Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Minggu, 17 Maret 2019

DUNIA SENIMAN DAN DUNIA POLITISI


DUNIA SENIMAN DAN DUNIA POLITISI Alias PEMEGANG KENDALI KEKUASAAN ATAS MASYARAKAT. Keduanya besar oleh plilihan rakyat.

Pada pengamatan saya sebagai pemerhati prilaku masyarakat dan kontemporer saya selama tumbuhnya kesadaran saya sebagai anggauta masyarakat kira kira mulai umur 20 tahun, dan sekarang sudah 81 tahun.  Mendapatkan satu gejala masyarakat yang kurang mendapat perhatian dari khalayak. Ketika kira kira mulai umur 20 tahun, dan sekarang sudah 81 tahun.  Satu gejala masyarakat yang kurang mewndapat perhatian dari khalayak. Yaitu adanya kesamaan antara azas hidup SENIMAN DAN AZAS HIDUP POLITISI.
Jalan pemikiran saya sederhana, menyimak berbagai tokoh politik dan tokoh seniman, ternyata kedua azas hidup kedua jenis manusia ini sering bertautan secara sinergis atau antagonis. Beruntung bagi mereka yang DALAM DIRINYA kedua azas hidup ini yaitu humanis sebagai seniman atau egois sebagai despot bersinergy dalam dirinya, sebaliknya jadi orang yang sangat kentara menonjolkan pentingnya keberadaan dirinya dalam masyarakat apabila dia seharusnya jadi humanis menunjukkan autoritariannya yang  kikuk sebagai despot yang otoriter, atau sebagai despot autoriter memamerkan humanismenuya yang sama sama kikuknya. Kedua azas hidup ini menunjukkan antagonisme dalam hidupnya,
Mending sosok sosok yang azas hidupnya berdasarkan kekuatan fisik yang secara borongan ditrapkan pada si lemah, dan mengambil peran sebagai politisi seperti hampir semua tokoh bangsawan dan militer sepanjang sejarah manusia yang sangat panjang.
Sebaliknya sebagi contoh Leon Tolstoi bangsawan Rusia yang hidup mengasingkan diri dari golongannya, dalam kepapaan didesa dan menjadi seniman humanis dan namanya dikenang dalam karyanya yang inspirative bagi baum terpelajar seluruh dunia pada akhir abad ke 19.  Juga Mahatma Gandhi, seorasng Brahmin kasta tertinggi di Hinduisme dari India, memliih hidup papa sebagai tokoh politisi humanis karena beliau bekas pengacara pada masa mudanya, yang menentang penindasan terhadap kaum Harijan, dan penjajahan industrial kapitalistik Inggris terhadap Rakyat kecil  India.
Sebaliknya sosok yang sudah beniat hidup berdasarkan kehidupan seniman yang humanistis dan sangat konsekuen dalam hidupnya, Sosok yang dalam ilmu ekonomi bergelar Doktor. beliau mengerti dominasi ekonomi adalah neokolonialisme yang mau atau tidak mengganti dominasi ekonomi penguasa lama Europa, Seharusnya pakar ekonomi meneliti ekonomi jenis baru yang akan dihasilkan oleh perlawanan dari kaum rompi kuning yang dimulai dari Perncis kok malah diabaikan oleh sang Doctor.  Lebih membantu sang Putra, satu satunya dagangan nama clan sastrawan land mark zaman Revolusi Indonesia, yang sudah derebut oleh the big business, yang langka mau berbagi menurut azasnya. Jadi ya sia sia. Dominasi ekonomi adalah neokolonialisme yang mau atau tidak mengganti dominansi ekonomi penguasa lama di Europa, Seharusnya pakar ekonomi meneliti ekonomi jenis baru dari rompi kuning yang dimulai dari Perncis ini. Dominasi ekonomi adalah neokolonialisme yang mau atau tidak harus mengganti dominansi ekonomi penguasa lama dari  Europa, Seharusnya pakar ekonomi meneliti antar hubungan ekonomi jenis baru dengan azas yang jelas keberpihakannya kepaeda rakyat  dari rompi kuning untuk  mulai efek pendidikannya terhadap masyarakatnya tanpa dicap komunis yang sudah mati – boleh dituangkan dalam media seni sastra, yang meyindir kayak pendahulunya, Leo Tolstoi, atau Anton Chekov, atau The land of plenty oleh Robert Cantwell, analisa ekonomi global pengaruh kepada masyarakatnya ya tidak, sastra yang merasuk jiwa juga tidak. Karena zaman now, resensi buku bisa dibuat se menggigit mungkin tanpa ongkos lewat google, toh tidak, melainkan cuma lapak.
Ada sosok harapan lainnya, yang belajar Sciences modern autodidak, juga falsafahnya, seniman music yang inspirative, mengerti islam secara rasional dan formal, menjelejai dunia paranormal secara mendalam, menyelami hampir sampai dasar agama islam upaya para Wali tanah jawa abad k 13 – ke 15  dan menimba seni sastra Puisi dari Umbu Landu Parangi Presiden Malioboro, sang humanis sejati dan sekaligus seniman berdedikasi kepada idealisme yang murni,  dengan humanisme universal – Jasa sang guru Umbu dan sang Doktor adalah memutus paradigma/contoh di ilmu dan seni kita dengan feodalisme, coformisme dan atribut yang exklusip yang sangat lekat di kebudayaan adhiluhung jawa dan Arab, selama berabad abad, karena cintanya pada kesederhanaan jelata yang lurus seperti Abu Dsar.  E, malah sang murid mengkontaminasikan  dengan pentingnya pribadinya menyerempet ke jenjang popularitas politik yang tidak jelas keberpihakkannya kepada masyarakat the silent moyority atau elite yang terpilih dengan manipulasi gelar formal atau non formal, padahal dia idolanya akar rumput, terutama pemuda pemudi islam, sayang.*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More