Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Selasa, 29 Januari 2019

MENAGGAPI HARAPAN PROF. SALIM SAID DI ILC TG 22/01/2019

MENANGGAPI HARAPAN PROF. HAJI SALIM SAID, DI ILC TG.22/01/2019  ASUHAN BANG KARNI.                                                       

 NIAT BAIK UNTUK MENCARI SOLUSI TERBAIK UNTUK MENCIPTAKAN HUBUNGAN ANTARA ISLAM DAN NEGARA DI NUSANTARA KITA INI 

Prof. Salim Said mengemukakan sejak tahun 1930 Bung Karno penah berdiskusi antana beliau dengan  Mohammad Natsi, mengenai topic ini dan belum ada kesepakatan. Kemudian muncul pemikiran Gus Dur dan Nurcholis Majid yang menyatakan bukan Negara Islam tapi masyarakat Islamlah yang diperjuangkan. Malah diharu biru dengan watak menang sendiri model wahabiyah a’la habib Rizik dan FPI yang terang terangan tidak mempedulikan pentingnya keutuhan Bangsa Negara plural kita.                                                                                    Sejak abad ke 12 kejadian penyebaran ajaran Islam di pulau Jawa – yang telah berabad abad mendapatkan ajaran Hinduisme yang sudah mendasari ajarannya kepada masyarakat dengan pembaharuan ekonomi agraris menciptkan sawah berpengairan – yang di Bali  namanya sistim Subak, masih bertahan hingga sekarang dengan sukses, dengan ajaran Hindu jawa - saking jarangnya ada Brahmana dari India, mengadakan pemurnian cara India ( untungnya) sehingga kedudukan perempuan di Hindu jawa lebih baik dari di India.                Malah di pulau jawa dapat tersaingi oleh komunitas islam, dengan pembukaan sawah rawa ( yang memang diterlantarkan olah Kerajaan Majapahit) oleh para mubalegh islam dari Yunan abad ke 12, mencangkok kebudayaan Majusi dari Mesopotamia  – dengan hibah sawah rawa in kepada para sudra dan waysia , memberikan pelajaran membaca dan menulis huruf hijaiyah dan huruf palawa kepada para waysia dan sudra, sehingga perdagangan dengan pembukuan dan invoice dan surat perjanjian menjadikan kaum ini maju pesat. Begitu pula kepada kaum Brahmana rendahan diberikan pelajaran ilmu yang menenteramkan dan sejuk dari ilmu makrifat /tasawuf dan ilmu hakikat islam, memberikan pegangan bathin yang lebih kuat dalam menuntun budi pekerti islami. Mengenai ini sudah banyak tulisan saya di Blog idesubagyo,blogspot.com. sebagai pencarian yang terus menerus.  Menunjukkan petapa hati hatinya ulama islam Jawa begaul dengan umat Hndu sampai menjadi dasar dari kesultanan Islam yang pertama di Demak Bintoro – Jawa Tengah, menyediakan sawah rawa yang luas dengan sistim pengelolaan air a’la Mesopotamia oleh para wali – antaraya Sunan Kalijogo. Yang kenyataannya memang kerjanya meneliti kali dan rawa yang menjadi pekerjaannya demi rancang bangun saluran saluran pematus dan pamasukan air ke lahan sawah rawa ini.  Maka meskipun kesultanan islam ini  umurnya pendek,  dasar toleransi agama dan pergaulan masyarakat yang sejuk yang secara naluri diwarisi oleh ormas islam hingga sekarang NU – meskipun di akar rumputnya fanatisme dan intoleransi masih mudah tersulut oleh ajaran islam a'la wahabiah,  dengan julukan islam Nusantara, warisan para wali tanah jawa.  Sayangnya naluri ini belum diperkuat dengan penelitian sejarah  formal dengan kesadaran ilmu –jadi hingga sekarang masih cair. Dengan mudah mendapat cibiran Islam itu ya Islam ndak pake embel embel - ini kan jargon oleh mereka yang dangkal, tidak pernah mempelajari sejarah.

Apalagi kedatangan para ulama dan ustadz yang belajar di Timur Tengah, seabad yang lalu hingga sekarang,  walaupun hanya mengajarkan koreksi formal ilmu islam  umpama arah kiblat, sampai ke  bisa menikmati hikmah Al Qur’an dan Al Hadist secara  benar dan formal: tartil, tajwid, mahfu, sorof, kebudayaan padang pasir, sastra Arab, sejarah Arab – itu saja memerlukan waktu betahun tahun sejak umur sangat dini ( penyataan Gus Mus) - kenyataannya baaru setelah  digunakan kapal api dan terusan Suez dibuka. Transport dimajukan oleh sistim kolonialis/kapitalis Europa. Yang ini demi kepentingan ekonominya sengaja mengaduk aduk syari’ah untuk memecah belah  pesatuan umat terjajah, menjadi perpecahan yang fanatik,  dari masyarakat Nusantara yang memang plural ini. Merekalah yang ikut tanpa kesadadaran akan bernegara Nusantara sebagai ajaran para Wali islam tanah Jawa di abad 12 -15, yang malah mereka cap kuno, sincretic  dan bid’ah.  Itulah  Islam Nusantara, menrut mereka yang sudah merasa kaffah.

