat deterrent ke Pesantren Pesantren menteror kiai kiai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mengembalikan mereka ke khitahnya. Tanpa hasil, sebab penentang Amerika   makin santer saja. dikalangan pesantren.
Inilah situasi dunia pendidikan dan pengajaran yang diwarisi Orde Reformasi, yang kita hadapi sekarang. Silih berganti Pemimpin Negara, dimulai dengan teknolog Dr Habibi,  budayawan pluralis guru bangsa Gus Dur, pejuang dengan fleksibilitas tinggi Megawati, pejuang pencitraan ABRI  Jendral Susilo Bambang Yudoyono, dua periode, dunia pendidikan tetap seperti itu. Que vadis Domine?*)

















































Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More