Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 12 Mei 2018

iLMU PENGETAHUAN BERNAFASKAN ISLAM

DR. DAWAM RAHARJO, DR. ADIAN HUSAINI DAN MH. AINUN NAJIB.
MENGENAI ILMU MODEREN DAN ISLAM.

Persoalan ini timbul pada masa  abad yang baru lewat hingga sekarang, akibat dari dominasi perkembangan masyarakat manusia di Barat - Europa dan Amerika, yang lebih subur modal, maju karena mendapat limpahan pupuk dominasi ekonomi dari  kapitalisme dan imperialisme moderen setelah renaisance, yang marak di Barat, merambat bersama imperialismenya keseluruh dunia. DOMINASI EKONOMI BARAT - DIWUJUDKAN DENGAN PENJAJAHAN. Wajah DOMINSI EKONOMI - Jadi lawannya ya harus imbang KEKUATAN EKONOMI.
Kebetulan rekaman uraian beliau beliau mengenai ilmu moderen dan islam disiarkan lewat you tube yang bisa di akses oleh semua  menggunakan media elektronik, hanya dengan membayar langganan pada server untuk yang bisa diakses masyarakat, smartphone menyusul menjadi server juga, jadi akses ke jaringan IT ini lebih luas lagi, gantinya abonemen koran.
Hanya pada decade terakhir saat ini, kemewahan komunikasi ini ada di masyarakat kita, meskipun banyak teman seangkatan saya (60 tahun keatas) sangat enggan menggunakannya. Mereka bilang sulit, atau karena sombong tanpa alasan, atau malas saja – sangat saya sayangkan.
Mungkin, sebab moda komunikaasi  IT lain seperti TV dan radio FM, juga merambah generasi manula yang masih aktip mengamati perkembangan masyarakat, sebagai pendengar pasif, sudah berabad abad pers koran, khusus mencari langganan sesuai  dagang trend measyarakat.  Lha  moda baru IT ini dia mendapatkan pambaca atau pemirsa sekaligus, hanya karena isi kesungguhan dan kejujuran,  bobot pembahasan idea, kontent dan originalitas semakin kaya sebab tidak adanya Redaktur dan Pimred sebagai Polisi lalu lalulintas informasi mencari uang.     E - IT baru ini VALUE FREE. Sebagai rambu tehadap dominasi kebohongan dan fitnah, hoax, ada Undang Undang IT, dan diharapkan ada reaksi masyarakat. Dengan begini diharapkan masyarakat akan lebih cepat untuk maju, dengan norma kbhinekaan, tanpa kekerasan  fisik, melulu kejujuran seorang individu, terserah penerimaan masyarakat pembacanya, yang dierdayakan oleh Google.
Semestinya, yang sekarang enggan mengunakannya teknologi  e-IT, justru sebagai imbangan media IT lain yang merambah mereka mau atau tidak mau.  Hanya alangkah baiknya bila semisal  ikan ikan salmon yang telah menjelajah samudra samudra raya seperti Doktor Dawam Raharjo, Doktor Adian Husaini, MH.Ainun Najib ini, yang mau membahas ilmu moderen dan Islam zaman ini, diuraikan, dikaji, disimak oleh sosok sosok yang pemurah ini di “you tube”,  lengkap dengan gaya bicara, zestikulasi, artikulasi bahasa, bahkan emosinya, dengan rajin meyiarkan kajiannya supaya diketahui oleh lebih banyak orang. 
Ikan ikan salmon ini bersama dengan jutaan mereka, setelah waktunya tiba kembali ke asal dimana dia ditetaskan di dunia, mereka menyongsong arus jeram bahkan air terjun. Menuju ke sumber air di pegunungan, untuk bertelur  dan dibuahi salmon jantan disana, diair pegunungan yang jernih, dimana sebagai salmon bayi mereka terhanyut ke samudra raya. Hanya selang puluhan tahun mereka mudik kembali ke asalnya, berenang ratusan bahkan ribuan kilometer, begitulah sunnatullah. Sayangnya bagi salmon salmon sendiri, mereka merasa bahwa penjelajahannya di samudra yang sangat luas ini kok kayak menjelajahan menghilir waktu masih bayi menurut alur sungai sungai saja, mungkin dirasakannya seperti sepanjang waktu mereka masih bayi, watak aslinya masih sangat kentara, aneh. Saya kira akibat kungkungan jiwanya yang sudah tercetak waktu masih ikan kecil, makan, makan, makan, kok nggak merekam watak samudra raya yang dia arungi bertahun tahun , layaknya Moana dari Motonui, sayang.
