Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Rabu, 20 Agustus 2014

ALANGKAH BERAT DAN SULITNYA MENGUBAH POLA PIKIR DAN PERILAKU

ECOLOGY TANAMAN TROPIKA

Ecology adalah ilmu yang mempelajari lingkungan hidup.  Adanya teknik bercocok tanam yang  baku sebagian besar tanaman budidya kita karena  kebutuhan para Manager Perkabunan Jaman Penjajahan Balanda  untuk meng-exploitasi tanah perkebunan  sebaik mungkin  supaya mandapat hasil yang  optimal. 
Sayangnya   para pakar ilmu Pertanian yang pertama  ada  untuk menanganinya adalah  orang yang terbiasa dengan Ekology wilayah empat musim,  jadi banyak asumsi yang terikut  secara tdak sengaja, bahwa tanaman tropik berasal dari Ekology yang lain dari tempat mereka.  Misalnya hutan sub tropic dan sub arcktic Mempunyai kecenderungan  yang sama yaitu tumbuhan yang hidup  dihutan alam ini hanya sejenis, dengan semak dibawahnya yang hanya beberapa jenis tumbuhan saja.  
Disabuk tropic  dataran rendah basah selalu hutan campuran dari ribuan species tumbuhan. Keserakahan ekonomi penjajahan  mendiktekan “cultuurtechniek” ( bahasa Belanda)  penanaman secara  monocultuur – lahan hanya dipenuhi tanaman sejenis, karena sesuai dengan azas ekonomi:  Buat apa menghabiskan  pupuk, pestisida dan tenaga untuk tumbuhan lain yang tidak menjadi tujuan produksi ? Setelah ratusan tahun sibuk  ber-asumsi bahwa monocultrure ini wajar di  ekologi kita, mulailah kita berpikir, mungkin  tanaman tropis memang membutuhkan multi-culture untuk memenuhi kebutuhan ecosystimnya dan akan menjadikan  cyclus hidup tanaman pokok yang dibudidayakan menjadi lebih baik, sukur sukur bila campuran tanaman yang lain adalah tanaman yang pantas dibudidayakan karena nilai ekonominya mungkin belum di-integrasikan dengan upaya agro-industri .  OK, bila kejauhan, ya kebutuhan  pangan segera,  sementara disekitar konsentrasi penduduk – kebutuhan pangan harian, misalnya  pucuk pucuk dedaunan  nyaris tidak terpenuhi.
Harapannya  membuat orang menggugah mempelajari  gejala ini dengan ikut memikir, kemudian checking dilapangan dengan mengadakan inventarisasi, apa yang bisa dikerjakan dalam jangka pendek dan penelitian dalam jangka panjang kedepan. Meng-exploitasi lahan pertanian secara multiculture, malah kita sudah punya istilah sendiri yaitu “tumpang sari” dan “tmpang gilir”, upaya ini bukan saja harusnya lebih efektip dari monoculture tapi lebih mendukung ecology yang  dibutuhkan oleh tanaman tropis.
Lho lah sekarang ditengah kemarau ini cari kenikir (Cosmos  caudatus – sebaiknya dicari di google dengan kata kunci “kenikir” saja – di Indonesia banyak informasi  dan tanaman ini jadi perhatian untuk dimakan, karena kandungan antioksidan dan vitamin yang unik  ikut menetralkan  bahan bahan  additive ( yang dalam jangka panjang  mengganggu kesehatah tubuh)  bila kemarau  begini  sulit didapat, apa lagi bagi bakul pecel, terpaksa menjual pecel dengan sayur dari rebusan daun tua tua yang dijual di pasar. Celakanya juga daun singkong tua – kecuali liat/alot, juga  mestinya singkong ini diharapkan hasil  umbi akarya, bila tanaman singkong  diambil daun-nya tua maupun muda umbinya jadi tidak bermutu,  tidak karuan,  ngganyong monyong keras berserat, tidak empuk,  jadi kita konsumen yang rugi dua kali. Apa kita perlu import dari Thailand ?
Lha kita ini sekaran lagi mengalami krisis kurang sayur yang berkualitas baik dalam musim kemarau. Mbok dicoba disambungkan kacang tunggak ( Vigna unguiculata ) dengan turi ( Sesbania gandiflora), keduanya bisa disayur tapi turi daharapkan lebih tahan kering karena pohonnya besar asumsinya perakarannya lebih baik, sedangkan kacang tunggak  parakarannya lebih pendek  untuk mencari air  dimusin kemarau.
Ide nya sama, mencari  penerapan multi cultur dengan tanaman jangka pendek , yang menghasilkan uang cepat,  umpama sayur yang berkualitas bagus sebagai tanaman sela dimusim kemarau yang tidak perlu bersaing mendapatkan air dengan tanaman pokok. Konon sayur lembayung harus dipetik pucuknya ( seperti sayur kita yang lain) tapi pucuk kacang tunggak ini harus berkali kali pucuk pucuknya dipetik, sebab baru baik untuk dimakan bila sudah tumbuh dari tunas yang tumbuh kembali sesudah dipetik yang  ketiga kali, petikan pertama dan petikan kedua pucuk pucuk ini kasar tidak enak dimakan.
Juga daun ketela rambat ( dari familia Convolvulaceae ), satu familia dengan dia, ada semak di tempat tempat yang basah, batangnya berdiameter 1-2 cm, daun tunggal setelapak tangan berbentuk hati, bunga terompet besar diameter 10 cm atau lebih, berwarna ungu pucat nama setempatnya “krangkongan”  konon  bisa disambungkan dengan batang ketela rambat, teknik  menyambungkan atau occulasinya penulis tidak tahu,  tapi bila sedikit tua batang ini sudah berlubang di tengahnya. Taknik menyambungkan tanaman yang umum ya sama saja,  jaringan yang bersangkutan harus komplit ploem maupu xylem,  harus meristematis artinya ada cambium yang aktip, harus rata air bidang kontaknya, ( sel sel yang teriris harus  bersih),   harus tebebat erat tanpa digeser geser,  dan harus basah tapi streril.  Lho kok pindah topic menyambung  tanaman gimana ??
Maksudnya kan membuat lahan tumpang  sari  dengan suyur dedaunan yang dipanen   pucuk pucuknya, jadi asumsinya perakaran  tanaman ini harus kuat sehingga mudah mencari air, lebih cepat bila disambungkan dengan  sebangsanya dari satu familia yang mempunya perakaran kuat, dan afinitas batang atas terhadap batang bawahnya baik., gitu, dari pada mengharapkan hasil seleksi  yang konvensional, kan lama.  Baru kita bisa menganjurkan untuk mengisi lahan dengan tanaman sela sayuran yang bisa berproduksi  panen cepat, karena diambil pucuknya saja.

Tidak heran,  pencatatan yang secara berkesinambungan sudah dijalankan ratusan tahun terhadap tanaman Kopi  Tembakau dan Teh, kemudian baru tanaman perkebunan yang lain lain. Tidak heran bahwa baru setelah Indonesia Merdeka     diadakan penelitian tanaman pangan, belum tentu  menurut  dasar ekologi tropic basah. 
Banyak pemikiran yag bisa disumbangkan untuk percobaan menemukan kembali teknik pertanian yang didasari ekologi  hutan tropic basah. Dimana sebagian besar tanaman budi daya kita  masih berbentuk tumbuhan liar, yang tentu saja mempunyai kebutuhan ekologis yang sama, yaitu multi kultur. Dan ini pun dosa menteri kehutanan yang bukan akhlinya tapi dari Partai sudrun seperti pesakitan KPK Yamkuyamda, yang tega menjual hutan primer di pulau pulau sebelum kta tahu apa isinya nungki calon tanaman busdidaya?

