BANGSAKU TUMBUH
DALAM SUASANA ZAMAN YANG SANGAT SULIT DAN GAWAT. sudah di edit dari blog idesubaguo blogspot,com th 2019
Banyak bengsa bangsa di dunia, sepanjang zaman
timbul dan tenggelam,
ada yang mampu bertahan
lama berabad abad, ada yang lahir, karena terlalu
menggoncangkan lngkungan keseimbangan
kekuasaan yang ada, lantas mati muda,tercekik oleh kepentingan
tetangga bangsa. Ada yang berubah bentuk oleh faktor
faktor kekuatan luar, ada yang hanya jadi boneka permainan bangsa lain. Ada
bangsa lain yang mengerti, hukum pekembangan ini dibalik, menahan diri berpura
pura lapar selama berluluh mism musim semi. Untuk menang satu abad lagi.
Menggelar dalih, mengajak dunia berperang, brcitra diri suci,
dengan tengara simbul gamish dan burqah, untuk memisah, memecah belah,
hanya mereka sendiri yang kaffah, yang lain sampah. Boleh saja, asal dengan yang lain sesama umat Allah, tidak dipandang rendah, pantang daiajak bersama perperang mengincar
berkah. yang dipilih bebas dan aktip dan tidwk lemah.
Watak warga manusia yang
belaku lama sekali: Naluri sampai kini "Jangan biarkan tetanggamu menjadi
kuat”
Bangsaku lahir dengan satu
pusaka. Yang ditemukan dari darahnya, yaitu “Panca sila”. Pusaka yang sangat
diperlukan untuk menyatukan berbangsa, bersuku berpuak. beragama,yang
kenyataannya plural, dan tumbuh dengan tingkat yang berbeda beda, supaya gampang jadi korban devide rt impera dari lain bangsa., dari daratan benua Asia. Banyak
bajingannya yang tersisa. dari zaman lampau.
Pusaka yang bukan mistis, bukan
diambil dari legenda, tapi pusaka yang ada, dalan darah daging BANGSA,
tertimbun oleh penderitaan yang lama, oleh penjajah dan oleh beda beda
pengaruh budaya dunia ?
Pusaka keris dalam bahasa
jawa tinggi, danamakan "curigo", yang bersarung “warongko” atau
“rongko",
sarung keris, dirangkai
diukir dengan kekayaan budaya, lingkungan yang berbeda beda.deseluruh
Nusantara. Malah ada kata kunci jawa: bangsa ini bisa jaya, pabila
sarung karis pusaka, [Panca sila kita] bisa “masuk”, larut dalam bilah
baja / Pancasila - kedalamnya keris pusaka.
Bagaimana bisa – “warOngkO
manjing curigO” ? ( kata kunci boso jowo).
Baru saya sadari, yang
dimaksudkan dengan warongko atau rongko ini, adalah lingkungan hidup, ialah
ciri batiniyah dan lahiriyah masyarakat kita,
Lingkungan sosial kita, masyarkat
Indonesia, sekarang dipelajari dengan ilmu Sosiologi. Telah dicanangkan oleh
putra bangsa ini, dengan “Sosiologi profetik” oleh Dr. Kuntowijoyo alm.
sosok ahli sosiologi, dari sisi islami. Sesudah melewati kajian ilmu
kemasyarakatan yang panjang dan rinci, disimpulkan bahwa meng-ilmu-kan islam,
adalah melarutkannya dalam ilmu sosiolgi profetik, atau “sosiologi kenabian”.