Karena saya mengerti , banyak orang yang sangat membutuhkan,  untuk mengaca, bagaimana posisi  dirinya sebagai ummat islam dengan fokus untuk menempa diri mngikuti sunnatullah  menjadi rakhmatan lil alamin.
Beliau beliau bertiga adalah mereka yang bisa di simak ceramahnya lewat you tube bertema mengenai banyak hal, salah satunya adalah islamisasi ilmu pengatahuan.

Dr. Dawam Rahardjo menunjuk contemporernya yang sudah almarhum Dr. Kuntowijoyo. 
Dengan jalan scientifikasi islam.  Artinya mengembangkan islam pada sisi kepentingan demi kemajuan seluruh ciptaan Allah yaitu ilmu islam moderen menurut azas etika dan moral islam, menuju ke  – rakhmatan lil alamin.
Saya di ilmu Pertanian pernah mengalami penyesalan besar. Dengan mencerca penelitian lalat buah Drosophyla melanogaster, hanya lalat buah yang membusuk, diteliti diteropong dibawah microscope berbagi ukuran pembesaran optik dan elektrokik oleh penelitian ilmu Genetica yang diajarkan dongengnya kepada kami. Para pakarnya, memilih species ini karena lalat buah ini sangat cepat berbiak, dan tanda tanda fisik dari pengaruh “gene” mudah ditengarai. Jadi cocok buat penelitian Genetica. Begitu pula penelitian yang detail mengenai sebangsa cacing, yang samasekali jauh dari ilmu Seleksi Pertanian dan Peternakan formal, yang ternyata mampu membuka mata para peneliti Genetica molekuler, hingga cacing kecil in dikirim ke angkasa luar untuk lanjutan di “iqrok”. Value free, silahkan buka situs di 

Wikipedia:https://www.nasa.gov/audience/foreducators/9-12/features/F_Worms_in_Space.html 
https://en.wikipedia.org/wiki/Caenorhabdilis_elegans


Ilmu Pertanian dan Peternakan menghadapi seleksi tanaman budidaya dan ternak yang sangat banyak dan penting nilainya demi peningkatan kuantita dan kualita produk produk kami.
Para seleksionis bidang Pertanian dan Peternakan menghadapi sangat banyak sifat sifat penting yang perlu dikembangkan dengan ilmu Seleksi, yang kami punya, berdasarkan pengalaman empiris……. tidak sempat mencari “gene” sebanyak mliyaran sampai trilyunan, ini saling mempengaruhi untuk menimbulkan sifat sifat baik dalam gene yang kami butuhkan.
Ya kami ambil jalan kami sendiri, kami kumpulkan saja exemplar individu indivdu yang memiliki ginealogi jelas menurunkan sifat sifat yang akan kami kembangkan dengan ilmu Seleksi budidaya menurut interest/ value yang harus didapat.
 Ini kepentingan – atau “interest” kami, yang oleh Dr Dawam. dipilih kata “value” untuk memberi sebutan pada perkembangan ilmu Barat moderen seperti Genetica sebagai  ilmu yang value free.
Dalam praktek, kami pasangkan dalam perkawinan, untuk memperkuat sifat sifat yang kami cari dengan crossing dan back crossing berulang ulang menurut intuisi kami. Akhirnya sampai ketemu keturunan yang lebih baik yang kita kehendaki, kami baru lega.  Bila object ini sapi, ya perlu puluhan tahun, nyaris seumur hidup.  Baru kita rangkai, kita anyam anyam “gene” apa yang kita tandai setelah ketemu di praktek seleksi kami, guna keterangan dalam rangka meng-gene-kan peneguhan sifat  sifat “baik" yang kita dambakan, menurut ilmu Genetica, supaya klop. Jadi kepada kami, penelitian Drosophyla melanogaster tidak memberikan value apa apa, kan ilmu Genetica ini value free, kami menggerutu. Menurut gus Gur, gitu saja kok repot.