Kita telah memberi tanaman- naungan khusus untuk tanaman kopi kita dengan lamtoro (Leuceana sp) yang telah diubah jadi tanaman tidak berbiji, cepat tumbuh L19 dean L21  yang sudah diciptakan sebelum Perang Dunia II,  tapi kasus yang sama terjadi pada tanaman jeruk  siem dan jeruk pomelo (jeruk bali) kita,  tidak pernah dianjurkan memberi  tanaman naungan dan tidak pernah diteliti kebutuhan penyinaran sesuai dengan siclus pembuahannya. Karena tanaman ini posturnya relatip   pendek dari tanaman hutan yang lain jadi pasti  bentuk liarnya dihutan bila masih ada,  masih dibawah naungan pohon hutan yang lebih tinggi.  Taunya  hanya  di iklim kita. jeruk yang berasal dari hutan kita selalu kena penyakit virus CPVD ( Citrus  Phloem  Vein  Degeneration desease). Sehingga di situasi tropis ini kita harus balapan menyambungkan jaringan yang belum terinfeksi  ke  batang bawah bibit kita dan melindunginya dari vektor virus CPVD hama pengisap Diaphorina citri  selama hidupnya. Ini mah bukan jalan keluar yang  benar dan normal.
Kesimpulannya petanilah yang harus mencari sendiri  cara tropis untuk berbudidaya tanaman tropis, Yang nenek moyangnya masih hidup liar dihutan hutan kita mumpung belum digunduli semua, dengan meneliti plasma nuftah yang tertinggal. ( sayang  kok  harus Petani sendiri,  mencukupi kebutuhannya saja masih sulit, karena kahan yang terlalu kecil)
 Oleh karena sekolah Pertanian tidak laku, Sarjana Pertanian harus bekerja mandiri (bukannya tidak bisa, tapi membutuhkan modal yang besar sekali, karena harus terintegrasi dengan  konsentrasi hnnian dan  pemrosesan pangan,  yang tiada seorangpun  yang mempunyai kemauan politik  untuk ini,  tidak Pemerintah  apalagi  Perbankan, mereka tidak terjangkau ). Mentri dan Bupati  yang sudrun lebih memilih para investor besar /calo untuk memberikan lahan pertaniannya, yang jutaan hektar,  gitu saja trus lahan itu jadi bankable, kalok ditangani si Raja Tega  (yang sedih apa apa tidak boleh- trus nyuap bupati Buol 7,3 milliard baru jadi raja hutan), seperti  yang terjadi pada bekas lapangan Terbang Kemayoran- 33 Ha ditengah Ibu Kota*)

Minggu, 17 Agustus 2014

JAUH LEBIH HEBAT DARI IMELDA MARCOS, HARTATI MURDAYA POO

Renungan yang nulisnya dibaca dan sambil ditimpali oleh anak-anak muda.

Bangsa Indonesia mengenal sepak terjang Ny Hartati Murdaya Poo,  (HMP) Lahir di Jakarta 29 Agustus 1946, keluarga Budhist yang khusuk dari  China perantauan mungkin ratusan tahun yang lalu yang  sekarang memilih   menjadi WNI.  Pendidikan Universitas Trisakti, disambung dengan  State University of Singapore dan kemudian Stanford University.  Pendidikan tinggi ini ternyata tidak membekali apapun untuk suatu upaya yang bertujuan besar, tetap saja upaya untuk mengganjal  egonya yang kerdil.  Karya yang mengangkat dia di level  sangat  tinggi secara material adalah guanxi – menyuapi Penjabat, tetap seperti kebiasaan mereka dari doeloe.
Bila Ny Marcos sangat piawai menjaga keseimbangan antara pengguna sumber dana Kekuatan Militer Philipine yang dibeayai oleh Amerika Serikat disatu sisi, dengan masyarakat luas yang sudah secara tradisional terpisah antara yang berbudaya Spanyol dan berbahasa Spanyol (kaum Tuan Tanah dan business),  dengan kaum Pribhumi yang berbahasa Tagalog, rakyat biasa. Sebenarnya kekayaan Nyonya ini yang banyak hanya sepatunya  itu dikumpulkan dalam waktu yang lama itupun produk nasional Filipina (Mungkin Ny Imelda cinta produk dalam negeri). Ny Imelda Markos dan suaminya  Presiden  Despot dari partai KLB (Golkarnya Phillipines) yang lama berkuasa berdasarkan dukungan militer dengan Hukum Darurat Militer yang Despotik sampai  berkepanjangan  puluhan tahun.

Sedangkan Ny HMP di negeri ini,  tidak perlu menjadi penyeimbang  Masyarakat  Indonesia apapun, sebab  suami istri ini sudah berdiri di lahan yang kokoh, masyarakat bawah yang berbudaya di Indonesia,  sebab masyarakat ini tetap stabil  katatonik -(karena siksaan bathin, hasil  genocides  tanpa  proses  tahun’ 65  oleh  Orde Baru dan sekutunya)-,  kecuali melulu mengumpulkan uang  dengan  cara menyuap  Penguasa,  untuk mendapatkan uang lebih banyak, menyuap lagi lebih banyak kepada Penjabat yang lebih tinggi  demi keuntungan  lebih besar lagi.  Serupa bola salju yang menggelinding makin menjadi lebih cepat dan lebih besar dan lebih besar lagi. Berakhir dengan menabrak nurani Rakyat Buol- kapupaten Sulawesi Tengah dan rakyat Indonesia.  Uang  kekayaanya sudah 7 trilyun rupiah,  jadi  suami istri ini terkaya nomer 11 pada tahun 2008  di Indonesia ditengarai oleh majalah Forbes.

Makanya pada akhir perjalanannya  di bui (vonis hanya 2 tahun 8 bulan), seperti diketahui, Ny HMP mulai ditahan di Rutan Pondok Bambu pada 12 September 2012. Baru pada 4 Februari 2013 majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 2 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 150 juta subsider kurungan 3 bulan penjara Hartati.

...  dan atas Kehendak Tuhan (Semua di dunia ini atas kehendak Tuhan, kita suka atau tidak)- sekarang bulan September tahun 2014 ini Nyonya HMP sudah bebas. Berita tentang sudah bebasnya Ny HMP bisa dibaca di link : http://www.tempo.co/read/news/2014/09/01/063603550/Pembebasan-Hartati-Murdaya-Diklaim-Susuai-Posedur

Nyonya ini mengeluh bahwa dia hanya menjadi korban sistem kekuasaan yang tanpa kendali diluar dan dari dalam di tangan individu individu Penguasa yang silih berganti, dengan sistim yang sama.
Bahwa Suaminya, Murdaya Poo  ternyata sudah terpeleset, terpelanting dari  anggauta DPR RI karena salah “timing”, tergesa gesa beralih haluan dari PDIPnya  bu Mega –dia sempat menjadi orang dekat bu Mega-  menempel ke Demokratnya Pak SBY ngikuti istrinya, dia dipecat dari PDIP dan keluar dari keanggautaan DPR RI yang terhormat, sayang.  Ini akibat dari Partai Tanpa Ideologi bisa loncat sana loncat sini.

Berbagai hubungan  finance  dan business telah  dianyam dengan telaten/tekun dan teliti, bergelimang uang dengan  tokoh  sasaran , tokoh seperti  yang disebutkan oleh situs internet "Indo Gagal" betapa lengkap sepak terjang Hartati Murdaya. Pembaca bisa membaca sendiri di situs http://inaleaks.blogspot.com/2013/07/hartati-murdaya-poo-kasus-korupsinya.html 

Lah bagaimanakah kisah ini bisa melekat pada Bangsa kita ?   Ini semua bisa terjadi karena  Rakyat  memberikan kekuasaan kepada wakil Legislatip pusat dan daerah, Eksekutip pusat dan daerah  merambat  ke pimpinan Judikatip pusat dan daerah  berdasarkan  Primordialisme hubungan Patron Client, berdasarkan Kekerabatan  kuno,  bedasarkan  kharisma klenik,  berdasarkan kharisma goyang artis  Dangdut di panggung kampanye,  artis  erotis nan seksi yang menghipnotis pemilih yang hanya lihat pinggul bergoyang maka rakyat ikut bergojang, berdasarkan  kharisma nuansa religius para tokoh yang dangkal (hanya pakaiannya saja religius), berdasarkan bagi rezeki.

 Lantas mereka membuat Undang Undang di DPR  RI,  dan pembagian anggaran RI selama lima tahun. Makanya muncul berbagai  tokoh nama para badut, yakni baik politisi yang korupsinya menggelikan seperti badut dan  ada kalanya tokoh berbalut nuansa premanisme yang tidak lucu  di Senayan sana.

Untuk nama para badut Senayan, pembaca saya harap mengabsen sendiri nama-nama para badut itu di sejumlah berita tentang tertangkapnya politisi oleh KPK. Beberapa Badut Senayan yang sudah dihukum, yang lain sedang diincar KPK. Kita beri doa kekuatan pada para aparat KPK.

