Seri 1 HUKIM
SIFAT ALAMI ORGANISME HIDUP
DIKEMBANGKAN MENURUT AZAS I.V. MICHURIN
SEORANG PRAKTISI PEKEBUN, RUSIA ZAMAN TSAR abad
19
Sifat tumbuhan/binatang yang bisa diwariskan kepada keturunannya berdasarkan sel yang normal pada organisme tingkat tinggi,
telah ditandai oleh Ivan Vladimirowich Michurin sosok praktisi pekebun dengan tanaman apel
dari Rusia pada akhir zaman kekaisaran abad ke 18/19 profesi aslinya adalah Pegawai
Jawatan Kereta Api Kekaisaran Rusia, tepatnya bagian sinyal. Selama hobbynya
yang dijalani sepanjang hidupnya yang lama, disambung dukungan Pemerintahan
USSR dengan carier sebagai seleksionis yang kreatip telah menciptakan cultivar
buah buahan sub tropik ratusan macam........dengan dasar metodanya sendiri yang
unique.
Salah
satunya:
Pecinta
kebun buah buahan I.V. Muchurin, sosok pegawai menengah Jawatan Kereta Api Kekaisana
Rusia, mendambakan bisa menanam apel jenis
selatan yang bersifat baik pada warna
buah, rasa, dan ukuran buah, juga kemampuan berbuah lebat – di situasi utara
dengan garis lintang geografis ( latitude) sekitar 60 – 75 derajad, xekitar garis
lintang utera. Sebab alam menghadiahi derah lintang geografis yang diutara ini
apel yang rasanya bnnyak kearah asam.
Cita cita yang sangat wajar dari pecinta apel yang mempunyai kebun di daerah
iklim itu.
Sebagai
pegawai jawatan kereta api, Michuirn mempunyai pengetahuan mengenai perjalaan
kereta api Rusia, dan mempunyai sahabat kawan kekerja di kedua wilayah yang watak
iklimnya berbeda beda ini, dari wilayah dekat batas wilaya sub- tropik, dekat
dengan Moldavia diselatan dan dekat dengan wilayah dekat lingkar iklim dingin
Propinsi Tambov di utara.
Timbul dalam
pemikirannya....... seandainya dia, pada musim semi dan musim panas. mengambil mata tunas jenis apel dari selatan-
nyaris dekat Bulgaria disambungkan ke
batang bawah apel daerah utara secara bertahap merambat ke utara, setiap periode
adaptasi beberapa tahun musim dingin.( beliau menamakan ini sisti mentor)....semakin ke utara dengan
menggunakan batang bawah apel asli setempat... bila si mata tunas apel selatan
yang diasuh oleh batang bawah apel penghuni asli wilayah yang semakin
keutara.....ini bsa survive beberapa musim..tinggal memberikan waktu “mondok” disetiap lokasi pemondokan beberapa tahun untuk adaptasi iklim
yang semakin dingin pada musim dingin dan jam sinar matahari semakin panjang.....
Pak Michurin brfikir, mungkin dia akhirnya mendapakan mata tunas apel selatan
yang dia idamkan, mata tunas aple selatan yang sudah berhasil survive dalam
menjalani metodas “mentor” ini dikebunnya sendiri di utara, yang biasanya hanya
dihuni apel setempat yang berbuah asam, khas rasa apel daerah utara. Karena
batang atas ( mata tunas) yang
disambungkan sebetulnya sudah bertahap dipindahkan dari asil “ mondok “ pada
batang bawan apel setempat dan beradaptasi berangsur angsur beberapa tahun dihidupi
oleh batang bawah apel yang berasal dari apel yang tumbuh semakin di utara
Negarany Ide orisinil dari seorang pecinta buah buahan untuk menanam di kebunnya
di daerah utara yang berbuah mirip dengan sifat apel selatan.