Dalam arti menambahkan dalam kesadaran manusia, menurut uraian ilmu
sosiologi, dengan dasar pemkiran moderen jaitu Ontologi dan Epistemologi. sebagai tarilan kelain sisi dari penguasaan ekonomi yang didapat dari perilaku dagang lksana brperang. Berkerangka yang berkembang dari paradigma “mitos kuno” di gunakan
masyarakat hanya dengan taklid saja,, ke-kesadaran “mitos baru” telah
mengganti, artinya juga digunakan dengan taklid tapi memakai
sedikit akal pikiran- yang diberi rangka filafah Junani, pikir mengalir deras
kesamudra kesadaran ideology, paradigma baru bagi sosiologi dengan
menerima “kesadaran ilmu” baru terjadi sekarang – kesadaran ilmu ini
dilengkapi dengan “wahyu illahi” yang oleh Dr. Kuntowijoyo. adalah rangka
pemikiran, penghayatan hubungan timbal balik Illahiyah untuk menyadari “ilmu
sosiologi profetik”. Sebagai imbangan modal dasar penakluk kekuatan ekonomi yang menyasar ke dominasi rendahnya budi, berlindung di Hukum alami. Pada akhirnya nanti hukum adalah lemauan rakyat kami.
Artinya manusia, seyogyanya
merunuti jalan pikiran memanusiakan manusia maksudnya ma'ruf lemah
lembut dan lurus– mengadakan pembebasan dari kungkungan teladan lama –
menciptakan perubahan yang mendasar dalam menjalani praktek hidup keseharian
manusia, hidup apa adanya - Jangan dikira ini kelemahan watak kami, unyuk menata ekonomi. Meskipun teknologi mengadakan apapun yang
dibutuhkan, dengan harga. Makanya harus didasari azas rakhman dan
rakhim, menandingi "harga" - dengan nilai -membumbung naik -
transendensi kearah tataran rasa yang lebih tinggi, syukur syukur
sadar menjadi teladan menghadirkan Allah, disetiap langkah, tentu saja
bukan dengan cara islam saja, tapi dalam sila pertama dari Pancasila,
mengajak kita semua, untuk menjadikan masing masing rakhmatan lil alamin
---bukan lil-bangsa sendiri, lil suku sendiri, lil puak sendiri thok. Seperti
yang mementingkan si-pemakan burger –tukang pamer susu -pemegang uang US dollar
thok, dikira cuma mereka yang mahakuasa. Bila kita mau rupiah tabungan
anak cucu kita, sama berharqanya dengan uang mereka, wanita kita sama cantiknya
dengan wania mereka. Nomer satu harus ada kemandirian pangan. baru kemandirian
yang lain..............
Ibu saya masih berkebaya pakai
kuthu baru, sang waranggono bheksa dadanya ngglatik mungub, wanita Bali biasa
gitu dirumah, dipasar, di yeh sanih, yeh ranu – malah orang lain sesama bangsa
yang marah. Orang Bali tahu, harkat sang Dewi-pengemban jabang bayi mulai
di rahimnya, di kandungannya - langsung dikendalikan oleh Yang Maha Pencipta,
melalui suluruh raganya ( aurot) kecuali bola mata dan telapak tangan untuk
kerja – hormatilah ----jadilah akhirnya sang kama dengan Y chromosome, dengan X cromosome bisa
menyatu dengan sel telur, menjelma jadi manusia – 2N chromosome harus dijunjung
tinggi dihormati, dikagumi dengan khidmat - bukan alat promosi,
pemuas nafsu ragawi.
Orang lain dibujuk, kudapan
dicampur hashish, disambung amaliah ngebom bunuh diri, demi tanahnya yang
kaya minyak bumi, yang bagiannya makin dukurangi, dia licik, orang lain
disuruh mati, dia hanya menjual hujjah.
Nyatanya baru punya jalan
trowongan moderen, sudah dipagari kerena ada pangerannya kewat, banyak calon
haji saling desak bertumpuk mati. Lha kok ujungnya saling membunuhi, maunya
menyertakan manusia seluruh dunia, untuk membela mereka :
Maka rangka, warongko yang
artinya sarung pusaka Pancasila kita. Akan jadi penangkal segala goda, bila
bisa masuk melarut kedalam bilah baja sang pusaka, isi raga dari pribagi
mereka, pengawl rokh Adamda Hawa.