Dengan ini di Legislatip,  Eksekutip dan Judikatip  semua cemar oleh “fit and proper test”-nya DPR  RI yang bisa meloloskan Akil.  Kayak Akil Mukhakil mantan ketua  Mahkamah Konstitusi,  dan disayangkan beberapa tokoh politik setingkat ketua-ketua partai politik yang ditangkap KPK, kelak mereka ini juga akan diaudit oleh Allah.

Di sela saya nulis ini ada anak muda  nanya " Loh Mbah Bag, kan kalau udah ke tanah suci, holy land, pasti masuk surga, koruptor juga semuanya masuk surga Mbah"

Saya menoleh pada anak muda itu'" Iya lah nak, masuk surga, tapi kan diaudit dulu sama Allah dulu, saya dengar juga semua manusia pasti masuk surga pada akhirnya, kenapa tidak, kan Allah Ar -Rahman, Ar-Rahim, tapi ya ditanya-tanya dulu lah, ga langsung masuk surga gitu aja kali,? iya tidak ? coba tanya Kyai yang ahli dulu deh"

Oke setelah anak muda itu paham, balik ke tulisan saya.
 
Makanya tidak ada ketetapan Hukum yang jelas dan benar  selain Hukum Kekuasaan tokoh tokoh  tersebut diatas, yang dengan mudah ditempeli oleh sepak terjang para suaper (penyuap), para koruptor. 

Dan ingat baik-baik supaya selamat  kedepan: Kekuasaan nyata tertinggi  adalah  kekuata senyata disertai  dengan Hukum  tertinggi  adalah  Hukum laras senjata yang terkokang dan isi peluru tajam.  

Agak futuristik, saya membayangkan ada  warisan kita yang bakal jadi warisan yang ter unik adalah tembok pagar mungkin sekitar lapangan Monas setiggi  berselang seling  setinggi satu sampai tiga meter ditempel erat erat  plaket plaket para Koruptor  apa saja dengan vonis Pengadilan kasus apa  dimana dan jumlah uang yang ditilep dan yang  diputar. Mungkin ada yang tertarik mendirikan monument ini. Saya yakin tembok ini segera penuh plaket, bahkan memenuhi tembok WC dan urinoirnya, akan menjadi  atraksi kunjungan turis dan jadi warisan anak cucu. (*).

Saya Ir. Subagyo, M.Sc, lulusnya tahun 1966, sekarang berumur genap 75 tahun pada tahun 2014 ini, namun Alhamdulillah masih diberi Allah karunia Eling, Ingat, Mikir, Dzikir. Kemudian menulis  yang mampu diingat. Kenapa ? ya karena bangsa ini mudah lupa, rakyat lupa kejadian kemarin karena perut dan mata selalu lapar maka senantiasa lupa.

Ini benar, saya katakan dan tegaskan, serius, : Rakyat kita di tingkatan jelata sudah lupa benar kejadian kemarin, karena di depan mata rakyat sehari-hari adalah sejumlah besar kesulitannya sendiri.

Rakyat jelata sudah benar-benar lali total.

" Ah ngapain toh mbah Bagyo ini ngurusin koruptor aja, ini lagi antri BBM Mbah, solar habis, susah Mbah, mana naik semua, mikir koruptor dos pundhi toh Mbah..." kata mereka yang sering ketemu saya saat isi solar di SPBU.

 Saya pernah bertanya pada anak-anak SMA siapakah koruptor yang ditangkap tahun 2014, jawabnya : "lupa Mbah ?" saya juga tanya siapakah menteri Kabinet yang mundur kemudian ditangkap KPK, jawab  para anak muda tanggung ini  : " Wah ya lupa mbah Bag, pertanyaanya yang mudah aja tho..." dan aneka jawaban tidak tahu lainnya, kemudian ada anak muda usia SMP dan SMA saya tanya siapakah Ny Hartati Murdaya Poo yang baru dibebaskan ? jawabnya, " Wah mboten ngurus mbah !"
" Lhoh mboten ngurus atau nggak tahu ?"
"Jujur mboten ngertos Mbah, lha wong kita nontonnya cuma acara joget, lawak canda di TV yang ada cela-celaan (bukan lawak murni) lawak yang pukul-pukulan itu Mbah, trus joget, dan pokoknya yang senang-senang aja Mbah, kita ga nonton berita bikin pusing Mbaaah "

Trus ada yang menimpali :


 "Lha iya toh Mbah Bag, sudah sepuh kok nulis tentang koruptor, ya mana ada yang mbaca gitu loh Mbah, Koruptor itu sudah enak mbah,... tidurnya, makan-minumnya dijamin negara, aman di LP ga dipukuli napi lain, selnya oke, mantep tenan, bukan selnya maling pithik, korupsi miliaran ganjarannnya cuma setahun nginep pariwisata di hotel prodeo kini sudah  pulang ke rumah lagi toh Mbah, kan enak toh mbah Bag, kok malah Mbah Bag ngurusin mereka, ngurusin kita aja Mbaahh... rakyat susaah mbaaah, koruptor mah enak  Mbah makan tidur dijaminn, bentar juga pulang ke rumah lagi untuk nikmatin hasilnya  Mbaaah.."

"Wah iya ya, kalau cuma nginep setahun trus pulang ke rumah lagi, kan seperti pindah tidurnya aja, belum napi koruptor lain yang sering ada remisi ya, sebentar juga pulang,  ya, iya,iya benar kowe bener Le Thole" 

 Lha iya, kayaknya nanti koruptor ini tidak lagi ada yang mikir, bakal tidak ada lagi warga yang prihatin, contohnya kalau kita tanya anak SMA siapa saja koruptor ya mungkin bukan urusan mereka,  saya yakin nantinya kisah para koruptor ini hanya jadi legenda saja, hikayat, dan l;ama- lama jadi "Babad jawi jilid pungkasan. Kayak hikayat-hikayat kancil nyolong timun...

Sabtu, 16 Agustus 2014

SUKUN, TUMBUHAN HADIAH ALLAH YANG UNIK KEPADA KEHDUPAN.

Daun Sukun sebaiknya yang sudah tua, dirajang, dijemur dikeringkan dan kemudian diseduh (foto by Ir.Subagyo)

Daun Sukun yang berkhasiat obat (foto by Ir.Subagyo)

Sukun,  Artcarpus  communis. Forst  atau Artocarpus atilis. Parkinson, Fosberg  adalah tanaman  sabuk tropis  dinamakan “Bread Food” oleh orang Europa  selama mereka menjelajah dan menjajah Dunia.  

Berasal dari kepulauan di Pasific tropis  termasuk Kepulauan Nusantara, dan dibawa ke Dunia Baru (Amerika tropis) dan kepulauan Antilen  untuk mankanan para budak.  Sekarang telah menghuni seluruh sabuk tropis Dunia.  Gunanya hanya  hanya satu, untuk dimakan buahnya, karena khusus mengandung banyak  tepung  (carbohydrate)  lembut dan tanpa biji. Buah ini beraroma khas, agak manis dan lunak bila masak, tapi dalam keadaan mentah dan sudah tua buah ini bisa dibakar, dikukus dan digoreng, bisa juga diawetkan  dikeringkan jadi semacam chip, diambil tepungnya. 

Di kepulauan Pasific buah masak ditanam dalam tanah menjadi semacam substansi awetan untuk dimakan. Berat buahnya antara 0,5 kg - 5  kg, buah dengan dompolan  2 – 3  butir, bulat, oval dan tidak berduri/halus.
Satu pohon dapat menghasilkan hingga 200 butir.

Tumbuhan ini berposture  besar dan sangat cepat tinggi, cocok untuk  hidup liar di hutan tropis berdaun  tersusun spiral ke kiri di cabang-cabang yang relatif panjang  dan besar-besar.  Batang dan cabang baru bercabang lagi sesudah tumbuh sepanjang 2-4  meter, sebelum bercabang  lagi, karena berat jadi posisinya jadi  makin  ke ujung makin mendatar,  bahkan makin merunduk, secara alami cabang ini siap berbuah.

Berkembang biak melulu dengan cara vegetatip,  secara alami dengan stek akar, bisa dirangsang dengan melukai akar yang muncul di atas tanah. Bisa dicangkok dengan sedikit rekayasa. Stek akar untuk
 memperoleh bibit banyak sekaligus.

