Seri 3
SIFAT ORGASME TINGKAT TINGGI – YANG NASIH BISA DOMANIPULASI.
TANPA TINJAUAN GENETIKA FORMAL, MEALINKAN
TGINJAUAN PRAKTEK DARI I.V. MICHURIN.
Bila Genetika formal,
mendasari semua “sifat” yang bisa diturunkan ke generasi berikutnya dengan keberadaan “gene” memang sudah nyata.
Hanya kelemahannya bahwa semua sifat
sifat itu harus “tertulis” pada gene, yang dimuat dalam gamet jantan dengan dan
gamet betina – separo dari 2 n plus xx atau xy chromosome (diploid), dimana x atau y adalah
sex chromosome.
Dalam praktek, terlebih untuk mendapatkan pupulasi unggul,
dipakai perubahan dari sifat alami ke sifat produktivitas sesuai dengan
kebutuhan manusia......... tanda tnada kasat mata, merupakan potensi pada generasi
berikutnya...... Jadi dimulai dengan memilih parental stock merupakan prototype jenis unggul yang dicari,
MISALNYA SAPI ATAU KERBAU YANG MAMPU MEMPRODUKSI SUSU ANTARA 3000 – 5000 LITER
SETAHUN, DENGAN SITUASI dan kondisi TROPIK YANG BASAH. Produksi susu sebanyak ttu
sudah tidak masuk hitungan di wilayah sub tropik, di padang rumput yang sejuk. Tapi untuk kita di alam tropik basah, sudah
baik, lerlebih tanpa gangguan kerentanannya terhadap penyakit tropis, gara gara
liingkungan yang tidak nyaman bagi
“mereka”.
Situasi dan kondisi tropik basah bagi organisme tinggi yang bernafas
dengan paru paru dalam lingkungan kelembaban relatip yang tinggi, mempersulit
pembuangan sisa energi panas tubuh setelah melakukan metabolisme dalam menimbun
atau memproduksi jaringan, atau mengeluarkan tenaga otot, sehingga nafasnya ngos ngosan. Produksi pada sapi susu , atau kerbau pedaging, ditandai dengan tambah berat badan perhari,
atau jumlah susu yang bisa diperas per hari selama satu tahun. Dan kandungan
gizi normal bagi species itu, diwilayah produksi wool, ketebalan dan kehalusan
bulu, yang berupa wool. Temperatur badan haur tetap, jadi regulasi panas tubuh
ini sangt penting, dibebankan pada
kulit, dan waktu lari, atau kerja keras, dibantu kecepatan nafas, seimbang
dengan detak jantung. Fenomena pertumbuhan dan
perkembangan badan di alam tropis basah selama rtusan ribuan tahun telah menjadikan
gajah kerdil ( di Kalimantan) , kerbau kerdil atau anoa (Sulawesi), sapi kecil- banteng di pulau Jawa
dan Bali, Lombok diketemukan bentuk liarnya di Jawa dan Bali, kuda
yang lebih kecil, dalam bentuk piaraan, tidak diketemukan bentuk liarnya di seluruh
penjuru Nusantara. Fenomena ini disebabkan oleh luas permukaan ( kulit) hewan
yang kecil dibagi berat badan, si kerdil lebih besar indeks permukaannya dari hewan yang lebih besar.......
Sifat kerdil ini dalam taxonomi masih digolongkan jadi satu familia dengan saudaranya yang besar
besar, di sub tropik/ atau dataran tinggi, jadi merupakan sifat termodifikasi,
tidak saling pengaruh dengan gene pada genetika formal. Juga berarti dapat dikawin
silangkan.
Kelenjar keringat di kulit berfungsi untuk mendinginkan tubuh.
Begitu pula dari species sapi.