Tapi puluhan ratusan  tahun setelah data terkumpul dari lalat ini, dan dari obyect makhluk lain sebangsa cacing yang cepat berkembang, berbadan sangat kecil, transparan dan makhluk masih sederhana. 
Watson dan Crick merangkai hasil penelitian sebelumnya, https://www.nature.com/scitable/topicpage/discovery-of-dna-structure-and-function-watson-397                               Mengenai DNA ini, sampai pada kesimpulan adanya hukum Triplet dari rangkaian DNA yang hanya empat macam, bila dijejer tiga - tiga secara acak akan menyatakan code perintah sintesa asam amino esensial tertentu. Dari asam amino hewani yan ada 20  macam, sedangkan asam amino nabati hanya 17 – 18 macam asam amino esensial ini akan tersusun protein tertentu, protein hewani atau protein nabati, ternyata hanya protein nabati kedelai yang lengkap mengandung 20 macam asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk tubuh kita.                                                                                                     Maka materi gene adalah makna code dari rangkaian tiga DNA. Padahal ilmu Genetica berkembang dari ilmu  yang  value free – dengan penelitian lalat buah Drosophyla tanpa mengejar nilai, rasanya kok lebih tepat dijuluki tidak mengejar interest.   Mestinya kami dari yang mengejar iImu terapan ini lebih sabar, jadi tidak kena aib  kemudian. Juga mencari Ontology dan Epistemology  dari islam. masih sulit, karena tebalnya tradisi mencari pembenaran  dari salaf dan mitos dimasa lalu, sudah dirasa cukup oleh ulamanya, sampai terjadi apa yang mesti terjadi yaitu anggapan pelecehan agama, bagi mereka yang masih mencari, dan kurangnya kredibilitas ilmiah mderen dari ulama dikalangan ilmuwan islam sendiri. Karena di bidang bidang ilmu pengetahuan  moderen, mereka belum bisa membuka khazanahnya dengan Islam tradisi mereka. Mereka  berdua doktor ini mengetengahan kepada masyrakat islam ilmu sosiologi profetik ( dari kata bahasa Inggris "prophet" artinya nabiullah). Artinya menambahkan tingkatan alam kesadaran manusia dari hanya percaya mitos, kemudian mitos ini dtambah kesadaran pikiran, kemudian berkembang ke logika keilmuan tingkat yang dicapai para pakar sisioligi barat yang mendominsasi ilmu pengetahuan tatanan masyarakat moderen ideologi  - dotor doktor kita dalam ilmu sosial dan muslim ini menanbahkan "wahyu" illahiyah di atas logika leilmuan yang ada, Dan  "wahyu" ini adalah pesan Allah untuk disebarkan bagi manusia oleh UtusanNya. Saya masih meyakini bahwa pada saatnya "wahyu" Illaiyah ini semua dapat dibuka dengan akal pikiran, misalnya dalam islam banyak larangan yang memang ada dasar ilmunya. Misalnya konsumsi alkohol, temasuk madat dan.........rokok. Untuk "mengerti" saja diperlukan suatu keberanian berfikir yang luas.

Doktor Ilmu komplit,  Adian Husaini,  
Dalam islamisasi Ilmu,  beliau juga mempersilahkan digunakannya Ontology dan Epistemology – meredakan selera ke paranormal dan mistik. Meskipun beliau lebih menghormati Malahayati, Atau Dewi Sartika sebagai pelopor emansipasi wanita yang sekaligus produk pengembangan islam yang formal, belum Indonesia sebagai sasaran. ( you tube, Adian Husaini,  islamisasi ilmu pengetahuan). 