Obat Herbal

Tidak dikira bahwa daun sukun bisa jadi  obat sakit  yang mengancam jiwa, seperti sakit gagal ginjal,  sakit jantung,  sakit  kram otot kaki dan tangan yang sanga sakit, sulit kembali bila   diregangkan.
Kram otot ini  sangat mengganggu tidur,  dan sakit  bermenit  menit sebelum  otot yang bersangkutan lemas kembali,  saya  bisa memberikan kesaksian:
Sehabis kena stroke bagian kanan tubuh sesudah dirawat dokter dan diberi obat saya bisa jakan kembali dengan kelemahan kaki sebeah kanan dan tangan sebelah kanan,  rasaya jadi kaku.  Dalam tidur sering reregangkan otok kaki  baik kanan maupupun kiri, belakangan ini sering kram di kaki sebelah kiri sering jari jari kaki kanan maupun kiri. Saya ditawari dibuatkan obat oleh langganan saya jamu gendong, dari rebusan daun sukun. Saya terima tawarannya dengan beli seharga Rp.2000,-  per gelas, meskipn saya tetap skeptis, tapi kram saja jadi jarang tanpa saya sadari. 

 Pada satu saat supply jamu ini  berhenti lama karena dia pulang  mudik lebaran. Waktu kaki saya  kram malam-malam dan sakit sekali dalam waktu yang bermenit menit menurut perasaan saya, saya putuskan besok pagi saya akan cari dan membuat sendiri rebusan dau sukun ini.  

Kebetulan sekitar 100 meter dari rumah saya ada tanaman sukun masih muda kira kira 4 tahun,  saya petik daun yang paling bawah selembar lalu saya rebus kira-kira kira seperempat jam jadi  satu mug besar ukuran gelas es degan. 

Sore saya minum,  eh... malamnya saya nggak kram lagi.  Empat hari tidak saya ulangi minum rebusan daun sukun ini, setelah itu kram otot kaki datang lagi, segera saya cari daun sukun di tempat lain dekat pasar ada sukun muda  telah keluar  mentil.  

Sekali ini saya agak berani dua lembar dau sukun keci kecil tapi sudah menguning di cabangnya saya rebus dengan air tiga gelas daun saya tindih dengan  batu,  setelah mendidih agak lama api saya matikan waktu hangat saya tuang di mug  tinggal ¾ mug, begitu dingin saya minun lima teguk, aneh malam saya tidak diganggu kram lagi, tengah malam, saya coba-coba saya renggangkan otot kaki kanan kiri beberapa kali bisa kembali  lemas tanpa kram lagi. 

Dengan ini saya  tahu penyebab hilangnya kram ini pasti lima teguk rebusan daun sukun ini. Hari berikutnya sisa rebusan dau sukun saya minum lagi tapi makan siang saya  dan makan malam  saya, lauk makan pecel untuk  diet saya yang banyak sayuran.  Eeh.. tanpa pandang bahwa saya telah minum rebusan daun sukun sisa sehari sebelumnya, kram datang lagi.

Baru saya cari di mBah Google dengan kata  kunci  “sukun”  wah datanya keluar semua.  Antara lain dari klik kata sandi sukun di kotak google trus ke khasiat daun sukun dari sana trus ke orang baik  caratono.blogspot.com/2013/08/manfaat-khasiat-daun-sukun untuk html  

Caranya :

Petik satu lembar daun sukun yang tua
Cuci besih jemure daun sampai kering
Rebus dengan 5 gelas air
Setelah mendidih (beberapa  saat) tamah lagi air sampai jadi 5 gelas lagi
Angkat dari api dan dinginkan
Jangan sampai bersamaan dengan mengkonsumsi jerohan, bayem, kengkung, daun singkong, malah menimbulkan kram.

O, gitu to ?

Lain lagi pengalaman dari Pak Dadang yang gagal ginjal. Daun sukun yang dipakai memang harus sudah tua, asumsinya semua kandungan khasiatnya sudah maksimal. Digunakan 3 helai daun tua dirajang dan dikeringkan.  Sekali rebus dengan 2 liter air sampai tinggal separoh, rebusan harus dihabiskan hari itu juga. Sebaiknya wadah harus stainless steel atau email, dianjurkan periuk tanah.  Dari sumber website…. clubbing: kapanlagi.com/thread/19462-daun sukun selamatkan ginjal.

Bagi saya sendiri, meski tinggal di kota padat macam Surabaya ini, tapi saya sarankan agar pembaca rajin menanam aneka tanaman berkhasiat obat. Saya harap saya juga masih punya tempat untuk tanaman sukun, sekarang saya berniat cari bibitnya.  Semoga berguna.(*)


Rabu, 13 Agustus 2014

MBAH BAGYO MENJAWAB KEKHAWATIRANNYA SENDIRI TENTANG KORUPTOR


Saya khawatir memang, bila AFTA (Asia Free Trade Area) atau prelude nya kini adalah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dilaksanakan tahun 2015 depan, otomatis semua Negara membiarkan rakyatnya menanggung beaya riel hajat hidupnya. Artinya Negara tidak banyak ikut campur dengan memberi subsidi-subsidi apapun baik diperoleh dari kekayaan comparative masing masing Negara  maupun dari gadai/ beli tunai dari duit  kelebihan kekayaan yang lain.

Pegawai Negeri kecil besar akan ramai ramai mengakali tugasnya untuk mencari tambahan bagi beaya hidupnya yang drastis meningkat.

Kekhawatiran ini wajar. Tapi sebenarnya kita yang mengalami perjuangan berat permulaan didirikannya Republik ini  ada era yang lebih berat dari sekarang atau nanti, korupsi banyak, tapi masih  jauh lebih banyak pemimpin sejati yang ikut bersama rakyat, hidup sederhana, rela berkorban bagi Negara,  bekerja keras untuk kepentingan umum dengan keserhanaan.

Karena saya masih yakin bakal ada Pemimpin-Pemimpin sejati yang mampu menyatukan fund and forces buat segera melaksanakan Trisakti – yang nomer  satu membebaskan negeri ini dari kebutuhan import pangan  ndak punya dollar nggak apa-apa, barter bawang putih ditukar tepung kanji sama-sama penting untuk bumbu.

Semua bahu membahu bekerja dengan apa adanya membuka kahan pertanian baru yang  masih  sangat berpotensi.  Subsidi dihapus tapi  incentive pada sector strategis masih boleh dan harus. Bila yang sekarang diberi  remunerasi bidang pajak, keuangan Negara dan KPK, maka nanti pada  Penggerak  Produksi Pertanian.  Nilai harga produksi pangan sangat didekatkan dengan harga akhir ke konsumen,  Hilangkan parasit parasit disana.

Tidak ada  DPRD/ DPR  beli mobil baru, tidak ada mobil baru plat merah,  100% moratorium untuk ini.   Transportasi massal cepat benar benar  diadakan  bukan lips service pemerintah. Guru/Dosen dapat remunerasi tapi tidak boleh mencari uang  dari ORTU’WALI murid/siswanya dengan dalih apapun. Petugas Pajak dipasang seperti Polisi.  Ini sudah cukup buat menangkal hama korupsi dalam iklim sejelek apapun, Koruptor disertakan dalam regu keja paksa di Boven Digoel untuk waktu yang cukup lama, atau kerja paksa sampai mati di Gulak.*)
PUAS ? *)

Selasa, 12 Agustus 2014

Ulat-ulat Koruptor akan Makin Ganas


Begini pembaca yang budiman,  pekerjaan saya selama 30 tahun lebih adalah memberantas hama tanaman pangan. Yang namanya hama itu ya banyak sekali jenisnya. Bisa jenis wereng, tikus, ulat dll. Perihal ulat, adapun yang ganas adalah jenis ulat Heliotis sp atau ulat yang biasa memangsa tanaman kedelai.

Ulat itu makannya banyak, dan iramanya relatif pelan jika tidak ada gangguan, namun jika ada perubahan iklim maka ulat-ulat itu makin ganas dan makin beringas nan lahap makan tanaman pangan kita.

Adapun koruptor itu kok ya mirip ulat ya ?. Mirip ulat yang makan tanaman pangan bangsa ini, makan tanaman republik ini. Saya hanya concern atau prihatin, terhadap kelakuan ulat-ulat koruptor ini.

Saya bayangkan jika nanti kondisi ekonomi Indonesia makin terasa menghimpit bagi rakyat. Jika nanti harga-harga sudah pada naik, subsidi makin berkurang, subsidi BBM juga berkurang dan BBM akan naik. Kesulitan hidup makin terasa.  Maka saya khawatir ulat-ulat koruptor makin ganas.

