Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 13 November 2014

SAUDARAKU SETANAH AIR, TETANGGAKU KALIAN BISA KELIRU, KAMI SEMUA BAYAR KELIRUMU ITU.
Rumahku di complex perumahan menengah, semula sesudah sekan puluh tahun pemilik sudah ganti tiga kali, perumahan dibangun menjadi complex manengah atas. Sekarang walau complex perumahan itu sudah punya jalan tembus kemana mana, lebar bahkan kembar, tapi relique jalan  lama yang untuk masuk komplex membelah kampong kuno masih ada dan merupakan jalan favouritku. Aku tahu benar dalam kampong kumuh itu masih tinggal bekas buruh tani, bekas tani gogol, mereka banyak yang sudah meninggal karena tua, kaum tukang, dan buruh dari desa yang jauh jauh ngekost, satu kamar 2,5x3 meter. Meskipun kami tingal di complex perumahan dan mereka tinggal di kampong yang gangnya hanya setengah meter kami tetap bertetangga satu RW.
Secara sosiologis kami terpisah jauh, karena saya termasuk kaum priyayi yang tidak berkesempatan atau ragu korupsi dan mereka petani yang terusir dari lahannya. Inilah suatu berkah bagi kaum menengah seperti saya, tinggal di komplex perumahan yang dibangun dipinggir kota pasti bekas sawah atau tegalan, pasti menggunakan jalan  yang membelah kampung  atau desa kuno, tetap dengan keadaan seperti semula, jadi kampung, hunian itu dengan cepat makin padat dengan  pendatang, makin pengap dan ramai, jalan itu dipakai bersama antara penghuni complex dan penghuni kampong, sedangkan koplex perumahan makin di-rehab jadi rumah tingkat, bahkan dua keveling dijadikan satu, banyak rumah para poruptor yang bertebaran megah disitu, mereka aman aman saja, bahkan anak istrinya gambarnya terpampang di becak becak terenyum bangga sebagai caleg pusat dan daerah Aku tetap lewat dengan jeepku yang semakin tua ( lebih dari 30 tahun) mereka semula banyak jadi tukang becak, tapi sekarang campur aduk andara pejalan kaki dan orang orang muda pengendara sepeda motor, sedangkan punggir jalan kenangan ini penuh dengan warung segala rupa berjejal diantara video rental kelas lesehan untuk memincuk anak anak sekolah nge-game dan mengintip blue film.padahal didepannya ada gedung megah punya orgsnisasi Islam.
Dari jumlah suara peghuni kampong inilah suara pemilih dalam pemilu legisislatip pusat dan daerah secara massal ditanggok, misalnya Wisnu wardhana bekas pimpinan PD, loncat jadi pimpinan Hanura, dia  yang kesohor dan wakilnya Musafak Rouf dari PKB yang ngantor terus meski sudah dipecat saking cintanya pada pekerjaanny di DPRD sebagai wakil pimpinan. Keadaan inilah yang memaksa saya berfikir, kena apa JKW/JK terpilih jadi unggulan Executive Presiden dan Wakil Presiden  tapi KMP malah  merajai DPR. Kok ironis sekali.
Inilah satu satunya jembatan untuk pikiran saya menunju ke saudaraku di hunian padat yang extrim menghilangkan  80 % privacy  penghuninya. Aku perkirakan jiwa mereka juga berontak tanpa daya dengan keadaan itu. Dari situlah jurkam jurkam pemilihan umum legislatip pusat dan daerah, executip pusat dan daerah menanggok suara. Aku tahu stereotypes dari para jurkam kampng ini, mereka cenderung perperawakan berisi, bahkan gemuk mentes,  pakaian mirip seragam pak Lurah, gampang bercanda dengan ibu ibu,  dan bisa ngengajak sejenak melupakan keadaan hidup mereka yang berdesakan tanpa privacy itu, mereka sulap sejenak menjadi  keadaan yang menyenangkan dalam kerumunan dan berdesakan dengan joged bersama saling senggol, akhirnya mereka tahu sejenak kenikmatan bergerombol berjoged dengan irama yang merangsang,,  memberi oleh oleh kepada keluarga untuk tidak repot hari iru. Ya itu saja sambil membawa identitas kelompoknya.  Bukan dilatih untuk membeberkan program para calon yang mereka dukung. Jadi si wakil legislatip hanya mengandalkan nomer urut dari identitas kolektip partai saja, bukan nama mereka. Jadi si wakil legislatip hanya mengandalkan nomer urut dari identitas kolektip partai saja, bukan nama mereka. Toh hampir semua nama wakil legislatip tidak akan diingat oleh para pemilih. Disini kaum sudrun ada kelebihan dalam mengelola kelompok dengan menjual do’a dan lesehan, dangdut dan gambus, dakwah canda, joged serabutan semacam trans bersama dan beaya dipikul oleh pengais kesempatan setempat yang ingin naik daun jadi RT ( e e mereka ini juga dapat duit dari ratusan migran desa masuk kota, bukan gratis kerja sukareala) ,  lima tahun kedepan.
Saudaraku, kalian bisa salah pilih orang  untuk menjadikan anggauta legislatip pusat dan daerah, seperti para preman yang saya sebut diatas, yang diambil dari daftar urut  partai untuk caleg pusat dan daerah, pejabat executive pusat dean daerah, seluruh Negara membayar buat kekekeliruan itu, toh anda tidak kehilangan apa apa  meskipun segera anda tahu kekeliruan anda, jadi seandainya mereka yang anda pilih jadi wakil di legislatip itu hari ini ketiup angin prahara dan hilang anda tidak akan  mencarinya, kayak dua preman yang ngilang diatas, atau si Batu Gnjo yang rumahnya di Bogor, atau si Bersihrapi dari ex Ketua Partai Demokrat dalang hambalang yang mngkin sekarang ditahan di KPK, yang membangun kroni dari sana, karean uangnya trilyunan di Singsapore. Tapi bila ndak ada apa apa, seluruh Bangsa ini membayar kekeliruan ini sangat mahal, bukan saja uang yang mereka curi, tapi ke sableng-ngan-nya membuat kerusakan yang sangat besar untuk Negara ini yang sulit diperbaiki selama limapuluh  tahun kedepan, akibat tingkah polah mereka.
Bedanya dengan pemilihan Presiden dan Wakilnya adalah, identitas  calon yang dikedepankan. Cuma itu, calon Presiden dan Wakil Presidan kan hanya itu, lebih  bisa mrmberikan kesan  dekat dengan hati mereka,meskipun anda juga tidak tahu atau lupa rekam jejaknya selama ini, itu saja, iya kan ?.*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More