Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Senin, 23 Januari 2017

GOLONGAN DILUAR SISTIM

DISEPANJANG ZAMAN PERANG DAN DAMAINYA PEERJUANGAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, 
ADA SATU GOLONGAN PENDUDUK YANG DILUAR SISTIM,
GUNA MENGISI KEMERDEKAAN INI :

GOLONGAN PENDUDUK DILUAR SYSTIM.

Sejak semula, penjajah Belanda sudah menandai ada sebagian pendenduduk wilayah jajahannya yang mengasah diri, hidup dalam sistim. Penjajahan dengan senang hati, menerima mereka. Sebaliknya ada sebagian besar yang dengan sangat terpaksa menghilangkan kebudayaan dan jati dirinya sebaga bangsa.
Kesatu :Tulisan ini dengan sangat terpaksa, untuk mrngingatkan dengan penuh kehati hatian, harus saya tulis untuk seluruh  bangsaku. Bukan karena kebencian, tapi karena tahu dan menyadari secara kenyataan, jauh lebih baik, dari hanya karena perasaan tanpa mengerti sejarah, yang banyak menimbulkan kesalah pahaman dalam setiap individu kedua belah fihak.
 Kedua: Bila sudah disadari semua akan mudah diperbaiki.
Kebetulan saya orang tua yang banyak waktu untuk merenung dan berfikir,
Jauh dari tujuan jahat, menggugah pertentangan sara, melainkan untuk kebaikan bangsaku yang terlalu banyak menderita ini, agar segera berubah mencapai tujuannya.

Sistim penjajahan yang berlaku sangat lama, adalah sistim pengerukan hasil bhumi.
Karena besarnya wilayah, banyaknya dagangan yang bisa dikeruk, diperlukan banyak tenaga
Perantara, yang bisa masuk dalam sistim ini. Berbaur dengan pribhumi yang bukan petani, 
no problem.
Lowongan yang sangat besar dan sangat menjanjikan kekayaan yang luar biasa, yaitu pengumpul Komoditas sampingan diluar komoditas yang sudah diusahakan Perkebunan Besar erfpacht/ Hak Guna Usaha  Hindia Belanda, tidak menangani, yang tidak diusahakan Perkebunan Besar, seperti lada, minyak nilam, Kopra, kapok randu, pala dan fuli, cengkih, kayu manis, asam jawa,  getah perca.(Ficus elastica L) jarak, Tembakau jawa, kasturi dan virginia dll. Yang masih terpencar pencar, dengan jumlah yang sedikit sedikit, memerlukan banyak tenaga dan waktu, untuk diperdagangkan secara internasional.
 Penjajah hanya menyediakan gudang sortasi dan pembelian dalam jumlah besar. Pekerjaan ini diambil oleh pendatang dari  Hokian, dan wilayah sekitarnya. Di Kalimantan dan Sumatra karena  primtivenya kondisi lahan. orang setempat membuat rantai estafet komoditas hutan sampai ke kota, tapi sedikit saja dibutuhkan perdagangan international, kecuali karet ( Hevea brasiliensis L). yang ditakik dan beku alami.
Penjajah menjanjikan perlindungan hukum kepada mereka, asal patuh membatu pengumpulan hasil bhumi ini dengan harga yang ditentukan. 
Masih ada peluang sangat besar untuk memperoleh harga pertama yang sangat miring dengan membeli secara ijon oleh bakul bekerja sama dengan mereka didesa desa ( sebelum barang ada sudah diberi voorschot/ uang pembelian). Pmberian voorschot ini dilakukan Lurah Desa jadi aman, barang pasti ada karena hubungan kebutuhan dari petani yang naik terus. Hubungan ini berjalan selama kurun waktu pejajahan katakan selama 200 tahun. 
Makanya dikota Surabaya ada bagian jalan di kota yang panjang penuh dengan rumah rumah mewah cara Asia di Jl. Jagalan, di Jl. Kapasan, tanpa toko didepan rumah melainkan halaman, taman dan gazebo, rumah para pedagang pengumpul apa saja hasil bhumi, di Malang ada jalan dekat Pasar besar kota tempat hunian tengkulak kapok randu untuk di export ke Europa, ( belum ada serat dacron) mobil yang diparkir di halaman rumah rumah tersebut mereknya Packard  8 cylinder mobil bikinan Amerika terbaik dizamannya. 
Semua bahan bangunan di import dari Europa, termasuk fresco di tutup depan atap dari tembok berukir dari master Italia, dan air mancur didepan rumah. Mereka juga ada di semua kota besar ( kota Karesidenan) 
bergerak didalam sistim penjajahan Hindia Belanda. Juga di Temanggung dan kota kota besar lainnya. 
Perang Dunia ke II, perang kemerdekaan menjadikan mereka ( si Tuan Tengkulak besar) kehilangan lapangan kerja sebagai pengumpul.
Sebaliknya yang di Kecamatan Kecamatan dan desa desa membebaskan diri dari bossnya di kota Karesidenan. 
Lha setelah kemerdekaan, dengan sistim Pemerataan Pembangunan Bangsa yang terjajah , adil dan merata,  mereka ada diluar sistim. Malah pendatang baru dari Hokian dijadikan kroninnya, di Kecamatan Kecamatan dan desa desa. Lha setelah kemerdekaan, dengan sistim Pemerataan Pembangunan Bangsa yang terjajah , adil dan merata,  mereka ada diluar sistim.
Dengan modal dibawah bantal, dan pengalaman dagang dengan orang desa yang panjang, lebih dari 300 tahun.  Malah pendatang baru dari Hokian dijadikan kroninnya, di Kecamatan Kecamatan dan desa desa. 
Sudah punya akar sendiri, sampai 
Pemerintahan Pesiden Sukarno risih dan mengeluarkan PP no 10.tentang dwi kewarganegaraan. Mereka dilarang tinggal di desa desa menjadi tuan tanah dan tengkulak
di desa desa. Kebanyakan pindah ke Kota kota besar sebagai WNI, atau pulang ke asalnya. 
Sebagian sangat kecil menjadi warga Negara Indonesia dengan sadar menyertai bangsa ini yang lagi membangun masyarakatnya  dalan sistim pemerataan dan keadilan sosial dan ekonomi, malah mempelopori menjadi bangsa yang merdeka dan plural, sebagaimana bangsa  bangsa moderen 
Kabanyakan mereka dibesarkan dengan pendidikan barat, menjadi pelopor kaum inteligensia Indonesia kaum Nasionalis Indonesia, kaum Olah ragawan Indonesia dan menjadi phylantrop yang kensekuen. 
Sayang mereka terpaksa kena getahnya dari  WNI keturunan Hokian yang tetap  meraja lela diluar sistim, dengan sebenarnya menelan semua potensi ekonomi bangsa ini, bekerja sama dengan dispot dan tyran besar dan kecil.
Jadi ATM nya Orde Baru, jadi Hartati Murdaya Poo. Jadi Nyonya Hartatigebyarkumala Tuan Bondodilonggo, Nyonya Ratnasari Dewi Thahir, istri muda Jendral Thahir alm, kroni Jendral Ibnu Sutowo alm, yang mewarisi harta nomplok di Sumitomo Bank, tuan Mohtar Teriyadie, Puak Van Danuhingrat yang membuat Partai entah dengan idealism apa, Tuan Liem Swie Liong alm. dsb ribuan, jutaan mereka. Bagaimana caranya memasukkan kesadaran bernegara Indonesia, yang mayoritas penghuninya bercita cita membangun bersama Negeri ini, mereka yang sudah kadung berkuasa mutlak diluar sistim, 76 tahun berurat berakar luas dan dalam, begitu massive shingga bisa mentorpedo usaha Pemerintah siapa saja, yang menyangkut distribusi dan perdagangan komoditas apa saja. Karena semua itu ajang hidup mereka, mereka sudah lebih dulu ada dan berkuasa disana, bekerja sama dengan sahabat sahabatnya Pejabat Negara Setempat. Kelas Kecamatan dan Polsek, kelas Kabupaten dan Polres, kadang sampai kelas Gupernur, sudah jadi sahabatnya. Makanya bank Indonesia sudah tahu, memindah Pejabat tingkat I dan Karesidenan tiap periode pendek saja, mencegah jaring persobatan.

