Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Minggu, 31 Juli 2016

USAHA MENANAM SAYURAN LOKAL DENGAN CARA LOKAL

USAHA MENANAM SAYUR  LOKAL

Usaha menanam sayur lokal ini mempunya dua sisi srategis, yaitu melestarikan  pemakaian tanaman local untuk menambah gizi  disatu sisi dan menambah penhasilan dari lahan kecil diseputar kota kota disisi lain.

Secara tradisi memang kebiasaan  “ ramban” ini sudah dipunyai oleh penduduk Nusantara ini.  RAMBAN ( bahasaa Jawa) adalah memetik daun muda yang bisa dimasak dari tumbuhan liar maupun tanaman tanpa mencabutnya hanya memilih pucuk pucuknya yang baik, dari lahan lahan tak  tidak  diusahakan ditanami, pinggir pingir jalan setapak dan pinggir tegalan  atau sawah atau sengaja ditanam untuk diramban.Pucuk pucuk ini tentu saja masih lunak untuk di olah atau direbus. Bahkan di Sulawesi Utara bubur Menado yang terkenal itu sebenarnya  harus dilengkapi dengan hasil “ramban”  berbagai pucuk tumbuhan liar maupun tanaman  di bawah kebun kelapa yang masih sangat luas yang hanya diketahui oleh penduduk asli setempat, makanya rasanya sangan khas dan sangat menyegarkan. Juga nasi lembek sayur pecel di kota Madiun Jawa Timur, yang sekarang mengalami krisis sayuran yang gawat.

Semakin meluasmya kota dan sesaknya hunian di kota kota, kebiasaan ramban ini semakin tidak bisa dilaksanakan dan hilang  karena lahan kosong hampir tidak ada. Begitu pula pengetahuan mengenai tumbuhan dan tanaman yang bisa diramban, baik jenis tumbuhannya yang pasti dan memasaknya artinya bisa  dibuat sayur atau direbus bahkan di makan mentah dengan sambal ( sebagai lalapan). Sedangkan “pasar” didesak oleh permintaan akan sayur sayuran yang murah, maka patani  di pedesaan menggantikannya dengan sayur yang  paling mudah diusahakan yaitu yang selalu ditanam di “kebun sayur” dipinggiran saluan saluran pematus kota kota, lahan kosong ini diusahakan oleh petani yang mengembara dikota kota dengan sangat intensive dengan mendapan air dari seluran got got pematus dikota kota, dan pupuk buatan, seperti bayam cabut ( Amaranthus tricolor  ),)  kangkung darat ( Ipomea reptica  L) , dan sawi hijau maupun sawi putih,mulai ditanam di pematang sawah, bahkan seluruh  lapik sawah yang semakin sempit. Diseputar Surabaya lahan sawah dan embung yang mengering ditanami semanggi ( Salvinia crenata)

Di daerab Bogor, dimana hujan bisa sepanjang  tahun, lahan bekas kebun kebun karet telah diubah menjadi lahan milik, dan ditanami singkong  sayur,  lembayung cabut, bahkan papaya cabutan hanya dinamfaatkan daun daun mudanya , ini merupakan  upaya  menanam sayur yang baru,  dipasarkan untuk restoran dan warung padang dan lembayung cabut (  daun kacang tunggak yang dtanam bijinya  dengan rapat baru berdaun empat tangkai  terus dicabut – dalam umur  2-3 minggu)  untuk penjual karedok  diseputar  Jobodetabek( Jakarta- Depok-Tangerang-Bekasi).

Penanaman sawi hijau bahkan meranbah di pematang  pematang sawah sekitar Banyuwangi untuk melayani penjaja Bakso hingga Bali  !

Bagaimana keadaan dikota yang landmark nya penjual  nasi Pecel ? Sangat menyedihkan, bakul pecel ribuan tapi penyediaan sayur pecelan di pasar sangat sedikit, karena itu petani/pedagang sayur di pasar tradisional menjual daun pucuk decampur dengan daun tua banyak, sehingga sangat liat dimulut, menjadikan pembeli pecel merasa tidak dihargai, disepelekan.


Bia tidak ada perbaikan, segera pecel Madiun akan tidak ada peminatnya lagi di Kotanya, punah, karena dikota lain  sayurannya malah lebih baik.  Misalnya Banyuwangi, disana mereka, para bakul pecel lebih kreatip, bisa dicampur  rawon ( sayur khas jawa Timur bumbu khasnya  keluwak atau pangi ( Pangium edule ( Reinw and Blume) bahan utamanya daging iga.  Jangan lupa di Suriname “pical” menjadi makanan yang diminati oleh orang Creole dan India.  Di Madiun malah punah *)

Pohon Takokak Berbuah Terong



Ini sebenarnya pekerjaan cucu saya Ian Dumadya Rahman, pelajar SMU V Bogor, waktu itu kelas 11 untuk back up satu lomba karya SMU se jabodetabek. Dia dkk mendapat ranking 4. Dia terinspirasi tulisan saya di blog ini memang ada artikel mengenai teknik menyambung tanaman dicotyledone, lengkap dengan pembuatan pisau okulasi /grafting knife. sebab meskipun petani kepingin bisa, pisau itu hargannya tak terjangkau, bikinan pabrik Victorynox Swiss, makanya sebaiknya bikin sendiri dari gergaji besi yang diasah khusus dengan gerinda dan diselesaikan ketajamannya dengan whet stone - batu asah  dari batu hijau bikinan industri kecil di China, aslinya untuk pisau sadap karet, bisa dibeli di toko besi yang menjual alat alat besi untuk pertanian, seperti gunting tanaman, gergaji tanaman untuk memangkas kopi dan cokelat di perkebunan perkebunan besar. Jadi bahannya ada semua untuk keperluan membuat pisau khusus ini. Semua ada di tulisan menganai hal ini di blog ini juga. yang gunanya untuk mengiris taji penyambungan cleft grafting, Sebab tekhnik mengiris sesuai dengan syarat memperoleh permukaan cabang tanaman yang akan dissambungkan ( harus bersih dari hancuran sel sel  hidup, pisau harus tajam sekali dengan katajaman yang tipis dan rata air -halus seperti permukaan kaca, juga sebisa mungkin steril. Makanya diperlukan finishing dengan batu asah yang halus sekali seperti whet stone /batu hijau yang juga harus digosok dulu rata air untuk keperluan mengasah pisau khusus ini. Sekian dari saya Subago pemilik blog ide subagyo blogspot com. ini. Tulisan dibawah ini laporan dari Ian, yang menulis blog ini.
Yang ini tulisannya Ian cucu saya: Pembaca Blog idesubagyo yang saya hormati, berikut ini adalah hasil sambungan dari tanaman takokak dan terong. Saya berhasil menyambung antara tanaman Takokak yang saya sambung dengan terong ungu. Alhamdulillah dapat berbuah dengan sempurna.






Yang ini tulisannya Ian :Tanaman takokak yang saya sambung dengan terong ini menunjukkan bahwa jika kita belajar menyambung tanaman dengan serius, maka hasilnya akan bagus.

 yang ini dari Ide subagyo lha lupa lagi, cleft grafting ini sambung celah. umum di tanaman kopi. Sesudah taji diiris dengan baik dan benar, baru membuat celah  "cleft" di batang bawah. Sebisa mungkin batang atas  dan bt bawah diameternya sama, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Setelah tempat potongan dipilih, terus dibuat celah, diiris dari atas vertikal lurus kebawah  tenpa banyak geseran pusau , sepajang taji yang talah disiapkan. Celah harus dibuka dengan jari telunjuk tangan kiri lebih lebar dari tebal irisan taji, supaya tidak menggeser permukaaan irisan waku dipasang. Ditancapkan sampai de dasar celah tanpa menggeser, dilepas pas tertempel sesama cambium, jadi lebar celah sebisa mungkin sama dengan lebar taji. Bila batang bawah lebih besar dipilih pinggir yang kira kira lebarnya sama dengan btg atas/ taji. baru celah menjepit taji, pas. Dipegang dengan jari jari tangan kiri, teguh tanpa menggeser, Terus dibebat dengan rafia selembar ( bukan rangkap) dari bawah leatas sampai menutup permukaan celah/sambugan bebat dimatikan dengan menyelipkan ujungnya kebawah putaran bebat trus ditarik tanpa merubah pegangan jari kiri. Dalam waktu lima hari sambungan akan hidup dngan tanda kesegaran dan warna taji  masih hijau. Bila berubah warna jadi kusam atau coklat, tandanya sambungan gagal. Bebat harus dilepas setelah sambungan benar benar menyatu, supaya tidak mengganggu pertumbuhan secundair. Selamat mencoba -  Kalok cucuku bisa anda pasti bisa. E iya , jangan lupa sambungan anda diberi sungkup dari botol air mineral atau  kantong es lilin supaya tidak kekeringan diikat supaya tidak terbang kena angin. sudah,  insya Allah sambungan anda jadi..





Dengan ilmu menyambung tanaman, maka kita bisa menyambung tanaman dengan baik dan benar.





Demikianlah hasil sambungan saya antara tanaman takokak dan terong ungu.

UJIAN TERHADAP HUKUM MENDEL DASAR DARI GENETIKA KLASIK.

 Ian bilang, para tetangga ( petani desa Kampung Sawah Kecamatan Kemang  Kabupaten Bogor,  posture dan daun sambungan terong ungu diatas batang tekokak ini mirip  tekokak baik posture maupun ukuran dan bentuk daunnya. Mennrut hukum Mendel ini tidak mungkin, seban sifat bentuk dan ukuran daun itu lercantum di chromosome ( gene - sekarang DNA codon) didalam inti sel vegetatip maupun generatip ( 2n chromosime maupun 1n chromosome) Dalam peristiwa penyambungan baik batang atas maupun batang  bawah grafting/ okulasi) cromosome masing masing batang bawah dan batang atas tidak bercampur kayak hasil perkawinan ( Penggandaan generatip). 
Satu tantangan bagi peneliti sungguhan -  apa yang dinamakan hibridisasi vegetatip dan semua aspeknya terhadap individu tanaman tersambung. ( penelitian sudah  dirintis oleh autodidak Russia  I. W. MICHURIN (lahir th  1827), SEORANG PEGAWAI kERETA API  zaman Kekaisaran Russia  - mendapat penghargaan dari Pemerintah di era USSR pada usia lanjut)- yang sayangnya tidak terpantau oleh literatur ilmiah Dunia Barat karena hasil isolasi Dunia Barat terhadap Komunis Russia) jadi tidak sampai pada pemikiran peneliti Petanian kita -*)  




















DIA YANG PERNAH DISAPA NABI KHIDIR,   TIDAK PERNAH TAKUT.   Jawa:: Tanpa pamrih tebih tebih ajrih  ( RMP  Sosrokartono)

Orang ini tidak pernah takut,  kehilangan apapun dari  diri pribadi.,

Harta benda  tidak dicari, 

Posisi ?  

