Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Kamis, 23 Juni 2016

MENGAPA SHOLAT SUBUH DUA REKA'AT SAJA , PERTANYAAN DARI SEORANG MUSLIM jAWA YANG PROVOKATIP

MENGAPA SHOLAT SUBUH DUA RAKA'.AT SAJA
PERTANYAAN DARI SEORANG JAWA MUSLIM YANG SUDAH BERUMUR 83 TAHUN.

Dalam rangka silaturahim, kami orang tua tua berkunjung ke teman seumur kami di pojok kota sebelah utara yang jauh. Namanya Bapak Karso.
Dengan suara yang keras (mengerti bahwa kami kurang pendengaran), mendadak saja beliau mengajukan pertanyaan mengapa sholat subuh itu hanya dua roka’at.
Saya baru brumur 78 tahun, sambilan pengisi waktu ,saya nulis di blog saya, tentang apa saja, sebisa mungkin sesuai dengan UU  IT.   Petanyaan yang aneh, kok sampai kesitu ?
Bagi orang Jawa  mengemukakan pendapat kepada orang tua itu  bila tanpa diminta dengan sungguh sungguh, agak kurang sopan, sepertinya menggurui, apalagi kami dalam rangka silaturakhim bulan Romadhon. Saya menjawab  Pak Karso ini istilahnya dalam bahasa Jawa “ ngangsu apikulan warih, golek geni anggowo obor” berkali kali. ( artinya dalam bahasa Indonesia orang mengambil air sudah berpikulan berisi air, orang cari api kok sudah membawa obor). Kami mohon diberikan penerangan saja, kena apa sholat subuh kok hanya dua rokaat. Beliau tidak menjawab.
Setiap Ustadz/Kiai  akan menjawab dengan jawaban yang norrmative menurut mereka saja, misalnya sehabis solat subuh orang harus bekerja keluar rumah, tanah Arab sangat panas, jadi  makin awal orang mulai kerja makin baik tidak ketimpa sinar matahari yang panas.  Itupun bila mereka para kiai/ ustadz berkenan menjawab, bila tidak berkenan mereka akan menjawab itu sudah aturannya, nas-nya, titik.
Sebetulnya bila pertanyaan itu diajukan di google sudah ada banyak sekali jawaban yang begus begus sudah disajikan, baik dari sudut bioretmik kehdupan manusia, maupun dari sudut mempersiapkan fisik dan mental. Tapi belum ada yang memandang dari sudut manusia sebagai bagian dari seluruh alam dengan hukum yang sama, mau atau tidak mau manusia harus menjadi bagian  hukun "dua hal yang bertentangan tak terpisahkan" dalam menghadapi kenyataan hidupnya. Hukum ini pasti berlaku pada hari hari kehidupannya, baik yang dia sukai maupun yang dia tidak senangi, diluar perintah dan larangan Allah. Mungkin bagi orang Jawa , sudah menyadarinya dari kebudayaan yang sudah tua, lebih mengena. Hari hari yang dihadapi manusia bisa dengan suasana cerah dan menyenangkan tapi bisa juga medung hitam pekat, angin kencang yang menuakutkan, tapi dipinggiran mendung hitam itu selalu ada sinar ke-perak-an, Inilah yang ditanamkan dalam para muslim melakukan sholat subuh dua raka'at, selalu ada pertolongan Allah disaat yang paling genting bagi yang peka, sehingga dia bisa selalu bersyukur.
Kebetulan saya juga pernah mempunyai pertanyaan serupa itu, tapi saya redam sendiri, toh para muslimin muslimat tidak akan mempunyai pertayaan semacam itu, kan sudah aturannya? ?
Tapi dikala ngaggur, saya mulai befikir, bahwa apapun perintah Islam kepada manusia itu mesti ada alasan atau keterangannya, yang berguna bagi manusia.
Lha iya, subuh adalah permulaan kegiatan hidup,  alam dan hidup bersifat mendua, yang tak terpisahkan ( di Al Qur’an juga tertera begitu), jadi yang akan dialami sehari itu, ya menurut kaidah mendua tak terpisahkan itu, maka manusia dipersiapkan buat menghapinya.
Dalam sholat dua rakaat itu Surah Al Fatihah adalan mutlak harus diucapkan, Saya menebak surah Al Fatihah reka’at pertama adalah tuntunan orang hidup, dan dalam raka’at kedua adalah tuntunan orang yang menghadapi maut (nazak),  salah satu dari  dua sisi yang tak perpisahkan, bisa terjadi pada hari itu, dan setiap hari lainnya.
Al Fatihah adalah permohonan untuk dituntun ke jalan yang benar, Benar seperti apa ? Kaum muslim tidak mendiskripsi panjang lebar kebenaran yang dia mohon, hanya menyatakan dalam surah itu seperti orang orang yang telah Kau beri petunjuk, bukan jalannya mereka yang sesat dan mereka yang mendapat murka. dari Allah.

Ini tentu saja  berhubungan dengan  “mengapa” kok sholat magrib itu tiga reka’at ? Dua reka’at yang petama   mrnggambarkan awal- akhir hari itu, disela oleh atahiat awal, dan satu reka’at pada  sesi terakhir, duduk bersila tawarukh yang pasti dengan disusul dengan atahiat akhir. Dengan jari telunjuk kanan diluruskan kedepan diatas lutut, sambil manyatakan Tiada sesembahan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Jadi bacaan Al Fatihan pada  ulangan  kedua yang hanya satu reka’at. artinya waktu senja penutup hari, penutup kegiatan hidup  itu hanya satu, tidak berpasangan, menghadapi situasi tidur, yang dalam islam sama dengan mati.  
Tapi karena bagi orag hidup, disela sela tidur orang hidup masih ada sholat wajib  "isya" empat roka'at dan sholat sunah, witir dan tahajud dan sholat hajat diseparo kedua tengah malam, sholat tidak wajib.
Pemohonannya adalah tetap dituntun ke jalan yang benar, karena di alam sana kami tidak tahu apa apa – untung untung   kita sudah kenal dengan yang ADA di alam sana dan alam mana saja ?
Tentu saja ini hanya tulisan saya yang awam dan pelamun, untuk memperkuat iman saya sendiri, mudah sekali dibantah dan dianulir oleh para jamhur Agama Islam, bahkan oleh Pak Karso yang provokatip, mudah mudahan ini sama dengan jawaban beliau  yang masih beliau simpan*)