Kok makin ganas Mbah Bagyo ?
Lha iya tho  le, makin ganas makannnya, karena lihat itu ulat jika makan daun atau kedelai, jika dia tidak diganggu saja makannya sudah rakus. Apalagi ada 'perubahan iklim' wah bisa-bisa tambah rakus karena merasa ada gangguan.

Koruptor juga begitu, saya bayangkan, jika dia dalam kondisi normal begini saja sudah makan uang negara, makan uang rakyat trilyunan rupiah. Maka ulat-ulat yang kecil-kecil yang jumlahnya banyak itu jika nanti ada kenaikan BBM kenaikan harga sembako dll, maka akan makin rakus saja makan uang negara.

Batin si ulat-ulat kecil, : "penghasilnnya, gaji resmi tentu tidak cukup lagi atau kualitasya tidak cukup besar lagi setelah kenaikan berbagai harga".

Pengurangan subsidi di berbagai bidang, implikasi pasar bebas, pelambatan ekonomi, akan memicu kenaikan biaya berbagai sektor, maka ulat-ulat yang kecil-kecil yang jumlahnya banyak di setiap instansi akan makin ganas saja makan tanaman negara ini. Makannya sih tak sebanyak ulat-ulat besar, tapi kan kalau jumlahnya buannyak ya repot juga.

Karena tumpuan para ulat-ulat kecil yang jumlahnya buaanyaak ini adalah kesempatan untuk sedikit mengutik anggaran pembelian, anggaran lelang, sedikit makan fee, sedikit nyolet proyek, dan mencari remah-remah dari para ulat besar.

Lho ada ulat besar juga toh mbah ?
Laah dalah ya ada tho le, ulat besar itu mirip ulat Keket (Agrius convolvuli), ulat besar nan gemuk-gemuk, dan karena ukuran besarnya itu ulat-ulat koruptor kelas kakap-tuna ini jadi sasaran empuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
KPK karena sifat size (ukuran lembaganya) dan daya gunanya maka KPK sayangnya hanya sanggup memberantas ulat-ulat besar yang korupsinya dinilai 1 miliar rupiah ke atas. Pun itupun jika sudah amat sangat keterlaluan tingkat korupsinya. Ulat-ulat besar yang ditangkapi KPK ini pun juga mencolok mata karena mereka sang ulat –ulat besar yang nekad karena jabatan. Karena mencolok jumlah korupsi atau dalam fabelnya adalah sang ulat-ulat besar demikian mencolok karena ukuran kerakusan tubuhnya yang mampu menghabiskan mega proyek hingga tak bersisa dan mangkrak menjadi onggokan bangunan tak berguna, maka ulat-ulat besar ini mudah ditangkapi oleh KPK.

Lha kalau ulat-ulat kecil yang panik karena ‘perubahan iklim’ dijumpainya, mungkin saja 'panik' karena perubahan iklim MEA, dirasakan oleh para ulat-ulat kecil ini kondisi republik yang harga segala kebutuhan serba naik, maka ulat-ulat kecil ini akan makin pintar, makin banyak berkembang di instansi tempatnya makan, karena yang tadinya bukan ulat, terpaksa jadi ulat juga karena kebutuhan. Nantinya mereka jadi makin tahan ‘pestisida’ dan mengembangkan evolusi kecerdasan berkorupsinya dengan amat rapi.

Ya Tuhan ku, saya melihat jumlah ulat-ulat kecil ini makin mengerikan banyaknya.

Serasa saya kembali berada di lahan kedelai yang hampir habis di makan ulat. (*)


   Ir. Subagyo, M.Sc  quote : nanti saya posting foto saya waktu berada di tengah hamparan tanaman, ada cuma belum di scan.


Mbah Bagyo remind :



Para pembaca panggil saja saya mbah Bagyo, selama pembaca masih senafas dengan saya,  saya malah ucapkan terima kasih dan sepenunhya berani berpikir dan berani membaca, kebanyakan anak muda jaman sekarang segan membaca, itung itung bakal jadi penerus saya wong saya sudah tua.
Sayangnya tidak banyak pembaca mengalami era Republik yang lebih susah dari zaman edan sekarang atau dari sesudah AFTA -MEA dimana subsidi dihararamkan. Yaitu era sebelum penyerahan kedaulatan Repunlik dari Penjajah alias sesudah KMB ditanda tangani. Tujuh tahun sesudah itu era Presiden Sukarno, kita dikepung oleh Nekolim, beras kurang, infra strukture minim, tapi Ir. Sukarno berhasil meyakinkan kita bahwa kita mampu tanpa hutang nyaris dengan tangan telanjang bengunkan bhumi ini Negara ini Negara kami, bangsa ini bangsa kami, dan kami pertekad sesudah selesai studi Pertanian akan mulai dengan tikar dan bantal selembar membuka lahan baru, satu dari Tritura bakal kami raih, kecukupan pangan, korupsi sudah kami tandai kerjaan siapa, penilep uang kami juga tau kerjaan siapa. Tapi waktu itu tidak ada Bupati menjual Hak Guna Usaha seluas 76 ribu Ha seperti yang diterima oleh Hartati Murdaya Poo, Tidak ada HGU yang berubah jadi hak ex teritorial a'la Kolonialisme seperi yang dimiliki oleh Sugar Group yang luasnya ratusan ribu Ha, tidak ada petani plasma sawit yang terkepung Babe Besar didakwa mencuri lahan dan terusir dari lahannya karena sawitnya tidak dibeli oleh Perusahaan inti dengan harga wajar. Jadi mendatang tidak ada akal akalan pemelaratan rakyat seperti itu. Mlarat iya,tapi semua "pemerataan kemelaratan" mungkin iya tapi ada kesetaraan tekad ada kesetaraan Pengorbanan, Korupsi mati, setara dengan piara maut. Jadi jangan kuwatir dan takut pada masa depan, percayalah waktunya tiba satrya Pendawa membangun Indraprastha, bhuta Cakil, Limbuk, Bhuta Terong Lenyap, Ilu ilu Banaspati mati. Salam Pertanian.

INDONESIA, TOKOH PEMIMPIN DAN JAMANNYA

Wanti-wanti Orang Tua : Jangan sekali-kali membengkokkan sejarah, sejarah adalah milik Allah Subhana Hu Wa Ta’Alaa, jika mulut kita membengkokkan sejarah, Allah yang akan meluruskannya, kapanpun lewat media apapun. Segala Alam Dimensi berapapun adalah milik Allah

Kebetulan sekarang bulan Agustus, bulan penuh kenangan euphoria Proklamasi kemerdekaan. Terutama untuk saya yang sudah merasakan euphoria rakyat Indonesia waktu itu 17 Agustus 1945, saya lahir di tahun 1938. 
Kala itu, balatentara Dai Nippon yang menduduki seluruh kawasan bekas Hindia Belanda sudah menakluk dua hari sebelumnya. Selama dua hari rakyat gerah apa gerangan yang akan terjadi ? Rakyat hanya tahu Negara yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 ini sudah komplit dengan para Pemimpinnya. Mereka telah digodok oleh api penjajahah Belanda, banyak yang rontok oleh janji-janji Dai Nippon, dan tenggelam, namun ternyata masih sangat banyak yang tegar menantikan peristiwa ini.
JANG JELAS KEBANYAKAN PIMPINANNYA SUDAH DIKENAL RAKYAT MENGENAI “TRACK RECORD” NYA – SEMUA REPUBLIKEIN (PRO REPUBLIK ).   
Pada era itu dalam kenangan saya, revolusi fisik sedang berkecamuk. Pimpinan masyarakat rata-rata adalah orator yang handal, sambil menekankan pada penampilan pejuang, berambut panjang memakai samurai dan pengawal yang banyak bersenjata lengkap, seperti Naga Bonar tokoh fiksi. Tapi sejarah mencatat ada pula tokoh Sabaruddin ini tokoh beneran kejam dan srakah, namun tak lama berselang langsung ditangani oleh pejuang yang asli dan bener-bener, ndak ada soal.
Hanya sedikit pembonceng dan pencari kesempatan yang mempunyai  cita-cita lain, yang ternyata berhasil digali  kuburan hatinya oleh Belanda untuk dijadikan Pimpinan masyarakat Negara-Negara Boneka untuk mengisi Republik Indonesia Serikat bikinannya,  digunakan  memperlemah semangat Kemerdekaan semula, yang berdasarkan kerakyatan untuk diganti dengan azas kemapanan kelas komprador.  Segera saja Pemimpim kelas kemapanan Nica ini diludahi Rakyat. 

