Yang akan saya kemukakan di sini hanya meluruskan istilah “organik” yang dipakai untuk cara bertani atau memilah-milah nama pupuk yang dipakai dan pengendalian hama /penyakit yang dipilih.
Belakangan ini kata ‘organik’ untuk cara bertani lagi santer-santernya disuarakan oleh petani, seolah-olah itu suatu cara baru, menghasilkan panen yang sangat dihargai oleh konsumen, seperti beras organik, sayur sayuran organik dan lain lain.
Dalam hal pemupukan :
Hubungan tanah dan tanaman dilakukan dengan kontak antara perakaran dan tanah.
Tanah, diharapkan memberikan apa yang dibutuhkan tumbuh tumbuhan dari kontak dengannya.
Perakaran sendiri, sebagai pekerja keras tumbuh-tumbuhan guna mendapatkan air dan hara, atau unsur hara yang dibutuhkan dalan jumlah relatip banyak dinamakan unsur makro, sedangkan yang dibutuhkan dalan jumlah kecil dinamakan unsur mikro. Di samping itu sebagai organ yang terdiri dari sel-sel hidup, perakaran membutuhkan udara untuk bernafas, makin cepat organisme tumbuhan “tumbuh” berarti semakin cepat hara tanah harus dikumpulkan. Dengan sendirinya perakaran perlu udara untuk bernafas yang extra banyak. Maka tanah harus gembur atau berisi rongga-rongga udara yang banyak dan saling berhubungan.
Dalam keadaan liar ada tumbuhan yang hidupnya di rawa-rawa, pada tumbuhan rawa ini malah terdapat khusus akar untuk bernafas mirip snorkel untuk perenang. Seperti pada bakau, ada khusus saluran nafas, dan padi juga punya untuk nafas perakaran padi.
Maka dalam pemupukan ada pupuk makro, pupuk mikro dan ada pupuk organik.
Pupuk makro harus mengandung [N] atau [P] atau [K] atau segala kombinasi dari ketiga unsur ini dalan ikatan ion atau dalam campuran [N,P,K.] dinamakan pupuk majemuk.
[N] dalam bentuk ion Nitrate ( NO3 -] dan sedikit ammonium dalam urea { 2(NH3)NO}
Adapun sebagian besar NH3 ion diolah dan teroksidasi oleh micro-organisme tanah menjadi NO3- alau [ion nitrate] .
[P] dalam bentuk ion H2(PO4)- yang terbanyak dan sebagian kecil H(PO4)-- atau PO4 ---
Di Dunia satu-satunya sumber pupuk [P] adalah tambang phosphate dalam bentuk batu.
Yang asalnya ya organik juga, tapi biarlah itu menjadi istilahnya orang Geologi saja.
Bila ditelusuri, batu phosphate ini ya organic, wong asalnya dari jazad renik karang laut yang menumpuk jutaan tahun, setelah terangkat ke darat jadi gunung kapur berkat gerakan orogenetis, terbentuk gua-gua karena aliran sungai dalam tanah yang jutaan tahun juga menjadi sarang burung atau kelelawar yang mengeluakan kotoran di sana, jadilah pupuk juga, karena tuanya unsur [N] dari kotoran burung ini menyusut drastis, jadi tambang batu phosphate saja. Sedangkan gua-gua yang masih muda jadi sumber pupuk [N] yaitu guano karena kotoran burung yang ini tidak sempat terdegradasi ya adilnya termasuk golongan pupuk organik
[K] selalu dibutuhkan dalan bentuk ion K+ sumbernya dari bahan tambang Kiserit K2O dan campurannya, bisa juga dari garam “bleng” untuk campuran membuat krupuk KOH.
Tambang ini hanya di Kanada. Maroko, dan Russia. Adil rasanya dinamakan pupuk anorganik dari sisi ikatan kimianya dan dari sejarah terbentuknya deposit ini.
Unsur hara yang jumlah kebutuhannya bagi tumbuhan sedikit tapi harus ada, namanya unsur mikro, tentu saja dalam bentuk ion, artinya terlarut oleh air, ion Mn, ion B, ion Zn, ion Cu, ion Mo dan ion Fe.
Ada lagi unsur tambahan, artinya beberapa jenis tumbuhan membutuhkan, tumbuhan yang lain tidak, yaitu: ion Na, Al, Si, Cl, Co.