Jumat, 17 Juni 2016

BILA POLISI HARUS SELIDIKI RANTAI PERDAGANGAN PANGAN

BILA POLISI HARUS SELIDIKI RANTAI  PERDAGANGAN PANGAN
Berita Metro TV   8/6/2016.  jam 9 .
Suatu berita kecil, soalnya selisih harga ex petani dengan harga sampai ditangan konsumen,  untuk produk produk pertanian  selalu sangat menyolok, bahkan di negara negara  maju seperti di Amerika Serikat
Hubungan Produsen  -- konsumen  mengenai produk pertanian cenderung sangat rentan  menjadi sumber permainan harga atas kerugian dua  kelompok ini yaitu produsen dan konsumen. Bila digambarkan skemanya menjadi : Petani  -  Pemborong panen di lahan – Perantara –perantara antar wilayah  -  juragan besar di  penampungan stock – jaragan pegecer di pasar -  pengecer sejati dengan   lapak atau kereta dorong  - konsumen di pasar atau kampong dan perumahan.
Setiap golongan palaku punya trick andalan buat mencari untung yang masih bisa dia  keruk.
Petani : dengan membasahi lahan beberapa hari sebelum pemborong panen memanen, berkomplot dengan sesama petani yang membantu panen untuk menyertakan tanah, dan seresah  sebisa mungkin pada panen yan dibeli borongan sesuai beratnya   Petani mndapat extra keuntungan dari bertambah berat panen diatas berat murni komoditas  hasi tanamannya.
Sebaliknya pemborong panen / Penebas: Mendapat keuntungan dari  potongan bobot  “tara” timbangan, serta  cara menimbang ,  memborong pada saat yang tepat dalam tawar menawar ber tansaksi.
Kejadian di satu desa di kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Petani baru belajar menanam cabe rawit, karena baru belajar, mereka menanan jenis lokal yang lebih tahan terhadap penyakit, Baru empat kali petik, kedatangan cabe rawit dari Enrekang, disana petani menanam jenis terseleksi jang lebih tahan dalam keadaan segar, karena kulitnya tebal., sedangkan jenis lokal kulitnya tipis, lebih gampang membusuk. Seketika itu pembelian cabe jenis lokal di pasar Bone berhenti, alias cabe rawit lokal tidak lsku. Pemborong bisa membeli cabe rawit lokal kemudian mengeringkannya, dijual di pasar lain wilayah, misalnya Kalimantan Tengah atau Kalimantan Timur, ikut dengan perahu layar motor..
Kejadian ini bisa terjadi karena dinamika pasar, atau direka yasa oleh pedagang perantara.,,
Lah sekarang, sampai  pada rantai perdagangan yang sudah lama sekali bergerak di komoditas itu, mereka mempunyai gudang di kota kecamatan dekat kampong,  atau desa dekat jalan raya, sehingga tenaga memilih dan meng-angin  angin  berton ton hasil pertanian  bisa dikerjakan,  bahkan mendinginkan dengan mesin pendingin, sehingga tahan agak lama. Gudang penyimpanan ini sangat tidak menyolok, tersembunyi dari  padangan umum, rata rata ditengan kampong.   Biasanya pedagang model ini mempunyai hubungan erat dengan Pejabat setempat sangat akrab  dan harmonis bergaul sesama mereka, para petugas di Polsek, Pegawai Kecamatan dan  Petugas Koramil. Smua dirangkul dalam berbagai kesenangan, misalnya burung brung, batu akik, berburu celeng,  memiara dan mengadu ayam jago dsb. Rantai inilah yang membuat kartel dengan boss yang tidak pernah nampak sosoknya.
Sang boss biasanya dekat dengan importer baik dari Bulog atau importer yang sangat  berpengalaman dalam menghadle salah satu  atau beberapa komoditas pertanian pegangan mereka..
Disini mulailah jaringan yang sudah berabad abad turun temurun dengan rantai hubungan kepercayaan dagang, saling  membantu meliputi seluruh Nusantara.
Kekayaan putaran uang di Kecamatan sangat mendapat penghargaan para penggede tingkat Kecamatan dan Desa, tidak ada yang salah dan melanggar hukum baik perdata maupun hukum pidana. Maka itu saling hubungan berjalan sangat harmonis antara mereka, kadangkala ada persoalan mengenai  lingkungan,  gangguan bau udara atau salah  parkir  truck,  memenuhi jalan lingkungan, milik penduduk setempat dan mudah sekali diredam.
Upaya mengadakan dan menggoreng stock komoditas pangan sudah berabad abad diluar sistim, bukan diluar hukum. Sebab tidak ada hukum yang mengaturnya.
Kalau diluar sistim  iya !  Artinya: Pada zaman Penjajahan, kebutuhan kaum inlander sangat minim,  bumbu dapur dan sembako, minyak tanah untuk penerangan.  Perdagangan umum memang diluar sistim pengendalian Penjajahan.
Komoditas pertanian pokok  beras dan palawija, minyak goreng, tepung  masih dapat dipenuhi  dengan  pertanian saat itu dengan penyediaan tanah “pasestren” dimana istri istri petani mananam sayuran ditanah yang ditinggikan ditengan sawah, di-isi dengan segala Lombok, mentimun, tomat ranti, terong, lembayung semua petani menghasilkan di “pasetren” nya, dibawa  ke pasar setiap hari pasaran lima hari sekali, begitu pula ayam dan telor, guna ditukar dengan garam , minyak goreng dan minyak tanah untuk penerangan. Ini sudah dapat memenuhi tuntutan pasar.
Tapi dizaman kemerdekaan, penduduk sudah dua setengah kali lipat, juga kebutuhan sehari hari meningkat kualitasnya termasuk bumbu dan palawija, daging ayam dan telor,  ikan segar atau ikan asin, merata ke desa desa. Penduduknya tambah banyak dan lebih gemar masakan dengan bumbu komplit bawang merah , bawang putih, dan cabai besar maupun cabai kecil, bumbu masak glutamate (MSG) disamping garam, lebih banyak lauk digoreng.  Saat itu bersamaan dengan  lenyapnya “ pasetren” Cabai, bawang merah, dan terong, tomat, mulai ditanam monokultur, didaerah tertentu secara bersama sama satu desa satu musim sampai ratusan hectare, semua untuk mengisi satu bak  truck kecil. Peternakan ayam potong sampai mencapai ribuan setiap kandang yang belum  pernah ada sebelumnya.  Pertumbuhan cara berdagang diluar sistim dari  perdagangan komoditas pangan jadi dengan cepat berkembang. Sekarang volume perputaran  uang meliputi  nilai yang berjumlah besar sekali, untuk cabai besar , cabai rawit, bawang merah, bawang putih bisa menuntut  15 – 20 % belanja  harian setiap keluarga ! jumlah 15 -20%ini dari belaja total, tahu, tempe, atau  daging ayam, ikan atau ikan asin dan telur.
Ini mengenai kepentingan umum,  dengan  rakyat banyak sebagai konsumen, sebab menyedot  penghasilan rakyat  banyak sudah nyata membekas dalam daya belinya.
Perkara penegakan hukum ?  Bukan.
Ini perkara kepentingan umum, stabilitas kehidupan rakyat dipertaruhkan, dirampok semena mena oleh satu golongan pelaku dagang,. Betul betul diluar sistim Panca sila.  Benar benar urusan mengatur masyarakat alias urusan policy pemerintahan– urusan Politik.