Ini juga sejarah, saya mengulas di Blog saya ini karena khawatir cucu-cucu saya nanti tak diajari sejarah Bangsanya sendiri, karena kurikulum yang selalu berganti. Para tokoh bentukan Belanda antara lain ada tokoh Sultan Hamid II, Kartalegawa,  Kanjeng Djuwito,  Anak Agung Gde Agung, KGPH Mangkunegoro,  Mr. Soumokil,  dan seluruh jajaran penikmat kemapanan dari setiap suku di Indonesia  kawan-kawan mereka yang dari semula setengah hati menerima proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan berjuang , secara  cepat ditandai track recordnya oleh rakyat.
Proses alami pergantian kepemimpinan Perjuangan Republik ini juga terjadi selama perjuangan tahun 1945 hingga 1950 sampai diakuinya kedaulatan Republik Indonesia  NKRI oleh masyarakat international. Muncul para patriot yang telah teruji kesetiaannya pada republik,  misalnya Ki Hajar Dewantoro dkk,  Raden Panji Suroso,  H Agus Salim,   kiai  Khasbullah, Dr. Sam Ratulangi, kemudian kesemuanya telah menua dan secara alami diganti oleh yang muda, masih dengan track secord yang sama baiknya, merekalah pendukung NKRI yang ber Panca  Sila, pejuang pembela rakyat,  meskipun telah tercampur dengan Pimpinan yang dibesarkan oleh Perebutan kekuasaan dari Penjajah  Nippon dan terpincuk oleh ketersediaan harta yang mudah terjangkau berkat  kekuatan senjata Revolusi itu. 
Seperti tokoh Sabaruddin di  sekitar  Mojokerto Pandaan  yang  menumpuk harta,  duduk di tahta Lasykar Rakyat dan membuat herem wanita indo yang tanpa pelindung dan sikap yang jelas,  telah  menteror  dan  merampok sesama pejuang. Ada militer yang  lulusan Pendidikan Bintara Lapangan Pribumi oleh Jepang (Peta) yang langsung kawin dan membeli villa di Tawangmagu dengan kerjasama  bekerja sama dengan  teman-temannya yang menjadi kroninya  kemudian pedagang cina, ada Pimpinan Laskar yang langsung kawin juga  dengan dirayakan besar besaran di Kota Malang  dan Selecta  tanpa perasaan risih dan lupa dengan janjinya tidak memotong rambnt hingga mengalahkan Belanda. Saya kira para warga senior Indonesia yang berusia 70-an tahun masih ingat (jika diijinkan Tuhan mengingat secara fisik). 

Track  record ini  kemudian ditukangi dibawa sampai jadi kroni Penguasa Orde Baru, dengan dukungan tangan besi Diktatot Dinamisator  Stabilisator   kekuatan senjata.  Tidak terhitung para pencari kesempatan dengan penenteng pedang samurai, berambut panjang dan berjuang jadi Staff  Komando  Laskar Daerah yang menguasai tinggalan asset eknomi  Nippon,  nongkrong di  Pusat Pemerintahan Republik  di Yogya kala itu, jadi adalah memang tokoh  karbitan bukan pejuang  membela nasib rakyat, ya tetap bodoh  meniknati nganggurnya selebriti. 

 Perjuangan Bersenjata Republik Indonesia juga melahirkan pemboceng-pembonceng yang jadi ulat dan rayap  sehingga ketokohan perjuangan untuk rakyat Republik ini  kropos,  dengan mengubah sejarah pribadinya sendiri jadi Pejuang  Tentara Pelajar di Pati Jawa Tengah dan mengubah sejarah menjadikan pemeran sentral   Pentolan Orde Baru dalam perjuangan bersenjata melawan Tentara Pendudukan Belanda KNIL. 
 Sampai sekarang kita rasakan  karyanya dengan dihapusnya  Hari  Pahlawan dalam Perjuangan Nasional   tanggal 10 Nopember sebagai tanggal merah Hari Pahlawan, Rakyat Surabaya diam, karena perjuangannya memang tanpa pamrih.  Kita semua mengenang, apalagi kata anak saya jaman SMA dulu tahun 1980-an hingga 1990-an buku sejarah wajibnya adalah dari sosok Profesor Doktor Nugroho Notosusanto  alm.  Seorang  sejarawan yang terang-terangan sangat membenci Proklamator Republik Indonesia  ketokohan Presiden Sukarno.  Anggapannya, kenapa sejarah Nasional ditukangi, karena hari Pahlawan 10 Nopember 1945 terlalu merakyat, arek arek  Surabaya.  Meskipun ini  merupakan  perlawanan rakyat yang luar bisa dan spontan MENYURAMKAN  JASA  KELOMPOK  YANG DIA  INGIN  DI  PLOTKAN BERPERAN SENTRAL  DALAM PALAGAN AMBARAWA YANG DILANJUTKAN OLEH  PERISTIWA YANG DITIUPKAN MENGGELEMBUNG – YOGYA KEMBALI DIPIMPIN OLEH  LETKOL SUHARTO, SEDANGKAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO  IX  SAJA HANYA PEMAIN TAMBAHAN.   
Bersamaan dengan itu dengan liciknya menghapus kisah nyata sejarah perebutan kota Solo dari Tentara Kerajaan Belanda oleh Letkol Tentara Pelajar Slamet Riyadi (semoga Alloh SWT menempatkan  Letkol Slamet Riiyadi dalam syurgaNya, Amin) selama lima hari sebelum  cease fire dengan Tentara Kerajaan Belanda.
Tentu saja, jasa TNI dalam perang kemerdekaan sangat besar berdampingan dengan rakyat.  Wajar juga dalam perjuangan ini terikut oknum-oknum pencari kesempatan,  kelicikan egoisme pribadi  yang materialistis dan sebagainya.  Tapi kerja sama bahu membahu antara Angkatan Bersenjata dan Rakyat  memang terjadi secara alami, makanya bisa menang terhadap tentara Pendudukan Belanda  tidak bisa dipungkiri, sebab tentara yang memanggul senjata kemana-mana itu adalah anak-anak rakyat.
Banyak tokoh  yang sudah berhasil dicuci secara sistimatis track recordnya selama perang kemerdekaan, selama Republik ini melawan Nekolim dengan  pimpinan Prresiden Sukarno, hilang saja  record penghianatannya, malah diangkat jadi Bhagawan Ekonomi,  setelah pulang dari  bersembunyi di Malaysia  selama konfrontasi dengan Nekolim.  Lho jangan marah loh, ini sejarah, bila kita sembunyikan toh ratusan tahun mendatang akan muncul. Saya percaya Sejarah Indonesia yang asli murni senyata-nyatanya bakalan muncul ratusan tahun mendatang jika teknologi sudah makin maju. Sembunyikan sejarah ini sekarang, toh 100 tahun lagi akan muncul dengan detail lebih jelas, dengan ragam media yang canggih dan bahasa yang lebih beragam.

Menurut saya pribadi, sejarah ummat manusia adalah hak Tuhan Yang Maha Esa, kita tidak mampu menyembunyikan sejarah, suatu saat akan terkuak. Jika tidak di Dunia yah apa boleh buat, di akhirat akan lebih clear kita tahu sejarah kita.