Oleh karena semua yang hidup itu dulunya dari laut saat itu, tekanan osmose setiap sel manusia isotonis dengan larutan fisiologi setara dengan 0,9 % larutan garam NaCl murni, air kelapa dan air larutan 0,9 % garam dapur murni sama, isotonis.
Mestinya total tekanan osmose larutan hara di tanah ya begitu, bila lebih artinya hypertonis, malah ndak bisa diserap akar rambut yang satu sel. Tumbuhannya kering.
Kelebihan pupuk, organik atau bukan, orang awam nenganggap itu, pupuk yang berlebihan itu panas, jadi tumbuhannya jadi malah layu, cairan tbuhnya tertarik keluar.
Ada lapisan tanah sebagai media akar rambut, yang mampu menukar ion-ion, kelebihan-kelebihan itu, mampu mengendalikan ion-ion, sekuat kemampuannya ion-ion yang berkeliaran ditahan, jadi buffer, tidak berkeliaran menjadi hypertonis.
Jadi memupuk bisa jauh lebih banyak karena kelebihannya ditelan oleh tanah, yang bersifat buffer atau penyangga.
Makanya ada aliran pemikiran bahwa tanah itu makhuk hidup, artinya bisa mengadakan pertukaran zat, mengendalikan lingkungannya (dengan derajad tertentu mempertukarkan ion-ion) dan bisa tumbuh dan berkembang, karena sebenarnya dia penuh dengan segala multi interaksi antar mikrobia baik flora maupun fauna, juga bangsa serangga dan cacing, satu populasi yang penuh yang hidup di sana. Pertukaran zat ini bisa menentukan pH tanah, hanya manusialah yang lebih kurang bisa campur tangan.
Jelas larutan hara yang bisa diserap akar jauh lebih kecil dari unsur-unsur dalam sel rambut akar, hanya kemampuan tanah untuk mengurai partikel-partikel bebatuan yang terdiri dari bermacam-macam mineral, menjadi hara tumbuhan selama jutan tahun, dan “menyimpan” hasil penguraiannya oleh tanah sendiri, yang penuh dengan microba dan fauna berkelas kebih tinggi, ini yang merupakan bahan organik, bila tidak, terlanjur jadi mineral kembali, seperti batu bata yang dibakar, merupakan “kesuburan” tanah itu.
Bahan organik tanah tidak hanya menjadi media mikro dan makro organisme hidup saja, tapi juga mampu membungkus partikel partike debu yang halus dari bebatuan dan mineral, menjadi satu paket (besarnya sekecil biji kacang hijau sampai berdiameter satu centimeter, seperti kotoran kambing), tapi masih bebas menukar ion-ion, menggelembung oleh absorbsi air. Paket itu namanya paket agregat tanah yang menjadi struktur tanah, artinya tanah itu jadi berstruktur, yang penting sekali untuk aerasi tanah, melewatkan udara ke dalam tanah, untuk pernafasan perakaran dan microba flora atau fauna, yang berkelas lebih tinggi pun tergantung dari udara yang melewati tanah berstruktur ini.
Menyeimbangkan antara air dan udara dalam tanah.
Makanya di hutan perawan, seberapa miskinnya tanah tertentu bila dianalisa quantitative unsur makro dan unsur mikro dari hara tanah, masih mampu menghasilkan ratusan bahkan ribuan ton kayu, dan lain biomassa, sebab itu adalah hasil kecepatan putaran hidup tanah yang didukung oleh iklim. Kesuburan tanah adalah kecepatan siklus itu.
Bahan organik untuk pupuk, dari segala limbah dan excresi hewan piaraan dan biomasa, seketika diaplikasikan, harus cukup banyak untuk menyatukan debu dan agregat tanah yang halus sekali, menjadikan tanah “longgar”, berstruktur bisa beronga-rongga yang saling berhubungan, udara gampang keluar masuk, di samping dia sangat cocok untuk sumber makanan dan sekaligus media untuk mikro flora dan fauna, untuk media larvae serangga yang sangat mungkin menambah [N], kecil kemampuan masa organik ini untuk menambah lain unsur macro seperti [P] dan [K] organik, unsur hara micro seperti ion Mn, B, Zn, Cu, Mo., dalam senyawa organik, ada peluang bisa sampai ke tumbuhan.
Apalagi kita di Iklim tropis basah yang memicu adanya pencucian hara tanah dan erosi. Lantas bagaimana mengganti ion-ion hara yang hilang itu dengan bahan organik dan biomasa dalam waktu yang singkat karena hanyut ?