Jadi urusan ruwetnya  menggoreng stock sembako adalah urusan Politik,  jadi harus diurus oleh Partai Politik. Harusnya merupakan program dari Partai Politik yang terbuka. Bukan urusan Polisi.
Toh sekarang secara tertutup dan rahasia, Partai  Partai politik telah menguasai cabang cabang ekonomi yang vital Negara ini, seperti  semua business hulu dari  minyak  bhumi dan gas dikuasai sejenis   PETRAL, tepat dibawah control  Golkar  Mohamad Raza Khalid sebagai bayangan Pak Harto, PKS mengusai daging sapi  lewat Presidennya, Lutfi Hasan Ishaq, NU massanya  menguasai  cabai merah dan cabai  rawit lewat  Lemkari Ubaidah sebagai Pemimpinnya. 
Masyumi menguasai BULOG, telah didesign lewat Pendirinya ,  Jendral  Ahmad Tirtosudiro,  mestinya mereka tahu betul bahwa islam melarang goreng mengoreng stock bahan pangan dan bahan keperluan sehari hari, guna menanggok keuntungan. Istilahnya Islam melarang dagag cara IHTIKAR,  sejak 14 abad yang lalu.
PDI Perjuangan kepinginnya berbuka puasa , sebab selama Orde Baru, yang kebagian hanya  wayangnya  daripada  Pak Harto saja. seperti daripada Suryadi, Yusuf Merukh dsb -  kadernya banyak bergerak dibidang daripada  konstruksi, sepintar  Damayanti Wisnu Putranti  anggauta Komisi V  DPR RI kini, masih dibawah penelitian KPK, kena tangkap tangan suap. Sedangkan kita tahu bgaimana kasus Pasar Turi Surabaya Jawa Timur dengan bekas Walikota PDI P,  yang berlarut larut sampai sekarang berkat kerja samanya dengan para profiteer diluar system ini.
Apa  ini semacam puncak dari gunng es daripada "Petugas Partai" ? Yang jelas mereka ternyata sudah berhubungan erat dengan golongan businessmen diluar system, seperti Sonny Boy -nya  pengembang pulau buatan dari marga Tan, menyelipkan diri diantara Pejabat DKI Eksekutip dan Ligislatip, membuat aturan mengentengkan mereka, untung A Hok sudah diluar Pertai pendukung, jadi dia bersih.
 Jadi menjelang Pemilihan kader Partai  Partai untuk calon Legislatip dan calon Eksekutip,  Pusat dan Daerah, pasti sangat bisa berjanji kepada rakyat pemilih di Negeri  ini untuk membantu Pak Jokowi membenahi upaya business diluar sistim  yang menggurita  mencekek rakyat ini. Termasuk dalam rangka REVOLUSI MENTAL - jangan keliru, bukan revolusi sosial yang sangat ditakuti, dan tidak dimengerti oleh Ny. Hillery Clinton, beliau mengajari kita untuk menjadikan swastanisasi sebagai alat utama membuat bahan pangan murah, dengan hutang dan menjual lisensi penambangan terbuka yang sangat mudah.

Polisi dalam hal ini sangat kasihan, hanya macan ompong saja. Macan lain pada bulan suci puasa dan hari raya  idul fitri/lebaran, seperti FPI, tidak mengerti apa apa mengenai kenaikan harga sembako ini  menyalahkan merazia pengecer lapak dan kereta dorong, kalau dibiarkan, bukan  tingkah polah diluar sistim ini, karena Pimpinannya segan, wong semua ya ikut main disana.

 Pelaku yang lain, penebas panen di lahan,  pengecer kecil tukang sayur, selalu tergantung dari  pelaku pengepul perantara diatas.  Penborong panen trergantung dari Pengepul/ tenkulak dan  pengecer kecil tergantung dari juragan penerima  dagangan  jumlah bersar atau juragan di pasar pasar. Diantara  pemborong panen dan juragan di pasar, ada tangan tangan yang memainkan peranan sebagai pedagang perantara. Pedagang Perantara inilah yang memainkan peranan menentukan harga jual kepada konsumen nanti-alias cara kartel , oh rakyat, ya sudah nasibmu*)