Contohnya di program Orde Baru yang berjalan 25 tanun, Bimas/Inmas Pertanian, 
dengan memberikan subsidi pupuk 50% dan pestisida 80% dengan jatah pupuk 2 Kw/Ha Urea dan TSP, dan pestida 80% disubsidi, dengan jatah 2 l /Ha. petani malah beli sarana pertanian yang disubsidi besar besaran tersebut  dari toko toko  -  sudah dinaikkan rata rata 50%- 200% - 500% karena diborong oleh Pedagang diluar sistim dan didistribusikan mereka dengan leluasa, dengan pembagian keuntungan tentunya, untuk rantai pencolengannya. Sebab di sole distributor barang subsidi, dengan jaringannya  yang luas sampai ke desa desa, lewat Koperasi Unit Desa ssarana pertanian subsidi ini - di P.T.Pertani sudah habis.
Golongan diluar sistim ini dari pasar mereka memerintah tanpa kampanye, tanpa adu argumentasi, sampai cabe dimulutnya berasa coklat. Diberi amnesti pajak masih alot, takut karena kekayaannya bercampur dengan usaha haram, lebih senang menyembunyikan hartanya di Pulau Kayman atau ke pulau lain  untuk memarkir hartanya yang sangat banyak, di Singapore karena bank swasta Negeri ini betul betul mengabdi pada uang dengan pajak kekayaan atas deposito yang kecil saja, meskipun bunganya juga kecil, tapi bersaing dengan Swiss. Ini digabung dengan uang haram dari para koruptor didalam sistim, konon sampai 3000  trilyun rupiah, 40 % dari perputaran bank swasta Singapore. ( google) *)      
     Lha iya, ini kita membicarakan golongan yang memang mempunyai track record dagang menjadi Pedagang Perantara Penjajah, Pembeli dari tangan pertama hasil bhumi. Sudah jelas dari fihak golongan mana, tapi kalok dipikir, setiap kesempatan mendapat keuntungan dari mana saja, puak puak elite capture ( istilah bu Indrawati) tidak melewatkan kesempatan ini, justru menggunakan kesempatan sehebat hebatnya, menyertakan puaknya, sukunya. Malah golongan yang kedua ini sangat agressive menyuap atasan memeras bawahan, memeras rakyat bila jabatannya dibutuhkan, bila dia Pejabat Pemerintah dari jalur pilihah rakyat atau dari jalur cariernya, mereka memeras tanpa sungkan sungkan. Mereka ditandai sebagai elite capture/feodal puak dan kampung dari seluruh Daerah Daerah kita. Mereka juga sangat sinis, kepada adanya Negara sebagai pemersatu masyarakat, 
Mereka dipercaya untuk mengangkat derajad bangsanya sukunya, termasuk puaknya. malah jadi biang korupsi penerima dan pemberi suap miliaran kayak Bupati Amran batalipu, Kayak Bupati Buton, kayak Bupati Bangkalan Fuad keturunan Hadratush Syekh Almukharom Kiai Cholil alm. dari masa lalu yang sangat dihormati oleh rakyat NU Bangkalan dan seluruh Jawa Timur. Banyak sekali model sosok semacam ini menjejali penuh tahanan KPK. Bagaimana menyertakan mereka dalam sistim ?
Mereka berkembang jauh diluar sistim, bahkan tidak mengerti sistim Negara ini, malah terpilih jadi Kepala daerah, kalau perlu seluruh anak cucunya, lewat jalur Partai, seperti suami isrtri Bupati Klaten, karena jumlah maharnya yang sangat besar. Ya maklum..di era Orde Baru samua partai diganti dengan partai partai Pragmatis sebagai mesin uang.
Sudah 76 tahun merdeka, rakyat masih tertipu memilih mereka sebagai pemimpinnya, sebagai figure pemimpin dari carriernya, kayak Emirsyah Satar, kayak F J Lino, Suryadharma Ali, Akil Mohtar, Dahlan Iskan, Pujonugroho,Patrialis Akbar, inikah hasil reformasi ?   Masya Allah, rakyat, sadarlah *)

Beda antara keduanya : Yang pertama dianggap bisa merupakan satu himpunan massive yang memang mendasari existensinya untuk jadi exclusive golongan mereka, menjadi das herrenvolk,. Masyarakat sudah  mencibir mereka apapun yang dikatakan, akan melawan dengan terbuka maupun tertutup, merupakan potensi letupan yang dahsyat. kayak di Cambodia. 
Maka itu gunakanlah amnesti pajak terhadap parkiran modal yang ada di pulau Kayman, di Panama, Singapore yang ketahuan luar biasa besarnya, untuk pulang ke Indonesia sebagai gesture,  yang menetralkan anggapan bahwa mereka bukan barisan das herrenvolk yang parasitis, dan massive. 
Jauh berbeda dari zaibatsu di sejarah Nippon sebagai kelanjutan dari Meizi restorasi, yang teranyam dalam Nasionalisme Nippon untuk kebaikan dan kejelekannya. 
Jauh berbeda dengan chaebol dari Korea Selatan yang terbentuk demi percepatan daya ekonomi negaranya, bersama dengan rakyat rakyat mereka kebetulan monolith dari satu rumpun. 
Amerika Serikat masyarakatnya plural, rumpun Yahudi unggul dibidang ekonomi/perdagangan, menguasai Wall Street, `tapi rumpun ini ikut perang bersama rumpun rumpun bangsa Amerika Serikat yang lain, punya andil sejarah.
Mbok disadari, beda dengan misalnya kayak gang Anggoro,Anggodo, Ong Yuliana yang dengan enaknya menyebut RI I zaman SBY, begitu rusaknya dalam rekaman pembicaraan miring antar mereka. _(perkara Bank Centuri, dan Alat radio komunikasi Departemen Kehutanan). Konglomerat mereka yang diluar sistim ini notorious/ terkenal mengandung hasil kejahatan KKN bersama Kekuasaan Tyran dan Despot Orde Baru. 

Dan mbok yang golongan  pertama ini sadar,  masuk kedalam sistim Indonesia Raya, sebagai uang warga yang terhormat, mumpung lagi ada amnesti pajak yang sangat longgar. Apa bukan Partainya Van Danuhingrat yang berideologi come back to Indonesia ? Ndak ada bunyinya.
Sedangkan golongan yang kedua meskipun jumlahnya lebih banyak dan kurang ajar-nya lebih konjol, tapi tidak ada sedikitpun tanda untuk menjadi barisan begal yang massive dan mendasari existensinya sebagai barisan exclusive begal, kecuali dipengaruhi orang luar, masyarakat akan menyerahkan mereka sebagai penjahat perorangan kepada Polisi.**)  



Sabtu, 21 Januari 2017

IBU PERTIWI MENANGIS.

IBU PERTIWI MENANGIS.
Bagaimana tidak ?
Putra putrinya yang terbaik, bukan saja terbaik tapi telah menjadi public figure:
Telah diketahui seluruh Negeri. Masuk dalam jajaran wakil rakyat yang menjabat Jadi Pemimpin jenjang Eksekutip, jenjang Legislatip, jenjang Judikatip jenjang Keamanan Negara dan jenjang polisi, telah ditengarai KPK, tersangkut  perkara sangat memalukan yaitu SUAP DAN KORUPSI.
Perilaku sangat rendah, menghianati kepercayaan Rakyat.
Bukan hanya itu, mereka dengan sinisme nya membantah pernyataan KPK secara public, layaknya tukang copet biasa.
Ya paling sedikit, menunjukkan sisa sisa hasil perkembangan separo dari pribadinya yang sudah terbiasa dihormati rakyat banyak, yaitu “keanggunan” manusia terhormat, ,mengakui perbuatannya dan mengembalikan dengan ikhlas curiannya. Yang saya sesalkan ada media cetak yang sangat begengsi, majalah SWA seharusnya, karena majalah bergengsi ini telah membantu mengangkat nama harum “beliau beliau”,  juga ikut membantu rakyat membeberkan segala proses pembuktian dakwaan hingga vonis peradilannya, mempublikasikan kepada pembacanya, supaya adil.
Ya.setelah vonis, ( jaman yang sangat masih segar di ingatan kita, menunjukkan apapun salahnya, berapapun hasil curiannya, berapa lama dilakukannya, vonisnya toh hanya 4 tahun )
Jadi 4 tahun ini tidak boleh berleha leha di penjara yang bisa di jenguk keluarga sembarang waktu, atau menjenguk keluarganya  dan pelesir sembarang waktu waktu, tapi juga sembarang waktu mengabdi kepada masyarakat dengan bekerja membersihkan fasilitas umum di stasiun, terminal, pasar, sumah sakit, membersihkan jamban tempat ibadah, jadi imbang ( tanpa bisa diwakilkan) ini bukan siksaan mental, tapi menyeimbangan keadilan didepan public,  saya akan lihat fatwa MUI mengenai ini gimana.
Lha nosok, sepertiga Bupati/Walikutil terpilih dari elite capture/ feodal puak dan semua ganteng dan cantik ternyata ulat bulu, makan uang rakyat kayak ulat bulu menghabiskan daun tanaman misalnya: 
Bupati Fuad dai Bangkalan, keturunan langsung dari Hadratush syekh NU, sampai bisa memiliki sumur gas bhumi, mengerahkan jajaran semua Dinas dan Polisi di Kabupaten Bangkalan jadi pendukungnya berKKN ria, bukan diukur dengan milliar rupiah saja, tapi pestanya yang menindas rakyat Bangkalan sampai rakyat Bangkalan sudah menganggap semua perbuatan Bupati tyran ini hanya menggunakan haknya, sangat melukai hati ibu Pertiwi.
Bupati Amran Batalipu, menjual HGU 75 ribu hektare lahan ngarai dan gunung di Kabupatennya Buol toli toli, kepada Hartati murdaya Poo, melenggang dengan santainya ke masjid dekat kantor Pengadilan sambil bergandengan tangan dengan kroninya dia kira Allah melindunginya. 
Untung masih dianulir Mahkamah Agung. Tumben, lha wong Hakimnya Pak Artijo Kautsar. 
Ini berita di strip Metro TV sore 21/101/2017. Di google ada di Kabar Selebes.com 19/01/2017. Amran diganjar 8 tahun penjara oleh Hakim MA  akibat kasasi jaksa Pengadilan Tipikor Palu, mengembalikan suap yang terbukti diterima dari Hatati Murdaya Poo, bila tidak total hukumannya jadi 15,5 tahun. Matur Nuwun Pak Hakim MA, pak Jaksa Tipikor Palu, Ibu Pertiwi sudah mau minun air putih sedikit. Dari kami rakyat yang sabar, meskipun sangat miskin.