Hanya sarananya untuk  memegang janji.

Membersihkan Negeri ini dari korupsi.

Posisi  ini mampir dan ditarik pergi,

berkali kali,

 Karena adanya kompromi.

Oleh politisi

Dia tanpa kompromi,

dia  BUKAN. POLITISI.

Dia RIZAL RAMLI

Remaja yang  menggoncangkan dunia politik Negeri ini,  tanpa pamrih untuk diri mereka sendiri dengan enteng  mendukung calon Gupernur DKI dengan “Teman A hok”nya.  Karena A Hok  nekat mandiri.  Tapi remaja Jakarta tahu deretan puluhan Gupernur Jendral DKI. Dan Walikotanya semua  ciri.  Jakarta tetap jadi  sarang mafia. Sarang  calo tingkat tinggi. Sarang  preman  alih profesi jadi politisi. Juga seniman Ridwan Saidi. Remaja bangkit berdiri, jadi Teman A Hok calon mandiri. Betapa sulitnya jadi  Eksekutip bila hanya harus menuruti satu fraksi aklamasi ? Di DPR/DPRDnya yang getol nyari duit pribadi  !

Siapa mengira bahwa  seluruh anggota fraksi di DKI  sudah jadi satu aklamasi fraksinya M Sanusi dan Suny Boy ?

Ini gambaran seluruh Negeri ini,  kalau kalian sudah disentuh Nabi Khidir,  teruskan tugasmu, bukan saja membela A Hok, tapi belalah dia yang terbukti membersihkan korupsi Negeri ini, diangkat  dipecat diangkat dipecat berkali kali oleh banyak Penguasa Tertinggi Negeri ini, bukan karena  sebab yang dicari cari, tapi sebab kepentingan kompromi dengan para politisi yang mengorgansasi Korupsi.

Coba disimak, apa berani Partai Nasdem, yang paling berapi api, meski hanya menyapa, mendekati tokoh anti korusi tanpa  sopan santun  seperti Rizal Ramli ?

Sayang Pak Surya, siapapun dia adanya, rakyat curiga dengan teman bisinessnya  Richard Murdoch ini.


Remaja Jakarta, jangan batasi  dirimu, jadilah  pelopor penyelamat Negeri ini  Bela semua tokoh anti korupsi, kalau bukan kamu siapa lagi ? Nabi Khidir telah menyentuh jidatmu, mengelus kepalamu, maka tengadahkan wajahmu, biar puas aku memandangmu, wahai  pemberantas korupsi*)

CALON PRESIDEN PEMBERANTAS KORUPSI, MAVERICK YANG DIBENCI MALING

BAHAN DISADUR DARI BERITA KANTOR BERITA POLITIK RMOL.CO. 01 maret 2018

Di www.rmol.co/read/2016/03/01/237755/kisah-kuntoro-wisnusubroto-dipecat-rizal -ramli-

Pak Kuntoro Wisnusubroto ini ya bangsanya Pak Dahlan Iskan, sama sama ex Drektur PLN, juga sahabat Pak Wapres Jusuf Kalla. Yang ini cuek terhadap harga listrik yang tetep tinggi/ kwh nya waktu jadi Direktur PLN dan dipecat oleh pak  Rizal Ramli, karena mentolerir pembelian batubara yang tinggi, konon disupply dari konconya di IPB, mungkin sesama Organisasi Extra universiter.

Lha pak Wisnu yang ini konon akan dapat beaya sebagai konsultan di ladang Masela dari mendirikan anjungan gas di lepas pantai. Nurut R Mol.com. konon satu juta US Dollar. Pak Wisnu ini konco sama sama di ITB Bandung dengan pak Menteri ESDM Sudirman Said yang terkenal itu.

Pak Sudirman Said memang sejak dulu pakar perminyakan dan gas, makanya selalu ada disekitar sana sejak Orde Baru, malah jadi kepercayaan Ari Sumarno pentolan Petral dari sisi profesonal.

Inilah dongeng,  harimau nenyanggong si kancil, burung nazar membujuk dengan umpan jantan  babi hutan yang  terluka (SATU JUTA DOLLAR),

Sebagai pakar, Sudirman Said  ada di Petral sudah lama, sebagai staff ahli dari Ari Sumarno, yang sahabat kental sosok senior dari sesama Golkar yang ndak dapat bagian saham dan ndak dapat kursi apa apa dari Partai Golkar kecuali bintang jasa senioritas yang sudah habis gunanya ? Mungkin mengincar Capres independent 2019 ?

Apakah si harimau menunggu celeng jantan luka, dijalan ada kancil bau, dia segera menerkam kancil yang bau untuk mencitrakan diri sebagai pahlawan  pangungkap fitnah “papa minta saham” ?.

Sebenarnya memburu celeng luka “marine/offshore  exploitation” di Masela kan lebih gemuk sambil mendapat dukungan dari sahabat senior pak Ari Sumarno, kan para pemain catur menganggap ini pertukaran bidak dengan gajah untuk Pak Menteri. Pantas saja dia si brlagak suci, diomelin MENTERI YANG PEKA. Bila tidak, dari mana kita rakyat yang menderita harga sembako BBM/BBG/listrik setinggi itu, jadi tahu ? Tahu enggak ? gara gara ini resufle kabinet Jokowi ke II pak Rixal ramli dicopot. Dirgahayu Tolangi !

Persoalannya off shore drilling lebih murah, sedang land exploitation drilling lebih mahal karena harus membuat jalan atau jetty pelabuhan tanker, yang bisa dipakai juga untuk kelancaran transpor  umum dan juga menciptakan lapangan kerja rakyat setempat, itulah yang ada di benak presiden. Kok inggak ingat galaknya satpam di lahan interprises Modal Asing / Lokal terhadap rakyat umum ya ? Apa nunggu sesudah deposit gas/BBM kering ? Kan sudah pasti  disetel rusak ?. Lihat betapa mereka menjaga hak ex teritorial mereka di perkebunan Tebu Sumatra Selatan

Sedang off shore drilling sangan capital intensive dan tidak ada kegiatan apa apa didarat, bahkan penginapan dan hotelpun tidak.

Ya, begitulah dilemma Pak Presiden Jokowi. Semoga beliau diberi petunjuk ke jalan yang benar, bukan jalannya mereka yang sesat dan dimurkai Allah !” Semoga beliau tetap sehat sejahtera.

Rakyat masih mengharapkan kesetiaan Pak Rizal Ramli, senior pengawal setia untuk menyapu bersih mafia harga kebutuhan pokok rakyat, sejak Presiden Gus Dur alm. di harga beras, kedele dan jagung dengan Bulog, harga daging sapi dengan Mentan sudrun, harga BBM/BBG dengan Petral. listrik dengan ndoro Elit dari PLN. Harga daging ayam dengan Kartel Raksasa, bila beliau kalah, semoga beliau dilindungi Allah. Untuk th 2019 nanti bisa seperti A Hok, lewat jalur independen saja, Karena kita sudah kehilangan pak Kwik Kian Gie, minggat dicerca dan dimarah simbok, kalok yang ini dicerca dan dimarah ndoro siten dari  Ndaengan, Ngerti engggak, feodal kampung ini di blow up oleh Golkar d wilayahnya oleh Rezim Pak Harto, bila Pak Rizal Ramli  kalah, ya maling mafia sebebas bebasnya bikin sengsara rakyat. La haula wala quwata ila billah  *)


Jumat, 29 Juli 2016

KEPADA PERSAUDARAAN TEMAN A HOK

KEPADA PERSAUDARAAN TEMAN A HOK

Adik adikku, anak anakku yang saya hormati, saya adalah simpatisan pendukung upaya Teman Ahok dari Surabaya

Karena menghindari perlawanan “kampungan” dari lawan lawannya di DKI, umpama, saya bayangkan umpama mereka nenuntut verifilasi dari setiap  fotocopy dukungan, pasti berlarut larut walau saya yakin pasti bisa dan benar.  Jalan mudah adalah menerima dukungan Partai, yang persyaratannya paling ringan untuk kebijaksanaan seorang Gupernur DKI nanti. Saya sangat menghormati pengertian  persudaraan “Teman A Hok"yang akhirnya menerima keputusan ini  dengan legowo, seperti  persaudaraan orang baik yang benar benar.

Malah saya sangat mengharapkan supaya persaudaraan ini dilanjutkan dengan format yang sama, untuk kegiatan disesuruh Nusantara. Dibentuk secara Hukum Organisasi Sosial.

Perlunya bisa melanjutkan upaya sosial mendukung para  “independen" yang senasib dengan A Hok dengan dana yang  terkumpul dengan menjual T-asirts,  aksesories,  trinkets, suvenirs berlogo dan bertema  seperti apa yang sudah dilakukan. Saya yakin dana yang terkumpul bisa selamat dari tangan jahil, niat jahil, sangat berguna bagi gerakan social atas nama A Hok di DKI dan sosok “maverick”  / independent yang lain karena sebab yang sama.

Kita tahu Sosok jujur,  berpengtahuan,  dan berprinsip membela rakyat selalu dianggap orang  gila  dan tidak realistis, dan tidak akan diterima dukukungan Partai Partai,   tidak akan  muncul diruang public, bila tidak ada Teman A Hok.

Walau katakan seorang Rizal Ramli, seorang Pak Hugeng Alm, sosok jendral Yusuf alm,   Saya yakin watak Rizal Ramli sangat sama dengan A Hok, tapi Rizal Ramli menempatkan dirinya di posisi yang lebih rawan perlawanan  dan gencetan dari kaum jahat yang  menggumpal di politik  uang di Negara ini,

Saya yakin Pertemanan A Hok tidak akan terlibat di rimba raya Politik Praktis kotor di Negeri ini,  Persaudaraan Teman A Hok tidak akan masuk labirint  politik uang Partai partai.  Hanya kegiatan pengumpulan dana memang sangat penting untuk publikasi imbangan, demi objectivities dan  pengetahuan masyarakat.  SEMOGA TETAP SUKSES  DAN  DIGAHAYU *)


 

Kamis, 28 Juli 2016

TEXT BOOK THINGKING DAN MASS MEDIA tv

TEXT BOOK THINKING DAN MASS MEDIA TV.

Siaran stasiun TV yang sudah terlanjur mempunyai nama, mendadak menyiarkan di program yang sudah ber reputasi  di masyarakat pemirsa.

Wawancara mengenai topic yang vital, bagaimana menilai kinerja menteri.   Si pembicara yang nampak pintar dan lancar bicara seperti menghafal text. Isinya sepintas benar tapi beda bila dipikir panjang menurut kenyataan yang ada.