Kok ya ndelalah kersaning Allah, dari banyak Pemimpin Negara ini, hanya satu yang sudah berhasil melaksanakan dan berniat mengembangkan sawah rawa ini - Presiden Jokowi dan Kabinetnya terutama Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri

https://www.kupastuntas.co/2018/02/bulan-ini-rawa-jitu-siap-panen-padi/

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/15/181500726/hadiri-hps-ke-38-jokowi-akan-canangkan-optimalisasi-lahan-rawa-

– Apabila upaya yang sangat strategis ini  bisa dengan sadar disambut sebagai tulang punggung penyatuan umat yang  plural oleh NU – Maka umat islam Nusantara akan lebih cepat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di bumi – menjadi rakhmatan lil alamin artinya memberi makan kepada rakyat jalur Gaza, Yaman, Siria yang sangat menderita kurang pangan karena pertanian disana sudah morat marit. Tugas sepenting ini jadi jauh lebih cepat dlaksanakan dari mempelajari upaya memurnikan islam, secara formal Al Qur’an dan Al Hadist yang memang harus dalam keadaan tenteram, urut dan penuh konsentrasi akan tercapai dalam 12 – 15 tahun – Malah jauh lebih cepat untuk membuka mata manusia  sedunia,  bahwa ajaran islami sangat pantas mengilhami prilaku mereka, untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik. 
Sebaliknya bila ada dana, bukan mengundang para ulama seluruh Nusantara untuk seminar akbar bermingu miggu dihotel mewah,  mencari solusi bentuk hubungan Islam dan Negara terutama di Nusantara – sebagai yang diusulkan oleh sang Proffesor, tapi  beaya digunakan untuk mengirim para ulama seluruh Nusantara – melihat dan menghayati betapa “terjangkaunya” nuruti isyarah para Wali tanah jawa, mencetak rawa jadi sawah, yang potensinya diseluruh Negeri ini ada    9,3  j u t a    hectare,     sudah itu menghayati tembang Ilir ilir  – Sedangkan bila dukungan NU khususnya dan umat islam umumnya – berhasil, maka lima tahun mendatang,  mulai satu juta ha sawah rawa dari yang 9,3 juta ha potensi yang ada pada akhir 2021  sudah bisa, pasti pak Jokowi mampu mengembangkannya walau mungkin hanya 3 Juta hektar saja pada akhir 2024, serta sistim usaha professional yang moderen mengikutkan petaninya untuk “tandur” artinya ikut menguasai usaha ini bersama Negara sebagai counterpart-nya, sudah amat sangat baik.  Guna menyediakan pangan bagi umat islam yang sudah hancur hacuran gara gara pengembangan ilmu islam yang belum pas.*)

 

Senin, 28 Januari 2019

SERI 4 DARI DOE: TEKNOLOGI NANOPARTIKEL - SELESAI

SERI 4 TEKNOLOGI NANOPARTIKEL
After that, researchers moved on to creating 3-D frames out of the DNA. This study took what they had learned about connecting different shapes together to the next level. First, the scientists placed a nanoparticle with a few single-stranded DNA hanging off of it into each corner of a synthetic DNA frame. These strands
connected the particles, bringing together the particles and frames to form three-dimensional objects. By connecting frames that had a variety of shapes – cubes, octahedrons, and tetrahedra – scientists could form different 3-D architectures. This method could lead to materials industry could use for manipulating light, making chemical reactions faster, and influencing biological processes.

Setelah itu para peneliti melanjutkan menciptakan  cangkang 3D dari DNA, Penelitian ini menarik pengalaman dari sifat saling menarik hubungan antara bentuk nanopartikel sebelumnya, ke tahap 
.ledih lanjut ke level berukutnya. Yang pertama para ilmuwan menempatkan beberapa utas nanoperticles-tunggal DNA, menngantung disetiap sudut dari rangka sintetik DNA... Utas ini menghubungkan partikel prtikel dengan rangkanya membentuk macam macam kombinasi bentul arsitektur 3-D, Cara ini dapat ditujukan untiuk mendapatkan bahan industri yang bisqa dipakai untuik mengatur sinar, mempoercepat eaksi kimia, dan mempengaruhi proses proses biologi

Now, scientists are using these frames to build customized 3-D nanoshapes. So far, they've been able to design zig-zags, stick figures, and other designs. By sticking a gold nanoparticle in the middle of each frame, they even created a crystal structure similar to that seen in diamonds. Scientists hope that by changing configurations and adding new types of particles, they can coax out even more characteristics.
At DOE's SLAC National Accelerator Laboratory, researchers are using tiny diamonds themselves. They discovered how to self-assemble "diamonoids" into the smallest nanowires ever made that are still stable enough to meet scientists' needs. Unlike smaller nanowires, scientists can store diamonoid ones in air without them breaking down or disperse them in solvents without changing their structure.
Sekarang para ilmuwan telah memakai rangka ini untuk membangun  rangka  3D  yang dimaui. Mazpi pada pencapian membangun rangka zig zag, atau bernentuk tongkat dan design lain. Dengan menempelkan  np emas ke nonopstikel ditengah rangka tertentu, bahkan mereka bisa menyusun struktur Kristal, sejenis yang dipunyai oleh kristal intan. Para peneliti mengharapkan bahwa dengan mengganti konfigurasi dan menambah jenis nanopertikel baru, mereka bisa mengarahkan ke banyak bentuk baru.
Di DOE cabang SLAC Lab Accelerator  Nasional AS, para peneliti juga menggunakan intan nano, mereka menemukan bagaimana intan dapat menghimpun dalan struktur intan menjadi  kawat nano intan yang sangat halus yang pernah dibuat. Ini bisa menjadi stabil untuk pkeperluan para peneliti, tidak seperti kawat nano dari lain bahan, yang ini kawat intan nano dapat disimpan di uadara bebas tanpa menjadi hancur melarut dalan solven tanpa berubah strukutrrnya.
"The really shocking thing was that we got this beautiful three-atom cross-section of nanowires," said Nick Melosh, a SLAC researcher. In comparison, the smallest carbon nanowires are 10 atoms wide.
To make these nanowires, the scientists attached a sulfur atom to the molecular-scale diamond particles. When they placed this combination in a solution with copper ions, the sulfur latched onto the copper. This created the basic nanowire building block - a diamonoid cage carrying copper and sulfur atoms. The diamonoids in the separate blocks then drew together spontaneously, pulling the other nanoparticles along. This formed the nanowire.
Yang sangat mengejutkan, bahwa mereka nmenemukan pembuatan kawat intan nano ini  setebal tiga atom, kata Nick melosh. Seorang penelliti dari SLAC,  dibandingkan dengan kawat berbahan carbon nano jenis lain yang terdiri dari 10 atom C. untuk pembuatan kawat intan nano setipis ini para ilmuwan menggandengkan satu atom belerang ditingkat hubungan atom drngan partikel intan nano. Bila olahan ini ditempatkan dalam larutan yang mengandung ion Cu, maka belerang menumpuk seperti lembaran buku diatara  tembaga. Inilah dasar pembuatan kawat nano, satu sangkar  intan yang membawa atom tembaga dan atom belerang. Intan dalan rangka blok terpisah kemudian menarik sesamanya, menarik nanopartikel yang lain. Maka baginilah terjadinya kawat nano.