Bupati Buton, silahkan check di google, dosanya kepada rakyatnya apa.
Walikota Madiun makan pasar, terikut sampah, trus muntah muntah..dimuntahannya keluar dari waduk yang ndak kenal kenyang 10 kg batangan emas 24 karat, maunya ditelan kembali, keburu disita KPK ?
Bupati Temanggung, makan gunung dan jalan dengan segenap bawahannya berpesta pora. 
Bupatiwati Klaten bersama semua pejabat puncak Kabupaten  Klaten yang bisa membayar ratusan juta kepada dinasti Bupati ini, untuk jabatannya, lebih mengerikan lagi, suaminya ya bekas Bupati Klaten, belum puas, istrinya disuruh nyalon lagi dari PDIP ! , langsung dipecat oleh Gupernur Ganjar Pranowo, ra papa suaminya tidak, masih mau nyalon lagi.
Semua ini akibat dari Orde Baru yang telah membuat rakyat mati rasa, kejang katatonik, karena menggunakan terror dan tyrani untuk menegakkan kekuasaanya.35 tahun, lebih lama dari era tanam paksa Penjajahan Belanda.
Lha mosok, seorang Aqil Mochtar, telah menerima suap berton ton emas (bila di kurs) dari singgasananya di Pengadilan Tinggi MK.
Mencapai kedudukan sampai Pemngadilan Tinggi MK bukan suatu yang mudah.
Lha mosok, seorang Suryadharma Ali Menteri Agama, figure pengendali Partai berazas Agama Islam, kok memperlakukan uang Haji, uang Negara, uang apa saja di Kementeriannya kayak miliknya sendiri.
Apa gampang mencapai kedudukan  Menteri Agama di Negara yang peduduknya lebih dari 250 juta ?
Lha mosok, seorang muda usia ex  Ketua HMI, Anas Orbaningrum, menjadi ketua Umum Partai Demokrat berkat headtrick yang spektakuler di konggres partainya, mendapat suara empat besar di DPR RI, dengan alot diadili dan sudah divonis korupsi entah berapa lama, apa kerjanya sekarang ? ,sudah menggantung diri di Monas ? Sudah kehendak zaman, jeruk besar, jeruk kerbau dimakan jeruk  orba, si jeruk orba dimakan jeruk yang disuruh menggelinding lari..

Lha mosok, seorang Richard Joos Lino, akhli tiada duanya untuk managemen Pelabuhan kontainer di dunia, ketahuan jadi pemalak pelabuhan dengan segala aturan yang dia karang. gotot protes kena apa ruang pribadi kantornya digeledah oleh KPK, dengan terbuka menyatakan bahwa jasanya amat besar untuk meperkaya Negara dan terutama dirinya atasannya, kroninya, kok ruang kerjanya digeledah seperti sarang maling (emangnya bukan ?)
Lha sebelumnya  Menteri Jero Wacik, pada siapa wakil perusahaan asing raja minyak membongkok bongkok dihadapannya  mark up harga beli jutaan barel minyak mentah dengan PETRALnya. Dia nangis dan ngaku,  yang sok flamboyant keturunan ningrat Bali kurang beberapa strip jadi cokorda, rapi dan sopan, ketahuan terima suap dari usaha maling kencingan, dan bikin mark up impor minyak mentah bersama Petral tapi kekeh pada  keberpihakkannya pada atasan, dari pada kepada  rakyat. Ibu Pertiwi sudah memperingatkan, atasannya bukan Ida Bagus, tapi Ida Citra, ndak usah dibela belain.
Lha mosok seorang  dilahirkan gilang gemilang  dari Sumatra Barat, sulit Sulit Air,  sampai puncak carriernya jadi  Dirut Garuda Indonesia, hanya dengan tangan sendiri menerima suap dari Rolls Roys  perusahaan pembuat mesin jet pesawat jumbo  Boing airbus, juataan poundsterling, dinilai dengan rupiah mencapai 20 miliard rupiah, dari orang asing, dengan bank asing, dinegara asing,  syaithan pun ndak tahu, senyum saja, mestinya 1000 % KPK tidak akan tahu. Ibu Pertiwi sudah sedikit terhibur, putranya yang dipuja dipuji oleh Majalah yang penjilat ini kualat.
Lha kok ndelalah Pemerintah UK meneliti uang ini keluar pembukuan Perusahaan Rolls Royce untuk keperluan apa, karena masih ada juga ke Penjabat yang berwenang di Negara lain juga menerima suap ini, jadi jumlah pengaluarannya cukup menyolok, dibayarkan kepada Perusahaannya Sutikno orang Indonesia, untuk beli apa, si Tikno bilang untuk beli meriam pusaka Majapahit dari Leiden, ketahuan dari sana. Karena Ingris adalah Negara perdagangan bebas, menghormati norma persaingan dalam dagang, sampai disetiap super market di UK ada timbangan, untuk checking berat barang yang sudah masuk kemasan dan mencantumkan beratnya di labelnya, jadi menjual dengan iming iming suap atau kick back rahasia, masih merupakan kejahatan dagang. Lha kalok ndak begitu, siapapun tidak akan tahu,  si CEO pujaan SWA ini  Emirsyah Satar. maka SWA akan membingkai potret maling dari Sulit Air ini dengan kertas keemasan di majalahnya, silahkan, saya muak.
Lha sekarang majalah yang sangat mahal ini harus memuat proses penyelidikan dan bukti yang diperoleh KPK supaya imbang dengan pujiannya yang selangit dulunya.
Fatwa potong tangan diganti dengan kerja paksa membersihak khusus WC di fasilitas umum saban hari bertahun tahun mendatang, dengan seragam khusus, supaya orang tahu.
Emirsyah Satar takut, ibu Pertiwi malu, sekarang memakai burkah, dan Emirsyah  menyangkal perbuatannya. Bila di Sulit Air dia masih  bangsawan, pasti dia mengaku dan mengembalikan uang suap ini kepada Negara.
Jadi anda tahu, mengapa Ibu Pertiwi bersimbah air mata. Karena masih banyak yang lain malang melintang, semacam yang disebut diatas bebas merdeka, dengan aman melanjutkan pencuriannya.
Saya jadi heran, apa di tingkat pergaulan social elite atau elite capture di sana, masih ada mak jomblang dan talent scout mungkin nongkrongnya di mass media apa panggung Partai, yang menjodohkan calon calon maling  dengan posisi posisi kunci dimana mereka bisa berkembang ditingkat Nasional mapun Internasional? Tangannya tetap bersih, kan hanya mak comblang  ?*)


Rabu, 18 Januari 2017

TEMANKU DARJOTO,

MELONGOK KERJA AGRARIA  BERTAHUN TAHUN SEBELUM SEKARANG. TERIMA  KASIH PARA NETIZENS, PESAN SUDAH SAMPAI.

Saya sungguh lega melihat di strip Metro TV  sore tg 15/01/2017,  ada tulisan di strip itu, Presiden Jokowi akan melakukan reformasi besar besaran dibidang pertanahan Nasional tahun 2017 ini. Alhamdulillah. TERIMA KASIH

Sekaligus saya ingat teman saya Darjoto, anak Pekalongan.

Selama kita kumpul disatu kos kosan,  saya malah patungan masak dengan Darjoto ini, kecuali waktu waktu persiapan ujian, kami lebih suka beli makan diwarung. Aku kutu buku di pendidikan aku sukses, nilaiku selalu sempurna, terus terang aku agak memandang rendah temanku Darjoto ini karena dia agak lelet dalam pelajaran

 Lah apa hubungannya dengan persoalah agraria ?  Sabar, ini prelude cerita kehidupan jadi agak panjang crita prelude nya

Th 1965 bulan Juni kami lulus,  kami  sama sama mencari kerja di Jakarta, ngekost di paman saya adik Bapak saya ( keduanya sudah almarhum).

Mulai saat itu saya baru mnyadari watak teman saya Darjoto ini. Dia anak Pekalongan,  tradisi dagangnya sangat kental disatu sisi saja, ini satu watak tradisional yang satu ini sangat saya  sesalkan, yaitu watak “bakul” Jawa, diantara tradisi pergaulan para bakul yang banyak, satu  saja yang sangat saya sayangkan jaitu -PELIT INFORMASI – kepada  siapapun.  Menurut saya, watak ini menimbulkan  bencana finansial berat kepada Darjoto kemudian.

Critanya dimasa sulit kami mencari pekerjaan th 1965, Darjoto ini sudah paling dulu mendapat pekerjaan di Kekaryaan KKO ( sekarang Marinir), di Tanjung Pinang, ternyata setiap Angkatan waktu itu ada satu seksi kekaryaan, yang kasarnya mencari penghasilan buat Corps. Yang dibutuhkan oleh Corps apa saja,  banyak membutuhkan tenaga sarjana apa saja, yang bisa berbahasa asing.