Saya sangat setuju dengan digalakkan-nya pemakaian pupuk organik, tapi menurut jalan yang lurus, menurut pengertian yang benar, ya bila memproduksi pupuk organik hanya diaplikasikan sebanyak lima kuintal per-hektar, karena substantsi organik itu dicampur dengan larutan ion-ion unsur makro seperti ion amonium, ion nitrate, ion dihydrophosphat dan ion kalium banyak, tapi nyata bisa mengurangi dosisnya dari anjuran yang semestinya. Itu mah seperti Penjabat yang menganjurkan bayi-bayi dikasih minun tajin (air kuah menanak nasi), karena susu bayi formula mahal. Ini sama dengan supaya harga jual pupuk pabriknya itu bisa nampak ringan, itu sama juga penyesatan dari pengertian yang seharusnya.
Saya sangat setuju dengan pertanian yang menggunakan sarana pestisida dan pupuk organik sebisa mungkin, limbah organik, kotoran mulai dari peternak ayam, peternak kambing, peternak sapi, atau peternak babi, limbah basah pasar-pasar bahkan hasil pengurasan WC, tapi dengan dosis yang realistis, bila diperkuat dengan senyawa pabrik (ammonium, urea, pengolahan rock phosphate, pemakaian molasses, kapur pertanian ), semua OKE asal si substansi organik bukan untuk carrier saja untuk pengencer supaya harganya nampak ringan. Pupuk organik harus cukup untuk memperbaiki struktur tanah.
(Orang Rusia kehilangan musim tanam satu tahun dalan tiga tahun tanam untuk menanan klaver =Medicago sativa sebagai biomasa demi pupuk organik diareal itu guna memperbaiki strukture tanahnya dan menambah sebagian [N]).
Dipersalahkan oleh Nikita Sergeyvich Chrusyov alm. karena kuno.
Sedangkan di Ngawi, petani padi dengan pengairan pompa, menggunakan urea sampai 1000 kilogram per hectare satu musim, saya yakin itu sangat merusak lingkungan, merusak tanah dan sekarang urea (buatan pabrik yang menggunakan gas alam) menjadi sangat mahal, karena bahan bakar gas dimaui si Tuan Boss Besar Adi Kuasa.
Pembiakan lalat Trichograma sudah dirintis oleh Balai Penelitian Produksi dan Pengembangan Gula di Pasuruan dulu dua puluh tahun yang lalu, yang sekarang P3GI sebagai parasite telur penggerek batang tebu dan berhasil memproduksi pias-pias telur Trichograma ini untuk pengendalian penggerek batang tebu.
Virus hama penggerek umbut kelapa telah dibiakkan oleh Dinas Dinas Perkebunan Provinsi sejak lama, semenatara ada dana. (Tulisan mengenai hama ini ada di Blog ini mulai Juli tahun lalu, malah sedikit sekali peminat bacanya).
Cendawan pemangsa lundi/larvae Oryctes rhinoceros si kumbang kelapa tanduk tunggal yang berbiak di sampah dan kotoran kandang, tumpukan sisa bibit stek tebu, dikembangkan oleh Dinas yang sama.
Konsentrasi kapang bakteri Thuringiensis telah dijual sebagai insectisida Thuricide unutk menginfeksi larvae Lepidoptera.
Lha bila daftar ini bisa diperpanjang dengan consisten, memang pengendalian hama dan penyakit secara “organik”(semoga tidak melanggar hak patent orang, dan dapat dilakukan sendiri oleh petani) bisa menjadi upaya yang murah, dan lebih ramah lingkungan.
Bukan “organik” untuk meneriakkan dagangannya saja. Dengan asal jargon organik ini beras organik harganya Rp 10 000 per kilo, itu mah kerjaan kaum tani opportunis semoga tidak ada politisi yang ikut latah untuk mendongkrak citra menjadi politisi organik misalnya. Oh iya, kalau korupsi organik, ya itu sudah lazimlah di negeri kita, mungkin dari pada capek dan putus asa kita mikirin korupsi, karena semakin banyak saja yang nekat korupsi secara 'organik', maka boleh jadi nantinya kita harus terbiasa hidup berdampingan dengan kejahatan korupsi 'organik' ini. (*)
Note :Korupsi Organik (bukan beras organik) = terjemahan bebasnya adalah korupsi yang didukung dan saling dukung sesama anggauta organisasi (senyum pahit).