Senin, 13 Juni 2016

PEMBUATAN MOBIL VERSI TRANSPORTASI PRIBADI DI INDONESIA, SANGAT VITAL

PEMBUATAN MOBIL UNTUK TRANSPORTASI  PRIBADI
Memang, sejak mobil ini  didesign   unutk petama kali, tujuannya  adalah  transportasi pribagi, dengan daya angkut menggantikan kereta kuda yang ribet,  Ide ini tumbuh di masa Amerka Serikat masih sangat muda, baru menapaki industrialisasi.
Keadaaan disana,  presis seperti keadaan di Indonesia sekarang, dengan perbedaan kepadatan penduduk yang sangat bertolak belakang dengan di Jawa dan Bali, sedang di pulau pulau lain meskipun penduduknya jarang, tapi kebutuhan pokok harus tetap ada seperti di  pulau Jawa dan Bali, jadi tranportasi untuk  kapasitas kecilpun penting dan sudah memadai.  Keadaan ini mengatakan bahwa kebutuhan akan mobil pribadi adalah nyata, sementara tidak bisa digantikan dengan moda transportasi yang lain selain  kereta kuda dan gerobak sapi/ kerbau, atau oerhu dayung, sedangkan hewan  ternaknya kurang beragam seperti di Timur Tengah dan sebagian benua Asia, ada unta ada kimar ada keledai, yang lebih murah dari kuda dan sapi, guna memenuhi kebutuhan angkutan jarak pendek kapasitas kecil.  Seperti kita lihat sekarang di pedesaan diganti dengan sepeda motor. Tapi jangan lupa sekarang sudah dicengkeram dalam sistim kapitalisme yang jadi imperialisme  neokolonialis,  Harga produknya sudah ditakar dengan hidupmu yang dibatasi waktunya oleh mereka, masa produktip saja tidak boleh hilang percuma, jadi umur produk tidak terlalu panjang dan tidak boros waktu  untuk pemeliharaan, buang setelah sampai umurya.
Artinya spare parts  hibrida dengan parts electroic dari plastic+tembaga+logan langka sekelumit,  sangat mahal karena itu hasil dari intelectual properties yang di patenkan.. Jadi bahan baku sedikit tapi harga selangit, setara dengan daya guna mobil itu sendiri.
Jangan heran  mulai sekarang, kebutuhan ini sudah dipenuhi oleh semacam  bemo, yang  ada sampai pelosok pelosok tanah air kita,  meskipun dipojok pojok  Papua atau Kalimantan tengah, yang penuh dengan sungai sungai. Apa lacur, kendaraan ysng  ada dipasar sudah berubah mesinnys menjadi sangat complex dengsn  kombininasi mesin dan computer ysng tidak dikuasai bengkel setempat, Apalagi dipelosok sana, sedang di pulau Jawa saja, rata rata montir tua di desa dan kota kecamatan pulau Jawa menjadi buta  tidak tahu apa apa, tentang fungsi sensor sensor elektronik yang diproses  computer compact di dashboard, demi pembakaran yang  irit dan sempurna.  Bukan itu saja mesin bisa mogok bila sensor sensor ini memberi  input pada  komputer kompact di dashboard selanjutnya ke komponen pembakaran bahan bakar bensin atau solar, bila ada ketidak sesuaian  campurannya., LANSUNG MOGOK. Baiknya, meskipun mogok tapi ndak rusak karena  tidak cukup terlumasi olie atau overheated., jadi tidak berefek pada kop silinder jadi bocor karena deformasi ( melengkung) packingnya rusak,  dan mesin tidak bisa berfungsi. Maksud pabrik mungkin benar, juga termasuk pengatur perbandingan udara / bahan bakar pada temperature inlet udara  yang berubah ubah, demi menghemat bahan bakar, otomatis mengurangi CO dan NO pada gas buang beracun di udara  bebas, mencegah polusi udara, menhemat spare parts .yang vital. Tapi juga yang penting terikut kepentingan business. Sekarang jangkauan pabrik sampai ke bengkel bengkel dan penjualan spare perts yang  kecil ongkos pembuatan  tapi sangat vital, jadi mesti dibeli di bengkel dealer, dan jasa pemasangan yang melangit, tentu saja dengan harga kartel dan monopoli, atau di daerah terpencil  akan jadi problem yang sangat berat begi transportasi jenis ini. Sedangkan tidak ada lagi mesin yang model lama dengan karburator  biasa, coil/kondensor biasa, delco ( pemb,agi srus listrik tegangan tinggi ke busi biasa – busi biasa, yang  setiap montir bisa mengatasi, meskipun dengan mengganti spare parts - tapi  ini sudah tersebar dimana mana.
Seperti sekarang sudah tidak ada film selulose untuk foto tustel  dengan film  celuloid dengan lapisan reaksi fotokimia model lama. Gambar derekam sccara elektronik, dipancarkan ke layar sistim LED dalam paket pixel. Jadi kesulitan mengasah lensa dari kristal kaca ynag dirangkap rangkap  tidak perlu.
Sampai Kepala Negra Pak Jokowi kita, sangat mengapresisasi pembuatan mobil jenis pribadi ini dengan membelinya dari SMK jurusan mesin di Solo. Ini meninjukkan betapa penting upaya membuat mobil Nasional, ynag pare partnya masih ada pabriknya.guna memenuhi kebutuhan kita dengan kondidisi  ekonomi seperti ini.
Segala upaya membangun infra structure transportasi yang sangat mahal, sebagian besar keuntungan-nya akan jatuh ke tangan konglomerasi fabrikan diluar negeri yang akan mencaplok keuntungan luar biasa dari monopoly mobil dan service, serta  spare parts electronik -nya dengan mendiktekan harganya. Bisa membuat lumpuh Negeri ini.

Maka dari itu dari sekarang masih nyaris belum terlambat, bernegosiasi mendapat design dan lisensi pembuatan spare parts dengan teknologi menengah kita di pedesaan, guna  pembuat mobil Fiat model tahun 70 han, dengan pabrik mobil rakyat Volkswagen model tahun yang sama, mungkin dengan Tata dari india,  Atau model mobil rakyat Peugeot dari Perancis , atau katakan Proton saga dari Malaysia untuk memberi pasar kita alternative yang lebih bisa dipelihara dengan ongkos biasa, pada derajad teknologi kita sekarang ini, yang masih mempnyai jutaan bengkel dan montir bepengalaman, diseluruh Nusantara. 
 Inipun sangat terbatas  jangka waktunya, Sampai pada suatu saat, ada fihak  fabrikan mampu membuat disket pemeriksaan diagnosa sesuai data sensor sensor ya ada pada mobil itu dan sekaligus teraphynya - belum sampai kesitu. kebanyakan diketemukan salah satu sensornya yang sudah perlu diganti. Tapi entah kapan. 
Jadi pabrik coil, pabrik condensor, pabrik platina, pabrik delco ( ini nama pemegang patent pembagi listrik ke busi) tutup,  kerena kekurangan pembeli. SAMPAI SAAT INI SUDAH TIDAK ADA SPARE PART YANG MANAMANYA  CUT OUT ( KETOT) merek apapun dari pebrik alat listrik yang terkenal seperti Nippon Denso, Mistsubishi, Bosch, semua spare part cutout atau relay regulator untuk mengatur aliran listrik dari dinamo ampere ke accu sudah palsu semua, diproduksi dari pabrik rumahan di Taiwan, Thailand Singapore, juga dari sini saja. Jadi bila relay regulator ini diganti dengan IC ( integrated circuit} lebih bisa dipercaya, murah dan accu diisi pas dengan kapasitasnya. Karena IC ini disatukan dengan dinamo apmpere dengan diputan mesin yang tidak tentu.
Saya menyadari ini karena  saya telah menukarkan mobil Toyota Hardtop  diesel 2900 cc tahun 1983 dengan sesama Toyota,  modal Kijang ( capsule) bensin 1800 cc tahun 2001 yang saya sangat awam terhadap instalasi sensor dan instalasi karburator (sekarang bukan carburator tapi direct injection) ,  instalasi coil- condensor- Delco/pembagi arus listrik teganan tinggi) - busi – sekarang pakai IC  disatukan dalam kamputer compact. Akibat dari ini, mngkin bensin harus sangat bersih,  filter bensin saja harus dilepas dengan kunci khusus, untuk “nepel” selang dari baja yang biasa dipakai dalam sistim hidrolik. Yang tentu saja merepotkan dan sangat lebih mahal dari filter bensin yang plastic. Satu hal yang sudah menolong saya sebagai pengguna mobil model lama ialah penggantikan relay regulator/Cut out/ ketot – yang konon semua merek terkenal di pasaran adalah palsu – sehingga arus dari dynamo ampere ke accu tidak pasti,  meyebabkqan accu yang sangat mahal rusak saya ganti denga dynamo ampere yang ber IC untuk mengatur pengisian accu, ini sangat bermanfaat, smoga berguna bagi perencana ekonomi Negara kita ini, sehimga mereka tidak tersedot dalam kepentingan business monopoly kartel "mereka" *)