The next big challenge is to use self-assembly to design materials that can solve specific problems, such as capturing the right type of light for solar cells, or filtering out microbes from water.
"[I want to] develop methods for creating systems that you have in your imagination. And that's very, very inspiring," said Gang.

tantangan tugas besar berikutnya  adalah menggunakan sifat membentuk sendiri ini untuk menyusun design bahan yang bisa digunakan demi mengatasi problim khusus, seperti menangkap sinar yang benar berguna buat solar cell, atau menyaring microba dari air.
Saya akan kembangkan metoda  untuk sistim yang anda bayangkan dalam pikiran anda,( sehingga) yang akan sangat berguna  bagi anda.
Cari lebih lanjut di: Reserch use word’s smallest diamond to make wires three atoms wide (update)  *)

Provided by: US Department of Energy   (DOE)

7 shares

Minggu, 27 Januari 2019

SERI 3 DARI DOE: TEKNOLOGI NANOPERTIKEL

SERI 3 DARI DOE : TEkNOLOGI NANOPERIKEL
Researchers at DOE's Brookhaven National Laboratory have discovered how to combine DNA and nanoparticles so that the nanoparticles self-assemble into a variety of 3D structures. Credit: US Department of Energy
A similar effort at the University of Michigan found a form of cadmium sulfide, which is used to make solar panels, that self-
assembles into shells in water that is moderately basic. Living systems use nanoshells for essential functions, such as controlling the location of chemical reactions. The synthetic shells,
which are about half the diameter of a virus, could be used in gene therapy. The University of Michigan researchers modeled the shells at the DOE Office of Science's National Energy Research Scientific Computing Center user facility before they created them in the lab.

Para peneliti di DOE Bagain Scnce telah menemukan kombinasi DNA dan patikelnano tertentu, sehingga kemampuannya untuk mrmbentuk diri dstri pertikelnano ini  mampu membentuk berbagai struktur 3 D ( dengan berbagai kegunaan lan)  Atas jasa Dept DOE ini.
Upaya yang sama mendapatkan salah satu bentuk cadmium sufide yang menjadi bahan pembuat solar panel, yang kemampuan membentuk dirinya menjadi rangka dalam air, yang biasanya merupakan dasar sistim rangkanano untuk sistim makhliuk hidup dalam melakukan fungsi utamanya, seperti mengendalikan giliran barbagai reaksi kimia esensial.  Rangka sintetik ini besarnya setengah dari ukuran virus, selanjutnya bisa digunakan untuk gene therapy. Di Unversitas Michigan, peneliti, telah membuat model rangka ini di DOE Bagian Science, mereka membuat computasi model ini sebelum mengerjakannya di lab mereka.



DNA and Tiny Diamonds: The Smallest Guides Imaginable
Unfortunately, spontaneous self-assembly relies heavily on the particles' characteristics. Use different particles, and self-assembly will either form different structures or not occur at all.
But researchers are looking into a different approach that will work no matter what type of particle they use. With this method, scientists attach a material that wants to self-assemble to a different nanomaterial that doesn't. The materials that want to
Satuan DNA dan intan kecil. Merupakan benda terkecil yang digunakan sebagai penunjuk jalan yang paling mungkin untuk kejadian spontan dari pengaturan sendiri, sayangnya hanya tergantung dari watak khas pertikelnya. mestinya apabila memakai bahan lain, maka watak bisa mengatur diri ini bisa timbul atau tidak sama sekali.
Akan tetapi para peneliti telah menemukan cara pendekaan lain, yang akan memicu kecadian pengaturan diri tanpa memilih bahan dasar dari petikel nano ini. Dengan metoda ini para ilmuwan dapat menggabungkan paartikelnano dari lain bahan yang akan diteliti  struktur  nano –nya dengan bahan yag sudah dikenal bisa.(mengatur diri)
The materials that want to self-assemble act like Velcro strips used to hang pictures. Normally, the pictures and wall wouldn't stick together. But by applying a Velcro strip to each one and pushing on them, they lock in place. With this method, scientists could connect any type of nanoparticles and do so in whatever form they wish.
DNA is one of the most promising forms of this nano-Velcro. Scientists at the Center for Functional Nanomaterials (CFN), a DOE Office of Science user facility at Brookhaven National Laboratory, are investigating this method.