E, lha kok si pelit ini memperlihatkan watak aslinya tidak memberi nformasi pada temannya. Bahkan kepada saya, Tau tau dia terbang ke Tanjung Pinang, setahun kemudian dia kawin dengan putri paman saya, jadi kami bersaudara, tapi watak pelit informasi -nya tetap malah tambah, karena keberhasilannya.

Baru tahun 1970 aku dapat pekerjaan agak  sesuai, di perusahaan asing Produsen Pestisida, dilengkapi satu kendaraan kebanyakan jeep, dibidang pekerjaan saya apapun kendaraan, setiap terpakai 100 000 km, diganti baru,  aku habis 5 kendaraan baru satu bekas pakai teman kerjaku,  untuk supervisi project Bimas product Perusahaannya.  Kantor pusatnya di  Jakarta, tugas  saya di Bagian Timur Indonesia.

Lha Darjoto, sudah mempunyai usaha membuat segala macam ikat pinggang/ban/riem  tenunan benang  campuraan  cotton, benang nylon, benang Dacron, malah filament fibre glass  menjadi  semacam ikat pinggang/kopel riem  dan penggantungnya di pundak, pelengkap ransel,  berwarna kehijauan, hitam sampai putih bersih, yang sangat kuat untuk keperluan militer – dia supplier dan punya mesin tenun membuat keperluan ini, dia cepat sekali menjadi kaya raya. Pernah kami bertemu sekali dia menceritakan  sekilas, dia membeli banyak tanah dan ada yang dipotong jalan tol ribuan meter persegi, kompensasi harganya sangat bagus, menjadikan dia gila membeli tanah.

Karena didahului dengan kepelitan dia mengenai informasi, saya pun demikian terhadap dia.  Almarhum ayah saya pegawai  kantor notaris, paman saya dari ibu juga notaris di Jakarta, saya  familiar dengan persoalan tanah ( bukan bidang prakteknya tapi kunci pokok persoalannya). Saya ganti menutup diri, tidak memberikan informasi apapun mengenai pertanahan, wong tidak ditanya. Yaitu bahwa setiap jengkal tanah yang dimiliki warga Negara negeri ini harus dilindungi oleh sertifikat tanah dari BPN. atas namanya. Bila tidak, pasti ada persoalan kemudian  dan bisa hilang begitu saja, teryata bidang tanah itu dimiliki orang lain. Makanya segala urusan dengan BPN pasti ada harganya untuk oknum pemangku jabatan  apa saja disana. Sampai puluhan juta rupiah, bahkan ratusan juta rupiah.  Contohnya peristiwa Hambalang, untuk BPN Bogor , tanya saja sama Andi malarangeng, yang mendapat otoritas pengeluaran uang Negara untuk  apapun namanya, juga kepada oknum Negara  BPN !.  Atau tanya kepada Nazaruddin, itu masih antar Instansi  Pemerintah , lha rakyat  kecil harus gimana sama BPN   ?  Orang cerdas ngerti sendiri. 

Ndelalah teman, Darjoto mati muda umur sekitar 60 tahun, kini pewarisnya  kehilangan semua bidang tanah yang dibeli oleh suami/bapaknya  dibawah tangan dengan surat dari Lurah dan Camat,  surat keterangan kepemilikan dari akta jual beli mereka lebih rendah posisi hukumnya ( karena dengan jangka waktu terbatas bisa diproses untuk mendapat sertifikat tanah dari BPN) dibanding sertificate dari BPN sendiri. Jadi setiap oknum dari mereka bisa berkomplot  untuk menukangi sertifikat tanah, yang pemiliknya hanya memegang akta jual beli.   Bukan merupakan tanda hak atas tanah, bahkan  resi pajak tanah dan bangunan (PBB) tidak bisa menjadi indikasi mengganti sertifikat dari BPN. 

Perlu saya tambahkan, konon di Situbondo, seseorang bisa menguasai tanah pertanian sampai puluhan, ratusan,  hektare bertahun tahun, karena pembelian bawah tangan oleh Notaris petok D tanah dikumpulkan disana, PBB dibayar, saban kali ( dua tiga tahun ) akta jual beli tanggalya di update, dilaporkan ke BPN, setifikat masih diurus sampai puluhan tahun, yang perlu kan pemakaian tanah aman terlindungi, karena pemilik pertama tidak lagi memegang petok D,  dan pemilik si tuan tanah dalam gelap tersembunyi di pembuat akta jual beli,  PBB tetap dibayar, minta duplikat  dengan nama pemilik lama, tidak bisa -satu loophole untuk mafia tanah.  Jadi si tuan tanah baru tetap leluasa menggunakan puluhan  ratusan hektare tanah pertanian, bahkan   puluhan hektare, ratusan hektare, tanah ini malah untuk spekulasi, dan usaha tani dengan input subsidi !, Atau tidak dipakai tapi diperdagangkan.   Diluar sistim memang ada mafia, belerjsa sama dengan orang dalam BPN atau siap saja yang mengetahui project apa yng membutuhkan tanah banyak. Sebab aturan penuh loophole hukum.      Persoalan  kepelitan informasi bisa merugikan  siapa saja, padahal bila berbagi informasi,   si donor tidak kehilangan apa apa, tidak menjadikan si donor  miskin, meneguhkan silaturakhmi dan menuntun ke keselamatan,  siapa tahu ?  Dasar bakul*)



 

JIWA MANUSIA, MEROSOT SERENDAH RENDAHNYA
KARENA  GODAAN MATERIALISTIS.

Bagaimana tidak, kita saksikan dengan gamblang, di TV ribuan manusia disesatkan oleh satu tuntunan yang menyesatkan jiwanya.

Dimulai dengan satu penyesatan idealismenya, yang diwujudkan dengan pertunjukan ketercapaian materi dari pangkal sampai ujungnya.

Materi, melengkapi orang dengan pakaian yang suci, penutup badan dan penutup kepala yang putih bersih, kemudian bangunan yang megah, kekuatan finansial untuk menjamu jama’ah yang ribuan sampai puas, sungguh mengesankan.  
Jiwa jiwa sederhana, yang selama hidupnya terhimpit kemiskinan dari generasi ke generasi, miskin terus, bagaimana tidak terguncang mengalami euphoria, dihimpun oleh Pemuka yang sehebat ini ? Contohnya Dimas Kanjeng. Kamas Syekh Belabelu. Boss sosok sepenting ini tentunya sudah berabad abad royal memainkan materi, memikat makhluq mqkhluq selemah si turun temurun miskin ini.  

Disinilah dimulai masuknya dan merusaknya pemahaman materialisme, dalam arti materi/harta bisa mengubah segalanya. 
Mulailah massa yang telah mengalami keguncangan jiwa ini digiring untuk mendapatkan lebih banyak menuruti kemauan Pemukanya dengan menuntut dan memaksa.
Tentu saja merusak harmoni dan ketenteraman seluruh masyarakat yang terhimpun dalam Bangsa dan Negara.
Sekarang, baru saya sadari, kena apa Wahyu pertama yang diturunkan Allah lewat Malaikat Jibril, kepada Rasulullah Muhammad salallahu allaihi wassalam, adalah al Alaq.  “Iqrok”….. yang intinya sangat menganjurkan orang untuk “membaca” karena Allah mengajari manusia dengan kalam/ tulisan. 
Surah ini multi tafsir, bisa membaca situasi, bisa membaca segala Ilmu, bisa membaca Al Qur’an dan Al Hadist. Karena ini adalah perintah yang pertama, jadi mestinya sangat penting dan strategis, tentu saja syaithan ya bercokol disana untuk menyesatkan manusia. Misalnya dengan royal mengobral jannji mendapatkan rezeiki nomplok, pornografi, pembentukan pasukan pemaksa dengan nekat berjihad, ujung ujungnya menguasai materi, dengan kekuasaannya.

Semua membaca  dianjurkan karena perintah Allah, adalah baik.

Perintah pertama adalah "bacalah", ini  hal materi, hal erat hubungannya dengan kehidupan nyata, sebaliknya bila  perintah pertama “ingatlah Allah” nisalnya, karena Allah yang menciptakan manusia, bunyi perintahnya yang pertama tentu “berzikirlah”, maka orang pada bermeditasi, bertapa dan berzikir. Ya tentu ada perintah bertasbih kepada Allah, tapi pada surah berikutnya, bukan yang pertama diwahyukan.
Al Fatihah, jadi ummul Qur’an, karena inti sari  isinya, ditulis sebagai surah pertama, sejak Rasulullah saw masih hidup.