Saya sangat menghormati Rohana Koedoes, karena pejuangannya di ranah Minang dan Sumatra Utara, yang dikemukakan Dr.Adian Husaini.      https://www.kompasiana.com/.../rohana-kudus-pioneer-jurnalis-perempuan- 
Beliau Rohana Kudus dikurniai panjang umur dan tetap berjuang dalam pers- jauh lebih hebat dari Kartini, begitulah kilah Dr Adian Husaini. ( sebagai santri dari kecil, beliau menganggap kartini itu pryiyayi, islamnya abangan tidak digembleng kayak para santri)
Memang pulau jawa telah menjadi jajahan utama Belanda, dari pulau pulau yang lan. Telebih setelah perang Jawa/perang Diponegoro di tumpas, dteruskan cengan cultuur stelsel, setelah 10 tahun diganti dengan etische politiek, diantisipasi oleh para pejuang terutama para kiai pulau Jawa, dengan konsolidasi antara mereka seperti kiai Sholeh Darat dari Semarang, beliau juga berasal dari desa Mayong seperti Kartini dan Sosrokartono
https://twitter.com/islamidotco/status/723012946620633088.Islami on Twitter: "Kartini, Kiyai Sholeh Darat, dan Sosrokartono yang ...
1.    Jadi memang Belanda lebih mencermati perkembangan gerakan perlawanan rakyat pulau Jawa, jadi ya wajar bila pemuda pemudi dari seluruh Hindia Belanda sampai Republik Indonesia, memperoleh pamornya di Pulau Jawa seperti pemimpin PKI juga orang Minang, dia tidak akan menjadi apa apa bila tetap di ranah minang. Dr. Adian Husaini yang tahu mengapa begitu.. Lha bila Doktor kita ini menyesali Kementerian Pendidikan kita zaman apa saja memang saya rasa banyak benarnya. Saya kira meskipun sekarang yang menjadi menteri pendidikan warga utama Muahammadiah, pasti ada sesuatu yang beliau dapat kemukakan pada sang menteri, jadi selevel dong, sudah bukan waktunya lagi ber-orasi berapi api pada yang belum level beliau. Audiens bisa teragitasi, tapi kan kedepan harus dalam barisan, bukan sekedar main kepruk, pekerjaan masih sangat banyak.
Dalam ceramah  itu beliau menyesali Kartini, kok dianggap Pahlawan Nasional, dia itu hanya tetangga beliau, cucu seorang kiai di Mayong desa tempat ibundanya bayi Kartini dilahirkan dekat dengan wilayah Cepu, daerah asal sang Doktor komplit (beliau mengabaikan fakta bahwa Karitni adik dari Sosrokartono, seorang ulama jawa). Hidupnya hanya diabdikan untuk penyembuhkan semua orang yang menderita sakit, dengan rendaman coretan huruf alif di kertas, insya Allah banyak orang dari segala bangsa agama ras dan suku sembuh, meskipun dia bukan dokter, melainkan budayawan ahli bahasa dan Anthropology lulusan Leiden, setelah lulus, menolak kerja dengan pemerintah Kolonial, meskipun dengan gaji saabrek. Hati beliau seorang Nasionalis, sekaligus humanis. Dia juga selalu di bayang bayangi oleh PID ( polisi rahasia urusan politik) Hindia Belanda.
Kakak beradik ini cucu seorang Pendidik santri dari Pondok di Mayong-Kudus, yang dilihat dari jaraknya ke Demak Bintoro tidak jauh – pasti sang Kiai kakek Kartini orang mukmin termasuk keturunan kaum muslimin yang diajari mengaji oleh para Wali tanah Jawa langsung. Ada isyarat wasiat para Wali islam tanah jawa abad ke 14 -15 yang mungkin orang wilayah Cepu tidak sempat menangkapnya, maklum. Zaman masih mengungkung manusia Jawa dengan penjajahan, mencari nafkah saja masih sulit, apalagi di wilayah Cepu/Bojonegoro. wilayah bukit kapur, hutan raya kayu jati. rakyat kecil hanya makan menyok (manihot). Orang tua Dr Adian orang yang terpandang disana. Mungki abad ke 14-15 masih hutan.