Dan kemudian kroninya mulai bermunculan sebagai tokoh pasca Orde Baru.  Banyak tokoh yang “pethakilan” selama  pergantian  Orde Baru ke  Orde Reformasi,  dan selama Orde Reformasi  menjual asset Negara, misalnya Cultuur School Malang,  pendukung inteligensia Pertanian,  karena  versatilities dari kurikulumnya, Jalan Kenari Surabaya,  konon menyelundupkan minyak keluar negeri dengan kapal nelayan asing,  minyak mentah atau BBM subsidi,  lalu apakah lolos jadi tokoh Bupati atau Gubernur di Era Reformasi ?, Apalagi  hanya korupsi  menjual artefak sejarah yang bernilai sangat tinggi secara budaya, sekarang malah berkibar-kibar menginjak injak rasa keadilan rakyat dengan money politiknya.
Kesadaran rakyat mulai nampak setelah Pilpres Juli 2014 – tanpa memandang track record dari kader-kader Patai Pendukung utama yang dekat  Sang Ibu, masih amburadul tidak nyata keberpihakannya kepada  Rakyat Negara dan Bangsa, kecuali egoisme primordial  mencari uang.  Meskipun Suryadi PDI sang oportunis bayaran sudah tidak laku Yusuf Merukh sudah tak berlalu,  Ny  Fatimah Ahmad  yang intel sudah berhenti karena malu.
Semoga waktu dan kesadaran rakyat bisa menyingkirkan  sebersih  bersihnya  mereka dari kekuasaan Pemerintahan hasil Pipres 2014,  sehingga KKN bisa sangat diperkecil dan  kemakmuran rakyat bisa maksimal diupayakan, karena rakyat semakin pintar. 
Ke depan, mulai tahun 2015 depan,  adalah waktu yang sangat berat menurut hemat saya, karena subsidi BBM  dan lain subsidi-subsidi lain dihapus atau sangat dikurangi sehingga mendekati harga ke-ekonomian/harga internasional.
“Harga Internasional”, pada hemat saya kata-kata inilah yang seharusnya menjadi jargon pemerintah kalau takdirnya BBM harus sama dengan harga dunia, dengan bangga (harus bangga, daripada nyesal), saya ulangi dengan bangga kita menjargon "Harga BBM kita adalah harga Internasional" ada nada kebanggaan di dalamnya meski pahit (little bit bitter) dan sarkastik paradoksal juga satir dan sedikit komik.  Jangan jargon “Subsidi dinikmati orang kaya” yang diulang-ulang oleh menteri ESDM, dan Menkeu, juga di-koorkan oleh segenap menteri KIB jilid II, Masya Allah ini jargon lapuk yang diulang-ulang sejak tahun 2008 silam. 

Karena kalau naik toh naik saja, karena tuntutan jaman Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan segera masyarakat Dunia, tak ada kuasa yang mampu membendung jaman. Saya perkirakan bensin jadi sekitar Rp.9000-an (sekarang masih Rp 6.500,-), Solar juga dekat dengan harga Internasional, sudahlah, tidak perlu diributkan, ini takdir jaman yang harus dilalui.
Asalkan republik segera bisa tanam pangan sendiri, meskipun research bidang pertanian ini sayangnya nol, fakultas Pertanian tidak laku dan SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) sudah tutup lama.(*)

Ir. Subagyo, M.Sc status : mendukung pendidikan sejak dini kejuruan Pertanian di Indonesia, demi kemajuan sektor pertanian Indonesia.

FALSAFAH PETERNAK SAPI SEBAGAI UPAYA BUDAYA


Orang  Indian Amerika sebelum Columbus sangat dekat dengan Alam dan memuja  Alam sebagai azas hidupnya. Mungkin ini menyebabkan mereka mencintai Alam secara intuisi. Jadi mereka hidup berkelompok berpindah pindah mengikuti migrasi tahunan bison bison sebagai sumber makanan mereka sambli berladang jagung.  Orang  Inggris pendatang dari Europa mencintai uang, mereka hidup ditengah padang rumput menyertai kelompok sapi atau biri-biri  mereka yang hidup dari padang penggembalaan yang sangat luas. Orang Jawa memelihara sapi dirumah  masing masing untuk membantu mengerjakan sawah ladang, hanya beberapa ekor setiap keluarga, karena dengan jumlah  itu setiap keluarga bisa mencarikan sumput waktu musim kering tiba. Petani ternak sapi perah di Negeri Belanda cemas dan sibuk memanggil Dokter Hewan bila sapi perahnya sakit, tapi tetap tenang bila anaknya panas.
Satu hal saja yang sama dari kelompok manusia pemelihara ternak ini  yang sama: Mereka memperlakukan hewan hewan ini  dengan sayang dan rasa hormat.  Ini benar sekali karena urusannya dengan makhluk hidup yaaang tidak bisa omong. Manusia tidak bisa membuat hidup.  Bahkan kepada hewan piaraanpun harus dianggap sesama hidup. 
 Sifat keempat kelompok manusia ini yaitu manusia Idian Amerika, manusia pendatang di Australia, coboy Amerika, manusia Jawa pemelihara sapi penarik bajak, Petani Negeri Belanda pemelihara sapi perah,  sifatnya sama mereka jujur dan sederhana. Bergaul dengan sesamanya spontan menurut intuisi kasih yang lugu.  Kini dimana saja ternak sapi bisa dipelihara, bahkan ditengah padang pasir, ribuan sapi susu bisa menghasiklan susu sebab semua kebutuhan sapi sapi susu itu diberikan, termasuk AC pendingin ruangan. Tetap pemeliharaan nya  masih harus             desertai kasih sayang saban hari.
Anda memelihara sapi dimaksud untuk pedaging di Wilayah Pertanian padi sawah,  tentu saja sawah lebih menguntngkan  untuk bertanam padi daripada dijadikan padang penggembalaan. Jadi harus ada akal buat menggantikan rumput, yaiu hijauan dan konsentrate.  Hijauan didapat dari limbah tanaman pertanian ditambah dengan rumput / hijauan lain yang sengaja ditanam  tapi dilahan lain yang lebih murah dan  lebih tidak subur, merkipun harus dibeli atau diangkut dari tanaman sela perkebunan yang  ke peternakan anda, saban hari atau mengewetkannya dengan dijadikan “silage” dan dikeringkan jadi “jerami” yang bukan dari  tanaman padi.( hay)  Apa saja limbah tumbuhan budidaya bisa diolah jadi makanan ternak.
Untuk semua itu peternak harus mengunjungi kandang sapinya setaip hari, melihat komposisi makanannya, kualitas ar minumnya, keadaan ternaknya bebas dari ectoparasit apa enggak, kandangnya nyaman bagi ternaknya apa enggak, dia bisa kahu seketika, dan diperbaiki. Tidak ada alasan untuk tidak melakukan ini.
Dengn ffalsafah ini, mungkin anda bekas Pegawai Negeri, anda Kaum Bangsawan, anda Pedagang kaya, atau anda uzur sudah tua, untuk menjadi peternak yang baik, kan ada Hand Phone ? Atau laptop untuk browsing. 
Karena supervisi yang anda kerjakan saban hari, perkara teknis  pemeliharaan yang agak mendalam, kenaikan berat ternak,  kesuburan ternak betina,  keadaan kandang,  keberadaan ectoparasites, kesehatan ternak, anda bisa bayar mantri hewan yang datang berkala atau atas penggilan anda,  membuat senang dia dengan  beaya kunjungan dan sekedar membuatkan kopi hangat dan keramahan anda. Jadi kuwajiban anda adalah mengunjungi kandang setiap hari, tanpa alasan untuk absen/mbolos. Karena apa ?
Karena ration makanan beserta konsentrate bisa berubah saban hari karena tidak dimakan sebab basi dan tidak enak, sapi betina birahi dengan periode 25- 28  hari, kapan telurnya masak, dan harus dikiwinkan dalan 20 jam paling lambat. Kan ada kawin suntik? Ectoparasite bisa datang setiap waktu dan berkembang karena terbang ikut angin, sapi bisa mendadak mencret dan harus ada upaya menolong sebelum terlambat. INILAH FALSAFAF MENJADI PETERNAK SAPI. Dimanapun sama*)

Senin, 11 Agustus 2014

SEKALI LAGI PROFESI DOKTER, PERSOALAN PENGAJARAN DAN PENDIDIKAN

SEKALI LAGI PROFESI DOKTER PERSOALAN  PENGAJARAN DAN PENDIDIKAN.

Kegelisahan  dan kekecewaan  menyangkut hasil pengajaran dan pendidikan kita sekarang,  ditengarai paling mudah bagi  kita, adalah  melihat kualitas sumber daya manusia kita dibandingkan dengan kualitas sumber daya  yang dihasilkan oleh tetangga kta di luar negeri.
Demi meninjau kualitas pendidikan kita secara menyeluruh dan rencana apa kedepan nanti. Pembahasan ini harus dimulai dari factor  pendidikan itu senndiri jaitu Pendidik dan murid murid, yang mau atau tidak mau mewakili generasi yang  sedang  berperan mengelola masyarakat kini disatu sisi dan generasi yang akan menggantikannya dilain sisi.
Tujuan Pendidikan itu sendiri  adalah  memberikan tongkat estafet,  dengan harapan  terselenggaranya hidup masyaraakat  yang lebih bermutu  nanti yang tentu saja dipola oleh idealisme generasi sebelumnya.