Dengan cara
memondokkna mata tunas apel selatan batang bawah apel asli kebun pak Michurin,
sampai berbuah. – Tentu saja rasa manisnya serta ukuran buahnya rata rata belum jadi
object pengamatan secara rinci.....asal masih serupa induk aslinya saja, tapi
dia telah berhasil menanam apel selatan sudah bisa hidup dikebunkan sampai berbuah di kebun pak
Michurin diutara dengan selamat melewati musim salju yang jauh leih dingin dari
daerah asalnya. Tetap saja para pakar Genetika menakan metoda ini adalah metoda
unutk mendapatkan “modifikasi” sifat aple selatan – yang definisinya adalah
lerubahan gene oleh pengaruh lingkungan, yang tidak dapat diturunkan ke
generasi generatip maukun mewrubah sifat gene apel selatan. Bahwa pohon yang
berasal dari mata tunas yang sudah mengalami akibat sistim “mentor” ini –
setiap mata tunasnya mempunyai potensi untuk tahan terhadap iklim yang lebih
dingin...... tarcatat – di memori “gene” yang sudah mendapatkan perlakuan sistim “mentor” ini. Kan beda dengan munculnya
gejala “subur” setalah dipupuk – dimana sifat subur adalah sifat “modifikasi”
bentuk akibat metabolisme setiap
tanaman. Pada watku darurat dalam situasi di boycott perdagangan dengan Negara
Europa yang lain, para seleksionis dan ilmuwan USSR tidak sempat membedakan
dengan bertele tele perkara perubahan sifat dari tanaman atau hewan piaraan –
Asal ada gejala pebaikan produktiyitas maupun kualitas yang bisa diandalkan
pada F1. F2 dilingkungan budidaya yang
ada di lokasi, sudah memadai untuk dikerjakan di praktek seleksi
budidaya diseluruh Negara.
YANG SAYA KAGUMI DARI KARYA BELIAU ADALAH KETELATENAN DAN KETANGUHAN KERJA MENYELESAIKAN “PEMONDOKAN”
MATA TUNAS APEL SELATAN DI BATANG BAWAH APEL SETEMPAT, DENGAN MEMBERI
KESEMPATAN BERADAPTASI BEBERAPA TAHUN...... TERUS DIPINDAH LAGI, DENGAN CARA
DIAMBIL MATA TUNAS TERBARUNYA DAN DISAMBUNGKAN DENGAN BATANG BAWAH APEL LOKAL SEMAKIN
KEUTARA........ AKHIRNYA TIBA DI KEBUN PAK MICHURIN DIUTARA DAN DISAMBUNGKAN KE
BATANG BAWAN APEL KEBUN PAK MICHURIN BISA HIDUP DAN BERBUAH......... SEANDAINYA
ADA LIMA TAHAP PEMONDOKAN, DAN SETIAP
TAHAP PERLU TIGA EMPAT TAHUN....... KAN BAPAK PEGAWAI KERETA APIA INI PERLU WAKATU
5 X 4 TAHUN SAMA DENGAN 20 TAHUN KERJA ISTIQOMAH, BARU SAMPAI KE KEBUNNYA DI
PEPINISI TAMBOV TURUNAN MATA TUAS JANG MENDAPTKAN PERLAKUAN MENTOR APEL
SETAMPAT BARU SAMPAI DI PRPINSI TAMBOV DIMANA KEBUNNYA BERADA .
TERNYATA, APA YANG DIA DAPAT DARI KERJA SELAMA ITU, ADALAH
APEL SELATAN YANG HIDUP DI BATANG BAWAH APEL UTARA, BERBUAH..... SEPERTI YANG DIA
DAMBAKAN SEKIAN LAMA....... TERNYATA RASA APEL SElATAN YANG MANIS DAN LUNAK
RENYAH ITU JUGA BERUBAH HAMPIR SEPERTI RASA APEL DARI UTARA, MESKIPUN
DIBIASAKAN BERTAHAP TERHADAP IKLIM UTARA YANG LEBIH DINGIN BISA DIATASI DENGAN
PENGARUH DAYA TAHAN TERHADAP IKLIM DINGIN BATANG BAWAH
Setelah revolusi Oktober 1917, kekaisaran
Rusia Runtuh, diganti dengan kekuasaan kaum Bosyewik, pekerjaan I.V Michurin
mendapat dukungan ideologis Komunisme di Negara baru USSR. Para sarjana dan peneliti Pertanian di
USSR, sangat tidak sabar, bahwa coleganya menyibukkan diri dengan meneliti
lalat buah Drosophyla melogaster, seperti para koleganya di Europa dan Amerika
karen lalat ini sangat cepat berkembang biak, dan tanda tanda sifat gene sangat
mudah ditengarai seperti bercak di sayap, warna mata, dan garis yang melintang
perutnya, melanjutkan theory bahwa gene adalah pembawa sifat yanng “tertulis”
disepanjang cromosome yang cuma sediikit jumlahnya ini, sangt membantu peneloitian gene
sebagi sat satunya pembawa sifat organisme...... Ilmuwan Biology dunia terpesona pada ilmu Genetika, yang
penampakannya menyatakan gene di satu lokus cromosome adalah penbawa sifat pada
organisme pada umumnya.
