Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 05 Desember 2012

PESUGIHAN – MENJADI KAYA DENGAN PERTOLONGAN SETAN


Sejak kapan kepercayaan aneh ini menjangkiti manusia ?, sungguh merupakan study yang serious.
Dulu masih zaman penjajahan, seingat saya asal ada seseorang pribumi, tiba-tiba mendadak menjadi kaya raya dan tidak dimengerti sebab musababnya oleh pikiran sederhana dari masyarakat, sudah mesti dianggap perbuatan supra natural. Yakni menimbulkan kasak-kusuk orang jaman dulu : “Lha kok itu Si Anu terus tiba-tiba kaya mendadak, wah pasti kekayaan si Anu adalah kekayaan tidak halal. Dan perolehan itu dibantu makhluk halus, lha masak kok cepet banget jadi kayanya ?”. Begitulah benak manusia Indonesia (jaman dulu) lebih simpel cara berpikirnya, terutama menanggapi adanya orang yang jadi kaya mendadak, maka rakyat langsung menduga bahwa hasil kekayaan itu ‘gaib’, dan pastinya dengan pertukaran nyawa orang dekatnya. Simpel.

Segala bangsa kuno atau inteligensianya masih kuno, tentu menyangkutkan dan menghubungkan kekuatan supra natural atau makhluk berkekuatan supra natural. Entah itu dewa, apa itu setan, atau jin, apapun bentuknya yang tersirat dalam pikirannya yang sederhana.

Saya yakin bahwa kepercayaan ini ada di seluruh bangsa-bangsa di Dunia ini, tanpa dipengaruhi satu sama lain.

Biasanya urut-urutan ceritanya begini : Ada sesama penduduk suatu kampung atau desa, kemudian di pojok kampung yang tidak begitu diindahkan oleh para tetangga, kok tiba-tiba dan mendadak Si Anu lalu membangun rumah, trus beli kendaraan dan hidup mewah. Kaya mendadak.

Dan urutan kisah susulannya adalah, adakalanya (kebetulan) seorang anggauta keluarganya atau pembantu rumah tangga lantas meninggal.  Jika ada anggauta keluarga si Kaya mendadak itu,  tiba-tiba dan mendadak mati, kemudian tahun berikutnya ada lagi yang mati, nah barulah orang kampung mulai bergunjing. “Wah pasti mereka yang mati dijadikan “wadal” atau jiwanya dijadikan pengganti jerih payah si Syaithan atau raja makhluk halus, yang membantu mencarikan kekayaan keluarga itu,” begitulah benak rakyat Desa (jaman dulu) yang simpel.

Anehnya, di Nusantara ini, cerita itu menjadi sangat bermacam-macam ‘genre’ nya, sepertinya setiap tempat ada tempat mencari pesugihan, dan mesti tempatnya ‘menyeramkan’, legenda ini ada di semua tempat di Nusantara.  

Kita mungkin pernah mendengar cerita macam itu itu di seantero Nusantara, tapi tidak memperhatikan pelakunya benar-benar ada, apa karangan saja.

Cerita yang beginian selalu jadi bahan cerita para Pembantu Rumah Tangga yang lagi asyik bergunjing dengan majikannya, karena mereka sebetulnya sama, hanya statusnya kebetulan lain.

Yang jelas di media yang resmi, umpamanya di film, terutama tontonan program Sinetron TV  juga kisah ini paling ‘laris’,  dalam artikel majalah juga ada. Dan yang saya tahu, di “Serat Centini” yang pernah resmi menjadi “Almanak” orang Jawa yang terkenal di abad yang lalu juga kisah ‘pesugihan’ ini ada.

Tidak hanya di Nusantara, kisah ‘gaib’ macam begini juga ada di Amerika, dihimpun nyelip didalam kumpulan ceritera pendek dari cerita rakyat, sebuah ceritera mengenai seorang Pengacara yang namanya Daniel Webster. Alkisah Daniel berhasil membela jiwa (soul) orang  Petani yang ditagih janji menyerahkan jiwanya pada syaitan. Pengacara yang namanya dikisahkan Daniel Webster itu berhasil membela petani, karena bisa menyentuh hati para Jury yang bekas penjahat kelas kakap semua. Kebetulan si Devil (saithan) ini menghadirkan juri-jurinya  dari neraka.