Bahan nano yang akan diteliti kemampuannya untuk mengatur diri, akan ditempel dengan pita lem dua sisi (Velcro) yang bisa menempelkan satu gambar ke dinding, tanpa  velcro itu. gambar tidak akan bisa menempel erat,  dengan cara ini para Ilmuwan bisa menempelkan nacam macam nanopartikel dengan segala kemungkinannya.
DNA adalah salah satu bahan yang telah dipakai dengan hasil yang menjanjikan untuk memperoleh struktur nanopartikel, gajala ini juga menjadi pokok bahasan lembaga penelitian CFN ( Centre for Functional Nanoparticles) dengan bekerja sama dengan DOE.
"Using DNA, we can instruct particles how to connect to each other," said Oleg Gang, a CFN researcher and Columbia University professor .
When scientists attach synthetic DNA to nanoparticles, the DNA strands pair up in the same way they do in every living thing, bringing the nanoparticles along.
"It's a 'smart' tool," said Fang Lu, a CFN researcher. "We can design what kind of bonding is attractive, what kind of bonding is repulsive."
In a 2015 study, scientists used the DNA to connect different types of nanoparticle shapes. While spheres would normally attach only to spheres, using DNA allowed them to also connect with blocks.
Dengan memakai DNA kita bisa mengatur nanopartikel (mana) untuk menyatukan diri- kata Oleg Gang, salah seorang peneliti,  dan salah satu professor dari Universitas Columbia. Ketika ilmuwan menempelkan DNA sintetis ini nantinya akan bepasangan dengan untaian DNA (yang biasa) jadi pasangannya,(dengan) persis seperti dalam kehidupan sel yang membawa nanopartikel pasangan yang menempel di untaian DNA psangan yang lagi terbentuk..
Cara keja alat yang sangat cerdik kata Fang Lu,  seorang peneliti dari CFN. Dengan cara ini kita bisa tahu mana gandengan yang menarik dan mana gandengan yang tidak menarik.
[Dengan kata lain dalam bahasa indonesia: Bila semacam benang DNA ditempeli nanopertikel (dengan valcro) yang belum pasti mau bergabung dengan nanopartikel yang kita sodorkan, maka nano pwertikel yang kedua ini ditempelkan juga kepada benang DNA pasangan yang pertama - jadi kedua benang DNA dengan menggendong nanopatikel yang belum mau bergandeng satu sama lain jadi mau begandeng berkat velcro yang menggendong masing masing- saya kira berkat veclro DNA ini, memang jauh lebih kacil dari masing masing nanopartikel - jadi selain jadi lem, DNA velcro tidak mempengaruhi masing masing watak nano partikel yang bersangkutan - menjadi jenis nanopartikel gabungan baru, yang masih diteliti
Pada tahun 2015, satu penelitian dengan menggunakan DNA, telah menujukkan kepada mereka, perilaku mencari hubungan bentuk nanopartikel, nanopartikel bulat biasanya menggandeng nanopartikel yang bulat juga. Dengan DNA ini juga menungkinkan si bulat bergandengan dengan bentuk blok.balok


Jumat, 25 Januari 2019

SERI 2 DARU DOE tEKNOLOGI NANOPARTIKEL

SERI 2 DARI DOE: TEKNOLOGI NANOPARTIKEL
To expand nanoparticles' potential applications, the Department of Energy's Office of Science is supporting research to harness self-assembly. Because nanoparticles of metals or semiconductors won't self-assemble in the same ways as living systems do, scientists are examining their differences and similarities.
Spontaneous Construction
Some materials, scientists found, will self-assemble if you place them together in a liquid solution. They snap together as if by magic. But it's up to researchers to figure out which materials and solutions to mix together to give the shapes and characteristics they need.

Untuk memperluas  potensi pemakaian nano partickel  DEO dari bagian lmu Pngetahuan sedang mendukung penelitian  penggunaan sifat yang bisa mengatur sendiri structure partikel nano .   Bahwa nano partikel dari metal atau  semiconductor tidak mempunyai sifat bisa  mengatur membentuk  diri sendiri ini, maka para iluwan mengamati perbedaan dan kesamaan antara nano paretikel dan senyawa biologis. Memebentuk diri secara mandiri:
Beberapa zat, telah ditemukan oleh para ilmuwan, partikel nano dari zat ini akan berkumpul apabila dimasukkan kedalam cairan air, terkelompok seperti  dipengaruhi tenaga ghaib. Sudah ditandai oleh para peneliti bahan nanopartikel yang bagaimana dicampurkan dengan apa sehingga  terbentuk dengan sendirinya menjadi bentuk himpunan zat yang mereka butuhkan.
Researchers at DOE's Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL) discovered a family of synthetic polymers that form hollow nanotubes when you put them in water. Nanotubes could improve catalysts, transport other nano-technology, and move antibiotics through the body. This discovery could also lead to making nanostructures that perform the huge number of functions that proteins do, but are sturdier and longer-lasting than proteins.
"I'm really excited by the ability to make protein-mimicking materials," said Zuckermann.
Panaliti dari  DOE, Lawrence Berkely Laboratorium Nasional AS menemukan satu  kelompok keluarga polymer sintetis yang memiliki cekungan lubang kosong nano silindris bila dilingkungan air, lubang lubang kosong nano ini dapat memperbaiki kerja katalisator terkait, bisa menyebabkan  terikutnya teknik nanoteknology yang lain, antaranya mwendorong antibiotic lewat jaringan badan. Penemuan ini dapat membimbing pembuatan structur nano  yang bisa sangat multi guna seperti protein, dengan kelebihan lebih kuat dan lebih awet dari protein yang ada. Saya sungguh bersemangat  untuk dapat mwenemukan bahan serupa protein ini, kata Zoeckerman.
These nanotubes have two major advantages over previous ones. Scientists could manipulate them to have a consistent length and diameter. This is essential for building bigger structures with more practical applications. The hollow tubes also formed in a way that makes them less likely to collapse into a solid cylinder.

Lekuk pipanano yang baru ditemukan ini memiliki  dua kelebihan dari sebelumnya, karenanya llmuwan bisa mwngatur panjang dan diameternya. Ini penting untuk membuat struktur yang lebih luas dengan penggnaan prakris yang lebih besar. Lekukan silindris kosong ini bisa mencegah dia runtuh menyatu jadi lubang lebih besar, menjadi silinder besar.