Jumat, 10 Juni 2016

V, UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT HIDUP DIBAWAH TINDASAN PENJAJAHAN

V. UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT. HIDUP  DIBAWAH TINDASAN PENJAJAHAN
Selama itu inteligensia Jawa memompa  semangat Kemandirian , kemerdekaan kepada orang Jawa, dengan gending dan ikatan tembang,  dengan cerita dan dongeng, terutama lakon pewayangan kulit yang jadi alat multimedia terhadap rakyat, dengan syair syair.  Bisa dilacak benang merah itu mulai dari  sastrawan zaman sultan Agung sampai  intelektual yang seorang raja,  Pakubuwono V,  pangeran dari ibu Madura, penghimpun serat Centini,  peneliti keris  dan lantaka Majapahit,  sampai ke  ki Roggowarsito,  keturuan sastrawan Yosodipura dari masa  Raja kerajaan  Surakarta sebelumnya ,  Mangkunegoro  IV,  dengan serat Wedhotomo,  Pakubuwono IV  dengan serat Wulangreh, sampai ke Ki Hajar Dewantoro seorang bangsawan Jokja moderen yang namanya  Raden Mas Suwardi Suryaningrat., dan Ki Mandor Klungsu yang nama aslinya  Raden Mas Panji Sosrokartono, kakanda dari Raden Ajeng Kartini, pendekar  pembebasan wanita  kita. Mereka adalah penulis kritik dalam bentuk syair tembang dan prosa  mengenai noblese oblique/ sifat ke ksatryaan yang diingkari oleh hampir semua anak bangsawan, anak Jawa dari kalangan bawah,  apalagi   menjamah  budaya hutan karet di pulau lain,, di kurun waktu yang lampau tidak terlalu lama, kepercayaan diri bangsa, kamandiran budaya demi perlawanan kepada penjajah yang bisa menarik hati rakyat, dengan  dukungannya secara total.. Terutama menkritik kebodahan kaum feodal  srakah doyan suap  baik dari skala Kerajaan maupun skala kampung dari   Penjajah belanda dan kini dari setiap businessmen  keblinger piaraan rezim terutam Orde Baru seperti yang ditingkringkan di PERTAL Mohamad Reza Kalid kekmatan hidup dibawah perlindungan kekuatan senjata.
Maka dari itu lahirlah para Pemimpin bangsa yang menjadi “founding father”bangsa ini:  yang gigih dan tulus, seperti  Hasyim Ashari,  Ahmad Dahlan, R.M.P Sosrokartono, Ir Soekarno,  Panglima Soedirman, Pak Hoegeng,  Ki Hajar Dewantoro,  dan masih jutaan banyaknya  orang Jawa di eselon bawahnya. Mereka adalah suri teladan Perang Kemerdekaan, tanpa mementingkan diri sendiri, yang kini masih hidup menjadi Administrator kita yang masih tulus dan jujur. Dibanding dengan rata rata  pimpinan masyarakat yang berasal dari budaya komoditas  karet yang bernilai tinggi sebelum  Perang Dunia ke II dan sesudahnya, sebelum plastic dikenal luas sebagai penggantinya.
 Karena budaya komoditas karet memaksa orang  orang yang menjadi kaya kaya ini hidup terpencil dan terpencar dirimba raya pinggir sungai besar sebagai pusat pengumpulan hasil  karetnya.  Tanpa mengenal budaya kebersamaan yang plural.  Pada generasinya yang sekarang mudah sekali terperangkap dalam hidup  pamer dan korupsi dimana saja, menjadi apa saja, dibidang apa saja  Eksekutip, Legislatip maupun Judikatip,  Kepolisian dan Kemiliteran  maupaun Keagamaan dalam masyarakat kita sekarang.  Berkat pembibitan Orde Baru yang sangat berhasil. Sampai Menteri Agama Suryadharama Ali kita, dihukum  karena menilep dana Haji bermilyar muyar, sambil berkata dia tidak terima dihukun barang seharipun.
Alangkah hebatnya bila dijelaskan secara ilmiah, oleh para inteligensia Islam, bahwa segala ritual dalam islam itu pasti ada manfaatnya bagi manusia baik ragawi maupun ukhrowi .  Jadi Ulama Islam juga mempelajari  Ilamu  Pengetahuan modern  yang juga adhi luhung sebab didukung oleh laboratorium  Labratorium dan pembahasan ilmiah lewat seminar seminar yang bebas, bukan  hanya semantic Bahasa Arab yang memang Adhi luhung dan unique  terlengkap di Dunia, hanya ini saja menjadi modal  satu satunya dari ulama islam  masa kini, sudah tidak cukup. Diperlukan keteladanan derajad rokhaniah yang unggul dan tahan uji. Tidak hanya berhaji berkali kali.

Nampaknya kebudayaan Arab masih kurang memadai untuk memperoleh peranan sebagai pelopor mengemban  petunjuk dari Agama Islam,  demi  kehidupan yang lebih baik bangsa bangsa di dunia masa kini. Terbukti bahwa Menteri Agama yang Islamnya tidak diragukan,  sampai hati  telah mencuri dana haji dan uang Negara hingga dijatuhi hukuman 8 tahun*)

I. UPAYA KAUM INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT PERLAWANAN TERHADAP DOMNASI BUDAYA PENDATANG..

Budaya asing yang disertai dengan  derajad teknologi lebih tinggi yang terikut, sangat menentukan corak perkembangan masyarakat di Nusantara..

Memang Pulau Jawa satu pulau di untaian permata  khatlistiwa ini punya ukuran yang pas untuk hunian  para pedatang pada zaman  teknologi  masih sangat sederhana,, yaitu zaman peerpindahan bangsa bangsa degan skala zaman batu halus sampai zaman perunggu.

Mereka datang dari  Melanesia,  Polynesia dan dari  anak benua India. Percampuran terjadi  antara budaya setempat dan budaya pendatang ini,  dengan  terpakainya bagian cara hidup yang terbaik dari masing masing puak, dalam bertani ladang yang perpindah pindah. Petukaran pemakaian bibit tanaman budidayanya, penemuan tumbuhan obat obatan alat alat pertaian dan  bahasanya. Maka terbentuklah satu suku besar di pulau Jawa. Domestikasi ternak dari binatang liar terjadi dipulau ini,  penanaman serat untuk dipintal, umbi umbian dari Polinesia taro dan yams, buah sukun,  dan pisang, sayangnya di iklim tropic basah tanaman serat kapas,  mengalami arah evolusi  kelain jurusan,  hinga hasil introduksi dari  tumbuhan budidayanya dari pinggir gurun jutaan tahun yang lalu gagal,  demi terciptanya serat yang halus dan pajang,  tidak bisa muncul di suasana iklim tropic basah,  meskipun dari India banyak  tanaman yang  bisa beradaptasi cukup baik,  jenis padi dan buah buahan Asia seperti mangga.  Pengerjaan alat alat dari perunggu dari Lembah Mekong dan Irawadi terikut dari kebudayaan Dong song., dan lain  peleburan logam.  Para Paleontologic telah secara rinci mencatat  pristiwa  ini, dari peninggalan mereka terdata waktu keberadaannya  pada   penggalian artefak artefak  dari wktu kawaktu

Yang tetinggal pada kita, orang awam adalah legenda  cerita  rakyat , hanya dongeng kepada anak cucu kita, yang makin sedikit ditularkan oleh orang orang tua masa kini, karena anaknya sibuk ngegame di androit mereka. Sedangkan para Paleontologic belum menjamahnya.