Kenyataannya barabad abad yang lalu, pendahulu kita seperti Al Bikuni – ahli beragam ilmu seorang Phylosof, Al Batani – alhi Trigonometri/Goniometri , Ibu Sina – ahli Kedokteran, Al Zarkawi – alhli bedah, Ibu Haithim – ahli optika ( prinsip kerja teodolit ?),  Al Razi – ahli kimia, penemu pembuatan sabun, Al Tutsi – ahli astronomi, Al Wafa – ahli matematika. Semua tokoh tokoh ilmu pengetahuan demi mengamalkan ilmunya untuk kesejahteraan manusia seluruhnya.
Jadi mereka kutu buku, membaca dan mengembangkan ilmu, kerena dengan benar menafsirkan perintah Allah yang pertama diwahyukan, dunia Islam berkembang pesat.
Lha kerena perintah Allah yang pertama adalah hal hidup, hal materi adalah hal yang sangat penting.
Maka  ka-zuhud-an orang diukur menurut kemampuan mereka mengolah materi demi kegunaan orang banyak, dijadikan amal jariah, amal sholeh, umat islam berlomba lomba mengembangkan segala ilmu untuk beramal. 
Sebaliknya entitas yang sudah diberi tangguh,   menggunakan materi dengan keahlian seorang pesulap, untuk memincuk pengikut demi cita citanya menguasai materi juga, yang jauh lebih banyak, seolah olah itu rezieki dari Allah, kita jadi lebih tahu dari mana rezieki ini, bersama siapa  nongkrong disana sejak Nabi Adam as?*).

 









Minggu, 15 Januari 2017

PEMERINTAH MEMBANTU PENANAMAN CABE

PEMERINTAH MAU MEMBANTU MENANAM CABE, INI CRASH PROGRAMME.

Pak Jokowi orang Kehutanan, tau betul soal tanam menanam.Menterinya orang pertanian, familiair dengan Lembaga Penelitian, paling sedikit di Maros, Sulawesi Selatan, satu Lembaga Penelitian (Padi) yang terkemuka.

Lah ini  “crash programme” menanggulangi harga cabai yang menggila.

Secara politis memang mengesankan dan “harus” diketahui rakyat banyak. Jangan sampai kayak membuat jalan tol Jakarta-Bandung lewat jembatan Cisomas, saking tergesa gesa digunakan, oleh ahlinya untuk membuat pecobaan,  blunder, sekaligu guna bleeding pembeayaan nantinya. ( Blunder yang disengaja atau memang gak tahu ) – pokoknya semua Pimpinan yang terkait sudah tanda tangan termasuk  Pak Dahlan Iskan – menurut blue print itu – pekerjaan jalan ( termasuk Doktor ilmu Teknik Sipil, bilang saya cuma tanda tangan thok kok, tidak membaca detail blue print gambarnya) – akhirnya Cuma bikin malu, dan keturutan bleeding duit Negara.

Pemerintah itu hanya punya uang ( dikit ) dan Administasi. Tidak punya ketrampilan nanam cabe. Uang mesti diberikan turun kebawah kepada Departemen sampai ke PPL/Mantri Tani di desa desa. Di Propinsi ada Kepala Bagian Hortikultura, di Kabupaten mungkin ada, disertai dengan PPS (Petugas Penyuluhan Spesialis. peringkat sajana pertamian SP). Masih ada Lembaga , Lembaga penelitian yang mempunyia program program sendiri dengan wawasan wilayahnya, dan program khusus, menangani persoalan mendesak seperti cabai ini. Tentu membutuhkan anggaran, dan hasilnya berupa laporan, keatas sampai Menteri .

Lha mbok iya, uang anggaran ini diberikan kepada Lembaga Penlitian untuk secara luas melewati jajaran administrasi Kedinasan, memberikan blue print percobaan demonstrasi ke tingkat desa dengan PPS dan PPL sebagai pelaksana ( asal duitnya ndak ditilep dijalan). Lha kan sungguh to ? Dana ini sudah diincar oleh Ketua Komisi B DPRD Jatim, lantas diperas, cabe, petani memang sudah nanam tapi tanpa inovasi dengan inovasi yang sangat bervariasi menurut sikon setempat ( maka itu di beayayai Negara) nggak brani ngawur, karena beayanya sangat tinggi. Beaya pecontohan ini habis untuk bancaan. Dasar, Kepala Dinas Propinsi kok gak lapor ? Memang enaknya ya kongkalikong, kan ada jalan tol ? Lewat jalan ini lena OTTnya KPK - Andaikata Kepala Dinas Pertanian ini Politisi - mestinya ya mendakwa KPK tebang pilih.

Jelas bahwa sejak cabai ditanan monoculture secara luas, kok banyak sekali problimnya. Ya cendawan pathogen, se umum mildew, Phytoptora, apa saja, menyerang daun, buah rontog, dan leher akar. Banyak sekali hama, ya Thrips, ya Tungau, ya Insect kayak Lepidoptera  ya jangkrik  dll. Penanaman monoculture semula memang punya latar belakang ekonomi, bisa sekali petik memenuhi satu pick up , beberapa pick up dijadikan satu truck, untuk lusanya sampai ke Jakarta. Lha balik ke zaman masih ada "pasetren" ( tempat istri istri menanam kebutuhan dapur)  kok  ndak menonjol hama dan penyakit bumbu dapur itu  ya, temasuk cabai, malah kadang kadang buat bertengger ayam waktu tidur ?

 

Kok nggak kayak zaman sawah masih mempunyai  “pasetren”cabai ditanam campur aduk dengan tanaman sayuran lain, seperti lembayung, ketimun, bawang merah, terong dan kacang panjang, sawi menurut musim, kok ndak parnah ada probkim ?

Bila jenis horticultura cabe ini sudah di infiltrasi benih  hasil seleksi dari Thailand. Taiwan, atau negeri lain dengan spesifikasi potensi panen yang tinggi, menurut petani penanamnya cacatnya apa, apa rentan terhadap mildew, apa rentan terhadap Thrips atau Tungau jingga – atau virus kriting, ya pakai benih local saja, yang perlu hemat beaya, untuk pestisida.

Biar pasetren ini kecil kecil, karena rata rata pemilikan sawah sudah kecil, ya biar, yang agak luas ya para petani kaya, panen setiap pasaran atau pekan ( 5 Hari) dibawa ke pasar  local biar di jajakan dilapak bakul kecil kayak zama dulu, yang perlu harga tidak melonjak lonjak, dan barang ada. 

Lain halnya bila di NTT sudah banyak dibangung embung embung, biar air embung ini tentu mahal harganya, kerena water catchment tidak bisa luas, curah hujan yang sedikit, maka harus diimbangi dengan komoditas yang nyatanya sekarang mahal, karena sulit ditanam bila musim meleset ( ya tidak meleset wong bulan  ( Oktober, Nopember, Desember) pasti banyak hujan dan basah. Ndak ada kartel cabai, yang ada bersama saling mempertahankan stock langka selama mungkin, cukup dengan ponsel, dalam sejam seseluruh jangkauan truck ke Jakarta tiga malam, sudah mengerti dan akur.

Baru diciptakan cultivar yang cocok dari segala tanaman horticultura seperti straw berry,  grapes (anggur) yang buahnya sak bola pingpong, pears, cherry dengan pengairan netes /drip irrigation untuk cabai atau bahkan hydrophonic, yang hemat lahan dan hemat air, hanya selang selang PVC dan plastik semua sangat mahal. Tapi pasti terjual, karena di Europa, Jepang dan China  dan Australia sudah diluar musim, jadi harga bisa menutup ongkos.  Lantas difikirkan gimana mbangun Lapter khusus  cargo.*)




 

 


 

Kamis, 12 Januari 2017

NDILALAH KERSANING ALLAH

PEMERINTAH MAU MEMBANTU MENANAM CABE, INI CRASH PROGRAMME.

Pak Jokowi orang Kehutanan, tau betul soal tanam menanam.Menterinya orang pertanian, familiair dengan Lembaga Penelitian, paling sedikit di Maros, Sulawesi Selatan, satu Lembaga Penelitian (Padi) yang terkemuka.

Lah ini  “crash programme” menanggulangi harga cabai yang menggila.

Secara politis memang mengesankan dan “harus” diketahui rakyat banyak. Jangan sampai kayak membuat jalan tol Jakarta-Bandung lewat jembatan Cisomas, saking tergesa gesa digunakan, oleh ahlinya untuk membuat pecobaan,  blunder, sekaligu guna bleeding pembeayaan nantinya. ( Blunder yang disengaja atau memang gak tahu ) – pokoknya semua Pimpinan yang terkait sudah tanda tangan termasuk  Pak Dahlan Iskan – menurut blue print itu – pekerjaan jalan ( termasuk Doktor ilmu Teknik Sipil, bilang saya cuma tanda tangan thok kok, tidak membaca detail blue print gambarnya) – akhirnya Cuma bikin malu, dan keturutan bleeding duit Negara.

Pemerintah itu hanya punya uang ( dikit ) dan Administasi. Tidak punya ketrampilan nanam cabe. Uang mesti diberikan turun kebawah kepada Departemen sampai ke PPL/Mantri Tani di desa desa. Di Propinsi ada Kepala Bagian Hortikultura, di Kabupaten mungkin ada, disertai dengan PPS (Petugas Penyuluhan Spesialis. peringkat sajana pertamian SP). Masih ada Lembaga , Lembaga penelitian yang mempunyia program program sendiri dengan wawasan wilayahnya, dan program khusus, menangani persoalan mendesak seperti cabai ini. Tentu membutuhkan anggaran, dan hasilnya berupa laporan, keatas sampai Menteri .