Bentuk liar sapi dari Asia sub tropik Europa dan China, sebagian India, adalah familia Bos, tidak
ditemukan betuk liarnya, badannya besar,
berat hidup betina mencapai 400 – 500 kg, sedang pejantan sampai 1300 kg. Bos
taurus taurus dari Europa dan Bos taurus indica dari India utara. Sebaliknya
dari Bovinae dan Bos yang sama asli berevolusi di tropik basah adalah Bos banteng, berat hidup betinanya hanya 200
– 250 kg, pejantan sampai 800 kg. saja, dalam keadaad liar masih ditemukan di
Jawa Timur dan Bali
Menghitung kerapatan kelenjar
keringat sebagai tanda kemampuan fungsi kulit mendinginkan tubuh, secara objective dikerjakan
dengan menghitungnya per centimeter persegi kulit, dan dibagi dengan berat
hidupnya. Ternyata sapi susu dari steppe Russia, ..sapi Krasnostepnoi skot.....yang
kakek moyangnya hidup di padang rumput yang panas, di Asia tengah pada permulaan
domestikasinya tetap digembalakan di steppe yang panas dengan kelembaban relatipnya juga rendah, rerumputannya juga cenderung kasar.....karena
menahan kekeringan udara luar. Ternyata sapi
susu Krasnostepnoi skot mempunyai hitungan kelenjar keringat yang lebih tinggi
dari sapi susu Hosltein Frisian dari Belanda, ( Penelitan Aklimatisas Akademmi Nauk di USSR th 1950 di Selatan Lokasi Pengamatan Aklimatisasi
terhadap Krasnostepnoi skot). Sebaliknya, sapi susu Holstein Frisian
hidup sudah berabad abad di Indonesia dibawa oleh Belanda, dan selalu diimport hidup, baru sedikit penyebarannya, karena umurnya tidak panjang,
mudah terserang TBC (sapi), meskipun sudah dipiara di pegunngan diatas 1500 –
2500 meter diatas muka laut, berkelenjar
keringat relatip sedikit dibanding
dengan berat badannya ( penelitian IPB Bogor th 1954 di Majalah Hemera zoa –
Fakultas Kedokteran hewan dan peternakan)
Sedangkan pada Bubalus mindoroensis/ kerbau Asia Tenggara, wilayah tropika basah. 20 -30 persen lebih kecil dari kerbau india Bubalaus arnee, Sedang yang masih liar Bubalus depresicornis/anoa beradaptasi dengan situasi dan kondisi hutan
tropis basah, di Sulawesi dan Kalimantan.
Menjadikan berbadan jauh lebih kecil..... tinggi gumba hanya satu meter,
berat badan lk 75 - 80 kg saja.
. Merurut azas Genetika formal sifat kontet ini sudah ter
catat di gene dalam cromosme, . Menurut
dasar pemikiran a’la Pak Michurin, binatang
liar keluaga Bos dan keluaraga Bovinae ini seperti binatang liar yang lain, di
iklim propis basah tubuhnya cenderung kecil, sebagai reaksi aklimatisasi selama ribuan
tahun dilingkungan itu, menjadi sifat sudah diberikan oleh alam .... cenderung jadi
dominan dan konservative, sulit digoyahkan, oleh sifat species yang sama
terbentuk belakangan di era domestikasi, artinya akan dominan dari sifat populasi yang sejak domestikasi menjadi
ternak dengan produksinya jang jauh lebih tinggi.
Kita mau sapi atau kerbau, untuk dipelihara disituasi dan
kondisi iklim tropika basah, dengan
produksi tinggi. Kalok kita mulai dari
gene, kita ndak tahu harus mulai dari mana, padahal menyangkut beaya, tenaga,
dan waktu..... Karena di desa desa anak anak bayi sudah banyak yang menderita
gizi buruk dan tumbuh kontet. Sedangkan susu adalah asupan wajar untuk bayi
apa saja, mestinya lebih mudah didapat di suasana agraris, didesa desa. Syaratnya harus menguntungkan, jadi produktivitas
susunya melewati ongkos produksi.
Pak Michurin memberi
jalan dari pengalamannya, untuk kita pikir, Hibridisasi antara kebau susu India sebagai
pejantan dengan kerbau Mindoro sebagi induk dan resiprocalnya, untuk mendapatkan
organisme hybrida yang berwatak elastis terhadap perubahan, umpama iklim tropik
basah....... diambil F1 nya, untuk memperbaiki adaptasiya terhadap iklin triopik basab,
mengawikan kembali bergenerasi generasi, sampai mendapatkan bentuk kerbau susu
yang baik, didapat dari sifat kerbau susu dari India, apapbila bybridisasi ini
kurang berhasil, maka masih bisa menempuh jalan hybridisasi dengan bentuk liar, kebau
depressixcornis, demi memperoleh hybrida yang lebih plastis. Akan memperoleh cultivar dengan tinjuan pengalaman
pak Michurin, bahwa organisme hybrida dari verietas yang jauh, ( kerbau susu
india dan kebau liar depessicornis) ini akan lebih bersifat plastis bisa mudah
berubah dari sifat kedua parental stocknya. Agar sifat produktivitas susu tetap jadi tujuan maka diperkuat dengan perkawinan balik ke fihak betina (karena dalam hybridisasi ini diambil induk kerbau
susu india mencegah kesuliatan melairkan bila kita pilih induk kerbou anoa yang jauh lebih kecil) disertai
perlakuan makanan dan pemeliharaan
seadanya di pedesaan, supaya generasi berikutnya dan berikutnya jadi lebih kuat
sifat sifat yang unggul itu melekat, dan daya aklimatisasi terhadap iklim tropis
basah lebih baik.
Demikian pula hybridusasi antara sapi susu local dengan sapi
susu Krasnostepnoi skot dari Russia selatan.