  Umpama asal usul huruf Jawa.   legenda Prabu  Ajisaka satrya pengelana dari Atas Angin mengalahkan Prabhu Dewata Cengkar Raja setempat yang masih menggemari daging manusia.  Bagi  orang setua saya, barangkali cerita ini sudah berhenti saya ceritakan kepada cucu cucu saya, kerena mereka sibuk main game di computer, sebelum tidur dan waktu libur.

Ceritanya sang Ajisaka bisa mengusir raja setempat hanya dengan mohon bhumi selebar sorbannya,  sebagai gantinya dia sanggup dibunuh dan disantap oleh sang  Raja Dewata Cengkar. Ternyata ujung sorban yang dipegang oleh sang Dewata Cengkar  dengan  cepat melebar dan memanjang, sehingga menutupi seluruh negeri sampai ketepian jurang pantai laut Selatan yang ganas, dan sang Dewata Cengkar dikibaskan masuk kelaut yang ganas itu, berubah jadi buaya. Sang Ajisaka menggantikan sebagai Raja, rakyat terbebas dari jadi santapatan sang Raja.  Dari cerita  sambungannya mengenai dua orang abdi setia  sang Prabu  Ajisaka yang  salah satu ditinggal ,  ditugasi menjaga keris pusaka, satunya lagi ditugasi mengambil keris pusaka tadi, mereka bertengkar karena  mengukuhi perintah  sang Ajisaka sang satu disuruh menjaga yang satu disuruh mengambil,  mereka berkelahi mempertahankan tugasnja  masing masing dan mati bersama. Jadi bahan tulisan Jawa:  Ha, Na, Ce, Ra, Ka -  Da Ta, Sa, Wa, la – Pa, Da, Ja, Ya, Nya  - Ma. Ga, Ba Ta, Nga. Ini legenda  cerita rakyat. Ajisaka pengelana berkebudayaan India mewakili beratus ratus perahu bercadik yang gambarnya  terukir di tembok kamadatu candi Borbudur, mendatangkan ternak kerbau besar, sapi berponok dan pencetakan sawah padi dengan pengairan berundag, setahun bisa dua kali panen, tidak kesulitan memberantas gulma/rerumputan liar  sawah.*)



II. UPAYA KAUM INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT HIDUP DIBAWQAH PEJAJAHAN

II UPAYA KAUM INTELIGENSIA  JAWA MEMOMPA SEMANGAT
Apa yang sebenarnya Terjadi barabad abad yang lalu  yeng menjadi bahan dongeng, adalah tulisan huruf  Jawa ini berasan dari tulisan  huruf  Palawa dari India, dibawa oleh  pendatang dari India yang telah mampu memintal jenis kapasnya  yang seratnya memang panjang dan halus jadi kain muslin yang sangat dimaui oleh kalangan tinggi kerajaan. Pengelana India berhasil bercampur darah dengan kaum bangsawan setempat yamg masih liar, menjadi bagian dari kasta tertinggi  kaum brahmana dan  kaum  katria, sedangkan kaum penduduk asli jadi kaum waysia ( pedagang) dan kaum sudra (petani). Begitulah kaum setempat rela jadi kasta rendah karena mendapat teknologi meananm padi secara lebih mudah dan berhasil panen lebih banyak.
Budaya dari India yang lebih maju mengalahkan Raja setempat  dengan budaya yang lebih rendah.
Itu yang kasat mata, sebenarnya yang terjadi kebudayaan setempat yang egaliter karena air dan tanah subur melimpah dilereng gunng gunung berapi,  rakyat tidak yerrlalu tergantung dari Raja.  Rakyat petani masih menghormati pemimpin tetua Desa nasing masing,  salah satu prinsip dari  budaya setempat. Kaum inteligensia menciptakan tokoh legenda di Pewayangan, tokoh ki Lurah  Semar yang egaliter dengan ermpat anaknya, setara dengan dewa dewa Hindu.
Di  Bali yang masih kental  dibawah pengaruh Hiduisme hingga sekarang, orang yang menganut kepercayaan “ catur  sanak yang lahir besamaan dengan jabang bayi", direcord oleh kaum inteligensia  dengan tulisan dalam kropak kuno, kemudian dengan media  cetak “Kandapat sari,” mengajarkan: orang  akan selalu unggul  “kajanaprya” meskipun menghadapi para Dewa sekalipun  dan dari kasta apapun – artinya unggul diluar peraturan kasta Brahmana Hindu , bila bisa memgenal catur sanaknya, dengan upaya meditasi tertenu dan bertapa berata, dengan bimbingan para Dwija dan Empu !
Di Jawa kepercayaan ini masih dianut sebagai cara mendapatkan kekuatan  mistis seseorang yang berasal dari bantuan “ dulur papat, kelima pancer” –  Kepercayaan setempat ini  diabadikan oleh para inteligensia dalam serita pedalangan, Raden Sumantri seorang anak Brahmana rendahan yang menghamba kepada Raja  Sasrabahu, dibantu oleh sudara gaibnya yang lahir brsama dia dan semua orang yang lahir dari rahim  ibunya,   karena saudara gaib itu berasal dari tembuni , sang Sokasrana,  mampu memindah satu lahan taman yang luas  atas perintah sang Raja, dengan tenaga supra natural yang sangat besar dari sang adik, jilmaan dari tembuninya  dalam sekejap.
Ketercapaian kebudayaan Hindu diwujudkan dengan berdirinya kerajaan dari Wangsa Syailindara di Pelembang dan di Jawa Tengah. Karena bencana alam gunung Merapi  meletus, maka terjadilah mahapralaya,/ kiamat kecil,  kerajaan dipindah ke Jawa Timur,  oleh Mpu Sindok, berpuncak pada wangsa Girindra pendiri kerajaan Majapahit, dengan ibu kota Wilwatiktapura, situs peninggalannya ditepi sungai Brantas di Mojokerto, kerajaan itu dapat bertahan selama tiga abad.
Puncak keberhasilan kerajaan Majapahit selama dua abad, sebab abad ketiganya telah mengalami degradasi  dan decomposisi  dalam masyarakatnya didalam aparat pelaksanaan Pemerintahannya.  Kaum inteligensia yang  mengawalnya untuk memberi  inspirasi kebersamaan secara menyeluruh ikut dalam proses degradasi ini..  Atau kaum inteligensia Hindu sudah mencapai kejenuhan dibanding dengan inteligensia   baru kaum waysia  pemeluk agama Islam yang sedang  tumbuh pesat, membutuhkan apresiasi dalam  sistim kasta yang ada. Sedang kaum inteligensia Islam mempunyai cita cita Negara yang dipimpin oleh  Amirul Muslimin, yang sangat egaliter, meskipun belum punya  perangkat alat demokrasi,  bukan cara para bangsawan feodal memerintah, yang selalu despotis.
Sejalan dengan  ekonomi kam waysia  di wilayan Pamotan kini  Lamongan, daerah  penyangga  ekonomi dari Pelabuah Gresik, tumbuh sentra produksi dan sentra penyedia produk beras  yang luas dan handal untuk diperdagangkan dengan jung jung dari China, yang semakin besar beras sampai 300 ton sekali muat,  setiap saat dalam satu tahun, yang hanya bisa dilayani oleh persawahan  muara bengawan Solo di wilayah Pamotan. Interaksi dengan kebudayaan China yan leih tinggi semakin kuat. *)