(Oleh Subagyo, alumni Universiteit Drushba Norodov - University Patricia Lumumba Moskwa Russia, angkatan tahun 1959, magister di UDN pada tahun 1966)
Belakangan ini kata ‘organik’ untuk cara bertani lagi santer-santernya disuarakan oleh petani, seolah-olah itu suatu cara baru, menghasilkan panen yang sangat dihargai oleh konsumen, seperti beras organik, sayur sayuran organik dan lain lain.
Dalam hal pemupukan :
Hubungan tanah dan tanaman dilakukan dengan kontak antara perakaran dan tanah.
Tanah, diharapkan memberikan apa yang dibutuhkan tumbuh tumbuhan dari kontak dengannya.
Perakaran sendiri, sebagai pekerja keras tumbuh-tumbuhan guna mendapatkan air dan hara, atau unsur hara yang dibutuhkan dalan jumlah relatip banyak dinamakan unsur makro, sedangkan yang dibutuhkan dalan jumlah kecil dinamakan unsur mikro. Di samping itu sebagai organ yang terdiri dari sel-sel hidup, perakaran membutuhkan udara untuk bernafas, makin cepat organisme tumbuhan “tumbuh” berarti semakin cepat hara tanah harus dikumpulkan. Dengan sendirinya perakaran perlu udara untuk bernafas yang extra banyak. Maka tanah harus gembur atau berisi rongga-rongga udara yang banyak dan saling berhubungan.
Dalam keadaan liar ada tumbuhan yang hidupnya di rawa-rawa, pada tumbuhan rawa ini malah terdapat khusus akar untuk bernafas mirip snorkel untuk perenang. Seperti pada bakau, ada khusus saluran nafas, dan padi juga punya untuk nafas perakaran padi.
Maka dalam pemupukan ada pupuk makro, pupuk mikro dan ada pupuk organik.
Pupuk makro harus mengandung [N] atau [P] atau [K] atau segala kombinasi dari ketiga unsur ini dalan ikatan ion atau dalam campuran [N,P,K.] dinamakan pupuk majemuk.
[N] dalam bentuk ion Nitrate ( NO3 -] dan sedikit ammonium dalam urea { 2(NH3)NO}
Adapun sebagian besar NH3 ion diolah dan teroksidasi oleh micro-organisme tanah menjadi NO3- alau [ion nitrate] .
[P] dalam bentuk ion H2(PO4)- yang terbanyak dan sebagian kecil H(PO4)-- atau PO4 ---
Di Dunia satu-satunya sumber pupuk [P] adalah tambang phosphate dalam bentuk batu.
Yang asalnya ya organik juga, tapi biarlah itu menjadi istilahnya orang Geologi saja.
Bila ditelusuri, batu phosphate ini ya organic, wong asalnya dari jazad renik karang laut yang menumpuk jutaan tahun, setelah terangkat ke darat jadi gunung kapur berkat gerakan orogenetis, terbentuk gua-gua karena aliran sungai dalam tanah yang jutaan tahun juga menjadi sarang burung atau kelelawar yang mengeluakan kotoran di sana, jadilah pupuk juga, karena tuanya unsur [N] dari kotoran burung ini menyusut drastis, jadi tambang batu phosphate saja. Sedangkan gua-gua yang masih muda jadi sumber pupuk [N] yaitu guano karena kotoran burung yang ini tidak sempat terdegradasi ya adilnya termasuk golongan pupuk organik
[K] selalu dibutuhkan dalan bentuk ion K+ sumbernya dari bahan tambang Kiserit K2O dan campurannya, bisa juga dari garam “bleng” untuk campuran membuat krupuk KOH.
Tambang ini hanya di Kanada. Maroko, dan Russia. Adil rasanya dinamakan pupuk anorganik dari sisi ikatan kimianya dan dari sejarah terbentuknya deposit ini.
Unsur hara yang jumlah kebutuhannya bagi tumbuhan sedikit tapi harus ada, namanya unsur mikro, tentu saja dalam bentuk ion, artinya terlarut oleh air, ion Mn, ion B, ion Zn, ion Cu, ion Mo dan ion Fe.
Ada lagi unsur tambahan, artinya beberapa jenis tumbuhan membutuhkan, tumbuhan yang lain tidak, yaitu: ion Na, Al, Si, Cl, Co.
Oleh karena semua yang hidup itu dulunya dari laut saat itu, tekanan osmose setiap sel manusia isotonis dengan larutan fisiologi setara dengan 0,9 % larutan garam NaCl murni, air kelapa dan air larutan 0,9 % garam dapur murni sama, isotonis.