Semua itu sangat
dipermudah dengan adanya metoda pengiriman semen pembekuan cepat denga nitrogen
cair, yang dapat menyimpan semen lama...... dengan teknik mencairkan
kembali dari pembekuan cepat ini, sudah
lama umum di negeri kita ini, karena sudah program Pemerintah, sejak lama.
Sapi susu India
adalah Bos taurus indica yang juga
sesama Bos taurus taurus di Europa Bos taurus turus, Sedang banteng asli dari tropika basah hidup
liar........ Mungkin ada
persamaan dengan sapi susu Krasnostepnoi skot .... dengan Bos banteng,....sejak
zaman kutub utara masih hutan tropis ? Tandanya, terjadi
pengerdilan badan karena beradaptasi yang sangat lama. Alias berevolusi menuju
menyesuakan diri pada iklim tropis basah zaman itu........ dan berangur ansur
menjadi savana sub tropik panas dan kering berselang seling dengan lembab
ringan pada musim panas, dan sejuk pada musin dingin setelah poros kutub bumi
seperti sekarang. Sedang banteng kita
ada di iklim tropika basah, dari sebalum perubahan arah poros kutub bumi itu sampai sekarang masih disekitar sabuk trpis basah.
Sehingga sangat besar kemungkinannya memperbaiki
produktivitas sapi susu Grati, yang seluruh populasinya adalah hybrida antara
sapi jawa hasil silangan dengan sapi India Onggole dengan banteng piaraan sedang sapi jawa keturunan banteng dan sapi
kerja india hasil perkawinan alami yang reciprokal sejak lama, dan dengan betina
sapi Holsten Frisian yang lahir di Jawa yang kurang produksinya dijual ke
rakyat. Jadi sapi Grati betina,
kadang ada keturunannya yang masih
banyak memiliki konstitusi tubuh sapi susu, si sapi susu cuntik ini, bila dikawinkan
suntik dengan semen sapi Krasnostpnoi skot semem beli dari Pussia
disismpan di Bandung dulu. Menunggu panggilan dari Grati, demi memperoleh kemampuan
memproduksi susu lebih baik di kondisi humiditas tinggi iklim tropika basah,
yang penting memperbaiki produktivitas susu sapi Grati yang baru ini, dengan mengawinkan balik berulang
ulang guna mendapatkan generasi yang sesuai dengan iklim dan suasana pedesaan
Nusantara, rata rata tropik basah di Sulawsi Utara kejadian seperti
sapi Grati juga ada, karena Belanda banyak yang bermukin disana.
Dengan meluasnya upaya pemerintah
Indonesia mengadopsi teknologi baru kawin suntik (Artificial
insemination ) dengan semen beku, yang sudah secara luas dipraktekkan di
Indonesia sekarang, akan sangat memudahkan rencana peningkatan produktivitas
susu dan daging, dengan hybridisasi dan perkawian balik kearah peroduktivias, dengan beaya yang lebih murah, hnaya beaya
pengiriman semen beku, dengan paket udara.......
Sapi Grati yang kenyatannya
adalah populasi hybrida yang belum terarah, bisa memperoleh arakan ke
penyesuaian dengan kodisi pemeliharaan sapi susu di desa desa, tapi denga prdotivitas sapi susu yang baik, ,menjadi
upaya yang sangat mungkin dijalankan. Sehinga mutu asupan makanan bayi di
pedesaan dapat di perbaiki, untuk memberantas pertumbuhan yang terhambat dari bayi
dan anak balita kita, dari kontet masal. Adalah
upaya dari ilmuwan kita dan Negara memberikan susu sapi sebagai asupan wajib
dengan mendapatkan sapi susu dengan produktivitas baik, yang tidak terlalu
menuntut...... bisa.
Memang memperbaiki kualitas sapi pedaging di Indonesia sudah
dilaksanakan menuruti selera sang diktator
32 tahun.......yang tahunya hanya sapi pedaging, tanpa mengindahkan daya adaptasi ternak sapi hedat
itu kepada lingkungan tropik basah, bila perlu kandangnya dipasang AC, konversi
pakan terhadap produksi daging, yang
herus dibewrikan kepada bibit sapi
keturun Bhahman sehinga menaikkan beaya pemeliharaan. Standard produksi daging
adalah sapi Braman Angus dari Amerika yang berat hidup pejantannya mencapai
1300 -1500 kilogram, sama sama Bos taurus
taurus, memang sapi pedaging Braman ini berbadan besar, dengan mengambil
sifat tahan udara panas kering sapi Brahman rnaches Texas Amerika Serikat....... sehingga
berlawanan dengan hukum alam tropis
basah, yang sebaliknya, meskipun sangat membuat bangga hati pecinta sapi di ranch
Tapos...milik .ex. Presiden RI selama 32
tahun, Jendral Suharto alm , yang di terlantarkan oleh putra putrinya karena lebih
suka memelihara konglomerat hitam sangat inovative dengan quangxi jaman jaya
jayaua sang ayah *)