Pada pada th 1917
Negara USSR baru berdiri dalam pem-boycot-an. menyusul masa perang sampai 1941
deserbu Jermatn Nazi denan niat perang pemusnahan. Jadi pemenuhan kebutuhan buah
buahan ydan sayuran sangat strategis, sebagai sumber vitamin terutama vit.C
– pekerjaan I.V. Michuirn sangat
membesarkan semangat orang Rusia komunis USSR, sebab wilayah iklim dan
hamparannya sangat beraneka ragam. Para peneliti agronony yang tidak banyak jumlahnya, tidak ada waktu untuk
Drosophyla, sebaliknya memperluas upaya meyoda Michurin – demi pengadaan buah dan sayuran..... sampai
penggunaan hypant yaitu buah bunga hias mawar yang tahan selama musin dingin di utara ternyata mengandung Vit.C
cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan vitamin C inipun dkebnkan diutara, iipun diextract sebagai sumbert Vit C penggnti sayur dan buah, dalam
suasana perang dimusim dingin.
Sampai tahun 1960 , Saya baru
belajar ilmu dasar Pertanian di UGM Yogyakarta....... bertemu dengan ilmu
Genetika yang sudah disusun untuk dipelajari di tingkat propadeus...... sampai
belajar dengan penuh pertanyaam – bagaimana kita bisa dapat sapi yang tahan
udara panas tapi sehat dan susunya banyak, bagaimana kita memelihara sapi
sehebat sapi pedaging Shorthorn dari Inggris.
Karena
Genetika yang diajarkan kepada kami di tingkat popadeus, diilhami penelitian yang menjadi dasar bahwa “gene” adalah
pembawa sifat kerturunan setiap orgamisme tingkat tinggi di alam kita. Jadi mengubah
tumbuhan atau hewan piaraan dan memperbaiki sifatnya yang berguna, ya harus
mengubah “gene” yang bersangkutan. Ternyata sampai kapanpun dengan ilmu Genetka
formal tidak akan bisa, karena menyangkut ribuan gene, dan jutaan kombinasinya
dari gane yan sub icroscopis, berjajar dchromsome setiap linti sel organisme dalam perkawinan gamet. Kami siswa fakultas
ilmu pertanian sangat kecewa dengan pengetahuan kami, perkara Kacang polong dan
lalat Drosophyla yang kami pelajari dua semester penuh.
Sebelum Watson & Crick th 1952 meng-indikasikan bahwa
gene ini adalah tiga serangkai dari DNA ( hanya ada empat DNA timin guanin adenosin,
dan sitosin dengan seluruh combinasi dari urutan rangkaian tiga tiga
diantaranya empat macan senyawa DNA ini, sudah cukup buat pesan (code) sintesa dari
salah satu asam amino “batu bata” senyawa protein esensial dari tubuh flora dan
fauna tigkat tinggi yang sudah nmenggunakan gameet jantan dan betina ( macro molekul jang berat atomya sanpai 30.000).
Karena asam amino esensial bahan dasar
macam macam protein fauna ada 20 macam, sedang pada flora hanya sekitar 16 – 17
macam. asam amino esensialnya. Apa yang akan disintesakan jadi macro melekul bermacam
ragam protein itu, termasuk enzime dan hormon, maupun komponen dari jaringan
lunak tubuh dan jaringan pengikat pendukung tubuh colagen tulang belulang
maupun lignin dari celulosa jaringan
pendukung kayu kayuan, atau calcium dihidroksida pada karang laut, atau
cangkang chitin pada serangga - jadi semua jenis potein....ya dari buket asam
amino ini. “gene” dalam satu locus di cromosome, dinamakan kelompok “codon” .
sampai sedalam itu........ Sementara itu dalam praktek seleksi tumbuhan dan
hewan piaraan yang sangat terspesialisasi untuk bermacam macam tujuan manusia,
masih memakai cara yang lebih praktis....... tanpa bisa menjamah keberadaan
“gene” versi Genetica formal..