Nanoparticles that put themselves together




Rabu, 23 Januari 2019

SERI 1 DARI DOE:TEKNOLOGI NANOPARTIKEL


SERI 2 TEKNOLOGI  NANOPARTIKEL                                               Dinamakan nano partikel karena bidang penelitian ini mengenai perilaku partikel yang sangat kecil dari satu unsur nyaris sebesar setengah dari satu virus, sedangkan virus jauh lebih kecil dari bacteri dan bacteri  juga jauh lebih kecil jauh dari sel tumbuh tumbuhan.  Meskipun besar satu pertikel nano ini kira kira sebesar setengah dari satu virus tapi masih terdiri dari jutaan senyawa molekul yang menyelenggarakan satu organisasi hidup.

Sedangkan   partikelnano  ini mempunyai sifat bisa menggabungkan diri menjadi satu struktur yang khas, bila ada dalan media air, menjadi lembaran dua dimensi atau berbentuk zigzak  atau tongkat, bergabung membentuk dengan sndirinya satu struktur partikel nano yang khas dengan bentuk dan ukuran yang konsisten tetap.  Pertikel nano   dinyatakan  dengan satuan  ukuran  sejumlah panjang nano meter sama dengan 1/10 000 000 cm.  Gejala nano bisa nampak bila membandingkan kejadian pada unsur sebutir emas yang padat tidak membiaskan sinar – sedang emas pada ukuran nanopartikel bisa mebiaskan sinar dengan sangat baik sehingga dapat dipakai dalam electron microscope atau pengurangi  intensitas sinar pada visor astronot atau kaca mata anti sliau. Sebagai perkenalan  popular teknologi nano ini beserta  gunanya  pada masa kini dan masa depan saya terjemahkan copy paste dari:  Using self-assembly, scientists are coaxing nanoparticles into making new, customized materials

July 13, 2017 by Shannon Brescher Shea, US Department of Energy
https://phys.org/news/2017-07-self-assembly-scientists-coaxing-nanoparticles-customized.html

 SERI 1 terjemahan ke bahan bahasa Indonesia

Using self-assembly, scientists are coaxing nanoparticles into making new, customized materials

July 13, 2017 by Shannon Brescher Shea, US Department of Energy
Scientists from DOE's Lawrence Berkeley National Laboratory discovered a family of synthetic polymers that self-assemble into nanotubes with consistent diameters. Credit: US Department of Energy

Nanoparticles that put themselves togetherWhen you bring a box home from the furniture store, you don't expect the screws, slats, and other pieces to magically converge into a bed or table. Yet this self-assembly occurs every day in nature. Nothing tells atoms to link together; nothing tells DNA how to form. Living materials contain the very instructions and ability to become a larger whole.

Menggunakan sifat membentuk sendiri ini, para ilmuwan  mrngarahkan  nanoparticles  untuk menciptakan  bahan  baru.
13 juli 2017 oleh Shannon Breacher Shea, Kementrerian Energy Amerika Serikat.(Depattment Of Energy – DOE)
Para sarjana dari Kementerian ini (DOE) Laboratorum Nasional. Lawrense Berkely AS, menemukan satu keluarga polymer sintetis yang bisa menyatukan bentuknya jadi pipa nano dengan ukuran diameter tertentu secara konsisten. sifat ini ditemukan oleh Kementerian Energi Amerika Serikat (DOE),
Sepertinya, apabila anda membeli sekotak bahan prefab mebel dari toko, anda pasti tidak mengharapkan apa yang anda beli itu dengan sendirinya menjadi satu tempat tidur atau satu meja secara ajaib. Tapi anehnya, bahan molekuler nano ini bisa dengan sendirinya menyatu secara alami, tersusun sendiri,  kejadian ini biasa terjadi di alam. Bahkan di alam bebas atom atom menyatu dengan sendirinya seperti bagaimana terbentuknya  macro molekul DNA yang ada hingga sekarang. Kehidupan telah mengandung satu  instruksi yang mengarahkan untuk membentuk senyawa yang lebih besar.

"Self-assembly is the universal process by which very complex structures are put together in nature. They are dynamic, they are multi-functional, they are adaptable," said Nick Kotov, a University of Michigan researcher.
Unlocking self-assembly could allow us to create materials that don't exist naturally and we can't currently create ourselves.

Menyatukan diri adalah sifat proses alam semesta, dengan itu satu bangunan senyawa yang lebih besar dan complex menyatu di alam bebas. Tanpa kesadaran kemauan kita. Kejadian ini sangan dinamis, berfungsi jamak, dan sangat bisa bebas menyesuiakan dengan keadaan, begitulah pernyataan  Nick Kotov. Seorang peneliti dari Michigan University. Membuka kunci rahasia dari kemampuan untuk menata diri sendiri, bisa memungkinkan kita menciptakan bahan yang belum pernah ada sebelumnya secara alami, meskipun kita tidak mampu penciptakan diri sendiri.  



Using self-assembly, scientists could create custom materials that are both versatile like biological systems and tough like industrial ones. These materials could be used in better water purifiers, more efficient solar cells, faster catalysts that improve manufacturing, and next-generation electronics. Using self-assembly in manufacturing could also lead to cheaper and more efficient processes.

Penggunakan  sifat kemampuan mengatur sendiri ini, para ilmuwan bisa membuat  bahan menurut kebutuhan seperti sistim kehidupan alami dan  menurut kuntitas dan kualitas seperti produk industry  kita. Bahan bahan buatan  sacera ini  telah bisa dipergunakan sebagai alat pemurnian  air yang lebih bagus, bisa  membuat solar sel yang lebih efisien,  katalisator reaksi kimiawi yang lebih cepat, dan bahan bahan electronic yang akan datang. Dengan menggunakan  kemampuan  menyatu menurut pola tertentu dari senyawa senyawa ini bisa memperbaki proses pembuatan yang lebih murah dan efisien. 

"We want to make synthetic materials that rival what we see in nature," said Ron Zuckermann, a researcher at the Molecular Foundry, a Department of Energy (DOE) Office of Science user facility. "Biological systems are very sensitive and fragile. We want to make rugged industrial-grade materials that can do the same things [they do]."

