BAGAMANA PARA ULAMA ISLAM DI PULAU JAWA MENGINGATKAN UMMATNYA PADA ABAD KE 15 -16, ZAMANNYA PARA WALI.
Di youtube, cak Ainun
Najib, malantunkan syair para wali tanah jawa satu tembang dengan grup
musikalnya “Kiai Kanjeng” tembang “Ilir
Ilir”, yang dalam perenungan saya sebagai the last generatiom of the javanese" orang jawa generasi terkhir:
Ilir ilir….. ilir ilir……..
Oi angin sepoi datanglah
Tandure wong semilir….. Tanaman
bibit padi disawah sudah bangun
Tak ijo royo royo………. Begtu hijau berpendar segar
Tak sengguh penganten
anyar… Kukira penganten baru
Cah angon 2 peneken
blimbing kuwi… anak gembala 2 panjatlah pohon blimbing itu
Lunyu lunyu penekna……..meski
sangat licin panjatlah
Kanggo masuh dodot-ira….
Untuk mencucuci kain dodotmu
Dodod-ira – dodod-ira…….
Kain penghias pinggangmu
Kumitir bedahing
pinggir.. berkibar sobek di pinggir
Dom-ana, jlumat-ana.. Jahit dan anyamlah dengan jarum dan benang
Tak enggo seba mengko
sore… akan kupakai meghadap nanti sore
Pupung padang
rembulane…. Senyampang bulan purnama
Pupung jembar
kalangane…senyampang luas lingkaran “halo” sinarnya
Ya surak-a surak
horeeeee … bersoraklah sorak horeeeee.
Syair tembang untuk
bermain para bocah ini mengandung
pertunjuk yang dalam dan telak bagi kaum muslimin zaman itu di pulau Jawa, meskipun di
tembangkan beramai ramai oleh anak anak dimana mana.( memngnya hidup ini bukan sekedar permainan ?)
Adapun makna yang
saya renungkan adalah:
Situasi lagi sangat
baik, pemindahan bibit ajaran baru (di abad 16) sudah tumbuh berkembang…..bibit padi disawah ditanam
bersegi empat seluas sawah dari pembibitan sudah menggeliat bangun. Maksudnya ajaran
islam dengan empat ajaran pokok yaitu ilmu ,ilmu syari’at islam, tarikat islam, ilmu
hakikat islam dan ilmu makrifat islam sudah
tumbuh dengan bergairah. Menghijau segar berpendar, begitu bersemangat sampai
saya kira temanten baru. Cah angon2, para gembala umat islam, ulama, nara praja ( abad ke 17),
panjatlah pohon belimbing itu , yang buahnya
bersisi lima, yaitu rukun islam sholat lima waktu, meskipun pohonnya licin,
sangat berat. Sebab buah belimbng ini akan aku pergunakan untuk mencuci kain
hiasan pinggangmu, jahitlah dan anyamlah menyatu kembali dengan kain yang bersegi empat ajaran pokok ilmu islam yang akan aku jelaskan, ilmu srai’at islam, ilmu tarikat islam, ilmu hakikat islam, ilmu makrifat islam. Sebab aku lihat kain dodotmu robek berkibar kibar di pinggir diluar libatan pinggang, sebelah luar libatan dodot yang kasat mata, artinya ilmu syari’at islam dan ilmu tarikat islam, jahit dan anyamlah dodotmu dengan teliti. menyatu kembali utuh sebagai kain bersegi empat artinya segi ilmu hakikat islam dan ilmu makrifat islam yang ada dilibatan kain Isebelah dalam. Agar aku bisa memakainya untuk menghadap nanti menjelang magrib, seingga kedua ilmu ini menyatu keempat empatnya waktu matahari tenggelam dalam hidupku. Kerjakanlah
senyampang kondisi alammu masih baik. Maka
bersoraklah dan bergembiralah dengan bersorak
horeeee.
Jadi penghadapan pada waktu asyarnya hidup, alias mati, dapat dibicarakan dengan nyanyian permainan anak anak yang gembira diakhiri dengan sorak horeee.
Jadi penghadapan pada waktu asyarnya hidup, alias mati, dapat dibicarakan dengan nyanyian permainan anak anak yang gembira diakhiri dengan sorak horeee.
Begitulah ajaran para wali islam di jawa, yang dilantunkan beramai ramai oleh ansambel alat musik gamelan jawa dan choir Kiai Kanjengnya cak Nun yang selamat sejahtera sampai keliling Dunia, sedang renungan ini ya begini saja, masih untung belum viral dadakwa ilmu klenik, bid'ah oleh para habib, dan dicerca dan dinista seperti uraian Doktor dari Amerika Nurcholis Madjid alm. Yang inti dari cercaan itu adalah pesan:
“Disini, Indonesia sekarang, banyak orang pandai , al ustadz alim ulama ahli agama islam, buku dan artikel di e-media, uraian agama islam bejibun yang didukung oleh Saracen, dan khilafah dari Sabang sampai Maroko, kamu ndak usah bergaya merenung dan berfikir sampai warisan para wali jawa segala, tanpa restu para saracen,MUI, khilafah, aswaja (koma), selalu saja ada sayap sayap oganisasi itu yang lebih tegas layakya pegas forged in fires yang sangat berbahaya dan ngawur tanpa kendali dari organisasi induknya, malah dapat dukungan dari anak autis kita”,yang gagah perwira*)
0 comments:
Posting Komentar