Misalnya mengenai harga harga kebutuhan bahan pokok, kok naik dari menjelang bulan Rmadhan sampai sekarang tidak pernah turun.  Si Pembicara berbicara lancar mengenai transportasi antar pulau yang masih terkendala, karena komoditas yang naik harganya ketersediaannya melimpah dilain pulau. Satu pernyataan permukaan yang tidak mendetail sering berkesimpulan yang menyesatan. Perkara jumlah dan kebutuhan setempat.

 Umpama bawang merah, bila ketersediaan disatu wilayah  jumlahnya hanya  satu dua ton atau ratusan ton.?

Kena apa demikian ?  Ambil contoh di Jawa Timur, ada empat wilayah penanaman bawang merah, di Probolinggo, di Sekitar Pare, dan dsekitar Nganjuk, paling besar.  Padahal situasi iklim dan cuaca, texture dan kesuburan tanah ya bervariasi diwilayah masing masing. Kendala cuaca hama dan penakit sama. Ya karena petani diwilayah lain tidak biasa menanam bawang merah. Tidak mengenal teknologi pananamannya, toko penyedia bibit dan sarana penanamannya jauh jaraknya.  Bila Kepala Dinas Propinsi ditanya Pak Gupernur Jatim, jawabnya mesti petani dilain Kabupaten kurang penyuluhan mengenai budidaya bawang merah. Kenyataannya, bagaimana Penyuluh bisa omong perkara bawang merah wong dia sendiri tidak pernah punya pengalaman empiris menanam bawang merah.

Lha kalau begitu setiap Kabupaten harus ada kebun untuk mencoba menanam komoditas yang akan disuluhkan, ini dikerjakan oleh PPS (Petugas Pewnyuluhan Spesialis.)

Sebaiknya  parkara bawang merah,  sudah di garap BAPPENAS dulu secara Nasional posisi Indonesia bagaimana ? Berapa kebutuhan riel per tahun dan bisa dipenuhi dengan lahan panen rata rata berapa hectare. Bila memang kekurangan produksi, ya menambah areal sebisa mungkin merata sampai level Kabupaten, semua punya lahan penanaman bawang merah, yang memungkinkan.  Disana perlu ada lahan percontohan untuk penyuluhan dan pengalaman empiris penyuluhnya. Di zaman Kolonial, disetiap Kabupaten, bahkan setiap Kecamatan sudah ada kebun percontohan semacam ini, tapi di era Orde Baru banyak yang dikonversi jadi Kantor Kantor Pemerintah dan Perumahan Pegawai.

Yang jelas, motive keuntunganlah  mengendalikan dan  menentukan harga kebutuhan pokok  seluruhnya. Kartel perdagangan yang sudah berkiprah lebih dari limapuluh tahun dari tujuhpuluh tahun Merdeka di Negeri ini, diluar sistim. Kena apa kartel perdagangan, karena dia bekerja dengan resiko paling kecil, jadi keuntungannya besar, tangannya yang terlibat banyak, gampang menjadi sangat kuat, itu saja.

Kapan mass media  berani mengungkap hal ini ?

 


 


 

Rabu, 27 Juli 2016

ERA ARUS BALIK KE FEODALISME DI INDONESIA

ERA ARUS BALIK   KE FEODALISME DI INDONESIA.
Feodalisme dan multi partai di Indonesia. Pasca  Orde Baru
Feodalisme  memberikan kekuasaan Masyarakat   kepada tokoh atau  individu yang memiliki  keunggulan  fisik maupun mental.
Ini cara primitip dari masyarakat   memilih Pemimpinnya, malah  bisa bertahan sangat lama, selama ratusan abad semenjak manusia meninggalkan azas Perbudakan yang kurang produktip.
Jangan dikira masyarakat dulu tidak mengerti kelemahan sistim ini karena seringnya feodalisme menclorkan  para Despot yang otoriter dan kejam tanpa  bisa dikoreksi, sehingga rakyat hidup sengsara dalam waktu yang lama. Hanya di tanah  Inggris ada sosok Cromwell yang bisa menghadiahi "Magna Carta".kepada rakyat Inggris.
Konon, Raasulullah  Muhammad salallahu allaihi wassalam, jaman perkembangan Islan sejak awal  sangat suka akan sebutan “Amirul Mukminin”(Pemimpin kaum muslim)  dari sebutan yang lain, apalagi Sultan atau Khalifah.
Segera sesudah pertentangan hebat dikalangan muslimin mengenai pengangkatan empat khalifah ur rasyiddin  yang penuh dengan kekerdilan suku dan puak, katurunan Abu Sofyan, bani Ummayah mengambil alih kekuasaan dengan mengangkat keturunannya sebagai Sultan. Dasar Abu Sofyan tukang perang yang sangar dan keras,  memberikan   gelar  Sultan ,  kepada anaknya, Pemimpin  Wilayah  yang sampai  sekarang  ya itulah sebutannya yang  dipilih penguasa  dunia islam. Mereka jauh dari Demokrasi  yang tarsirat dalam  Islam.
Saya menandai, sejarah berulang, di Indonesia kita ini, setelah Founding fathers Negeri ini sepakat mendirikan Negra Demokratis, Republik Indonesia, diproklamasikan tahun 1945, segera setelah dua puluh tahun kemudian muncullah kudeta militer yang keprakarsai oleh grup Jendral jendral dipimpin oleh  Kolonel Suharto, dibantu oleh Sir Gilchrist dan Mr. Green,  kemudian menjadi Despot selama 32 tanun secara formal berpangkat Jendral.  Dia sangat kecewa dianggap turunan Sultan Yogya dari istri ampil yang tidak bakal berhak menggantikan jadi Sultan, dia bisa bikin Kesultanan sendiri seperti Ke Arok,
Cuma di jaman moderen ini,  dia lebih suka Presiden turun temurun  dari putra putrinya yang dia persiapkan dan dia tunjuk begitulah jalan pikiran “beliau”  yang saya tebak. ( Sebutan beliau karena saya tahu masih banyak militer yang sangat menjunjung beliau – nenunggu saat yang baik untuk dapat dukungan dari negeri adhidaya.) Maka selama itu terjadi arus balik kearah neo feedalisme yang berakibat kerancuan hingga sekarang.
Indonesia wilayahnya sangat luas, dan terdiri dari pulau pulau, berlaku juga sebagai  penghalang alami untuk saling bercampur antara suku suku dan puak puak di pulau pulau tersebut.
Perkembangan masyarakatnya sudah mencapai feodalisme, berkembang dari bentuk  awal rata rata ialah semacam bentuk perbudakan, mendapat pengaruh dari anak Benua India – Terbentuklah kerajaan kerajaan Hindu dan Budha dengan pusat pemerintahan, keagamaan dan perdagangan, Tapi di pulau pulau jauh,  masyarakat tingkat kampong dan puak menirunya juga, mereka menjebut dirinya raja, dan sultan dengan sebutan “syah”  dan “sutan” misalya Syah Kuala untuk penguasa Bandar  ditepi muara sungai menjadi penarik pajak pak Ogah, pada pedagang yang keluar masuk dari dan ke pedalaman, menukar berang kebutuhan dengan  hasil hutan.
Penarik pajak pak Ogah dan pengguna  tenaga gratis dari suku dan puaknya mengandalkan berbagai keistimewaan dirinya dan  kakek myangnya yang memang sudah menghimpun kekayaan yang berharga pada saat itu, otoritas  dan tanah pertanian, seperti Sultan Deli yang mempunya otoritas memiliki tanah untuk tembakau Deli yang disewa Perkebunan Tembakau cerutu Kolonial Belanda. Otoritas yang lebih kecil menguasai tanah adat tanaman kayu manis, kebun pala dan kebun cengkih. Kekayaan ini  menjadikan ke feodalan  mereka bertahan lama, hanya dihapus oleh pengabaian rakyat secara moral, oleh penjajahan ekonomi perang Dai Nippon menghapus hak istimewa mereka dan euphoria Kemerdekaan th 1945.
Asal mula penokohan feodal ini bisa dilacak seapanjang sejarah sebagai berikut:
Kekuatan fisik badaniah – jagoan kampong yang menjadi Kepala Kampung bergelar Raja,  menjadi pemburu binatang besar besar, piawai menggunakan senjata dan kejam, hingga memiliki senjata api yang kala itu sangat langka.
Kepiawaian retorika  dan bersekutu-  kepiawaian merayu dan memanjakan si kuat dengan akal bulus dan omong kosong, dan wanita  Juga mengandalkan senjata api, Perilaku yang membuat dia  sebagai penerima pemberian  tapi bukan mengemis.
Kharisma dan Keturunan kakek moyang jagoan -  Biasanya mengandalkan atribut atribut gaib atau kepemilikan senjata api yang mematikan dan sangat langka. juga menyebarkan dongeng mengenai dirinya dan kakek moyangnya yang istimewa disertai umpan materi, kepada pengikutnya. Presiden Ferdinand Marcos alm.  saja memitoskan kakek moyangnya secara gaib keluar dari ruas bamboo.
Mereka cocok dengan rencana Orde Baru, untuk mengembalikan  azas penundukan kawula/hamba Negara, bukan warga Negara pada sang Despot.
Golongan manusia ini yang menjadi  bibit bibit feodal kampong, yang dalam era  Orde Baru, menanjak naik daun, hingga ke jenjang pemerintahan dan business. Karena Orde Baru  mencari sekutu di wilayah wilayah yang luas ini untuk menghapus  semua  euphoria Kemerdekaan oleh Founding father kita.  Diganti dengan penundukan  kepada Orde para Despot daerah, yang tunduk pada Despot besar, dengan azas  yang lebih awet dari sekedar Presiden seumur hidup. Wong orang Sumatra saja menjilat Ibu Tien dengan mendirikan tugu peringatan ari ari  atau tembuni  bayi Siti Suhartinah di Kecamatan Karanganyar Solo.  Ternyata masih meleset,  Negara Orde Baru sudah keburu bangkrut sebelum Diktatornya meninggal dan menunjuk  pengganti, diantara putra putrinya karena si Diktator uzur sudah bisu, kena stroke .  Kecuali pengganti menurut Konstitusi, bukan kemauan pribadi sang Diktator. Sayang pengganti konstitusional ini anak angkatnya, melorot dari gendongan lepas dari dekapan, menjadi demokratik, karena menyerap kebudayaan Jerman yang sudah muak dengan Diktator, BELIAU TAHU BETUL BETAPA DIKTATOR ITU BISA SANGAT MENJERUMUSKAN BANGSANYA, KE KENISTAAN  WONG DI JAMAN MODEREN INI BISA MENCIPTAKAN MIS- INFORMASI, AGITASI DAN PROPAGANA BISA NENCUCI OTAK RAKYAT, SEPERTI YANG DILAKUKAN OLEH GOBLES DAN HITLER..
Sekarang tidak disapa atau "dijotak" sama putra putrinya yang mestinya dia tunjuk menggantikan beliau, kok sampai habis waktu menggantikan jadi Presiden diem saja, si putra putri dan tentaranya........kok ya nggak brani merebut lhoo, dasar manja. Senangnya cuma berebut mati matian jarahan diantara saudara saudari sendiri, bikin susah SANG IBU SAJA.