Mestinya total tekanan osmose larutan hara di tanah ya begitu, bila lebih artinya hypertonis, malah ndak bisa diserap akar rambut yang satu sel. Tumbuhannya kering.
Kelebihan pupuk, organik atau bukan, orang awam nenganggap itu, pupuk yang berlebihan itu panas, jadi tumbuhannya jadi malah layu, cairan tbuhnya tertarik keluar.
Ada lapisan tanah sebagai media akar rambut, yang mampu menukar ion-ion, kelebihan-kelebihan itu, mampu mengendalikan ion-ion, sekuat kemampuannya ion-ion yang berkeliaran ditahan, jadi buffer, tidak berkeliaran menjadi hypertonis.
Jadi memupuk bisa jauh lebih banyak karena kelebihannya ditelan oleh tanah, yang bersifat buffer atau penyangga.
Makanya ada aliran pemikiran bahwa tanah itu makhuk hidup, artinya bisa mengadakan pertukaran zat, mengendalikan lingkungannya (dengan derajad tertentu mempertukarkan ion-ion) dan bisa tumbuh dan berkembang, karena sebenarnya dia penuh dengan segala multi interaksi antar mikrobia baik flora maupun fauna, juga bangsa serangga dan cacing, satu populasi yang penuh yang hidup di sana. Pertukaran zat ini bisa menentukan pH tanah, hanya manusialah yang lebih kurang bisa campur tangan.
Jelas larutan hara yang bisa diserap akar jauh lebih kecil dari unsur-unsur dalam sel rambut akar, hanya kemampuan tanah untuk mengurai partikel-partikel bebatuan yang terdiri dari bermacam-macam mineral, menjadi hara tumbuhan selama jutan tahun, dan “menyimpan” hasil penguraiannya oleh tanah sendiri, yang penuh dengan microba dan fauna berkelas kebih tinggi, ini yang merupakan bahan organik, bila tidak, terlanjur jadi mineral kembali, seperti batu bata yang dibakar, merupakan “kesuburan” tanah itu.
Bahan organik tanah tidak hanya menjadi media mikro dan makro organisme hidup saja, tapi juga mampu membungkus partikel partike debu yang halus dari bebatuan dan mineral, menjadi satu paket (besarnya sekecil biji kacang hijau sampai berdiameter satu centimeter, seperti kotoran kambing), tapi masih bebas menukar ion-ion, menggelembung oleh absorbsi air. Paket itu namanya paket agregat tanah yang menjadi struktur tanah, artinya tanah itu jadi berstruktur, yang penting sekali untuk aerasi tanah, melewatkan udara ke dalam tanah, untuk pernafasan perakaran dan microba flora atau fauna, yang berkelas lebih tinggi pun tergantung dari udara yang melewati tanah berstruktur ini.
Menyeimbangkan antara air dan udara dalam tanah.
Makanya di hutan perawan, seberapa miskinnya tanah tertentu bila dianalisa quantitative unsur makro dan unsur mikro dari hara tanah, masih mampu menghasilkan ratusan bahkan ribuan ton kayu, dan lain biomassa, sebab itu adalah hasil kecepatan putaran hidup tanah yang didukung oleh iklim. Kesuburan tanah adalah kecepatan siklus itu.
Bahan organik untuk pupuk, dari segala limbah dan excresi hewan piaraan dan biomasa, seketika diaplikasikan, harus cukup banyak untuk menyatukan debu dan agregat tanah yang halus sekali, menjadikan tanah “longgar”, berstruktur bisa beronga-rongga yang saling berhubungan, udara gampang keluar masuk, di samping dia sangat cocok untuk sumber makanan dan sekaligus media untuk mikro flora dan fauna, untuk media larvae serangga yang sangat mungkin menambah [N], kecil kemampuan masa organik ini untuk menambah lain unsur macro seperti [P] dan [K] organik, unsur hara micro seperti ion Mn, B, Zn, Cu, Mo., dalam senyawa organik, ada peluang bisa sampai ke tumbuhan.
Apalagi kita di Iklim tropis basah yang memicu adanya pencucian hara tanah dan erosi. Lantas bagaimana mengganti ion-ion hara yang hilang itu dengan bahan organik dan biomasa dalam waktu yang singkat karena hanyut ?
