Nak Beni di Lumajang
Kumpulkan dulu semua dedaunan yang akan jadi sampah di keranjang kecil-kecil, kemudian tumpuk sampai banyak setinggi 1,5 m. Atau bila sedikit, dapat ditaruh dalam tong plastic, trus dipadatkan, atinya di-press sampai udara tidak ada di sela-sela dedaunan tersebut.
Bila ditumpuk ya ditutupi plastik supaya tidak kemasukan air bila dimasukkan tong ya dipadatkan dengan cara ditindih barang berat, lantas ditutup sampai jadi tape (artinya jadi tape : fermentasi).
Untuk fermentasi ini sebaiknya anaerob, jadi udara ya tidak ada. Selang tiga minggu padatan daun-daun itu sudah dapat dibuka dan didinginkan. Jadi kompos.
Dalam pembuatan kompos ini bisa dicampur abu, urea 5% dalam padatan hancuran dedaunan itu atau yang lain asal jangan banyak-banyak dan sebisa mungkin merata sebab konsentrasi tinggi dari abu, urea SP36 akan mengganggu fermentasi. (*)
1 comments:
apakah tidak memakai dekomposer seperti em4 atau mikro organisme lokal mbah?
Saya pernah praktek memakai kotoran kambing+cacahan daun dan gedebok pisang, kemudian saya kasih mikro organisme lokal yang saya buat dari ragi tape.
Dan setelah 15 hari proses fermentasi berjalan saya bongkar dan langsung saya aplikasikan ke tanaman kopi.
Alhamdulilah hasilnya lumayan bagus, pohon kopi itu langsung daunnya hijau dan tumbuh banyak tunas baru
apakah menambahkan pupuk kimia dalam proses fermentasi tidak akan mempengaruhi perkembangbiakan bakteri pembusuk kompos tersebut?
Terima kasih atas penjelasannya mbah Bag
Posting Komentar