Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 29 September 2012

ricyled: PENGGUNAAN BURUNG HANTU (Titus alba L) UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TIKUS SAWAH (Rattus argentiventer)


Meskipun saya sudah berhenti berkerja puluhan tahun yang lalu, kawan-kawan baik saya selalu dengan senang hati memberikan informasi mengenai keadaan terkini tentang pengendalian hama.
Yang terakhir saya dengar saudara Cahyo (nomer HP  : 085732732789 ) yang memang rumahnya di Mojokerto, telah check kebenaran berita ini, bahwa di Kecamatan Bangsal di beberapa desa  yakni di kawasan Desa Babatan, Desa Janti, Desa Gempol, Desa Bendungan dll, telah berhasil membuatkan sarang untuk Burung Hantu (Titus alba L) di tengah sawah untuk mengendalikan hama Tikus Sawah (Rattus argentiventer) .
Ada beberapa pasangan Burung Hantu itu di satu sarang (mirip sarang Burung Merpati). Satu sarang bisa mengendalikan kira-kira 10 hektar sawah dengan sangat baik pada saat musim serangan hama Tikus Sawah ini, selebihnya Burung-burung Hantu ini bisa mencari makan sendiri.
Bila musim hama Tikus kembali, pada musim Padi kedua (kemarau) burung ini akan kembali ke sarangnya, yang telah dibuatkan khusus buat mereka.
Malah di lokasi dekat sarang buatan ini petani hanya menyediakan tempat bertengger untuk mengawasi mangsa bagi burung-burung ini, toh tidak ada yang dirugikan.

Sebenarnya di lokasi yang telah ada sarang buatan untuk Burung Hantu, juga mungkin jenis lokal, petani harus menghentikan mengumpan dengan racun Tikus Sawah, sebab  akhirnya dapat membahayakan hidup Burung-burung Hantu yang bekerja untuk petani.
Karena jika petani memakai Burung Hantu dan Racun Tikus secara bersamaan maka, dikhawatirkan racun Tikus yang telah dimakan tikus justru akan ikut pula termakan oleh Burung Hantu yang memangsa Tikus Sawah. Karena kebanyakan racun Tikus adalah zat anti koagulant, maka sisa zat anti koagulant yang tersisa di dalam usus Tikus yang terikut dimangsa Burung- burung ini, akan terakumulasi di dalam tubuh Burung Hantu yang akan ikut membunuh Burung Hantu sahabat petani ini.

Berita ini penting diupayakan supaya ditiru oleh petani lain daerah. Permainan layang-layang yang menyisakan benang-benang ulet dan tajam terentang ditempat tempat di mana sering menjadi tempat lewat terbang Burung-burung Hantu ini, juga harus dihentikan.

Ini adalah suatu berita  baik, karena petani dapat mengatasi hama yang luar biasa cerdik, dengan sangat murah.
Tentu saja harga sepasang Burung Hantu yang masih muda harganya relatif mahal, sebab untuk menunggu pembeli, pasangan  burung  muda ini harus dipiara dalam sangkar, supaya sewaktu waktu bisa dijual, juga harus diberi makan daging karena Burung Hantu adalah karnivora.
Konon seekor Titus alba (Burung Hantu) di perkebunan Kelapa Sawit di Sumatra Utara di mana pemangsa ini sudah lama dikembangkan,  maka seekor Titus alba bisa memangsa 5-6 ekor tikus dalam semalam.(*)
..               

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More