Kartini deperistri Bupati dan mengupayakan Pendidikan moderen kepada kaum wanita – dilakukan dengan korespondensi yang nenjadi bukti pejuangannya dengan orang dari  penguasa Hindia Belanda lewat Abendanon, seorang promoter dari Etische Politiek ditanah jajahan, kemudian berkorespondensi dalam bahasa Belanda dari tetengga Dr. Adian Husaini ini, dipubikasikan oleh para perintis kemerdekaan Indonesia – termasuk oleh Ki Hajar Dewantoro.
Sambil beliau lecehkan bersamaan waktu saat beliau mengupas islamisasi ilmu Pengetahuan di you tube. Perjuangan Kartini ini terbuka di media zaman perintis kemerdekaan, juga berbahasa Belanda. Tentu saja sang Doktor krenggo (bhs jawa untuk buah yang jatuh, berpenampilan buah masak tapi ndak pernah dipungut orang, masih sangat kuecuut). Beliau  tidak tahu, siapa Kartini tetangganya itu. Kartini wafat umur 25 tahun yang ini  Dr. Adian Husaini tahu. Sengaja saya tulis disini tanpa predikat penghormatan apa apa, untuk menyebut nama beliau kaka beradik, memakai pandangan sang Doktor, supaya beliau mengerti dengan mudah kritik saya tehadap penyesalan beliau, goyonannya dengan ujaran merendahkan yang tidak ada perlunya. Sayang kok keluar dari lisan beliau, sebab sudah ndak ada orang jawa yang jawa centris, kami sayangi semua suku suku bangsa Indonesia dengan tulus.
Beliau kakak beradik dianggap oleh bangsa ini sebagai pejuang hak wanita, hak bangsa ini ( sudah Indonesia) sebagai manusia untuk mendapat  perlakuan setara  pendidikan formal pada zamannya – menurut azas emansipasi wanita – khususnya wanita pribhumi – jadi terikut azas Nasionalisme Indonesia yang sudah gatra.
Sedang Dr. Adian Husaini zaman merdeka ini beliau  memperjuangkan islamisasi ilmu, meluluskan sarjana agama S1, S2 ribuan, dan S3 ratusan, tapi dari nafas lingkungan islam yang yang sempit dibanding dengan luasnya sunnatullah di alam raya, meskipun mencapai gelar doctornya dari Amerika. Ditandai dari kemarahannya yang berkobar kobar di you tube kepada para peminta minta sodakoh yang mengejar kejar beliau di makam Syekh Jusuf al Makossari, dan makam para Wali dan Suhada Islam dimana mana temasuk museum Hamka, yang disana tidak ada satu bukupun karangan beliau Hamka. Saya harap kemarahan beliau lebih menyala nyala kepada terrorist di mako brimob  di Kelapa Dua atau pada  ex menteri Agama Suryadharma Ali, Fahd el Fouz penilep berjama’ah dana pengadaan Al Qur’an yang dibuat bancakan dengan komisi VIII terkait di 
http://www.tribunnews.com/nasional/2017/08/03/fahd-el-fouz-ungkap-korupsi-penggandaan-al-quran-dinikmati-semua-anggota-komisi-viii  https://nasional.kompas.com/read/2017/06/06/14405361d.sebut.semua.anggota.komisi.viii.dpr.terlibat.korupsi.al.quran.
  Atau pada Lutfi Hasan Ishaq, Fathonah atau pada deretan Direktur BULOG, sejak didirikan sampai sang ibu Doktor Leni, ada puluhan nama yang giga koruptor, sudah divonis in kracht yang tidak berdaya, lemas, karena sudah ber kolusi dengan kartel ihtikar beras oleh para sembilan atau ratusan Naga.  Semua orang sudah tahu dari organisasi mahasiswa apa mereka waktu kuliah th 1965, mendapat ghanimah berjasa ikut menjatuhkan Bung Karno, diberi kaveling menguasai BULOG. 30 tahun. Dipakai untuk dagang ihtikar beras dengan mereka yang diluar sistim. sejak proklamasi kemerdekaan Republik ini. Dibanding dengan kebodohan ini, apa artinya peminta mnta sodakoh sampai mengejar beliau ke mobilnya ?