Baru ketemu kata kunci manusia
jawa untuk
mengembalikan kejayaan bangsa :_”
warongko
manjing curigo” pusaka
Pancasila kita. Lho kok bisa ??
Kan sudah diajarkan ilmu
Sosiologi profetik ? Perlu
berdaya menyatukan bangsa ini
bekerja keras untuk
bertransformasi menjadi rakhmatan
lil alamin. Menukangi ekonomi, melenyapkan dominasi bangwadan dut dari luar negeri.
Tidak usah menunggu fatwa MUI,
sukur bisa dimengerti wong Abah Ma'ruf sudah jadi calon wapres. Tapi ini ranah
ilmu sosiologi. Fatwanya pasti "pelajarilah semua ilmu walau sampai
negeri china".
Karena banyak karya
menunggu, tidak bisa berlama
lama, laku puasa dan
beramal jariah, mesti juga berdaya mengambil modal pertama kita, untuk
mencari nafkah, sawah pertanian rawa, kedaulatan pangan bangsa dan dunia - dari
ihtikar kaum jahudi timur dan china narat istilahnya cak Nun.
Yang sudah dirintis guru kakek
moyang kami Sunan Kalijogo, seluruh masa mudanya bekerja mengukur dasar rawa
Demak Bintoro, untuk menyulapnya jadi persawahan yang subur - dasar landasan
Kesultanan Demak Bintoro. Wali Jowo mengerti, pujo adalah do'a/dongo yang
disertai dengan sego untuk kawulo. Sekarang Bulog kan dijaga Jendral Polisi to ?
Ingatlah dunia sudah mengalami
bencana pemanasan global, zkibat efek rumah kaca, kabdunganan gas CO2 hasil
pembakaran industri dan kendaraan. Disusul dengan kekeringan global dan
kebakaran hutan besar besaran, ini semua hasil karya akibat produktivitasskerja
kapirtalistic, secara egois memacu perolehan energi demi keuntungan pribadi.
Persediaan pangan bakal semakin kurang. Penyediaan produksi pangan saban tahun
juga menyusut banyak, akibat kekeringan, akibat perubahan iklim global ini.
Ada ramalan cuaca extreme, bisa
terjadi konversi udara global dengan membawa pendinginan dari kosmos:
Karena kutub kutub es mencair, udara lembab dan panas naik bersinggungan
dengan ruang kosmos yang tak terukur dinginnya. Disusul dengan hujan salju
menutup tebal dan lama wilayah sub tropika secara tiba tiba, ditanah orang
kaya, pusat kapitalisme dunia. didahului oleh kebakaran hutan yang masif,
disusul dengan tanaman pangan hancur, puso, padang rumput kering.
Dari sekarang harus ada upaya
bersama oleh seluruh manusia, dari seluruh dunia mencegah efek rumah kaca,
mananami lahan terabaikan, terbuang, padahal diasana air ada, cahaya matahari
ada, kehangatan tropis ada, lahan rawa dangkal tropika, di pulau pulau besar
kita, dengan cepat bisa jadi sawah dan sarana angkutan lewat saluran
pematus dan pengisi, dilewati perahu lunas datar, berbaling baling kipas angin,
didorong tangan, atau dayung mesin ( transport ini yang diperlukan hanya
mesin dongfeng hingga mesin besar 30 pk untuk memutar baling baling
angin dari kayu, hovercraft butuh ratusan pk yang mampu menyeberangi
selat Channel muat ratusan penumpang menggeleser sampa ke darat- versi canggih
dari baling baling kipas angin, bandingkan dengan jalan raya yang sulit
dibangun ditengah rawa luas dan berlipat lipat mahalnya, dan harga transportasi
ini puluhan kali lebih mahal, transportasi darat, sulit menggunakan bahan
alami/ kayu dari hutan kita,atau aluminium, padahal untuk perahu perahu OK saja,
bahkan lapangan terbang air kayak di Canada. Karena dari dulu orang takut, rawa
adalah sarang malaria sudah ada pemunah jentik nyamuk malaria, kimiawi maupun
biologis, pembasmi Plasmodium in vivo yang lebih aman dari quinine, dan lain
penyakit juga parasit hepatitis dan kaki gajah , sarang anaconda dan ular
sanca raksasa, lintah dan pacet, Itu duluuu.