Tokoh tokoh di pulau pulau diluar Jawa temuan Orde Baru ini sebenanya adalah keturunan kaum feodal yang pada zaman Revolusi Kemerdekaan sudah dicampakkan oleh rakyat karena pro Penjajah Belanda, yaitu keturunan dari  penanda tangan Traktat Panjang ( lange Tractaat) suatu Dokumen Penaklukan  semua Penguasa Kaum Feodal Pribumi setempat kepada Penjajah  Gupermen Hindia Belanda.  Sedangkan yang tidak mau menandatangai Dokumen Penaklukan ini keturuannya tidak diakui hak haknya oleh Gupemen Hindia Belanda, Di Bali malah punah melakukan puputan, di Sulawesi Selatan , Kalimantan  Kertanergara, menjadi rakyat biasa dan bibit asal muasal pejuang  perlawanan demi Kemerdekaan.
Setelah Orde baru gulung tikar, mereka nimbrung kedalam Orde Reformasi dengan membuat Partai Partai yang tidak masuk akal, tapi masih punya suara setempat untuk  Wakil Legislatip Pusat dan Daerah, karena sentiment daerah dan puak saja, terutama oleh pengaruh uang. E, e dari sisi  lain malah melontarkan ide supaya koruptor tidak dipenjara, sebab mengerti siapa sebenarnya para koruptor ini, tidak lain adalah kaum feodal  kayak dia sendiri, bukan kampungan atau ningrat,  sultan, dan puan, tapi dari  korps  bersenjata - yang pembelian alutsistanya amburadul, masuknya di Akademi dengan KKN - ciri dari feodalisme itu sendiri. Saya dengar  Tukang Bersih  Jamban Nusantara dicopot, alhamdullillah, rakyat tahu, nyalon jadi Presiden saja Pak, pemilihnya warga Nusantara rizalullah, yang nyopot anda biar jadi wakil, sekaligus tukang cuci piring abis pesta pora tiga tahun sampai pemilu 2019 ni yeee.. lumayan.
Yang tradisional kuno gelar gelar feodal adalah bagindo dan sutan,  raden , elang,  ratu, datuk mamik dan  anak agung,  jero, daeng, andi dan umbu.  Banyak yang sudah tidak populer dipakai karena sudah cemar dulu dulu, yang masih dipamerkan dengan bangga  Ratu seperti Ratu Atut Kosiah, Sutan seperti Sutan Batugana,Andi seperti Andi Nurpati. Yang moderen dan lebih populer sering dipamerkan adalah  Dr, S sos,  PhD, KH, Ms, Alm, Dll. Yang kita tidak tahu dari Universitas mana karya ilmuanya apa, bayar berapa. Seperti yang dipakai oleh anngauta DPR RI yang terhormat, yang dari luar negeripun banyak yang abal abal.
Karena itu  ‘Perlementiary threshold’ atau  “ambang batas” minimum perolehan suara  yang direncanakan harus  lebih tinggi 7 – 15 persen akan menghalangi mereka para feodal kampong mengacak acak DPR dan DPRD mndatang, bukan kayak sekarang..
Demikian hanya Partai Partai yang perolehan suaranya meluas  dan cukup mewakili  Nusantara akan punya wakil wakil yang diharapkan jadi negarawan negarawan yang memikirkan  hanya kemaslahatan ummat saja.
Kecuali dari organisasi Tani abal abal tapi cabang dan rantingnya diseluruh Indonesia, wong pendirinya Dinas Pertanian Orde Baru diseluruh kecamana di Indonesia, yang dibeli khusus untuk keperluan nyapres, untung, alhandulillah nggak jadi..
KPU nya harus dibersihkan dari unsur unsur  ”nakal” seperti kejadian yang lalu oleh si wajah lugu dan lembut seperti  Andi Burung Dara,  dari Pertai Pemenang suara nomer satu yang main angka perolehan suara, tapi bisa lolos dengan selamat. Saya khawatir,  apa bisa KPU  diangkat dari angauta masyarakat yang jelas, karena jauh jauh hari Orde Baru sangat gemar mem-“blow up” tokoh abal abal, tokoh karbitan di politik dan business lewat media massa, yang dipoles wartawan  pesanan, Lantas gimana bisa dipilih tokoh  berintegritas  tinggi bagi bangsanya, mereka seharusnya tidak akan meloloskan orang dengan reputasi Petugas Partai yang membuta tuli, Pokrol Bambu,  Berjazah palsu,  Hidung belang dan Pedofil, homosex  maupun psichopat dan pecandu narkoba seperti sekarang, yang   masuk jadi anggauta DPR, dan DPRD,  atau jadi Bupati  kita ya itu. Kok bisa ya ?.
Sehingga rakyat  bisa merasakan mulianya diwakili oleh  tokoh yang sudah lama ditutupi oleh bisingnya suara sorak sorai Orde Baru, meniup  gelembung sabun dari kadernya.  Bupati kayak yang diharapkan, baik calon yang menang maupun yang kalah ?  Semoga Allah menunjukkan  ke jalan yang benar bagi bangsa ini*)


Minggu, 24 Juli 2016

DESA YANG SAYA CITA CITAKAN SAMPAI SEKARANG.

 Tulisan saya di blog ini saya tulis pada waktu saya berumur 73 tahun, sudah tertimbun tulisan lain hingga 430 lebih posting. Sekarang saya edit dan muat kembali, untuk anda pertimbangkan.
Saya bercita - cita semua Desa di Nusantara dipimpin oleh Sarjana Pertanian.
Betapa tidak ?
Pertama, betapa sulitnya bagi sarjana pertanian khususnya bekerja di bidang pertanian – mandiri atau terima gaji – karena Ekonomists selalu menyebut usaha pertanian adalah usaha yang “slow growth”.
Bagi aarjana ilmu Pertabian, satu - satunya tempat yang bisa memberi peluang berkarya adalah “desa”.
Kedua, kesalahan agroteknik oleh ketidak mengertian, akan berakibat sangat parah, meskipun akibat dari kesalahan itu akan nampak sangat lama, seolah -olah tidak berakibat apapun, perlu pengertian DARI ANALISA ILMIAH yang tidak kurang dari PENGERTIAN seorang sarjana pertanian.
Ternyata cita-cita ini tidak mudah,  bukan karena kesulitan mencari atau mencetak Sarjana Pertanian, tetapi karena Desa  mempunyai keunikan sendiri yang harus diperhatikan.
Desa di Jawa dan di lain pulau di Nusantara umumnya, mereka memilih Pimpinannya, baru akhir-akhir ini saja orang dari lain tempat, menjadi Pimpinan Desa, meskipun tentu saja harus dari penduduk desa tersebut.
Rata-rata di pulau Jawa pemilihan Lurah atau Kepala Desa dipilih oleh rakyat desa dewasa atau yang sudah kawin, baik lelaki atau perempuan, ada pula dahulu, pemilih adalah pemilik atau petani yang mengerjakan sawah milik pemerintah Hindia Belanda atau petani gogol.
Sebagai contoh desa-desa di pulau Jawa yang  menjadi lahan tebu dulu, mempunyai sawah berpengairan yang dikusukan untuk tebu rata - rata 100 Ha, tegalan rata- rata 200  Ha, pekarangan 100 Ha, tepi jalan dan tepi saluran pengairan 20 Ha ini sangat bervariasi menurut lokasinya. Jumlah areal antara 200- 400 Ha. Persis seperti Perkebunan kecil tetapi dengan tanaman budidaya yang sangat banyak speciesnya, lagi,  tenaga kerja yang melimpah, tapi pengetahuan pertaniannya sangat elementer, kalau tidak punya sama sekali.
Sedangkan tanah perkebunan seluas 100 -200 Ha saja, dan hanya terdiri dari satu macam budidaya saja, mampu membayar satu sarjana yang baru lulus.
Kenapa sawah di  lahan tebu?, karena lahan ini khas tanah dataran rendah pulau Jawa dan pemerintah Hindia Belanda telah membangun  irigasi untuk lahan ini,  merupakan lebih dari 60 % dataran rendah, diplau Jawa.
Di luar Jawa luas satu desa jauh lebih besar dari pulau Jawa, akan tetapi pengairan yang dibangun sangat kecil prosentasenya.
Tanpa sadar, saat orang menyebut “desa”, pikirannya sudah membayangkan sawah atau ladang, tegalan dan halaman yang luas berisi tanaman buah buahan,  ternak sapi kerbau dipiara, kambing dan unggas di mana-mana, kadang kadang juga kolam ikan air tawar, semua bagus hijau, teduh pokoknya tenteram dan damai.
Boleh saja, dan benar, tapi kadang kenyataannya tidak demikian.
Sawah: Umumnya sawah berpetak petak dan ditanam padi, benar.
Tapi sawah yang sangat luas, milik beberapa puluh desa berhimpitan tanpa batas yang jelas, rentan terhadap hama dan penyakit.
Hama ”wereng” (Nilaparvata lugens Stal. Dan bangsanya Sogatella furcifera,  Nephotettix nigropictus) menyerang hamparan padi  tanpa  ampun hingga kini. hama ini merebak secara luas sangast cepat.  Misalnya tahun 75 an, padi mengering sampai puluhan ribu Ha. (hopper burn), juga menularkan virus ( sebagai vector )  “grassy stunt” rumpun padi yang mengerdil mirip rumput/ dan bila ”dibawa” menular sesudah malai kaluar, malai akan hampa total. Telah diciptakan VUTW (varietas unggul tahan wereng) meskipun sekarang sudah tidak dipakai lagi.
Sudah diciptakan satu set aturan menanam padi untuk menanggulangi hama ini, toh tidak dilaksanakan dengan consistent. Gimana bisa konsisten, wong pada saat panen berbarengan dilahan lang luas ini tidak cukup tempat buat menjemur, dan "operasi pasar" oleh Bulog di pasar kecamatan malah membuat harga gabah makin anjlog.
Penanaman dengan budidaya di luar musim, untuk memperoleh harga premium, seperti semangka pada musim hujan, atau tomat dan terung-terungan dalam musim hujan, hanya mengandalkan pestisida untuk melindungi dari hama dan penyakit, toh dikerjakan demi harga yang tinggi, tapi memerlukan “ilmu dan pengetahuan” pertanian yang luar biasa.
Sawah menjadi rusak akibat secara terus menerus ditanam padi dengan tergesa-gesa tiga kali setahun, yang perlu pengertian ilmiah  untuk menghindarinya, karena harga beras lagi baik.
Ladang:   Pada lahan yang miring sangan rentan terhadap erosi, sebenarnya hanya cocok untuk tanaman keras, toh ditanam singkong dan padi - padian.
Pekarangan dan tegalan: Lahan pekarangan dan tegalan, meskipun luas, sangat tidak produktif.
Segala tanaman perkebunan sebenarnya juga adalah tanaman tegalan, artinya, tanaman yang biasa ditanam di lahan tanpa pengairan, tapi semua tanaman tegalan dan pekarangan milik petani rata-rata tidak menurut aturan perkebunan,
Bisa ditebak bagaimana produktivitasnya, kuantitatif maupun kualitatif. Tidak heran bila di pasar- pasar, buah buahan lokal yang merupakan hasil tanaman tegalan dan pekarangan petani kita tidah berkualitas bagus, sebagus buah-buahan import, bahkan dengan  harga yang sama, sedangkan buah-buahan yang selalu berkualitas baik meskipun ditanam asal-asalan seperti Manggis (Carcinia mangostana L ) malah hilang dari pasaran karena langsung diexport, Pohon kelapa tidak dirawat dengan baik sehingga jadi sarang kumbang hama, pohon buah buahan tidak berbuah lebat dan bernutu  karena dianam dari biji, dan tidak pernah dipupuk, dibiarkan berebut sinar matahari  dengan sesama tanaman pekarangan.
 (siapa bilang asal-asalan, dia ini kabarnya tidak mau dipindah, langsung mati bila dipindahkan !). Tapi dengan teknik putar gali yang bagus Manggis bisa dipindahkan.
Lahan pinggir jalan desa-desa, pinggir saluran irigasi yang punya de facto ya desa, ini selain rumput tidak ada, padahal diproduktif-kan juga bisa, malah syukur biasanya ditanam Turi ( Sesbania spp ) bunganya dibuat sayur pical – “C” dari cicak  kata orang Suriname, kayunya baik untuk kertas berserat pendek, sayang pabrik kertasnya bangkrut karena BUMN. Bukannya merugi karena harga produknya murah tapi karena korupsi.
Sebenarnya sudah ada contohnya, di Jawa Timur ada desa yang didiami oleh suku Madura daerah Tanggul/Wonorejo - Lumajang, desa itu nyaris tanpa sawah beririgasi, tetapi karena di pulau Madura sawah berpengairan hanya sedikit sebab topografi pulau Madura tidak mengizinkan, para petani sangat memperhatikan tanaman pekarangan seperti mangga (Mangifera indica L) Petai (lupa nama latinnya)  Nangka (Artrocarpus atilis Fosberg)  rambutan (Nephelium lappaceum L) buah buahan cash crops dengan pasar luas dan stabil. Petani disana sudah memangkas cabang tanammya dengan aturan, digergaji tepat pada pangkal percabangannya miring, supaya tidak dibaut sarang cendawan.
Lha petani di Jawa sejak zaman dahulu bertanam padi, bahwa ada tegalan dan pekarangan biasa ditanam kelapa ( Cocos nucifera L)  dan pisang (Musa sapientum L) selebihnya entah mengapa benar-benar diabaikan. Kelapanya lambat laun hilang karena hama (ada tulisan khusus mengenai ini ), pisangnya sudah terinfeksi cendawan Fusarium daunnya mengering sebelum waktunya, bacteri Psedomonas  bakteri Xantomonas yang buahnya didalam hitam dan beracun maka pulau Jawa masih untung dapat support dari Kalimantan dan Sumatra agarpisang terutana varietas saba di pasar tetap ada.
Nampak jelas, desa adalah pusat produksi pangan yang teramat penting, bila di pelayaran laut, ada ketentuan seorang Nakhoda kapal harus mengenal ilmu pelayaran yang formal artinya dididik dan diberi ijazah oleh Departemen Pelayaran (juga armada nyamuk yang berlayar antar pulau)--- Lha ini setiap desa di Nusantara adalah produsen pangan kenapa tidak dipimpin oleh sarjana pertanian ?  Kan Pemerintah tidak mbayari, dibayar oleh tanah bengkok/gantinya gaji, (sudah mulai dihapus) ?