Sambil pak Doktor kalok berkenan tanya, duitnya sekian lama 30 tahun x 2 panen, katakan 10% saja dari sekali panen, dari  sawah seluruh Indonesia itu dikamanain ?

Dari MH Ainun Najib, 
Perangkum ilmu ilmu sosial, ilmu agama dan ilmu islam dan ilmu gujonan cremet dan mistik modern, otodidak, seniman music penggali sejarah dan babad, pemerhati “matter dan non matter” – ‘kale dan niskale’ kata orang Bali, berarti alam raya, tanpa klenik. 
Cak Nun menyebutkan bahwa semua  entitas, saat dia tunduk pada SUNNATULLAH di manapun alam raya ini, adalah mengikuti cara islam. Sebab alam raya ini yang benar benar ada, adalah ALLAH, jadi satu satunya sumber.  Maka  Ontology dan Epistemology itu ujung ujungnya dari sini juga. Karena ilmu pengetahuan moderen tidak menyertakan ROKH dalam manusia diantara object penelitiannya, sedangkan rokh adalah milik ALLAH, karena bukan wilayah ilmu moderen untuk diteliti. Jangankan sampai ke rokh yang menyertai hidupnya dan matinya,  wasiat giga energy di dunia, yang menyertai hidup manusia sampai nazakh dalam basmallah  ar rakhman dan ar rakhim oleh si lancang ini  sudah dilupakan.  Seharusnya, dengan cara melengkapi diri dengan rakhman dan rakhim menyerahkan semuanya kepada sunnatullah, yang manusia dianugerahi Allah tahu, dan meggunakannya : ina lillai wainalillahi rojiun. 
Baru scientifikasi islam bisa terwujudkan dengan mudah, wong ilmu apapun itu hanya alat. 
Hati hati menerima ucapan lisan Cak Nun, banyak yang mempunyai makna mandiri, mandiri, tanpa disadari atau kehendak pribadi sosok sak Nun sendiri.
Presiden Jokowi, mengembangkan sawah rawa, tahun ini sudah panen 2000 ha, di lampung dan kaimantan Tengah.
 Sebagai pendiri komnitas Ma'iyah, beliau menganjurkan jama'ah ma'iyah giat "tandur"  maksudnya menanam amal jariyah amal yang berguna bagi masyarakat dan puasa pada jama'ahnya yang masih remaja. Kesehariannya, cita citanya, tujuan dan pembangunan rumah tangganya tidak diberi petunjuk dan arahan yang jelas. Alias massa mengambang - yang tergabung dalam komunitas Ma'iyah

Maksud beliau bukan mendukung program presiden Jokowi - wong selain pak Harto dan mas Tomi, beliau enggan bersinggungan dengan figur siapa saja penggantinya. Schock berat. Kok bisa, surodiro jayaningrat lebur.............. ......................................................
Ndak tahunya, siapa mengira "tandur" yang terucap dilisan beliau tiupan para wali, memang baru akan digalakkan di sawah rawa yang sampai 9,3 juta ha. Lha pangan penduduk sedunia kan sudah jadi sarana penaklukan ? dagang Ihtikar  para penguasa ekonomi dunia lho.                    Bahwa  reformasi penanaman padi selalu diikuti oleh transendensi lahir bathin rakyat Nusantara ? 
Ide sawah rawa sudah dimengerti sejak Hindia Belanda, dteruskan oleh Bung Karno, diperintahkan dalam agoni pemerintahan Pak Harto diganti era reformasi 5 periode Presiden tidak menyinggung ini...... baru Pak Jokowi. th 2018 sudah penen 900 ha, lengkap  dengan teknologi yang sudah dihimpun bertahun tahun sebelumnya, dari seluruh dunia.

Ndelalah kersaningAllah, antara program Presiden Jokowi yang tidak berkaitan dengan  perhimpun komunitas ma'iyah, lahir maupun bathin,  kok ketemu di tandur beneran yang butuh tenaga, semangat, mobilisasi dan inovasi kaum muda kita - panen beneran yang bisa buat sangu para pemuda pemudi membina hidup dewasa dengan  landasan untuk melaksanakan rakmatan lil alamin. ? Allah maha mengetahui*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More