Bidang peelitian ini sudah beralih ke bidang penelitiian dan
bidang terapan Biologi molekuler – dengan ilmu Biokimia sebagai dasar. Hasil
kerja mereka dengan alat moderen sampai ke pengubahan dan penyambungan rantai
DNA – yang menghasilkan organisme “transgenik” seperti gene kapas yang
disambung dengan gene bacteri Thuringiensis yang menghasilkan sacun
mematikan bagi ulat Spodophterae,
seperti S. Litura, Earias fabia hama
kapas yang sangat sulit diberantas karena hidupnya makan biji kapas dalam
buahnya tidak penah keluar. Hanya menggunakan pwertisida yang berbahaya bagi
manuisa juga.... sejenis organo phosfat dan Carbamat yang sistemik di
tumbuhan, disertai sifat yang bisa
meresap di kulit manusia. Jang bisasa mambuat organisme transgenik hanya para
alkhli biokinia khusus DNA dan keluraga besarnya – kita hanya bisa membantu bahwa
tansgenik kapas ini masih bersifat dalam rangka kultivarnya yang masih tidak
ikut berubah dilapagan – dengan tambahan
sifatnya .... bila ada larvae Earias fabia atau S. litura makan dsedikit bagian
dari kapas transgenik ini, daun atau bakal buahnya, si ulat pada tingkat instar
keberapapun .......langsung sakit perut dan mati. Tapi memang si hama itu
adalah pabrik kimia miniatur buatan Gusti Allah.... detik ini kemungkinan besar
sudah ada strain yang tahan, setelah 10 tahun culivas transgenik ini ditanam, artinya
resisten terhadap racun bacteri Thuringiensis.... jadi ya nggak mati..... terus
jadi hama lagi.
Pak Michurin dari Rusia,
Pak Burbanks dari Iggris, pak Pak
Ibrahim peternak kuda Arab, Pak Gupta
dari India atau pak Kromo dari Jawa, sama sama tidak melewati jalan pendalaman
gene ini dengan bersusah payah masuk ranah sub microscopic “gene”, atau malah ke
ranah sintesa macromolekul protein batu bata macam macam jaringan jaringan. Tapi
selama ratusan bahkan ribuan tahun telah berhasil memilih piaraanya atau
tanamannya – toh dalam kurun waktu itu sampai sekarang sudah menciptakan jenis
jenis “unggul” (untuk keperluan manusia) dari jenis liar yang diciptakan oleh
alam.......... lha gimana caranya. ?
Para petani dan peternak dari seluruh kebudayaan Dunia,
mendapakan “tanaman atau ternak” budidaaya dari binatang atau tumbuhan alam
liar..... baik ........ trus dipiara..... artinya kebutuhan hidup piarannya
sebagian atau seluruhnya disediakan oleh manusia demi daya gunanya bagi
manusia, secara kontinue dan bermutu kurang lebih cukup buat kebutuhan kuantita
kualitasnya,....sejak itu, MANUSIA
MEMBUDIDAYAKAN HEWANTERNAK DAN TANAMANNYA Sudah bukan sekedar pengumpul
makanan. SEJAK INILAH MANUSIA KENAL SIFAT SIFAT ALAMI YANG DITURUNKAN KE
KETURUNANNYA......... DAN MENGUBAH SELURUH KETURUNAN HEWAN TERNAK ATAU TANAMAN BUDI
DAYANYA, .....SEHINGGA SIFAT SIFAT JANG BERGUNA BAGI MANUISA MAKIN BISA MENONJOL,
DIANDALKAN BISA ADA PADA GENERASI GENERASI TANAMAN ATAU TERNAK, YANG DIBUDI
DAYAKAN PADA GENERASI BERIKUTNYA, KARENA BILA TDAK DEMIKIAN MANUSIA MERASA
RUGI.....BILA BUDI-DAYANYA TIDAK MEMUASKAN HASILNYA. Apalagi bagi peternak
sapi, yang rata rata beranak satu dalam satu tahun..... dan umur reproduksinya
nyaris dua tiga tahun paling sedikit, .....hanya mendapat keturunan tanaman
atau hewan budidaya yanfg tidak berkualitas, tidak sesuai dengan harapannya,
berapa lama dia mengalami kerugian penrunan produksi ?