Adil bila kita ambil sebagai contoh pengajaran dan pendidikan  profesi Kedokteran, karena ilmu ini harus  disampaikan oleh expertnya  di semua bidang ilmu Kedoteran dengan standard mutakhir- itu yang pertama dan kedua kualitasnya sebagai manusia Dokter terhadap clientnya.  Didapat dari pendidikan bermasyarakat   sebelum mendapatkan pengajaran ilmu  Kedokteran  yaitu watak  yang ideal sebagai  manusia Berpanca Sila . Begitulah watak standard ini  diharapkan juga didapat dari  interaksi dengan Professor Professornya , diharapkan idealisme beliau beliau sedikit banyak juga berpengaruh terhadap watak profesionisme anak didiknya sebagai Dokter dalam masyarakatnya.

Bahan baku, artinya calon siswa  Ilmu Kedokteran pasti diambil dari segmen yang terbaik dari murid murid SMU, karena prospek hari depan yang bergensi dan mahalnya segala sesuatu yang menyangkut  ilmu Kedokteran. Jadi  sesuai dengan harga yang harus disediakan untuk  pengajaran  keahlian mengenai Kedokteran ini sendiri, karena  selalu berhubungan dengan harga nyawa orang.

Disamping itu seorang calon dokter diharuskan mengerti secara mendalam  proses hidup sampai ke tingkat yang paling dalam  ( proces molekuler)  tidak hanya mengerti tapi mendalami sebagai peneliti  hal itu sendiri, supaya tetap bisa update upaya mutakhir menyehatkan orang sakit.  Disamping teknik  memberi stimulasi   jiwa pasien  supaya mempertinggi daya tahan tubuhnya. Nyata untuk dokter  Kulit dan kecantikan, bahwa jiwa yang galau akan mempercepat kerusakan kulit  wajah,  yang bewujud ketuaan, begitu juga bagi akhli penyakit yang sampai sekarang  jadi  pembunuh yang pasti bagi penderitanya,  cancer.
Ketegaran jiwa penderita sering sangat mengagumkan dan  bisa mengalahkan perkembangan cel cel kancer,  bahwa dengan  interaksi serta sinergi bersama upaya upaya medis yang diberikan.

Mulai dari  titik  permulaan ini, maka berbedalah hasil akhir dari upaya pengajaran dan pendidikan ilmu Kedokteran antara lulusan Lembaga Pencetak Dokter  di Indonesia dan di Singapore misalnya.

Dinegara sekecil Singapore  Negara benar bernar hanya mengandalkan  pajak dari perputaran modal dan kualitas human resources. Human resource yang membidangi Ilmu Kedoteran sementara mengerahkan fond and foce nya untuk mencangkok ilmu dan  memborong  taknology mutakhir pendukung  praktek kedokteran menggunakan taknology mutakhir untuk diagnosa sebagai  strategi  perjuangan mereka.

Sementara belum melebarkan sayap ke pencetakan Dokter tapi  pelaku pelaku bidang Kedokteran menimba ilmu di Luar Negeri  dan mengerahkan fund ang force-nya  dibidang bidang kedokteran yang strategis   seperti onkology ilmu mengenai cancer,   mencegah penuaan dini dan kecantikan,  penyakit dari orang kaya  penimbunan lemak dijaringan mana saja, Mungkin juga secara sangat rahasia  bersinggungan dengan senjata biology dan teknology penangkalnya.
Mungkin lobby dunia kedokteran  mereka telah sepakat dengan dunia  finance disana menyediakan dana untuk alat alat canggih diagnosa dan therphy dengan “Return on Infestment”(ROI) yang sangat fleksibel mengingat Negara Negara tetangganya yang berpenduduk banyak.  Terutama Indonesia, Malaysia Thailand  selalu kekurangan dana  karena  syarat ROI  sama rata dengan jenis investment yang lain  khas Negara Berkembang, tidak punya uang.
Modal ini khusus menyediakan waktu buat  menjuarai di level Dunia aplikasi technology diagnose dan theraphy kdokteran di bidang bidang strategis yang jadi langganan orang  kaya di  Dunia dengan informasi dari mulut ke mulut dan kamapanye terbuka.
Jadi Negara sekecil ini telah mengambil  aplikasi ilmu kedokteran dari  pharmaceutical products  dan alat alat bantu diagnose - theraphy  yang super mahal dan super canggih jadi "centre of  exscellence"  Negara  ini di tingkat Dunia, dan akhirnya  toh menaggok  uang besar sekali.

Sebaliknya di Indonesia,  sejarah dan tradisi Ilmu Kedoktern dan Pembelajarannya sangat berbeda.
Posisi sebagai Dokter di  zaman Kolonial Balanda , mulai dari “Dokter Jawa” yang dididik dari Sekolah Dasar selama lebih dari tujuh  tahun seabad yang lalu.   Dteruskan kemudian dengan  Institute  NIAS  di Suabaia dab STOVIA di Batavia yang  hanya menerima lulusan AMS dan HBS (Sekolah Menengah Atas jaman Penjajahan),
Konon, dalam  pergaulan elit  Binnenlands Bestuur (BB) amtenaar,  kaum Dokter disejajarkan dengan Bupati malah selalu disapa dulu oleh Kanjeng  Tuan Residen dan disilahkan mendampingi Tuan Resident yang Belanda totok, karena Belanda tahu persis, jumlah mereka hanya sedikit di sini,  dan apa yang mereka perlukan  sebagai  teman yang handal dalam kesulitan adalah kaum Dokter, jadi secara tradisi, dokter  menjalani kehidupan elit feodal baru dalam masyarakat dan dalam kedinasannya.
Lihat betapa besar gap antara Dokter dan Mantri Kesehatan dan Bidan/Peraji dinegeri ini,  Lihat betapa mereka sangat erat  keterikatannya dengan hidup mewah dan wah sampai saat ini, karena dulu adalah sekutu Tuan Tuan Belanda.

Lha untuk apa bicara sebenarnya dengan client dan untuk apa technology yang super mahal, wong client nya rata rata hanya sekolah dasar yang jadi parvenu. Mending untuk beli Alfard atau Fortuner beberapa biji.  Toh hidup atau mati di  tangan Allah ?,
Dan nyawa tetap saja tak ternilai  bila dinilai dengan uang.
Bila Negara bermaksud baik membeli alat alat kesehatan  meskipun yang sudah  kuno dan rudimenter senilai trilyunan rupiah toh hanya  jadi bancakan Gubernur dan jajarannya seperti  Ratu Atut Chosiah  al Jahiliayah  ya malah didiemin saja   oleh para Dokter ( mungkin kerja sama),  toh  dihukum sangat ringan.

Jadi prinsip beaya sekecil kecilnya dan hasil sebesar besarnya seperti hak feudal-lah yang dipegang erat erat untuk kemakmurannya.  Klop dengan siswa siswanya  yang merebut posisinya  sebagai  siswa  dengan uang  banyak sekali  masuk dalam   lingkarannya para Sudrun dengan Organisasi Mahasiswanya yang alumninya memdominasi Kementrian Kementrian,  meskipun Pemerintahan ganti barganti.

Jadi ya jangan heran, 5% golongan atas yang menguasai 70% kekayaan dan potensi kekayaan Negeri ini, bila ada problem kesehatan mereka , mengenai penyakit mereka,  mereka lebih suka berobat di Singapore, meskipun beayanya ya "sky is the limit." Wajar saja. bila tidak siapa yang bakal membayar Dokter yang dididik di Amerika, teknology diagnosa dan theraphy mutakhir yang hetrganya selangit ? Wong Nyonya Hillery Clinton yang pernah kena stroke bisa pulih total berkat treknologi mereka, cuma bayanya ya jangan tanya. Nyatasnya si Nyonya ini malah tambah pintar mencalokan jadi Presiden AS sekarang ini.

Lain halnya dengan Pengajaran dan Pendidikan tingkat Dasar dan tingkat menengah.  Mungkin  penalaman di SD- SMP- SMU  ini yang  memodali para  calon dokter  di Indonesia  untuk membebaskan diri dari  sejarah tradisinya,  membentuk  pribadinya, kecintaan pada Negara dan Bangsanya
Apakah tujuan masyarakat ini menyelenggarakan pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi tidak menjadikan para siswanya hidup sederhana, anti korupsi dan menjadi Pandu Ibu Pertiwi *)




Minggu, 03 Agustus 2014

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More