      Kita mau membuat bahan sintetik  yang bisa menyaingi apa yang alam  bisa mencipta, kata Ron Zuckermann, seorang peneliti  dari  Percetakan Molekuler, satu bagian litbang dari kementerian Energi (DOE)  bagian Ilmu Terapan.
                                                           
Bahan bahan yang dihasilkan oleh proses biologi alami masih memakai sistim yang  peka dan rapuh.  Kita ingin sistim industry yang lebih handal  dengan prinsip yang sama – dan sebenarnya sudah dimulai

But scientists can't create things that combine the best of both biological and synthetic characteristics out of just any substance. Nanoparticles are likely to be the key. When scientists assemble these tiny particles into sheets or tubes, the final product is often just one atom tall. Because of their size, nanoparticles act differently than large amounts of the same material. For example, a chunk of gold doesn't scatter light the way a diamond does. But gold nanoparticles scatter light very well, making them useful in electron microscopes. Unlike regular materials, scientists can control nanoparticles' characteristics by changing their size and shape.
Right now, industry can only use one type of nanoparticle at a time. That's what you see in sunscreen and fabrics that use nanoparticles. However, to build custom materials, scientists need to make multiple kinds of nanoparticles interact. Currently, the only way to do this is to construct these materials particle-by-particle. This is a very time-consuming process.

     Para ilmuwan belum  bisa menciptakan semua       kebaikan produk yang dihasilkan  oleh  kombinasi aktivitas biologi  dan aktifvitas sintetik menjadi satu.  Nampaknya, kunci pokoknya adalah keterbatasan jenis nanopartikel.  Apabila  seorang ilmuwan menggabungkan nanopartikel ini (sementara hanya) berupa lembaran maupun  bentuk tabung,  wujud produknya adalah dari benda satu jenis atom. Karena ukuran nano – partikel yang sangat kecil, perilakunya (menjadi) lain dari sejumlah besar bahan yang sama. Contohnya sekerikil emas, tidak membiaskan sinar. seperti sepotong intan. Tapi nano partikel emas dapat membiaskan sinar sangat baik, sehingga  dapat digunakan dalam pembuatan  mikroskop ekektron. Para ilmuwan sudah dapat merubah ukuran dan bentuk nano pertikel ini,  untuk mendapatkan sifat sifat baru.  Meskipun kini,  nano pertikel dari satu zat hanya digunakan untuk satu tujuan saja. Seperti yang digunakan sebagai  pencegah silau, dan  bahan tenunan dengan nano  partikel. Akan tetapi membuat barang kebutuhan, kadang harus menggunakan berbagai nano partikel bekerja sama. Saat ini, satu satunya jalan adalah memasang bahan nano selapis demi selapis. Satu pekerjaan yang sangan sulit dan lama.

Lanjutan terjemahan pada seri 2



Sabtu, 19 Januari 2019

daur ulang post 26/5/18 ALERGI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