 Melihat kondisi banyaknya  species tanaman dudidaya, perlunya mengaudit semua tanaman bisa menghasiknan dengan mutu buah yang baik apa tida,  yang bisa membuat design tata ruang dan pergiliran tanaman tiidak nanggung-nanggung,  seorang Sarjana Pertanian bukan lulusan lain.  SMK kejuruan pertanian, lulusan sekolah ini (kalau sekolah ini masih ada) sebagai second in command  di desa dessa. Malah second in command  di Kabupaten,  Kecamatan dan Desa sebagai Kepala Dusun, kenapa?, karena SMK pertanian kalaupun ada belum matang umur sebagai Kepala Desa, dan ilmu yang diajarkan setaraf lebih rendah dari sarjana S1 pertanian, meskipun dengan meningkatnya pengalaman dan umur, wawasan selalu tidak bisa sama dengan sarjana strata 1 dengan sendirinya berkembang, seperti sarjama peertanian dibidangnya.
Kita cukup tahu bahwa setiap desa adalah unik, potensinya dan topografinya lain lain, juga bakatnya terhadap tanaman, yang memerlukan banyak pertimbangan ilmiah tidak kurang dari laboratorium lapangan untuk pertanian, sebuah kapal di samudera yang harus dipimpin oleh seorang kapten.

Lagipula tidak membebani Pemerintah karena gaji dibayar oleh Desa  ( tanah un


tuk dikerjakan di Jawa namanya “bengkok” atau “tanah ganjaran”).
Seandainya kini, jumlah sarjana pertanian kurang banyak, ya seadanya dulu, senyampang sangat sulit mencari pekerjaan yang cocok bagi sarjana pertanian, setidak- tidaknya bisa terdaftar sebagai pengikut pemilihan Kepala Desa, meskipun bukan/belum jadi penduduk desa tersebut.

Yang penting ada Peraturan Pemerintah yang mendukung sarjana pertanian mana saja untuk menjadi Kepala Desa dimana saja.
Saya sudah berumur 73pada saat nulis tulisan ini, saya edit setelah berumur 78  tahun,  toh saya masih membayangkan pedesaandi Negara ini seperti yang saya cita citakan.

Saya tidak mengetahui seluruh pedesaan yang ada di negeri ini, tapi pasti setiap desa di negeri ini penduduknya mendapatkan nafkahnya besar atau kecil dari usaha pertanian, di   perairan darat atau laut, perikanan plus pertanian juga.  Desa, sebagai desa lain diseluruh Dunia pasti ada Pemimpinnya atau Ketuanya atau orang yang dituakan istilah kerennya pemimpin formal dan pemimpin non formal. Skarang demi produktivitas dak kualitas product pertanian, sangan perlu sarjana pertanian memimpin desa, sebab lahan percontohan disetiap kecamatan yang culup luas disediakan oleh Pemerintah Kolonial Nindia Belanda sudah dibuat bancakan habis, bisa kantor Koramil, bisa kantor Kecamatan dan erpumahan pegawainya, yang tidak langsung berhubungan dengan pertanian.
Saya yakin di negeri ini ada jutaan desa, mulai yang  paling tertinggal sampai yang paling maju, semua menyumbangkan hasil buminya kepada manusia lain di negeri ini, jadi secara Nasional bila makanan tidak cukup, selalu tujuan mata yang pertama adalah pertaniannya alias pedesaannya, ada apa dengan desa kita ? Adalah salah besar bila Pemimpin kita hanya melihat angka statistik nasional berapa kita mampu mengadakan suatu komoditas pertanian yang dibutuhkan kemudian import dari negeri lain, habis perkara, meskipun mengenai tepung gandum sekalipun.
Negeri ini sudah dijajah 350 tahun oleh Kerajaan Belanda, tapi di pedesaan di Jawa  dari dulu tetap memilih pimpinannya dengan azas pemilihan umum.
Konon, pada sekitar tahun 1830,  saat habis perang Diponegoro penduduk pulau Jawa masih sangat banyak yang buta huruf latin (sementara yang melek huruf Jawa maupun huruf Arab gundul juga tidak banyak), sekolah dasar didirikan oleh Pemerintahan Kolonial Belada sebagai tindakan  pacifikasi sambil menyediakan tenaga mandor untuk Pabrik gula yang aedang gnecar gencarnya dibangun di Pulau Jawa.  tapi bentuk pendidikan di Asyam, bentuk pendidikan di Pesantren tentu sudah ada.(*)

(Oleh : Ir. Subagyo, M.Sc Alumni S1 dan S2 Jurusan Agroteknologi-Agronomi Universitas Patricia Lumumba , Moskwa , Russia, raih gelar M.Sc tahun 1966 di Moskow, Russia).

KAJAHATAN KORUPSI - EDISI ULANGAN DARI " HASIL PERENUNGAN......"

HASIL PERENUNGAN SELAMA ENAMPULUH LIMA TAHUN MENGENAI PERILAKU KORUPSI – JADI SUDAH FINAL – TIDAK AKAN BERUBAH LAGI.

Kembali ke asal muasal hidup wadag manusia.

Sudah ditandai bahwa pembentukan janin dari embryo manusia dalam rakhim ibunya  dari telur yang sudah dibuahi sampai jadi bayi sudah dihimpun dalam Ilmu Ontogeny. Ilmu mengenai pertumbuhan organ organ entitas fauna untuk berangkat jadi entitas dewasa. Ternyata ontogeny ini adalah Filogeny (ilmu yang menandai  pembentukan dunia fauna dari amuba hingga manusia) yang dipersingkat. Dari jutaan tahun menjadi Sembilan bulan lebih tiga minggu. Jadi janin manusia jadi mahluk satu sel dulu,, lantas jadi koloni sel, semacan Volvox angauta binatang laut yang belum ada diferensiasi fungsi sel sel, terus jadi menyerupai sebangsa cacing, lantas menyerupai fauna bertulang belakang, trus membentuk extremitas, bakal tangan dan kaki, trus kehilangan ekor seperti berudu/kecebong, terbentuk paru paru dari epidermisnya, dan seterusnya jadi janin vertebrata golongan Primata, dengan otak yang besar. Selama lebih dari  sembilan bulan.

Dalam dunia fauna,  dunia binatang, mulai yang satu sel sampai Primata. Motif  utama kegiatan hidupnya adalah mencari makan dan berkembang biak.

Korupsi adalah kata lain dari mencari makan yang dimotori oleh egoism. Juga mulai dari amuba hingga primata.