Dalam cerita rakyat Amerika ini dikisahan bahwa si petani miskin terpaksa menjual jiwanya pada Si Devil karena, kepepet. Nah si Devil ini mau menagih Jiwa si petani, dengan mengerahkan juri-juri dari koleksi penghuni neraka. Namun mendengar pembelaan Daniel Webster si pencacara, para juri yang berasal dari  penghuni neraka itu ingat bahwa itu adalah mirip kisah mereka sendiri, yang karena kemiskinan dan kepepet lalu menjual jiwanya pada Si Devil.

Para juri itupun terharu, dan sebelum fajar menyingsing mereka (para juri) itu mengeloyor pergi, tanpa keputusan.
Maka dalam cerita itu tinggallah sang syaitan sendiri dan Daniel Webster, pembela demi Hukum menyatakan si Petani bebas, dan sang Syaithan disereruduk domba jantan milik sang Pengacara.  Ini lah kisah folklore, kisah dongeng yang cukup terkenal di Amerika.

Sedangkan mirip dengan kisah pesugihan di belahan negara manapun, di Nusantara mulai jaman Kemerdekaan, mulai terlalu banyak datang bermunculan di kampung kampung di desa-desa, orang kaya dadakan. Sehingga si juru dongeng ketinggalan ceritera, atau kehabisan ceritera, saking banyaknya kasus ini, Yang tetap jadi tanda tanya hanya satu, yaitu asal usul kekayaannya ? Lho kok kaya mendadak, apakah benar pakai pesugihan Setan, atau ada sebab musabab yang lain ?

Ada perbedaan memang, bila jaman yang lalu atau pemikiran zaman yang lalu, orang kaya  baru (OKB) yang menyolok itu mysterious, dan segera dijauhi tetangga, kayak penyakit.  Apalagi bila ada  anggouta keluarganya yang mati entah karena apa, bahkan dikasih makanan selamatan saja meskipun enak dan menarik malah tidak dimakan, saking warga khawatir dijadikan wadal.

Tapi zaman sekarang, sekali lagi ini jaman sekarang saudaraku, jaman melek teknologi, jaman facebook.  Lha para OKB dan OKM (Orang Kaya Mendadak) ini malah jadi pusat glamour, pusat kebudayaan warga. Karena sang OKB dan OKM ini sering mengadakan acara religius derma, dengan mengundang  para pemuka Agama kondang ditemani oleh para tokoh masyarakat dari unsur apa saja, yang didatangkan khusus untuk meramaikan suasana, yang pasti ratusan juta ongkosnya, malah jadi populer dan dibanggakan oleh tetangganya. Yang pasti orang ini pastinya tidak minta bantuan setan, mungkin telah jadi Caleg atau Balon Kepala Daerah.

Kalau dulu di desa-desa dan dikampung  kampung “track record” setiap anggautanya tidak sangat bervariasi, jadi menonjolnya ekonomi seseorang jadi mencurigakan (hampir pasti dicibir sebagai pengikut syaitan atau tuyul atau babi ngepet dsb,) yang masuk akalnya orang kampung, maka sekarang setiap preman besar atau kecil (pelaku  the migh is right) menanam kekayaannya di kampungnya, atau desanya, no problem, wong orang kampung juga sudah ngerti asalnya sulapan ekonomi ini,  berkat sering bikin kegiatan  religius amal derma yang meriah (ya kegiatan ini kan musuhnya setan) akan menetralisir track record yang miring. (Apa dikira syaithan tidak bisa tampil berderma, dan menyamar jadi  religius dan nyanyi ? padahal itu Cuma tipuan di bibir?)

Makanya jangan heran bila seorang –yah misalnya saja- atau katakanlah begitu- Sang Bupati Kepala Daerah Garut, melaksanakan credonya  orang desa dan orang kampung- the might is right, kemudian karena ‘the might is right’ ini dia terus mengawini gadis belia hanya empat hari, trus dicerai, yang syah-syah saja menurut Pengadilan  Agama bawahannya. 
Hebatnya dia juga bisa menjelaskan di TV bikin pernyataan bahwa kebenaran ada di sisinya, mungkin nanti putusan Pengadilan Negeri juga bebas murni.