Lha mbok iya, uang anggaran ini diberikan kepada Lembaga Penlitian untuk secara luas melewati jajaran administrasi Kedinasan, memberikan blue print percobaan demonstrasi ke tingkat desa dengan PPS dan PPL sebagai pelaksana ( asal duitnya ndak ditilep dijalan). Lha kan sungguh to ? Dana ini sudah diincar oleh Ketua Komisi B DPRD Jatim, lantas diperas, cabe, petani memang sudah nanam tapi tanpa inovasi dengan inovasi yang sangat bervariasi menurut sikon setempat ( maka itu di beayayai Negara) nggak brani ngawur, karena beayanya sangat tinggi. Beaya pecontohan ini habis untuk bancaan. Dasar, Kepala Dinas Propinsi kok gak lapor ? Memang enaknya ya kongkalikong, kan ada jalan tol ? Lewat jalan ini lena OTTnya KPK - Andaikata Kepala Dinas Pertanian ini Politisi - mestinya ya mendakwa KPK tebang pilih.

Jelas bahwa sejak cabai ditanan monoculture secara luas, kok banyak sekali problimnya. Ya cendawan pathogen, se umum mildew, Phytoptora, apa saja, menyerang daun, buah rontog, dan leher akar. Banyak sekali hama, ya Thrips, ya Tungau, ya Insect kayak Lepidoptera  ya jangkrik  dll. Penanaman monoculture semula memang punya latar belakang ekonomi, bisa sekali petik memenuhi satu pick up , beberapa pick up dijadikan satu truck, untuk lusanya sampai ke Jakarta. Lha balik ke zaman masih ada "pasetren" ( tempat istri istri menanam kebutuhan dapur)  kok  ndak menonjol hama dan penyakit bumbu dapur itu  ya, temasuk cabai, malah kadang kadang buat bertengger ayam waktu tidur ?

 

Kok nggak kayak zaman sawah masih mempunyai  “pasetren”cabai ditanam campur aduk dengan tanaman sayuran lain, seperti lembayung, ketimun, bawang merah, terong dan kacang panjang, sawi menurut musim, kok ndak parnah ada probkim ?

Bila jenis horticultura cabe ini sudah di infiltrasi benih  hasil seleksi dari Thailand. Taiwan, atau negeri lain dengan spesifikasi potensi panen yang tinggi, menurut petani penanamnya cacatnya apa, apa rentan terhadap mildew, apa rentan terhadap Thrips atau Tungau jingga – atau virus kriting, ya pakai benih local saja, yang perlu hemat beaya, untuk pestisida.

Biar pasetren ini kecil kecil, karena rata rata pemilikan sawah sudah kecil, ya biar, yang agak luas ya para petani kaya, panen setiap pasaran atau pekan ( 5 Hari) dibawa ke pasar  local biar di jajakan dilapak bakul kecil kayak zama dulu, yang perlu harga tidak melonjak lonjak, dan barang ada. 

Lain halnya bila di NTT sudah banyak dibangung embung embung, biar air embung ini tentu mahal harganya, kerena water catchment tidak bisa luas, curah hujan yang sedikit, maka harus diimbangi dengan komoditas yang nyatanya sekarang mahal, karena sulit ditanam bila musim meleset ( ya tidak meleset wong bulan  ( Oktober, Nopember, Desember) pasti banyak hujan dan basah. Ndak ada kartel cabai, yang ada bersama saling mempertahankan stock langka selama mungkin, cukup dengan ponsel, dalam sejam seseluruh jangkauan truck ke Jakarta tiga malam, sudah mengerti dan akur.

Baru diciptakan cultivar yang cocok dari segala tanaman horticultura seperti straw berry,  grapes (anggur) yang buahnya sak bola pingpong, pears, cherry dengan pengairan netes /drip irrigation untuk cabai atau bahkan hydrophonic, yang hemat lahan dan hemat air, hanya selang selang PVC dan plastik semua sangat mahal. Tapi pasti terjual, karena di Europa, Jepang dan China  dan Australia sudah diluar musim, jadi harga bisa menutup ongkos.  Lantas difikirkan gimana mbangun Lapter khusus  cargo.*)




 

 


 

Selasa, 10 Januari 2017

PARA NETIZEN TOLONGLAN

Top of Form
Bottom of Form
8:47 AM  SUBAGYO KOESNO  NO COMMENTS
PARA NETIZEN, TOLONGLAH
UNTUK DISAMPAIKAN PADA PAK JOKOWI, PRESIDEN RI. MOHON BANTUAN PARA NETIZEN SETULUSNYA.
Anda sendiri telah menyadari dan mengemukakan pendapat anda bahwa Badan Pertanahan Nasional (BPN) selama 35 tahun  hanya memberi sertificate  kepemilikan tanah kepada  warga Indonesia  saya ingat hanya 30 % dari kepemilikan tanah di Tanah Air kita ini, termasuk tanah Negara dengan pemangkunya masing masing, semoga saya salah. 
Menurut Merdeka com Senin 10 October 2016, Sony Riyadi melaporkan : Pak Jokowi bakal tegur/pecat Pejabat  BPN jika persulit sertifikat tanah. Selanjutnya menurut Sofyan Jalil, saat ini ada 40 juta sertifikat tanah sudah diterbitkan, sedangkan 120 juta bidang tanah yang belum disertifikatkan. Makanya menjadi Lurah/Kepala Desa maharnya mahal sekali kerena sebagai Kepala Desa da menguasai buku kepemilikan tanah desa, yang bisa dtukangi oleh sembarang pak Lurah, asal tahu riwayat keberadaan sebidang tanah yang belum diberi setifikat oleh Pejabat Akta Tanah, berwujud setifikat kepemlikian sebidang tanah oleh BPN, baru syah. Termasuk menggerogoti batas dengan tanah Negara apa tanah ulayat atau adat untuk keuntungan pribadi Lurah.

BPN hanya mempunyai 800 juru ukur. Sedangkan yang dibutuhkan 10 000 orang juru ukur
Lantas BPN bikin  pernyataan public, butuh juru ukur swasta untuk menyelesaikan tugasnya, 3000 orang juru ukur swasta kilahnya.
Berarti BPN sudah sangat mengerti Institusi ini sudah jadi sorotan  Presiden sendiri.
Rakyat sudah lama di  siksa dengan ulah oknum BPN yang sangat doyan duit ini (hampIr semua). Disamping sebagian mengerti bahwa pekerjaan Geodesi memang rumit dan makan waktu. Tapi pengertian ini dasalah gunakan buat cari tambahan penghasilan sebagian besar oknumnya, sampai disindir oleh Presiden sendiri, ingat  peristiwa pengalihan hak tanah HAMBALANG  untuk project sport centre Menpora Presiden SBY, Andi malarangeng, yang menghabiskan duit banyak untuk oknum BPN, pengakuan Nazarudin, bekas kasir Partai Gemokrat. 
LHA DIJAMAN TEKNOLOGI MODEREN INI MBOK BIKIN FOTO  UDARA DENGAN DRONE YANG BISA TERBANG RENDAH, SESUAI KONTOUR TANAH, ATAU DENGAN KETINGGIAN TETAP,   RUPANYA DRONE JUGA BISA TERBANG LAMBAT, BISA MUAT ALAT FOTO  UDARA YANG SECARA TEKNIS BISA MENGATASI BATAS PEMILIKAN TANAH. SAYA  YAKIN TEKNOLOGI SEKARANG BISA MENANDINGI HASIL PENGUKURAN DENGAN TEODOLIT DAN TRIANGGULASI-NYA YANG RUMIT DAN MAKAN WAKTU, MESKIPUN DILAHAN DENGAN DENGAN CONTOUR BERGELOMBANG.
JANGAN  MINTA TOLONG CALO, BANGSANYA  MOBIL LISTRIK, JANGAN BIARKAN SEBANGSA  FIRMA CALO ,MACAM  ”FERROHABICO”  CAWE CAWE, BERIKAN KESEMPATAN PADA  FAKULTAS TEKNIK, AKADEMI TEKNIK, NURTANIO, AURI, LAPAN, BERLOMBA MEN-DESIGN DAN MENG-ASSEMBLING  DRONE  PEMBUAT PETA GEODESI INI, BERI PENGHARGAAN SETINGGI TINGGINYA KEPADA PEMENANG.
Sehingga  awak BPN yang jujur tidak merasa dikejar kejar dan malu.  Semoga  pesan ini cepat sampai kepada beliau *)


Posted in:

v

Senin, 09 Januari 2017

BUDIDAYA PERTANIAN ADALAH LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM


BUDIDAYA PERTANAIAN  ADALAH LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM  
BUDI DAYA PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN ADALAH MELANJUTKAN SELEKSI ALAM TERHADAP ZASAD HIDUP YANG BERGUNA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