Kenapa yang tertinggi primata ? Karena primata menggunakan tangannya, sebagai pendahulu dari manusia, dia memakai alat, batu, lidi, tongkat – semua tersedia di alam. Sedang manusia purba membuat alat sederhana,  pemukul, batu dirucingkan,  hingga rocket ruang antariksa.

Mencari makan dengan berbagi dikenal dalam dunia fauna, diselang saling dengan perkelahian sebentar, trus dilanjutkan dengan aktivitas terpenting makan, sebanyak banyaknya secepat cepatnya diantara kelompok yang berbagi itu.

Tidak ada yang punya akal untuk menyimpan atau membawa lari tanpa dikejar teman kelompoknya, perilaku yang tanpa disebut korupsi.

Karena itu upaya yang sia sia, pasti dikejar dan rebutan kembali.

Pada primata banyak yang menyimpan makanan di pipinya, tanpa bisa direbut oleh kelompoknya

Jadi prilaku korupsi berakar dari egoism yang dalam dunia fauna tidak bisa terlaksana karena tidak punya akal dan alat, kecuali yang ada pada tubuhnya ( kantung pipi).

Egoisme adalah motif utama mencari makan, pada masyarakat manusia prilaku makan semacan ini disebut "rakus". Diwarisi dari dunia fauna, berakar dalam sekali dalam semua kehidupan. Jadi seorang junior yang masa kecilnya dirangsang dengan watak egois, dewasanya rentan jadi koruptor.

Kecuali dalam perilaku semua ibu dengan bayinya, selama bayinya belum mandiri. Perilaku ini diperintah oleh instink, tanpa dipikir. Cara Allah memelihara makhluknya yang masih lemah.
Jadi perilaku koruptive pada masyarakat manusia  menunjukkan derajad budaya dan pendidikan si pelaku ( si koruptor) selama dia dibesarkan, sangat tidak bisa dibanggakan. ingat biografi Jero Wacik, menterinya Pak SBY, kekurangan pendidikan rumah bapa ibunya-nya dihapus, dipoles  dimiripkan  si Dul anak Betawi  karangan Pujangga Baru Suman HS.

Jadi pada masyarakat manusia perilaku koruptive kata lain dari egoism dunia fauna, harus ditangkal dengan pendidikan berbagi sejak sangat dini, sejak lahir dan terus menerus oleh masyarakat, atau puaknya utamanya dari orang tuanya,   perilaku egois dan rakus dipertentangkan dengan perilaku brbagi menahan diri yang mengangkat martabat.  Pendidikan sejak dini adalah vaccine alami untuk menangkal perilaku korupsi disamping pendidikan moral dari berbagai sumber, agama, budaya,  ditekankan pada perilaku  berbagi dan menghormati masyarakat. Tentu saja dengan keteladanan guru guru, yang jadi manjur kerena ketulusan penyampaiannya. Juga undang undang anti korupsi yang kensekuen dan tegas, misalnya UU KPK. Sebaliknya dari egoisme ke- fauna- an. DPR kita berusaha melemahkan UU KPK ini.  mereka cari yang lebih cocok, memberi peluang untuk egoisme dan koruptive a'la feodal kampungnya.

Lha koruptor ya harus mendapat hukuman, disamping dimiskinkan seperti orang bangkrut (tidak boleh menguasai hak milik, kecuali hanya untuk membayar utang thok), juga menjalani pengabdian yang paling rendah kepada masyarakat selama jangka waktu menurut kejahatannya.
 Ini hasil renungan yang sangat lama selama hidup saya, juga godaan kesempatan yang ada, tapi tidak saya gunakan jijik kepada kerakusan itu sendiri, juga alasan yang syah, karena takut api neraka, dan saya tidak bangga dengan hasilnya, selama masih bisa hidup biasa tanpa perilaku egois yang merugikan masyarakat, anda bisa percaya itu menyehatkan rokhani - karena tidak pernah takut*)




.

Sabtu, 23 Juli 2016

APA KURANG BUKTI ??  FEODLAISME, SEBAGIAN KITA MASIH DI AWAL PERKEMBANGANNYA
5:47 AM  SUBAGYO KOESNO  NO COMMENTS
                        APA KURANG BUKTI ?

Saya terkesima, menyaksikan wawancara “Mata Nadjwa” di acara Metro TV, tg 30/03/016 jam 8. 00 petang. Begitu gamblangnya apa yang tersirat dalam kemelut DPD kita. Kita menyaksikan kucing kucing cakar cakaran perebutan anggaran lebih dari satu trilliun rupiah setahun antara kelompok anggauta  DPD !!!., antara lain untuk gaji dan pengeluaran anggota DPD yang fantastis lebih kurang 70 juta rupiah per bulan per anggauta.

Anggauta “ House of Lords” kita ini, yang mewakili tuan tanah bayangan, feodal puak dan kampung mengumbar nafsu amarah dan lawamah rebutan duit  rakyat, yang mereka ganyang secara legal.  Bedanya yang disana penuh dengan “noblesse obligue” tapi yang disini  serendah preman pasar. Tragis, tapi itulah kenyataan. Jadi selama ini, yang ada ADALAH DEMONSTRASI NYATA, bahwa mayoritas masyarakat kita ini sebenarnya masih dalam tahap pertumbuhan feodal awal – FEODAL PUAK DAN KAMPUNG - BULUM SAMPAI KE FEODAL IMPERIUM YANG JAYA DAN ANGGUN.

Sepele saja, di Timur wilaya kita , kepala kampung disebut RAJA, dibarat setiap lelaki anggauta puak yang memiliki sawah setelah kawin diberi gelar SUTAN (mungkin maksudnya Sultan)  BAGINDO dan nama belakang yang sangat bombastis. Di muara sungai besar  besar pulau itu dan pulau besar yang lain feodal setempat adalah Preman muara/ kuala sungai dengan menarik pajak untuk kroni dan dirinya, dari perahu pembawa barang dagangan keluar masuk sungai. Gelarnya DATUK BENDAHARA, SYAH KUALA. Jelas masih derajad preman pasar. Bayangkan berapa juta ton karet per tahun dibawa ke Europa dan Amerika, Nippon dan Jerman sebelum Perang Dunia ke II untuk persiapan perang mekanis, dan beberapa tahun sesudahnya untuk rehabilitasi industri di Europa yang sudah hancur luluh, merekalah si feodal kampung ini menarik pajak pak Ogah dasana, menjadi pupuk, feodal puak dan kampung semakin subur. Mngambil alih kekuasaan Penjajah, dengan laras senjata, demi kampung dan puaknya, kroninya.

Tujuannya adalah kekayaan harta dan harta (baca buku "Catatan di Sumatra" terbitan Balai Pustaka th 1952 karangan wartawan kawakan Parada Harahap ) tidak peduli dari mana.  Pulau yang ditengah, memang sudah ada  Sejarah Kerajaan yang dibangun dari structure hak kepemilikan sawah pertanian dan perdagangan rempah rempah cukup luas jangkuan dan volumenya, sudah dikerdilkan oleh penjajahan bangsa lain, dengan motif agama dan monopoli dagang.


Apa yang kita alami sekarang, dengan partai partai yang tidak berideologi adalah murni praktek kepemimpinan feodalisme, yang sudah terbukti pada pelaku dan attidude anggota DPR dan DPD nya, Gupernurnya, Bupatinya, Muspida dan Muspika yang terpilih karena menjual feodalisme rendahan kepada rakyat yang masih dalam kungkungan pola perfikir yang feodalistik puak dan kampung, berjoget dan berkelahi tawuran, sesudah yang mati sama jumlahnya lalu pesta perdamaian bakar batu, dan sejenisnya. Berhaji berkali kali untuk gengsi.  Bukan pengabdian pada subject yang ideal, umpama Kebangsaan dan Kehormataan bernegara, hidup zuhud tanda beriman. Jadi sebenarnya Pancasila yang diwariskan oleh Founding fathers Negeri ini sepertinya  tiara mahkota patokan bermasyarakat moderen yang realistik dan plural, diberikan kepada  manusia setengah liar masih setengah telanjang, semula bersenjata otomatis lagi, yang belum mengerti gunanya warisan itu. Meskipun P4 ini sudah dihafal dibawah todongan senjata, tapi tanpa keteladanan, akhirnya melainkan hanya untuk barang mainan retorika politik feodal saja.  Yaa  itulah yang tersirat dari peristiwa geger di DPR minta dibuatkan Perpustakaan yang  terlengkap di Asia Taneggara, padahal mereka, si feodal yang nangkring disana, tidak suka membaca, selain mengumbar hawa nafsu seperti feodal kampung lainnya,  yang penting anggarannya untuk ditilep,  dan DPD kita itu minta giliran dengan  “adil” gaji Pempinannya. jadi gantiannya  dalam jangka waktu yang singkat saja, jadi semua anngauta bisa merasakan tanpa usulan anggaran yang aneh aneh  untuk bancakan, ya suka sukalah wong sudah jadi singgasanya.

Duh sedihnya si tua bangka ini, pensiun duda PNS colongan IV A cuma  kurang dua juta rupiah per bulan, janda atau duda dipotong 35 %, masih dipotong BPJS, bandingkaan dengan gaji anggauta DPD kita yang sampai 70 juta perbulan ? Gimana mbak Nadjwa ?

Lha kerjanya apa, ngurusi konstituennya saja tidak ( ditayangkan di program TV yang sama: "Mata Nadjwa"- seorang ibu sudah berumur dari Sumatra Barat,  mohon ditinjau kasusnya sebab dirampas haknya- dua minggu menunggu pulang balik ke gedung DPD agar ditemui  wakilnya di DPD tapi ditolak karena DPD lagi sibuk), apalagi Bupatinya yang narkobawan. Mangkanya si Amran Batalipu bisa menjual HGU di Kabupaten Sulawesi Tengah 74 ribu hektare hanya disuap dengan 4 miliar rupiah oleh Hartati Murdaya Poo tanpa persoalan, dia juga beli lahan airport Kemayoran dengan duit kredit bank  dengan agunan tanah itu,  mustahil anggauta DPD dari Jakarta Raya tidak mengerti tingkah polah Gupernur Gupernur yang lalu.  Bupati Bangkalan bisa jadi pemilik sumur gas bhumi dan malang melintang memakai anggaran untuk kepentingan kroni dan pribadinya, dia darah biru dari kalangan NU, Kadin daerah Jawa Timur yang sudah lebih dari dua tahun menghamburkan dan melarikan dana hibah untuk Kadin Jatim puluhan mliar rupiah, dia Puang dan berdarah "Tolangi" dia pentolan Pemuda Panca Sila,  satu corps comando dengan yang terhormat Joris Raweai, dari Partai Golkar dolongan B, (Bakri) keduanya semula berpenampilan dan wajah sangar, tanpa ada arahan dan pertanggungan jawab,  ya dibiarkan saja.  Dan masih ratusan kasus Daerah, lolos tanpa ada anggauta DPD yang nencicit. Lha mewakili siapa ?