ALERGI TERHADAP ILMU PENEGTAHUAN ALAM
daur ulang post 26/5/018

Ilmu pengetahuan adalah alat.                                                            Kecurigaan terhadap ilmu pengetahuan alam sangat dapat ddisimak  di zaman pertengahan di Europa, abad ke 16, waktu sarjana Astronomi Copernicus menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahahari, sebab tidak sama  dengan doktrin Gereja katholik, http://www.katolisitas.org/copernicus-pernah-dikutuk-gereja-katolik/                                                                               Pada kurun waktu yang sekian abad, daulah Isamiyah th 638 – 832, telah menguasai sisi Afrika di sekitar Laut Mediteranean, malah jazirah Andalusia, menikmati zaman keemasan perkembangnya ilmu pengetahuan karena dibebaskan dari segala tahayul dan mengikuti anjuran Agama Islam bahwa manuisa harus berfikir, semua yang menjadi hukum alam adalah sunatullah.                        Satu leoncatan besar daya intelektualitas manusia Arab ini, ternyata sulit diikuti oleh srtrukture kekuasaan Negaranya, yang tersirat oleh teladan Rasulullah Mohammad sallahu allaihiwassallam adalah contoh berdemokrasi yang bertanggung jawab, dengan penunjukan khalifaurasyiddin sebagai wakil atau Khalifah - Beliau, setelah wafat – Masih di cemari dengan pembunuhan dua diantara empat sahabat Nabi yang dipilih oleh wakil masyarakat sebagai khalifah rasulullah, sebab kekerdilan suku dan clan.            Istilah fungsi sebagai Amirul mukminin – gelar dan fungsi yang dipilih sendiri oleh Rasulullah waktu beliau masih memimpin umatnya, dan hanya berlanjut ke empat sahabatnya. Belum dimengerti oleh bangsa Arab yang sudah menguasai wilayah yang sangat luas..                             Malah disambung oleh anak dari Abu Sufyan diangkat sebagai Sultan yang sangat berbau feodalisme sebagai langkah peningkatan kekuasaan kuantitatip  dari sekedar Petriarch – Despot suku pengembara menggembala ternak Arab.                                                          Sedang maksud Rasulullah saw, sebagai sunnah Rasul dengan contoh menunjuk sahabatnya nyata nyata menghindari bukan saja lambang feodalisme, tapi menumpulkan kemutlakan despotisme sebagai yang dicita citakan,  berkualitas sebagai Amirul mukminin, karena kaum mukmin nantinya cenderung meluas ke kawasan suku dan bangsa lain memakai adat yang berbeda beda.  Sayangnya sulit deterima oleh penghuni padang pasir, masyarakat yang sudah ribuan tahun  terbiasa dalam kehidupan keras  padang pasir,  memakai disiplin  pertempuran melawan penjarah/perampok, terbiasa sangat menghormati persekutuan yang sangat diperlukan, antar mereka, hingga saat ini.
Azaz egaliter dan kebersamaan ini segera diganti dengan azas kepemimpinan feodalisme oleh bani Umayah dimotori oleh Abu Sofyan, tokoh sangat berani dalam blitz krieg (perang kilat, yang licin), yang telah mengangkat putranya sebagai Sulthan beserta keturunannya, masyarakat umum dipadang pasir cocok dengan kekuasaan mutlak dari para Sultan dan Kadi maupu Wizir, siapa saja, bahkan kepada perwira Inggris Lawrence of Arabia,  sepanjang dapat memimpin penaklukan wilayah lain secara kilat  dan membagian rampasan perangnya adil diantara mereka, dalam rangka adat mereka. Jadi dari keteladanan Rasulullah yang menuju ke demokrasi,  mereka tidak telaten, dengan serta merta kembali ke azaz doktrin  feodalisme yang sejalan dengan legalisasi kekuasaan para Sulthan dari Allah sendiri, tanpa secara kualitaitif dan kuantitatif menambah kekuatan produktif ekonomi masyarakatnya, kemakmuran seluruh masyarakatnya sudah tercapai..
Karena lebih banyak kaum pengembara ini menjadi lasykar penakluk dari penduduk yang memang sedikit, produksi manufaktur tetap saja tidak diperlukan pekembangan kuantitasnya, volumenya,  karena dari rampasan perang alat dari besi dan perunggu, peralatan rampasan yang sangat banyak di perbaiki kualitasnya di kota kota, misalnya di Damaskus yang terkenal dengan pertukangan besi dan baja, menghasilkan damascent steel, menempa kembali pedang kaun ksatrya Europa yang besar dan berat, menjadi pedang Arab yang lebih ringan dan bermutu tinggi, juga baju zirah yang bajanya diolah kembali, namun produksi massal untuk pasar tidak dikerjakan oleh pemenang Perang Salib ini.
Doktrin feodalisme ini diperkuat oleh para ulama Arab yang dekat sang Sultan, menafsirkan titel Khalifah adalah Khalifa Allah, sedang mskdudnya adalah wakil rasulullah sebagai Amirul mukminin. Tafsir yang memperkokoh frodalisme ini merembet ke Pulau Jawa dengan titel Sultan Agung Hanyokrokusomo Senopati ing Alogo Khalifatullah tanah Jawa, sudah menjelang abad ke 17 masehi, diikuti oleh pernerusnya, malah sampai ke organisasinya pada zaman moderen.
Selanjutnya Kristianitas di Europa sebaliknya mengalami  perang salib, meskipun hasil akhirnya kalah. Perang Salib diakhiri dengan jatuhnya Ibu Kota Romawi ke dua  Konstantinopel, th 1454.  Sebagai reaksi Europa terhadap dominasi islam dari kehebatan teknologinya, hasil pengembangan ilmu pengetahuan. Perang berselang seling dengan dagang  sangat lama dan berkali kali hingga kurun waktu 200 tahun,  melahirkan pencerahan budaya berfikir, dikenal dengan renaissance – yang dengan cepat melahirkan kapitalisme kaum borjuis  dan imperialisme Barat. Semenjak mereka menjelajahi lautan bebas dengan kapal layar yang lebih baik, dengan kain kanvas dari linen, alat tenunnya dicotoh dari orang Arab. dan meriam dari foundry mereka, berkaliber lebih besar.      Sangat menambah kekuatan ekonomi masyarakatnya berproduksi masal, apalagi setelah diketemukan jalan pelayaran mencari pasar produksi nmanufaktur ke timur oleh Vasco da Gama dan kebarat oleh Columbus, barang manufaktur bukan atas pesanan saja, sehingga para raja yang hanya tergantung dari pertanian, diganti oleh para kapitalis dipilih secara demokratis dari para pembesar East India Company di Perancis Inggris dan Belanda, dalam bahasanya VOC.
Tapi pada penghujung abad ke 20, Geraja masih menyisakan kecurigaan terhadap ilmu pengetahuan, yang sudah dimulai dari  reaksi negatip terhadap Copericus dan penerusnya Galileo Galilei, ilmuwan Astronomi, pada abad ke 16, yang bertentangan dengan doktrin  kitab suci Kristiani Injil.  Yaitu kutukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam termasuk teori evolusi di bidang bioligy. karena tidak cocok dengan Injil. Kaum muslimin mengikutinya karena kurang memperhatikan bahwa Adam dalam semantik bahasa Arab melum menyatakan bahwa dia wadag manusia, orang, tapi rukh Adam, yang ditiupkan ALLAH ke wadag bahan dari jannah, bukan dari bumi. Alam metapysica. Di bhumi wadag halus ini menyatu pada"code"  DNA-nya  Pythecantropus erectus yang sudah ada di bhumi lama tapi tetap bodoh. Rukh Adam dan Hawa menjadikan dia sadar akan Penciptanya, ini tertulis di "code" - DNA Adam dan Hawa, mungkanya Aborigen Austrslia secara naluri masih percaya Alam mimpi tataran Alam ada yang Menguasai.  Jadi hidup manusia tetap dalam sunnatullah, mendua berpasangan wadag dan rukh, sedangkan jiwa termasuk wadag karena bisa sakit. Mati adalah terpisahnya rukh dan wadag. ( idesubagyo blogspot.com), sedang matinya hewan adalah perpishan antara fungsi/nyawa/jiwa dengan wadag hewani. atau hayati, nereka ada "hidup" hewani dan hidup hayati, lain dengan hidupnya manusia.
Juga dibidang politik ekonomi  masih mengandalkan aturan yang sudah banyak ditukangi oleh kekuasaan Gereja, umpama membakar Joan D'Arc , kejam dan memalukan, penghukuman  gadis Perancis ini yang menjadi penyelamat bangsa Perancis dari invasi Inggris, diprakarsai  otoritas Gereja. Hahwa hak istimewa kaum feodal adalah kehendak kemurahan Allah, hingga pembebasan petani budak di kekaisaran Russia, th 1917,  yang banyak dikuasai oleh Gereja Katolik Ortodox, dan para feodal tuan tanah sangat diharamkan, kampanye hitam anti Tuhan merambat keseluruh Dunia. Bersamaan dengan trend perkembangan ilmu Pengetahuan Barat, yang membenturkan ilmu pengetahuan alam dengan doktrin Gereja. Dijawab dengan gaya yang serupa oleh kaum komunis. 
Sebetulnya Islam telah mengajarkan membebaskan budak, sejak Rasulullah  Muhammad sallahu allaihi wa sallam, bahwa perilaku alam itu adalah sunnatulah yang termasuk ajaran dalam pelajaran Islam, Allahuakbar. Menurut cak Nun (MH Ainun Najib), bahwa orang meludah keatas sambil menengadahkan muka itu melanggar sunnatullah, ludahnya jatuh kemukanya sendiri. Mengenal gravitasi bumi adalah mengenal sunatullah, itu ajaran Islam.  Jadi Islam itu Ilmu, Patokannya keluasan Allah yang tak terbatas dalam Al Qur’an dan Al Hadist, isinya adalah seluruh sunnatullah. Tidak ada yang bertentangan dengan Ilmu pengetahuan Alam.
Pada akhirya setelah kaum feodalnya bangkrut karena kalah dalam mengorganisasi ekonomi masyarakat menjadi ekonomi pasar, kaum kapitalis masih merestui tulisan  “In God we trust”  pada uang kertas dan uang logam murah  yang dicetaknya, yang semula untuk mengukuhkan nilainya kepada kaum pekerjanya dengan apa mereka diupah. ----  Sekarang malah kertas uang dollar yang ongos cetaknya 2 dollar dikodekan 100 sampai 200 US dollar. untuk mengukuhkan nilainya bagi Negara berkembang yang sangat membutuhkannya masih dilipat gandakan jadi 20 kali nilainya ( itu maunya)  Negara berkembang yang paling miskin untuk membeli pangan, sedangkan  untuk Negara berkembang yang masih agak punya niat hidup, untuk membeli infra structure, mengikuti rengekan Tuan Kapitalis yang Factories-nya  terpencar pencar,  mulai Krawang sampai Tangerang, Muara karang, dia minta dibuatkan jalan tol bebas hambatan, jembatan underpass, overpass, bebas batas beban jalan OWS ( overwright surcharges) dengan  daya dukung lebih dari 60 ton, halus lurus, sedang membayar pajak “beliau” enggan, duit keuntungannya dilarikan ke Panama.   Dengan alasan menjadikan dia bisa bersaing dibidang export produksinya, demi memperkuat rupiah, merengek sambil:                      
Mengecilkan infra structure pembukaan sawah rawa di Papua dan di Kalimantan..padahal hanya alat mekanisasi pertanian, bukan jalan dan jembatan bebas hambatan, wong sudah ada sungai dan kanal - paling hanya jetty. 
Sedang agama alergi terhadap ilmu pengetahuan mengenai benda. “Kebandan” dalam bahasa Jawa di artikan terikat pada kepentingan duniawi.                                                                                           Ilmu kebandan adalah ilmunya “bakul” , bukan  lmu Pengetahuan terrhadap Benda. suku kata yang menbuat allergi para kapar abamawan adalah dialektika benda, krena sering emnjadi jargon kaun komunis, sehingga mereka memejamkan mata dan mematikan keinginan tahu terhadap intisari ilmu mengenai benda benda.