PETUGAS  BEA CUKAI SUMATRA UTARA BELAWAN, MENANGKAP KAPAL MEYELHNDUPKAN BAWANG MERAH 43,5 TON, DARI MALAYSIA.
Bagi orang awam penangkapan ini prestasi dari bea cukai kita,
Bagi kita orang Pertanian, mulai bertanya tanya, hari gini masa panca roba ke musim hujan, menghasilkan panen bawang merah memang sulit sekali. Bila di pasar ada, tentu simpanan dari panen raya kemarau yang lalu.
Biasanya kaum pedagang KARTEL bawang merah mulai melepas stocknya sedikit demi sedikit, supaya harga tidak anjlog. 
Petani bawang merah ada yang berspekulasi menanam bawang merah justru pada cuaca  macam ini selama periode vegetasi bawang merah dua bulan saja, e. e. barangkali dia beruntung dapat panen 15 kali berat bibit yang ditanam, biasanya ya tanamannya hancur.
Melihat asal usul bentuk liar dari bawang merah ( Allium cepa L)  yaitu tumbuhan 2 tahunan pinggir gurun dengan curah hujan rendah dan kelembaban relatip yang rendah/ kering, musim dimana ada sedikit hujan di pinggiran gurun,  bawang merah liar membentuk umbi batang dalam tanah secepat mungkin, untuk menghadapi keringnya gurun, sementara persediaan makanan sudah gukup di pelepah daun daunnya belapis lapis menjadi serupa umbi dbawah tanah ( ya bentuk bawang merah itu) dan daun diatas tanah layu dan kering. Umbi ini menunggu hujan tiba untuk mengeluarkan bunga dan melanjutkan perkembang biakan speciesnya dari biji hiji yang kecil kecil.  Allium cepa L. dimasukkan Familia Liliaceae, sebagian Taxonomist mamasukkannya kedalam familia Amarilidaceae.
Satu analisa yang sangat sepele. Yaitu mencari tahu cara hidup bentuk liar,  yang berkembang secara alami di tempat asal usul dari tananan budidaya, untuk menentukan wilayah ekologi yang cocok bagi tanaman budi daya masing masing. Ada kaitannya dengan teori evolusioner dari Charles Darwin.  
Rupanya belum menjadi standard kebiasaan pemikiran akhli petanian kita, terbukti dari banyak tulisan mengenai budidaya bawang merah, yang tidak menjelaskan ekologi bentuk liar   mengenai budidaya tanaman kita.  Akan sulit sekali bagi disiplin ilmu lain mendapatkan  falsafah pemikiran orang pertanian.
Ini  disebabkan Ilmu Pertanian kita hanya dicangkok dari salah satu aliran pemikiran mengenai hidup itu sendiri, di Europa pada abad pertengahan, mereka menolak teory Darwin.
Sedang di kita para sarjana Islam, evolusi Darwinian terbatas pada evolusi ragawi, sedangkan bawang merah hidup dengan raga dan jiwa tanaman. Sebagai knsekuensi alam kita yang mendua tanpa bisa dipisahkan. Yang jiwa ini berevolusi tanpa pengaruh alam, belum pernah dipelajari.
Sebenarnya Negeri Belanda bukan tempat Ilmu Pertanian berkembang, seperti  Andalus Islam, Perancis, Inggris, Jerman,  Russia Tsar dan Amerika Serikat. Jadi ya maklum para Profesor yang menggembleng profesor profesor kita tidak bisa melihat keseluruhan falsafah budidaya tanaman budidaya, ikan dan hewan ternak.
Persoalannya sebenarnya membawa bawang merah dari tempat lain yang bisa murah saja sudah baik untuk memenuhi permintaan pasar. Bahwa si pegimport dapat untung itu kreativitas  dia, misalnya BUMN, Ya syukur
Hanya Bea masuk dipasang tarif bea masuk berapa  ?
Soalnya ndak ada petani bawang merah yang panen, semua takut berspekulasi, jadi stock menipis dan harga naik.
 Tapi bila import saat panen raya, meskipun bayar bea masuk ya tetap dicurigai menggoreng stock pekerjaan kartel tengkulak bawang merah, merugikan petani dan tidak menguntungkan kosnsumen, silahkan  sita barang itu, jangan dibakar bagi saja ke rumah jompo atua rumah yatim. 
Kartel di Sumatra lebih kuat dan berani, lihay lagi, mungkin bawang merah ini juga hasil tanaman di sumatra Utara ditimbun di desa desa kecil pantai timur atau pulau pulau kosong supaya ndak ketahuan bahwa itu timbunan penen kemarau yang lalu, diangkut pake perahu ke pelabuhan Belawan, ulah para kartelist. Jangan khawatir, Polisi sekarang pintar, wong pembunuh sadis di Pulo Mas bisa digulung dalam 24 jam kok, apalagi gudang timbunan para pedagang kartel bawang merah ( baunya lho). ini kan "a piece of cake" kalo  diprintah pak Jokowi, pasti ketemu.

 Yang membuat saya penasaran, saya sebagai agronomist sdah berumur 78 tahun, malang melintang diwilayah pertanian tanah air, tidak habis heran dimana di Malaysia yang mengalami cuaca selama masa vegetasi bawang merah – 2 bulan, yang pada bulan Oktober Nopember kering, sehingga panen bawang merah hari ini bisa diselundupkan ke Belawan dengan harga yang mestinya sangat bersaing ( dibawah 60 ribu rupiah/ kg). bila tidak ada, gimana agrotekhniknya, atau mereka sudah mempuyai hasil seleksi yang tahan udara basah selama masa vegetasinya ?   
Sebab bila ini basil panen kemarau yang lalu disinipun demikian. termasuk kerja KARTEL bawang merah, yang menggoreng stock untuk menaikkan harga jual. Kerjaan macam ini sudah dipraktekkan semenjak kemerdekaan kita, saya namakan ini adalah kegiatan ekonomi diluar sistim, sekarang sudah merambah kesemua bidang, berkat kerja sama dengan para sudrun, yang telah menguasai stock pangan selana 27 tahun secara mutlak dimasa Orde Baru. Sekarang mulai mrotholi, tapi counter parts/ kroninya yang di sector swasta tambah jaya karena diluar sistim, siapa ambil pusing ? malah bikin Partai Kartel Presidennya ditangkap masih cengengesan ngakunya habis untuk Miss V ngakunya, apa punya project buuesar, membutuhkan uang buuanyak. ?*)  


Minggu, 08 Januari 2017

NDAK ADA KARTEL DI PERDAGANGAN CABE ?

Edisi disesuaikan dengan kondisi Januari 2017
INI SOAL PERTANIAN     MENGEJAR PEMBANGUNAN  DAERAH YANG TERTINGGAL
Judul ini ada di siaran  Metro  TV
tg  21/10/016 jm  740 pagi.
Hadir sendiri Menteri  yang bersangkutan, yaitu menteri Pembangunan Daerah yang Tertinggal dan Transmigrasi, bapak Eko Sanjoyo beserta ibu  Hendri Saparini.  Saya risau  dari ucapan menteri Eko Sanjoyo, bahwa Daerah yang tertinggal  ini lebih dari 80% penduduknya adalah petani, jadi mata pencahariannya ya jadi petani. Beliau menyayangkan bahwa  di lokasi itu petani menanam semua kebutuhan penduduk sana,  sereal, umbi umbian dan bumbu sayuran  disitu,  sedikit sedikit dan tidak terfokus pada komoditas ekonomi yang bisa meramaikan daerah itu dengan perdagangan  bersama wilayah lain yang sudah maju. (Mohon diwaspadai perdagangan cara kartel yang marak di Pulau Jawa ) Bahkan di Sulawesi Selatan petani cabe rawit di Bone tidak laku panennya karena dari  Enrekang datang cabai  rawit  yang lebih awet tidak cepat busuk ke Bone, apa tidak kasihan, karena nanamnya luas,  pake beaya lho ? . Padahal sama sama pidisnya. Lha cabe local ini adanya sangat menolong pasar kecil tradisional, sedikit sedikit ada terus.
Sebagai Agronomist yang selama hidup saya berkecimpung di dunia pertanian, saya sering berfikir, kanapa daerah penanam bawang merah di  Brebes atau di sekitar Nganjuk dan Pare  atau Probolinggo atau di Sumatra Utara, kok  beaya produksinya lebih mahal dari budidaya yang sama di wilayah Thailand atau bahkan di Malaysia ? – Dengan bukti beratus ratur ton komoditas bawang merah diselundupkan dari sana,  Ke Sumatra Utara dan Aceh bahkan dari Bangladesh dan India. Menurut pak Dwi Andreas, Guru Besar IPB, ongkos produksi kedelai lokal lk 9000/ kg, sedang kedelai impor cuma 6000/kg ( CNN Indonesia 19/10/216) - Memang penelitian mengenai tanaman dicotyledone untuk menjadi tanaman monoculture sulit diwilayah kita yang asli tropic basah, lain dari Asia tropic continent, kayak Thailand, Vietnam, Bangladesh, mungkin masih ada sela 2 - bulan iklim continen mempengaruhi pada kelembaban reelatip jadi rendah, cocok buat bawang merah dan cabe rawit atau cabe besar.
Jadi dari sisi  usaha pertanian, satu daerah yang bisa menghasilkan sendiri, kebutuhan  makanan  pokok ,  buah buahan   sayuran dan hasil perikanan dan peternakan  cukup untuk kebutuhan penduduk setempat adalah satu  rakhmat Illahi yang sudah jarang ada di wilayah kita ini.
 Yang kedua perdagangan cara kartel disana terkendali karena jumlah penawaran kecil kecil, perlu ogkos dan waktu untuk sampai ke gudang gudang kartel. Sehingga konsumen pasar setempat tertolong, umpamanya di Lamalera yang mereka punya hanya daging ikan paus sedikit sedikit, toh  masih berharga untuk ditukar dengan cabe setempat.