Ini ditanganmu bangsa Indonesia
!!!!! Jadi anda andalah orang yang harus bekerja bekerja dan bekerja, untuk
menyediakan pangan manusia, sedunia, bukan si Kromo yang dibantai, tidak minta,
maqlah hanya dikasih tanah Paprik gula, kok mau ? Pasti tanah rawa ini milik
yang membuka. bayar hutang pasti kan bisa dirunding.
Baru rupiah bebas dari tindasan
USdollar,,,,,,, ngerti ?
Kita bangun negeri ini insya Allah
tanpa kamu kamu novamohariyasalimprayopoobobhasprayomurdariyadi......semu
maling, belum si pembunuh ibu sendiri dan kroninya yang masih cengengesan
Suroro diro jayaningrat,
lebur dening pengastuti" sulih nama dari USdollar Sura diro jayaningrat
lebur dening pangastuti, amiiiin - itu ternyata uang USdollar yang kuatnya
karena menjajah uang sedunia, disindir orang jawa......... rupiah tabungan
kita yang dicuri dari kursnya yang turun terus terhadap USdollar - "lebur
dening pangastuti" adalah penghayatan sila pertama Pancasila,
penghayatannya ternyata dengan pengertian ilmu sosiologi
-sosiologi profetik. o-o-o gitu to ? Kemandirian pangan bisa
dicapai. dengan pemanfaatan rawa luas di pulau pulau kita secara besar besaran,
juataan hektare, tanpa jalan dan jembatan. Wong saluran pematus dan pengisi
bisa mengganti jalan raya, bila memakai perahu berlunas datar, yang ditempeli
baling baling kipas angin dari kayu saja bisa, malah lebih ringan.
Petunjuk Allah yang dilaksanakan oleh Sunan Kalijogo, membentuk rawa rawa
Demak Bintoro menjadi landasan Kerajaan Islam yang pertama. Ini dimengerti apa
tidak oleh putra wayahnya ?*)
Jadi, ndak usah repot buat
jalan tol disana, ndak usah ngundang Yuk MR yang suka merajuk minta
jalan tol dan jembatan disana, dirawa rawa Papua Kalimantan dan Sumatra.
Saluran saluran airnya sudah bisa menggantinya dengan Hovercarft. Sekarang ,
mal nutrisi, parasit bisa doikendalikan ga dicatut harganya. Jadi kemendirian
pangan bisa cepat dicapai.
Saya kira Kerajaan Demak
terpaksa pindah ke Pajang, karena urusan ihtikar sudah dipraktekkan oleh
pedagang beras, langsung di export. Dari pelabuhan Jepara
Kerajaan Demak Bintoro, seperti
BULOG yang pada tahun tahun akhir kekuasaan orde baru, Kartel sudah begitu kuat
sehigga BULOG tidak kebagian beras, kena dayanya ilmu quangxi. Sekarang malah
dipegang oleh Jendral Polisi anak buahnya Pak Hugeng. Suatu tantangan terhadap
raksasa dunia ihtikar beras. Sebenarnya Negara bisa mengundangkan bahwa
penyimpanan beras harus diawasi oleh pemerintah, karena ini barang bahan
strategis menyangkut kepentingan Rakyat. Yang kedua membuka lahan rawa di Pulau
Pulau besar – dengan eskavator meneladani para Wali Islam pulau jawa abad ke
15, dengan lebih mudah *)
**(