III UPAYA INTELIGENSIA YAWA MEMOMPA SEMANG HIDUP

III  UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT HIDUP
Terlebih lagi telah dibuka upaya  memanfaatan  rawa rawa luas dengan sistim yang sama degan wilayah Pamotan, dengan teknologi dari Mesopotamia, sebelum islam dan kekuatan fisik penggali terusan  saluran air drainage rawa, berkat latihan menghimpun tenaga metoda Wu Dang dari Singkiang China, dipuncaknya  sebagai pimpinan mereka ialah ideology islam. Produksi beras di rawa rawa  seluas kurang lebih 20 000 Ha di wilayah Demak Bintoro, lengkap dengan kayu jati di lereng utara gunung Muria guna menyediakan jung jung raksasa di  galangan besar kota pelabuhan yang penduduknya pendatang tukang membuat perahu dari China, yang Islam  merupakan penududuk mayoritas  San Pao lung ( Semarang) apa akhir abad ke 15 - 16 masehi.
Kemudian pada era yang lain menyusul era Kerajaan Demak Bintoro dibawah yang pemerintahan Sultan Islam kturuna China dari Sinkiang, Pangran Jin Bun atau Raden Fatah.  Oleh dominasi  Belanda sesudah Demak Bintoro pudar karena persawahannya tertimbun abu dan pasir vulkanik, terjadi pendangkalan saluran saluran irigasinya, , kebanyakan penduduk Semarang  beralih menjadi beragama Kong Hu Cu, banyak mesjid yang beralih jadi kelenteng ( dokumen Tuanku Rao - menurut Dr Slamet Mulyono) di kota Semarang. Karena hubungan dengan bangsa induk masih sangat kuat dalam perdagangan.
Dari  saat itu, kelompok etnis penduduk Nusantara yang ini sangat  cenderung untuk membentuk semacam “kartel” dalam perdagangan, dan mudah sekali berkembang di suasana ekonomi agraris di Nsantara.
Hanya kaum pendatang dari China ini tidak pernah menggunakan  kekuatan militer maupun jung jung perang dari semula (ecuali di zaman kerajaan singhasari sebad selumnya), selain misi perdamaian seperti yang didemonstraasikan oleh Armada  besar Laksamana Cheng Ho, seorang Muslim, membuat mesjid di Surabaya.  Bukan gudang berbenteng  seperti di Sunda kelapa.oleh Belanda.
Kebudayaan baru yang menyertai  pengembangan Islam, sangat cocok dengan perkembangan pesat kaum waysia Hindu Jawa.
Tanpa reserve kaum waysia Hindu mendekati Islam sebagai cara hidup masyarakat yang egaliatarian,  beserta kaum inteligensianya. Sekali  lagi keterbatasan dalam menguasai bahasa Arab dan penyesuaian total terhadap kebudayaan arab yang murni Patriarchat  baru terasa merintangi kemurnian ajaran Islam a'la Wahabi sekarang ini.
Kaum Brahmana Hindu sebagai inteligensia yang mengalami kehilangan pegangan, terutama  dalam struktur ekonomi, pada mempelajari islam dan menganutnya sebagai makan sebatang tebu, dipilih pangkalnya yang  kaya berisi gula, mengabaikan pucuk dan daun daunya yang hanya cocok untuk ternak sapi, dan kebau, itu pendapat mereka.
Semula mulai abad ke 11,  inipun dilayanai dengan senang hati  oleh para  prnyiar  agama Islam yang pertama dari daerah Sinkiang, sebelah utara Iran sekarang, karena merekapun belum terserap dalah budaya bangsa Arab sepenuhnya. Begitulah  permulaan pengenalan ajaran Islam kepada para Brahmana, dan menjadi cikal bakal konversi besar besaran dari kalangan rakyat pesisir menjadi pemeluk agama islam. Literasi arab dapat dipelajari dengan bebas dan gratis.
 Oleh terbukanya pintu kecakapan membaca dan menulis huruf arab, yang angka angkanya sangat memudahkan  kaum Waysia mengembangkan pedagangan,  surat perjanjian dagang dan pembukuan lajur.
Lain halnya dengan kaum Ksatrya  Hindu yang jatuh miskin karena tidak fit in dalam perdagangan dan tidak mengerjakan tanah,  tanpa dukungan kerajaan Hindu.
Pandangan makan tebu ini menjadi sumber dari semua aliran kebhatiana di tanah Jawa.  Mereka masih menghormati para pitri ( kakek moyang yang sudah makayangan, mentaati ajaran ketulusan dan kejujuran watak para ksatria,  hidup bersih, mementingkan keadilan dan kepentingan umum, tapi kekuatan pusatnya kerajaan Hindu sudah kropos) . hingga sekarang  aliran kepercayaan ini dilindungi  Negara kita yang  Panca Sila,  karena mengucapksn kalimah syahadad,  dan mengakui Islam sebagai agamanya.
 Mereka  dianggap  melakukan sincretisme dari agama Islam dan Hindu,  sangat perlu pendekatan intelektual yang khusus kepada golongan ini, hingga sekarang.
 Untuk golongan ini,  ulama/ inteligensia   islam saat itu,  merekayasa upacara dengan nasi tumpeng – yaitu satu nyiru yang ditengahnya didirikan  kerucut nasi putih atau nasi kuning, lantas dipinggirnya dikelilingi segala lauk pauk dan sayuran yang dimasak  untuk mengiringi orang makan nasi.  Semua lauknya dimasak dengan bumbu masakan Jawa, bukan bumbu gule daging kambing dengan minyak samin yang biasa di tanah Arab.
Waktu nasi tumpeng atau hidangan selamatan cara ini ditutup dengan do’a Islami, dengan dibagikan makanan hidangan pada para hadirin, puncak tmpeng dan lauknya  lengkap diberikan kepada yang  dianggap tetua  pada upacara itu, sedang bagian tengah dan bawah tumpeng dibagikan kepada hadirin, mesti saja nasinya masih enak sebab tidak kering. Disertai dengan lauk pauk komplit untuk disantap, sama lezatnya dengan puncak tumpeng bagi si yang dituakan. *)