Selanjutnya tg 5 -7 -8 Januari 2017 harga cabe kecil hingga 150 000/ kg di Jakarta sekaligus menjalalar keseluruh Indonesia di Lumajang 90 000 2 hari yang lalu, di Surabaya sekarang sudah 80 000.
Supaya tahu saja 50 tahun yang lalu anggauta2 sekte keagamaan yang sangat tertutup Lemkari sudah menspesialisasikan diri menjadi tengkulak cabe, mengirim uang ratusan juta ke anggautanya yang sudah di bai'at, ke Situbondo untuk memborong cabe. Jadi sekarang kegiatan borong memborong pasti masih marak, makanya begitu di Jakarta harga sampai 150 000/kg, segera wilayah wilayah dengan jarak perjalanan truck 3 hari, pasti sebangsa Lemkari memborong panen cabe, membuat harga local segera meningkat, kartel menjamin harga di Jakarta tetap tinggi dengan mengatur penjualan stock itu saja, para tengkulak tidak usah rapat kayak anggaouta DPR RI berbulan bulan, cukup pake HP dalan setengah jam, stock teratur, langka. Supaya tahu saja siapa berani mengobral stock langsung di beli oleh persatuan dadakan dari tengkulak. Sambil tengkulak menawarkan harga lebih baik dari si perusak harga diwilayah wilayah jadi si pendosa ini tidak punya barang lagi. Jelas kan, mungkin Deptan tidak menamakan ini kartel, karena terjadi instan saking eratnya persaudaraan mereka.
Sebetulnya  apa ada ........sesama  budidaya tanaman tropic  basah yang tidak bisa ditanam,  disemua wilayan untaian pulau pulau Katulistiwa ini ?
Harapan Pak Menteri Eko Sanjoyo  sama dengan  harapan para Pendatang dari Europa empat ratus tahun yang lalu. Malah akhirnya  mereka  membangun petanian untuk keperluan perdagangan, mendapatkan  komoditas tropic yang menguntungkan mareka  saja secara masif dari satu  wilayah  demi mempermudah perdangan mereka sendiri, menanam secara  monocultuur.
    Untuk tanaman keras mereka sudah belajar dari kesalahannya, ada wilayah tropik basah di Nusantara kita ini   yang cocok dengan  budidaya tanaman keras tertentu dan tidak cocok dengan tanaman budidaya  tanaman keras yang lain.  Mereka membuka besar besaran budidaya  perkebunan teh di Jawa Barat,  sedikit sekali di Jawa Timur, mereka membuka perkebunan tanaman kopi di Jawa Timur, sedikit sekali di Jawa Barat.  Juga perkebunan kelapa sawit, di wilayah barat  Nusantara  bukan diwilayah Timur ( waktu itu hanya  menyentuh sampai Maluku) bukan  Papua Barat. 
Untuk tanaman semusim  ternyata deversitas budidaya yang cocok ya terbatas pada  deversitas iklim  meskipun masih dalam batas tropic basah. Penanaman budidaya semusim tertentu otomatis  pada cuaca yang diharapkan  cocok dengan kebutuhan budidaya itu, pada kurun waktu yang dipilih untuk  masa vegetasinya, akhir atau awal musim hujan, dengan tambahan rekayasa pengairan atau naungan jaring dan sprinkler, untuk tanaman semusim.  Atau tambah makanan awetan yang tahan disimpan pada musin kemarau panjang, termasuk consentrate limbah pertanian yang sudah berbentuk awetan,  consentrate limbah pertanian yang sudah berbentuk briket atau  granule  untuk peternakan.  Rekayasa pertanian bisa disimpan untuk peternakan, setelah ternyata ada surplus yang besar dari  limbah produk pertanian.
Karena  diantara tanaman budi daya yang  evolusi speciesnya mendominasi lahan secara menutupi seluruh luasan lahan dengan species sejenisnya, misalnya   familia  Graminae – rumput rumputan, maka tanaman  ini yang bisa dibudidayakan secara monocultuur, dengan sendirinya lebih cocok jadi budidaya monocuture, dari familia ini umpama padi, tebu,  jagung, sorghum. 
Sebaliknya dalan lingkungan iklim tropic basah,    menjadi   susah sekali  untuk membudidayakan tanaman budidaya dari   Dicotyledonae  yang semusim. watak  jalur evolusinya hidup  plural diantara  berbagai familia Dicotyledonae, seperti di hutan lahan tropic basah, untuk dijadikan tanaman monoculture.  Banyak jenis hama dalam lahan monoculture ini,  jadi ganas explosive di  wilayah  tropic basah. Seperti kedelai, Tomat, Kapas,  Tembakau Cabai  kecil dan cabai besar, bawang merah, misalnya hama dari familia Lepidophtera ( bangsa kupu, kaper   dsb.)

Sebab aliran penelitian bidang Pertanian  didominasi pemikiran agroteknik monocultuur ( bahasa Belanda) seperti di Wilayah Sub Tropik.  Cocok dengan sistim ekonomi  jenis  pabrik pengolahan yang efisien bila ukurannya raksasa. 
Apalagi para sudrun nimbrung memanipulasi sistim ujian lulus atas bantuan Organisasinya, ya semua kadernya jadi penjabat pemerintah, yang saya juluki sudrun, bukan sarjana pekerja mandiri, peneliti mandiri, dasar sudrun.
Agroteknology tumpang sari, tumpang gilir, multiculture untuk  mencegah meledakya hama (seperti di 'pasetren' sawah pulau Jawa dulu, yaitu sebagian lahan sawah yang ditinggikan, untuk simbok tani menanam sayuran dan bumbunya),  secara ecologis  melestarikan predator yang larvaenya polyphagus, yang hilang  bila fimilia ini ditanam secara monoculture ,  belum mendapat perhatian penelitian serius. Sebab ilmu pertanian dikembangkan diwilayah subtropic, yang menoculture  dianggap wajar dan alami. Di kita, bahkan dihutan-rimbanya semua tumbuhan hidup dengan ecology plural,  dari sistim canopynya  sampai sistim akarnya dan jazad renik yang menyertainya.
Maka dari itu didaerah yang masih bisa menanan multiculture  seperti   di pulau Jawa dulu, sebelum (tanam paksa) cultuur stelsel, dengan monocultuur indigo. tebu,  tanpa ada pasetren ( bagian sawah yang ditinggikan, untuk para istri menanan sayur dan bumbu dapur) yang campur aduk dari budidaya kebutuhan sehari hari, petani bisa menghasikan kebutuhannya untuk daerahnya . Sedang sekarang di pulau Jawa mengandalkan daerah ekonomi yang luas untut cabe, bawang merah, tembakau tomat, bahkan kacang panjang dan mentimun, beaya produksi hampir 40 persen untuk membeli dan penyempotan insektisides Miticide, Thripsicide yang mahal, dan masih dirundung  kekuatan  resistensi ( kekebalan hama) terhadap  racun yang bagaimanapun ampuhnya, tapi tidak/kurang bebahaya terhadap manusia - yang sayangnya  hampir tidak mungkin, rekayasa genetica dengan GMO, dengan gene dari bacteri Thuringiensis  yang mematikan larvae Lepodophtera yang memakannya juga mengalami perlawanan dari hama jenis ini dengan daya resistensinya, percayalah. 
Padahal dengan memberi kesempatan para  serangga  atau bangsa predator yang larvaenya polyphagous, menciptakan lingkungan dengan dua tiga macam tanaman budidaya - secara tumpang sari atau tumpang gilir)  bisa diteliti, bila saja ada yang mengerjakan,tapi sayangnya bukan prioritas, dasar text book thingking. Cuma mengulangi penelitian diduar negeri, bukan kebutuhannya sediri.
Maka dari itu Pak Menteri,  sementara jangan  menyalahkan wilayah yang masih tanam budidayanya kecil kecil tersebar tidak punya efek pada perdagangan bervolume besar, mungkin mengandung kebijakan setempat yang kita belum pelajari, tapi bisa memenuhi kebutuhan wilayah seberapa kecilnya  masih berkah Allah., harga tidak melonjak lonjak.  Laksanakan segera dengan anggaran anda dan Pemda,  perintah Boss anda (pakai anggaran Negara) bikin embung kecil kecil, saluran saluran  pipa PVC yang hemat air, namun coverage-nya  luas, bikinlah rute kapal ternak muat juga mengedarkan consentrate maupun hay dan silages, dari dedaunan penebangan hutan kayu rimba terencana dan terbaharukan. Insya Allah anda dijalan yang benar *)
Larva predator yang polyfagus artinya ulat kupu predator hama ini makan daun juga tapi harus dari macam macam tumbuhan jadi pada penanaman budidaya monoculture keberaganan tumbuhan di lahan  tidak ada, jadi larva predator  tidak berkembang.  Atau senangnya kupu preadator tidur dan kawin ti dumbuhan lain.,Predator ini kebanyakan bertelur di larvae/ulat  hama Lepidophtera yang sudah besar, menetas dan makan ulat hama. tersebut, atau parasit telurnya, sudah besar baru makan daun macam macam.**).


                                                         


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More