Jangan heran ya, (tapi diam-diam sebanarnya sungguh saya heran setengah mati, kenapa ya makhluk kayak gitu, ya, haduh... lha kok kenapa bisa terpilih jadi Bupati Kepala daerah ya?).

Pikir saya sekarang, kenapa ya  orang se-kabupaten Garut tidak menganggap modalnya terpilih jadi Bupati Garut dari bangsanya bantuan lelembut atau alam gaib ya ? Kan mungkin saja itu orang kaya mendadak, kan ? Lho kan biasanya orang Nusantara itu kalau melihat orang yang tiba- tiba kaya luar biasa, curiga jangan-jangan  gaib?

Tapi ini ceritanya lain, karena masyakarat di tempat Garut saya lihat sudah tidak percaya ada kekayaan bantuan  supra natural dan kekayaan alam gaib. Yang pasti kekayaan kepala daerahnya adalah sah-sah saja. Bahkan mungkin saja rakyat Garut yakin sekali bahwa kekayaannya Sang Bupati adalah bantuan Tuhan, sehingga Tuhan merestui dirinya jadi kepala daerah. Bahkan sang Kepala Daerah itu pun sudah berhasil meyakinkan rakyatnya bahwa yang dilakukannya yaitu mengawini gadis belia (belia sekali), kemudian menceraikannya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, -mungkin sebabnya adalah bau mulut si belia (konon katanya)-, itu juga sudah ijin Tuhan juga, Tuhan mau suka atau ndak, emang gue pikirin, yang penting kan sah?.

Lha iya, wong sekarang orang sudah pada ngerti, setan itu kan sekarang diantara kita sendiri  kok, malah sering unjuk muka di TV untuk disiarkan ke seluruh Indonesia.
Yang ini, credo orang desa dan credonya orang kampung, bahwa 'the might is always right',  nyatanya lebih hebat dari Sjaitan sendiri.

Di sisi lain Indonesia sekarang sedang mengalami Bencana Tsunami Korupsi tak berkesudahan, Banjir bandang Korupsi terus-menerus. Saya pikir-pikir Korupsi ini mestinya dikategorikan oleh literaratur kebudayaan Nusantara sebagai jenis pesugihan baru. Karena pelakunya terbukti jadi kaya mendadak, meskipun rata-rata Koruptor ngakunya sudah kaya sejak nenek moyangnya. Tapi coba saja diaudit secara jujur.

Kemudian apakah fenomena Korupsi ini minta bantuan setan ? Saya kira saya mesti bilang iya, karena pelaku Korupsi telah menerima bujukan setan (was-was) dalam hatinya yang mendorongnya berkorup-ria. (*)

(Sekali lagi kisah ini adalah dongengan reka saya sendiri, dongengan orang tua pada cucunya menjelang tidur supaya tidurnya tak dinganggu Syaithan, karena saya yakin pesugihan  Si Syaitan jaman sekarang ini adalah  : korupsi gila-gilaan, ini saya namakan 'korupsi kalap', yakni perilaku korupsi seolah-olah Sang Korup hidup selamanya, Korupsi Panik : dalam arti korup sekarang, karena kapan lagi ada kesempatan, mumpung menjabat ? ya leluasa mengembat, penilepan uang negara besar-besaran, penilepan uang rakyat hebat-hebatan, manipulasi proyek sekehendak hati, manipulasi jabatan sepuas syahwatnya, menyuap secara bebas, menerima suap secara asyik ajah, bersekongkol kayak makan jengkol, menyunat hak orang lain, dan mengumpukan harta dengan jalan di luar ketentuan Tuhan. Yang susah, kalau ternyata orang jaman sekarang (jaman akhir) ini sudah bingung, yang mana ya ketentuan Tuhan itu sebenarnya ?, kok kelihatannya semua sah-sah saja yah, asal gelimang harta di dunia, maka itu baik, get rich or die tryin' , Apalagi pikir sang korup : Tuhan kan Maha Pengampun, bereslah.
  Haduh cucuku... naudzubillahi min dzalik... tidurlah engkau yang nyenyak ya, jadilah anak jujur pada hati nuranimu, mbah ndongeng lagi besok malam...)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More