Setiap peternak sapi di Inggris, mempunyai pengetahuan tanda
sifat baik pada sapi yang akan diiturunkan ke generasi berikutnya.... digabung
dari dua parental stock yang mereka pilih dengan segenap pengalamannya, dalam
ginealogi setiap individu tumbuhan atau ternak yang dipiaranya.........mngkin
pengalaman kakek moyangnya yang diajarkan turun temurun, secara empiiris Jadi F1 yang hanya lahir satu setiap tahun, telah dipilih dari
pasangan dan individu yang ginealogi baik dan cocok saling mengisi kekurangan dari
kedua parental stocknya. Mereka juga TELAH MENANDAI SIFAT ALAMI indivdu ternak
atau tanaman. YANG AKAN BERGUNA BAGI MANUISA.
Lain dari para seleksioibis di
dunia, Pak Michusin dalam pengembangan mengeai ini pak Michurin sadar dan menandai sifat yang
konserfative bertolak belakang dengan
sifat sifat yang mudah berubah atau labil
dalam setiap jenis hewan ternak atau tanaman budidaya.. Sifat konserfative pasti berguna sekali di
kehidupan liar secara keseluruhan, sedang sifat yang labil, artinya mudah berubah
di kerurunannya hanya didapat dari hewan aau tumbuhab hasil perkawinan snlang
atau baru muncul entah di lingkungan alam liar atau dilingkungan pemeliharaan
masuisa dengan perkawinan silang
JELASNYA: SIFAT SIFAT
YANG AKAN DIWARISKAN KE KETURURUNANNYA, YANG ASALNYA SUDAH DARI ALAM LIAR YNAG
LEBIH KUNO AKAN SELALU DOMINAN TERHADAP SIFAT SIFAT YANG TERJADI ERA BELAKANGAN ATAU DALAM PROSES DOMESTIKASI.PADA FI HASIL
PESILANGAN ATAU ORGANISME HYBRIDA
Metoda dari menandai ini saja, sudah sangat membantu mencari
pasangan gamet agar bila dipakai mencari keturunan yang ideal, bisa diprediksi
sifat sifat baik dari kedua parental stock yang akan timbul.
Sepanjang abad yang lalu, dalam praktek terjadi saling
menjauh antara Ilmu Genetika dan Pengetahuan Seleksi dalam budidaya tanaman dan
ternak piaraan.
Untuk menjelaskan hasil seleksi selalu intuisi sang
seleksionis sebagai praktisi muncul lebih dulu menjadi dasar dalam memilih
kedua parental stock dengan harapan akan di turunkan kepada sebagian F1, 2, 3.
4 sehingga bisa ditetapkan sebagai kelebihan cultivar baru. Setelah itu baru
bersusah payah menyesuiakan nama “sifat yang diturunkan” dengan kode kode nama
gene, yang menyangkut pekerjaan seleksinya. Sehingga dapat dimengerti oleh para
ilmuwan Genetika dan mahasiwanya.
PADAHAL DALAM PRAKTEK SELEKSI, YANG DIPAKAI ADALAH “INTUISI”
SIFAT BAIK APA YANG DIHARAPKAN DITURUNKAN SECARA DOMINAN DARI PASANGAN
PERKAWINAN GAMET. Sedang intuisi ini oleh Pak Michurin diperjeas dan dipertegas dengan kenyataan sifat yang diperoleh dari alam dan sifat yang berubah karena sifat itu labil. Oleh pak Mcyurin apabila sifat yang masih labil ini seperti apapun akan bisa driubah dengan pewrkawinan balik dan bila sudah bagus akan dipertahankan sampai ke keturunannya, akan diusahakan menjadi stabil
dengan mengawinkan balik ke ginealogi yang cenderung mempunyai sifat mendukung penguatan itu...... kan seleksionis jadi bisa mempunyai langkah maju unutk optimis – karena metodanya jadi jauh lebih jelas – itulah jasa pak
Michurin, memperjelas falsafah seleksi tumbuhan dan ternak budidaya...bisa menjdi suluh kaum seleksionis...
sehingga menyingkat waktu mendapatkan bibit yang unggul*)
Apa perlu dtulis seri 3 ?