Saya sangat setuju dengan digalakkan-nya pemakaian pupuk organik, tapi menurut jalan yang lurus, menurut pengertian yang benar, ya bila memproduksi pupuk organik hanya diaplikasikan sebanyak lima kuintal per-hektar, karena substantsi organik itu dicampur dengan larutan ion-ion unsur makro seperti ion amonium, ion nitrate, ion dihydrophosphat dan ion kalium banyak, tapi nyata bisa mengurangi dosisnya dari anjuran yang semestinya. Itu mah seperti Penjabat yang menganjurkan bayi-bayi dikasih minun tajin (air kuah menanak nasi), karena susu bayi formula mahal. Ini sama dengan supaya harga jual pupuk pabriknya itu bisa nampak ringan, itu sama juga penyesatan dari pengertian yang seharusnya.
Saya sangat setuju dengan pertanian yang menggunakan sarana pestisida dan pupuk organik sebisa mungkin, limbah organik, kotoran mulai dari peternak ayam, peternak kambing, peternak sapi, atau peternak babi, limbah basah pasar-pasar bahkan hasil pengurasan WC, tapi dengan dosis yang realistis, bila diperkuat dengan senyawa pabrik (ammonium, urea, pengolahan rock phosphate, pemakaian molasses, kapur pertanian ), semua OKE asal si substansi organik bukan untuk carrier saja untuk pengencer supaya harganya nampak ringan. Pupuk organik harus cukup untuk memperbaiki struktur tanah.
(Orang Rusia kehilangan musim tanam satu tahun dalan tiga tahun tanam untuk menanan klaver =Medicago sativa sebagai biomasa demi pupuk organik diareal itu guna memperbaiki strukture tanahnya dan menambah sebagian [N]).
Dipersalahkan oleh Nikita Sergeyvich Chrusyov alm. karena kuno.
Sedangkan di Ngawi, petani padi dengan pengairan pompa, menggunakan urea sampai 1000 kilogram per hectare satu musim, saya yakin itu sangat merusak lingkungan, merusak tanah dan sekarang urea (buatan pabrik yang menggunakan gas alam) menjadi sangat mahal, karena bahan bakar gas dimaui si Tuan Boss Besar Adi Kuasa.
Pembiakan lalat Trichograma sudah dirintis oleh Balai Penelitian Produksi dan Pengembangan Gula di Pasuruan dulu dua puluh tahun yang lalu, yang sekarang P3GI sebagai parasite telur penggerek batang tebu dan berhasil memproduksi pias-pias telur Trichograma ini untuk pengendalian penggerek batang tebu.
Virus hama penggerek umbut kelapa telah dibiakkan oleh Dinas Dinas Perkebunan Provinsi sejak lama, semenatara ada dana. (Tulisan mengenai hama ini ada di Blog ini mulai Juli tahun lalu, malah sedikit sekali peminat bacanya).
Cendawan pemangsa lundi/larvae Oryctes rhinoceros si kumbang kelapa tanduk tunggal yang berbiak di sampah dan kotoran kandang, tumpukan sisa bibit stek tebu, dikembangkan oleh Dinas yang sama.
Konsentrasi kapang bakteri Thuringiensis telah dijual sebagai insectisida Thuricide unutk menginfeksi larvae Lepidoptera.
Lha bila daftar ini bisa diperpanjang dengan consisten, memang pengendalian hama dan penyakit secara “organik”(semoga tidak melanggar hak patent orang, dan dapat dilakukan sendiri oleh petani) bisa menjadi upaya yang murah, dan lebih ramah lingkungan.
Bukan “organik” untuk meneriakkan dagangannya saja. Dengan asal jargon organik ini beras organik harganya Rp 10 000 per kilo, itu mah kerjaan kaum tani opportunis semoga tidak ada politisi yang ikut latah untuk mendongkrak citra menjadi politisi organik misalnya. Oh iya, kalau korupsi organik, ya itu sudah lazimlah di negeri kita, mungkin dari pada capek dan putus asa kita mikirin korupsi, karena semakin banyak saja yang nekat korupsi secara 'organik', maka boleh jadi nantinya kita harus terbiasa hidup berdampingan dengan kejahatan korupsi 'organik' ini. (*)
Note :Korupsi Organik (bukan beras organik) = terjemahan bebasnya adalah korupsi yang didukung dan saling dukung sesama anggauta organisasi (senyum pahit).
(Oleh Subagyo, alumni Universiteit Drushba Norodov - University Patricia Lumumba Moskwa Russia, angkatan tahun 1959, magister di UDN pada tahun 1966)
0 comments:
Posting Komentar