Dah terima setoran kaliii..............dasar*)

Posted in:

Rabu, 20 Juli 2016

EKONOMI INDONESIA --MENYIMPANG-NYA PERKEMBANGAN YANG KETERUSAN, HARUS DINILAI KEMBALI

ENYIMPANG-NYA PERKEMBANGAN EKONOMI  YANG  KETERUSAN (KETERLANJURAN – KEBACUT), HARUS DI  NILAI KEMBALI.
Sudah disadari oleh founding fathers Negara kita ini, bahwa sesudah perang Dunia ka II rakyat jajahan Hindia Belanda ini rata jadi miskMin semua.
 Jadi untuk efisiensi tenaga Negara yang baru merdeka  ini diperlukan satu sistrim yang agaknya bisa mempercepat perkembangan ekonomi rakyat  dalam waktu sesingkat singkatnya. Pendek kata – gotong royong.. Ekonomi sistim gotong royong melibatkan seluruh rakyat, untuk memanfaatkan  bersama, memperbaiki kehidupan seluruh rakyat yang selama perang Bunia ke II dibawah penjajahaun pemerintahan militer Nippon dan perang kemerdekaan yang makan waktu 8 tahun sangat morat marit. Negara muda ini harus mulai dari nol, tapi Balatentara Dai Nippon telah berhasil menyertakan akar rumput ikut Piket, jadi sangat sulit bagi  pasukan Komando Sekutu dari Australia menerobos diam diam masuk ke wilayah Nippon Taikoku, dibekas Hindia Belanda.
Akarnya dalam UUD tahun 1945 pada pasal  33 yang selalu dihianati, terutama oleh mereka yang mempunyai “naluri” yang kuat sekali untuk mencari keuntungan dengan cara apapun, bukan untuk bangsanya tapi untuk puaknya, bersinergi dengan kaum feodal kampung..
Disaat peperangan-pun  mereka berdagang dengan melintasi garis demarkasi/ batas wilayah antara Republik dan tentara kerajaan Belanda – termasuk Liem Siu Liong dengan penjaga perbatasan antara Republik-  tentara pendudukan Kerajaan Belanda , bekerja sama dengan Penjaganya dari  Republik Indonesia. Kedua sahabat ini  sangat beruntung karena komandan perbatasannya kemudian jadi Diktator Negeri ini selama 32 tahun
Bukan sejenis penembusan blockade demi Republik muda ini seperti Mayor John Lie, Sumatra hanya punya karet, minyak nilam, lain bahan pokok sangat langka, yang sangat dibutuhkan Euorpa dan Jepang sesudah perang, Yang lewat garis demarkasi dsiini jauh dari kepentingan petani,  hanya untuk kepentingan perdagangan puak saja, dan kekayaan sang Komandan. Sebab di Jawa, perkebunan kopi, kina, coklat, sudah jadi kedudukan empuk lasykar dan barisan bersenjata para oportunis.segolongan warga bekerja DILUAR  SISTIM. Dengan cepat menimbun memupuk kekuatan ekonomi.
Sementara Negara Muda ini meng-angan angan-kan sistim ekonomi kebersamaan  ,
Jadi apabila sekarang pembangunan ekonomi Negara kita ini didominasi kegiatan ekonomi diluar sistim ya wajar,  karena jiwa feodal kampong yang masih jadi cetakan kamapanan dimana mana, tidak peduli perjuangan Republik, tidak peduli tetangga lapar dan papa sengsara.
Terbukti sampai sekarang, seluruh anngauta PRD Daklamasi menimbun laut pantai jadi pulau pulau, bukan oleh dalih yang lebih rsional dan benar benar dibangun atas dasar itu,  tapi  dari uang suap yang didapat rame same oleh  fraksi apa saja disana. (ndak percaya ? tanya pak M Sanusi ketua dprd aklamasi DKI )
Tapi bukan sampai disitu saja, kegiatan ekonomi diluar sistim ini sekarang telah mendirikan Partai Politik, dengan motief dan tujuan yang sama,  untuk dominasi ekonomi yang jauh lebih besar, telah mempunyai basis diluar otoritas Hukum Negara sebagai wakil kekuasaan rakyat,  basis modal uang international  di bank bank di Pulau Kayman, di Panama, di Singapore, sampai berjumlah berkali kali lipat anggaran belanja tahunan terkini Republik kita ini, artinya sudah bisa untuk membeli negeri ini,  BERJUMLAH RIBUAN TRILYUN RUPIAH,  sampai segitunya. Angka ini bocor keluar akibat bahwa dinegara maju, tindakan  ini dianggap pelarian pajak  kekayaan yang merupakan tindak kejahatan, bukan apa tapi dluar kontro mereka juga..
Lha para Bankir BI di Negeri ini lebih baik mengundang mereka pulang dengan amnesty pajak, daripada Republik ini dibeli mereka, atau BI nya saja, wong utangnya ya sudah banyaaak sekali. Benar,kita sangat malu, tapi ada harapan masih punya Republik ini.
Padahal kekayaan yang dicuri Penjajah sudah mencapai berjuta- juta trilyun rupiah, kita biarkan saja. "Kami ra pa pa" . Wong Belanda sudah ciri di Negeri ini, rakyat sudah tahu wataknya.
 Hanya saja erefeld (makam  tentara Kerajaan) di kota kota besar, Kedutaan dan Konsulat mereka  masih kita beri konsesi menjadi dirinya,  karena kita bangsa yang sopan.
Jadi yang pokok adalah memberi batas gerak pelaku ekonomi diluar sistim ini dengan melibatkan rakyat di akar rumput, sebab disitu letak kekuatan merusak mereka., menyebar kekuasaan teror 
Lurah, Camat, Polsek, Babinsa, Koramil akan hati hati bergaul berkonco  dengan para penggiat ekonomi diluar sistim  ini, bila rakyat dididik untuk piket kegiatan mereka.
Selanjutnya setelah pengakan kemerdekaan Republik ini artinya:   Kegiatan perjudian gelap yang bersifat masal  seperti hwa hwe, togel segera ditandai rakyat dan dibuat perkara, kegiatan pabrik tanpa izin,usaha  rumahan yang memalsu barang, maupun  rekaman disk hak milik intelectual dikampung kampung.
Gudang penyimpanan hasil bumi  dengan alasan pembersihan dari limbah lapangan harus di piket oleh rakyat dan didata oleh Negara,  gudang dengan mesin listrik menyala terus menerus ( itu tandanya ada mesin lisrik pendingin - turama untuk daging ayam dan daging sapi) , penimbunan dan penambangan pasir, kapur, mangan,  dipiket oleh rakyat dan didata secara konsisten, lahan yang dikelilingi pagar tinggi di desa dan kampung dipiket rakyat dan diteliti penggunaannya.  Tempat pengumpulan tenaga kerja migran yang akan diselundupkan keluar negeri.
 Piket terhadap pendakwah  agama apa saja yang  menimbulkan kebencian terhadap apa dan siapa saja.
Mass media yang tidak doyan suap diberi kebebasan dan mecurahan perhatian untuk menampung hasil piket ini, tanpa takut UU Penyiaran, atau dikriminalisasikan, disamping Aparat Negara di tingkat Propinsi  memfasilitasi, menampung laporan rakyat, sebab ditingkat bawah sudah berkonco, keluar dari rel.
Sebaliknya kekuasaan negara harus merangsang pendirian usaha "up grading" limbah pertanian/peternakan/pengolahan ikan  jadi makanan ternak konsentrate bricket  atau granule, dimana mana pinggiran desa, tidak malah mematikannya berdasarkan segala macam alasan, perusahaan ini sangat berguna, bahkan malah mengimbangi  merintgangi manopoli perusaah raksasa berkartel ria. Perusaan kecil pengolah limbah pertanian ini sangat rentan, mereka masih memerlukan bimbingan, Tapi dirintangi oleh penjabat bawah karena ulah pengusaha besar monopoly makanan ternak, walau dari bulu ayam menjadi tepung, Walau dari hama  siput sawah menjadi tepung protein, walau dari limbah plastik jadi perkakas lain.Walau dari nira tebu jadi gula merah tanpa membuang molase, sedang refinery tebu selalu memasok molase ke pabrik MSG International, dan membeli tebu secara kartel juga. Merela selalu dibela penjabat Negara tingkat bawah  yang bisa memanjakannya.
Rakyat harus diberi pengetahuan dengan penyuluhan yang luas mengenai kegiatan ekonomi diluar sistim yang berurat berakar disekitarnya,  penggiat usaha ini yang selalu menggandeng aparat Negara yang paling bawah untuk memperalat mereka, malah mengerahkan pengikutnya para preman sperti di Kumajang desa tanjunv awar awar menteror petani, tndakan ini membuat  apatis rakyat,.premanisme kepada rakyat, sehingga  APATIS  terhadap apa yang terjadi di lingkungannya. Ini kerugian Repubik yang membuat  Negara tidak ada artinya.

Piket artinya mengawasi dengan pengertian akan mata rantai diatasnya, yang merusak ekonomi. Piket artinya menyadari akibat luas gangguan ekonomi dan keamanan selanjutnya. Piket artinya ikut mengerti mengapa satu sektor ekonomi didahulukan dari yang lain. Piket artinya ikut merasakan memikir dan menulis ruas jalan yang mana didahulukan sedang ruas jalan yang mana dilaksanakan belakangan seperti jalan tol  Nganjuk - Ploso didahulukaan dari jalan yang sama dari Saradan ke Nganjuk lewat hutan jati Negara, yang pasti macet karena  memotong jalan KA yang berkali kali,tidak ada alternatip lain, rakyat HARUS bertanya KENA APA ?
Piket artinya mempertajam kesadaran bernegara, menjaga kehidupan bermasyarat lebih dari kehidupan pribadi yang tanpa batas kepuasan, berkoordinasi dengan aparat Negara secara gotong royong dan benar.
Piket bukan berarti tidakan masa yang anarkis semaunya sendiri kayak yang dilakukan oleh FPI   *)