IV. UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT HIDUP

IV  UPAYA INTELIGENSIA JAWA MEMOMPA SEMANGAT  HIDUP
Inilah cara selamat untuk menerima ajaran Islam,  hasil rekayasa kaum inteligensia Islam, seperti ajaran pokok dan ajaran pirantinya  yaitu cara hidup islami, diupayakan wajar perbandingannya,  tidak  ada yang kelebihan nasi, maupun kekurangan lauk pauk, hidangan dimakan bareng bareng dengan menikmati nasi dan lauk pauknya sebanding, dan sekaligus.  Pengadaan “banten”/ sesaji  kepada para Dewa cara hindu diganti dengan selamatan cara inteligensia islam mengajarkan,  sangat simbolik, sangat bagus. Sebab sebelum menikmati hidangan semua hadirin berdo’a  bersyukur kapada Allah subhana huwata alla, dengan gembira dan pasrah, si pembagi hidangan pasti tidak pilih kasih, yang masih lapar bisa mengambil sendiri sisa hidangan bila masih ada. Mngkin ini simbolis dari   keinginan rakyat.
Maka  perkara sisi pengertian beragama Islam bagi orang jawa adalah keseimbangan antara nasi dan lauknya. Antara yang pokok dan yang nampak sebagai ritual, dan inti sarinya ada dalam ajaran  ilmu  Hakikat dan ilmu Ma’rifat.  Semua dengan bumbu masakan cara Jawa, tanpa harus menyediakan gule kambing, minyak samin atau roti mariam dan  korma.
Maka ulama Jawa pada zaman lampau telah berani menterjamahkan  “Bismillahirakhmanirakhim” dengan * Awit saking Asma Allah ingkang Maha Mirah lan  Maha Asih* – dalam bahasa Indonesia  “Atas Nama Allah jang Maha  Pemurah dan Maha Pengasih” tidak  ditambahi kata  tanpa dikurung  “Menyebut” nama Allah. Sebab dalam surah Al Baqarah ayat 30  manusia telah diangkat derajatnya oleh Allah sebagai wakilNya di Bumi ini, jadi semua perbuatannya ya harus atas nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Tidak khawatir disimpangkan  mengatas namakan Allah terhadap mati hidup muslim lain. Hanya Pemurah dan Pengasih thok, untuk  semua alam Robbil alamin" lengkapnya kalimah "Basmallah adalah " bismillahiraknirakim"  dalanjutkan  dalam surah Al Fatihah, induk dari Al Qur'anul karim,  Alhandulillahirabbil alamin - Segala puji hanya kepada Allah yang menguasai segala alam.- Arakhmanirakhim - Yang Maha Pemurah dna Maha Pengasih - Malikkiaumidin -  Yang menguasai hari Qiyamat - Iyakanaq buduwaijakanaq stain - Ya Engkaulah yang aku perTuhan, ya Engkalah yang aku mohon pert;ongan .. Ihdina syirotolmustakim - Tunutunlah aku ke jalan yang  benar .. Sirirotoladzina an-amta Allaihim walabdolin - Yaitu jalannya orangt yang Engkau beri petunjuk, bukan jalannya mereka yang sesat dan mendapat murkaMu  semoga Engkau berkenan - Amin
Masih dalam tahap pertumbuhan yang pesat teknologi islam diserap oleh kaum waysia Kerajaan  Demak bintoro dikalahkan dalam perang laut oleh kekuatan dari budaya lain yang  mempunyai kelebihan dalam produksi  meriam dan kain layar sehingga dapa melayarkan  kapal kapal layar besar dengan memuat meriam caliber besar disepanjang lambungnya, mengalahkan armada karajaan Demak Bintoro  dibawah Rajanya yang kedua Adipati Unus yang menggunakan  lantaka berkaliber jauh lebih kecil  dimuat di perahu model Madura yang jauh lebih kecil  akibat dari kemampuan layarnya yang  terbatas saja.
Pedagang dari Europa dengan kapal besar dan caliber meriam besar sangat memojokkan jung China yang bukan versi jung perang dan perahu armada  model Majapahit yang menguasai jalur laut Nusantara segera tamat.  Selanjutnya  Kerajaan demi Kerajaan di Pulau Jawa menderita krkalahan disetaip pertempuran selama dua abad. Mulai dari Sultan Agung dari Mataram ( 1613 -1645) sampai Pengeran Diponegoro Pemimpin  perang Jawa.  (1925-1930). Belanda lebih mempercayai  pedagang China setempat meskipun sudah melancarkan politik  etik  tetap  tidak memakai  pedagang ex kaum waysia, juga masih menyimpan dalam jiwanya sisa  nasionalisme, melawan pejajahan. Bahkan, oleh Belanda tidak diberi kesempatan  menjadi perantara, malah dinista sebagai "inlander" yang kotor demi devide et  impera, azas pokok kaum pejajah, disambut dengan sebutan "wana" bahasa Hokian artinya orang liar oleh Kartel mereka.
Mulai dari sinilah sampai sekarang ada segolongan kelompok pedagang yang samasekali berusaha dan hidup diluar sistim apapun di Negeri ini, upaya khusus andalannya adalah mencari keuntungan, lewat segala jalan. Maka percayalah dimulai dari Tan Koen Swie  dari Kediri dengan percetakan buku karangan inteligensia Jawa sesudah sang penulisnya wafat. Satunya lagi De Winter warga Belada, sang penerbit edisi perdana dengan tulisan Jawa dari Solo, makamnya dipindah ke Palar Klaten, berdekatan dengan makam R.Ng. Ronggowarsito, hidup sezaman dengan pengarang kritic social Ng,Ng. Ronggowaezito yang konon dihukum mati secara rahasia, dipaksa minum racun pada hari yang ditetapkan.  Hanya waktu dan bhumi yang pemurah dan pengasih yang  mampu melahirkan A Hok  -   A Hok berjuta juta untuk Ibu Pertiwi dan bangsa ini.*)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More