Seri 2: DONALD J TRUMP......DONALD J TRUMP
Mestinya kaum muslimin garis keras, harus bisa bermanuver dengan lain
langkah selain dari menggunakan momentum sentimen penistaan agama,
kebodohan pengikutnya yang sangat dibuat buat. Seolah olah
Superpower masih bersekutu dengan mereka untuk membendung “domino principle”
dengan tumpukan US dollar, kan sudah dimenangkan, dan tidak akan ada lagi
makan siang gratis bagi mereka. Sayang, era Suharto sudah berakhir, tanpa keberunutngan mereka dsertakan sebagai organisasi, tapi secara individual selalu bisa diikutkan mukti wibawa.
Oportunis ini
harus bermanuver cara lain. Bukan bersandar pada majelis yang membabi buta
bersikukuh minta dihormati bila lagi puasa, berduri duri kayak landak diarena
pergaulan bangsanya yang plural, minta musik dihentikan alunan suaranya di kendaraan umum, sebab katanya islam
melarangnya, tanpa kesejukan toleransi. Enaknya sendiri dengan mudah mengorbankan persatuan bangsanya>
Pemerintahan
Jokowi dan sebagian besar ormas dan orsos Islam, berusaha dan pasti berhasil
mendapat citra sebagai penggerak policy sejuk dan damai dari kaum
muslimin seperti yang digariskan oleh ideology Islam yang
sesungguhnya. Tanpa dirangsang oleh kepentingan kepentingan bantuan
dana dari sana sini seperti biasanya.
Kaum
oportunis ini, berfikir, bisa membela existensi Palstina, sebagai semboyan yang gagah, dengan mengireimkan anggautanya yang sumbu pendek dan berniat mudah masuk sorga, dengan beaya sendiri tanpa pengetahuan perang gurun, atu dipersiapkan buat itu dan didalam negeri
mendukung kembalinya sosok militer dalam dwifungi ( kombinasi yang telah di demonstrasikan oleh Perwra Tinggi angkata muda mudanya secara vulgar) gagal, dipensiun muda. Harapan banjir kesempatan berKKN seperti
pada zaman Orde Baru, di kavelingnya yang kecil, menyusut dari cita citanya, hanya menangani pengelolaan ongkos haji
dan Kementrian Agama, yang sudah dibelakangi, ditolak oleh NU sebagai
organisasi, berganti manuver dengan semboyanNU
ada dimana mana (para kadernya) walau sudah tidak ada sebagai organisasi
politik, dengan kembali ke khittah,
sejak awal ordebaru – sampai sekarang.. Kader kader ini malah jadi konglomerat
mini. Kacuali yang jadi Bupati, sampai bsa memiliki sumur gas LPG !
Adapun pesan dari saudara
kita yang penduduk asli padang pasir, bahwa muslimin bisa mengalahkan kaum
musyrikin bila sudah menjalani agamanya
secara kaffah. Terbukti bahwa upaya memurnikan agama yang dimotori oleh ulama
Arabia, Abdul Wahab, di abad yangbaru lalu, dapat menyatukan suku suku Beduin melawan
dominasi Turki yang dekaden menurut anggapan mereka, dan berdirilah Kesultanan Saudi
Arabia. Kenyataan ini harapannya bisa
terulang sebagai langkah strategis, tapi kan suasana yang terlanjur plural dalam budaya tropis
basah, dimana mayoritas muslimin
berada, seperti di masyarakat kita sekarang ini. Sudah tertutup kemungkinan menelad terbentuknya
Kerajaan seperti Saudi Arabia, seperti Imperium Iran dengan Shahanshah Reza
Pahlevi. Tinggal kerancuan waham
paranoid seperti di Purworejo dan
Bandung saja.
Diperlukan kader
kader yang cerdas, yang bisa melihat jauh kedepan, tanpa kehilangan prinsip, apa bisa
Karena makin lama makin ndak
jelas prinsip yang mana menurut paradigma lama.
Tapi menurut sikon baru yaitu membela mati matian tegaknya NKRI dan
Pancasila sebagai pondasinya, sebagai kendaraan untuk mencapai keadilan dan
kebenaran secara universal termasuk untuk sekyat Palestina, adalah masuk akal
bila ada kesempatan Negeri ini mengembangkan potensinya, ... tak iye, kat orang
Madura. Melainkan menurut paradigma baru terbentuknya kerajaan Brunai
Dareussalam, di Indonesia Dinasti Suharto – gagal sebab keturunannya menyebal, mweengandalkan ulama sarjana ilmu moderen yang free lance, ulama yang sering kesrempet
dunia paranormal, dijajarkan dengan bebera puluh profiteer dan knglomerat hitam
lengkap drngsn quangxi yaang bisa diandalkan dikoleksi oleh setiap putra
putrinya yang manja, lebih dari cukup untuk membobrokkan ekonomi dan politik
Negara ini, sampai puluhan tahun pada era
reformasinya.
Bukan takut kepada drone pembunuh yang dikendalikan oleh pecinta hard
power Amerika, sebab seluruh dunia sudah tahu universalitas kemunsiaan,
termasuk rakyat Amerika sendiri , yang sudah mengerti kelebihan soft power.
Bila rakyat dan pemimpin kita bisa tahan untuk gigih bermanuver menangkal iming
iming, kecukupan bagikelas atas dan menengah atas sambil mengorbankan idaman rakyat banyak, karena
harus bekerja keras jadi binatang ekonomi kayak di Korea Selatan dan Jepang
---- pada ahirnya yang sangat lama, Negara kan bisa bangkit juga, dengan resiko
melenceng dari cita cita UUD 1945. Sama sama amil modal dari bank pemerintah kenapa harus pak Prabowo mengelola izin qsxoitasi hutan sua ratus ribu ha, sandiada Uno memiliki tambangi emas besar di banuwangi ? Kalok rakya cukup sabar mengerti manuver pak jokowi mwendapakt modal jalan unutk projectnya yang sudah dimulai...... BUMN pun bisa mewkili rakyat ikutan mereka yang dianggap bank local credible. *)
0 comments:
Posting Komentar