Selasa, 19 Juli 2016

SEJARAH MASYARAKAT MANUSIA MENGAJARI

Senin, 18 Juli 2016

JANGAN ADA KUDETA LAGI DI INDONESIA KITA INI

JANGAN  ADA  KUDETA DI INDONESIA KITA
Satu pernyataan singkat yang sangat berarti sepanjang sejarah kemerdekaan  Bagsa ini, nyaris sama dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu sendiri– Dilantunkan hari Senin, oleh siaran Metro TV program  Editorial MI tg 18/06/2016  jam  5 50  pagi.
Para pemirsa menyambut dengan semangat dan antusias pernyataan ini. Pasti  meluas sampai ke akar rumput yang tidak sempat mendengar pernyataan ini, karena akar rumput adalah korban dari  korupsi yang  dilakukan oleh  Penguasa yang merampas kekuasaan dengan  kudeta militer – Jendral Suharto dan kroninya, apapun alasannya
ADA PERTANDA ZAMAN YANG SANGAT NYATA DALAM MASYARAKAT KITA :
Meskipun belanja SETIAP KELUARGA sehari hari sudah meningkat sangat berat, rakyat menggumam saja, mengerti bahwa dibawah Menteri – semua penjabat Negara adalah cetakan Orde Baru yang sangat terjangkit penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),  bahkan vaksinnya saja sudah dipalsukan. Vaksin tehadap KKN ini  ada, dari kesengsaraan rakyat yang ditimbulkannya, sudah sangat memuncak, Atas berkah dari Allah, AKAN ADA LAGI VAKSIN YANG LEBIH AMPUH.
Ini terjadi  disemua bidang, dengan masih bercokolnya mereka   mahluk jahat dsri kotak Pandora yang telah dibuka oleh Orde Baru, hinggga tingkat yang paling bawah RT/RW, Lurah dan Polsek, maupun Guru SD di desa desa,  mnyangkut Pejabat Eksekutip, Judikatip,  Legislatip,  Cendekiawan  Pimpinan Agama dan Keamanan, merata dimana mana.
DISAMPING ITU SANGAT NYATA ADA KEGIATAN EKONOMI DILUAR SISTIM, sudah  MENDOMINASI SEMUA KEGIATAN PENGELOLAAN NEGARA INI,  MENJADIKAN SEMUA KEGIATAN PENGELOLAAN NEGARA BERBAU SUAP, GRATIFIKASI,  MARK UP BEAYA, DAN PEMBAGIAN KEUNTNGAN BERUPA SAHAM USAHA, DARI PERUSAHAAN MULTINATIONAL. Juga rencana pembangunan infra srtrukture dipilih yang banyak memberikan keuntngnan pribadi. * Lihat saja pembangunan jalan tol malah di lokasi yang tanahnya mesti dibebaskan dari pemilik ( tentu saja dengan mark up) , yang ditengah hutan jati ber-klometer- klometer tidak disentuh, macetnya malah disana karana tidak ada jalan alternatip, padahal tanah tidak perlu  beli, tanah Negara, iya to  ? Mestinya Madiun - Nganjuk hutan jati Saradan mesti macet, wong ngga ada jalan alternatgip, kok yang dibangun Nganjuk Ploso, yang bayar 10 000  rupiah, yang ada jalan alternatipnya, pinter to ?
?
Karena kesabaran rakyat yang sudah tidak bodoh dan tidak masa bodoh, penyakit kanker masyarakat ini semakin terkuak untuk DITANGKAL dioperasi oleh  kemaun kuat Presiden dan rakyat yang sangat kritis dan mass media yang peka tanpa dibayar, penyelidikan KPK yang sangat didukung oleh rakyat.
Semoga Allah melindungi rakyat dari kekuatan jahat yang sudah ngebet melakukan kudeta dengan  cara dan dukungan dari superpower yang mana saja     Amiiin  !!!  *)


Minggu, 03 Juli 2016

WARISAN MERTUA, DAPAT DIANDALKAN

MENGANDALKAN  WARISAN MERTUA.
Sebagai penutup bulan suci Romadhon 1437 H, rakyat Indonesia disuguhi lelucon yang sama sekali tidak lucu, malah menjijikkan, untuk menguji kesabaran.
Kisahnya, di negaranya kaum bedebah,  seorang mantan Jendral, kepingin jadi Presiden, dia pikir, ini tugas dari korps yang suci, bukan hanya tugas dari seorang ex menantu presiden saja. Tapi jadi Presiden dictator memang nIkmaaat.
Dia sang jendral ini memiliki segalanya yang bisa melambungkan jadi seorang presiden dictator. dimanisator, stabilisator, kartel operator Negri ini, sekaranglah waktunya.  Karena lain hari sudah ndak bisa.
Watak sang jendral ex menantu memang sangat cocok dengan dia, sang mertua licik dan kejam luar biasa, maka bisa mempertahankan rezimnya selama 32 tahun. Pengikutnya yang Tergila gila dengan dia masih menunggu nunggu kesempatan bangkit dari neraka bathin.
Satu metoda sederhana yang sang menantu sudah hafal, dan ampuhnya tidak diragukan adalah : Bila sang mertua bilang akan “menggebuk” siapa saja yang dianggapnya “mbalelo” ( bahasa Jawa artinya melawan) maka berjuta pengikutnya yang sudah keluar duluan dari kotak Pndora yang dibukanya pada permulaan rezimnya akan melaksanakan dengan penggebug  tangan besi.  Semua mereka berseragam loreng. Dari Ormas, Orpol, Ormil serempak maju ( karena upah yang bueesar).
Kalau si metua bilang siapa yang menentangnya adalah anti Pencasila dan pantas dilenyapkan dari bhumi anah air ini , maka seluruh cindil abang dari si  sial ini akan dilenyapkan oleh algojonya yang sama.
Cara ini bukan cara baru, Tonton Macutes-nya Dokter Duvalier dari  Republik Haiti sudah sangat berhasil mendirikan Negara Zombie.
Si Jendral ex menantu sangat mengerti ini, makanya dia sangat ngebet ingin mennggantikan sang mertua kayak Baby Doc, anak sang Diktator Haiti ini, yang mempunyai segalaya untuk  melaksanakan cita cita yang sangat mulia ini demi korpsnya, demi  keluarganya, bunga dari epoche ini, ya karena nafsu hewaninya akan  sangat mudah dturuti oleh seorang dictator, dia  sangat kepingin jadi dictator naik kuda  keliling kota, dinamisator, executor, stabilisator negeri ini.
Di Negara  para bedebah ini, selama 25 tahun dari kekuasaan para  bedebah yang 32 rahun, para petani ditelikung dari beberapa jurusan kunci kehidupannya. Ekonomi . sosial, budaya. SUDAH LUMPUH KEMAUANNYA, SUDAH KAKU OTOT OTOTNYA,  kalau ndak sekarang kapan lagi ? Telikungan ekonomi aqalah subsidi sarana  pertanian yang sangat besar 80% harga pestisida, benih padi dari IRRI yang penennya  dua kali lipat, pupuk urea dan TSP disubsidi hingga 50% , tapi harga padinya “dikendalikan”  untuk bisa  memenuhi beaya hidup buruh yang upah hariannya  sangat rendah seHingga  sangat mendukung para industrialis kroni -nya jadi sangat senang, merangkai industri hilir produk dari Europa Jepang  dan Amerika, trutama barbagai jenis plastic. Assembly motor,  mobil, dan industri textile., semua senang, kecuali  Negara Bedebah yang existensinya sangat tergantung dari utang. Telikungan sosial, anak turun petani yang bekas  orang yang biasa menyanyikan  lagu  genjer genjer tempat kerjanya dikirimi  amlop coklat supaya tidak bisa jadi PNS dan guru desa, maupun guru ngaji,  telikungan budaya dengan membeli para dalang wayang kulit dan para kiai untuk  mengetatkan  pengarahan  pada sikap meneng mangan manut ( diam makan dan penurut arahan ) Cara ini sangat dimengerti oleh sang menantu sesama jendral.
Zamannya Orde Bedebah ini  melahirkan Organisasi Petani yang cocok dengan penguasa selama 32 tahun ini. Dengan rantng dan cabang diseluruh Indonesia – sayangnya anggauta angautanya adalah petani maju, petani teladan dan petani andalan, semua mereka bukan petani asli tapi tengkulak, pengizon panen (maksudnya pengijon), yang gampang terkumpul setiap saat di kecamatan kecamatan pada rapat berjam jam atas beaya muspika  (msyawarah pimpinan kecamatan) negara/sponsor  Organisasi abal abal yang mrupakan hanya bungkus ini memenuhi kriteria untuk pencalonan Presiden RI, jadi dibeli oleh sang jendral, dia yang menjadi pucuk pimpinan, dan mencalonkan Presiden RI,  dengan kendaraan organisasi tani abal abal ini.  Klop, wong yang menjadi tangan kanannya adalah hantu dari  kotak Pandora  yang dibuka Golkar, yang paling akhir keluar, malas dan berlendir  Flavlizon,  bukan demi memimpin para petani untuk servive  dalam persaingan bebas Asean dan Dunia.  \Tapi begitu bego-nya hantu berlendir gemuk ini sehingga terpaksa ditolong oleh Satff  Dewan Perwakilan  Hantu Kotak Pandora berkirim aurat resmi kepada Konsulat RI di New York untuk dibantu jemput di La Guardia Air port,  anak gadis si Hantu blau ini, yang mau jalan jalan, tidak ada urusan dengan tugas kenegaraan. Kekuasaan Dewan hantu ini digunakan hanya untuk menghemat beaya dari kantong sang hantu lerlendir gemuk ini sebesar dua  puluh ribu rupiah rupiah saja ! Masya Allah pelitnya,  hanya pengeluaran segitu saja kok nyuruh sang konsul Negara !  Ya maklum hantu Pandora berlendir ini sangat kikuk, kayak badak diruang tamu, wong budayanya saja ya budaya hutan karet berpuluh  tahun tempat kakek moyang hantu blau Flaflizon, ini bila melihat namanya dia adalah salah satu  pencari kesempatan  dari Sumatra Barat/ Jambi kayak Sultan Batugana, yang terkenal sangat menggemari Feodalisme dengan gelar gelar yang bembastis, malah konon mengkoleksi gelar kebangsawanan dari Surakarta Hadiningrat setara dengan  raden Mas Haryo Dewaningrat alm, yang mati ditempeleng oleh Pangerannya, karena menolak disuruh beli rokok.  Si Pangeran Mahkota ini hobbynya menjual asset kraton barang kuno kepada pak Kasim, sama sama anak pak Sumo, hanya ibunya Blanda,  maha jutawan  didunia terang dan gelap.
Menurut peribahasa Jawa hantu semacam Flavlizon ini sudah “ kebak sundukane” artinya diandaikan orang pencari ikan, ikan ikan itu dirangkai dalam sundukan dari bilah bamboo atau rumput yang panjang, dari insang ke mulut ikan  tangkapannya, bila sundukan ini sudah penuh, ya harus pulang sebab tidak ada tempat  buat merangkai ikan lagi. Kita sudah “eneg” dengan hantu hantu semacam ini , wahai rakyat, satu hantu mati, hiduplah hantu  hantu,  apa anda akan  pilih dia dalam Pemilu  nanti ?*)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More