  • Jadi "ngungkuraken kadonyan” ( bahasa jawa) yang artinya  mengesampingkan keduniawian, kepentingan harta benda ----tidak berarti bodoh terhadap ilmu pengetaguan benda. Cak Nun sudah sampai kesini, Dia marah bila ditanya ongkos mendatangkan ceramah beliau, beserta kiai Kanjeng,  Beliau otodidak yang membedakan antara istilah materialistis yang maknanya “kebandan”.  Sedangkan materialisme – ilmu yang mempelajari alam benda, alam duniawi --- bukan ilmu ukhrowi. Padahal manusia hidup memerlukan keduanya, Yang ini beliau juga paham betul. Beliau pakar ilmu ukhrowi. mondok pada kiai besar besar bertahun tahun. Otodidak dalam ilmu ilmu mengenai benda dan perilakunya, tapi beliau mampu mencakup semua sunnatullah, istilahnya holistic karena beliau dapat ilmu dari  Islam. Seyangnya ada istilah cemar dan menakutkan yaitu dialektika iilmu benda - akibat ilmu ini jadi pokok pembicaraan umum kaum Komunis. ketakutan terhadap momo gendtuwo, dari simbok pengasuh balita. Allah pemilik dan pencipta sunnatullah dengan kehendakNYA
  • Cukup menjadikan populasi jutaan anak muda menjadi masa mengambang, dalam pembangunan ekonomi bangsa, dan dunia.sayang.  Adalah hasil politik oportunis ordebaru, membesarkan si Tuan, sudah menyasar keperut kita. Keperut dunia                                                                                                     
Diskala dunia,  kebebasan oportunis mengeduk gunung, mengeruk dasar laut, menggunduli hutan, membakar gambut dimana mana, factories factories berlokasi sekenanya demi secepatnya menguasai pasar local, bentuk kegilaan ini dibenturkan dengan ekonomi berencana, yang tidak disukai, tidak sesuai dengan kehendak  Bank Dunia, IMF,.padahal dimasa mendatang, perencanaan idusrtri dan pemakaian energy, harus terencana holistic, terpaksa diadakan untuk menyelamatkan lingkungan hidup manusia sebanyak mungkin makhluk hidup, dari bencana pemanasan global dan kekeringan global. Pangan harus disediakan untuk semua. Semoga Allah membimbing ke jalan yang benar, kepada ulama dan umaroh, hambanya yang dho’if  ini *)




Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More