MODAL SAYA MENGJAR DI FAKULTAS PERTANIAN SWASTA DI SURABAYA.
Saya pernah
mengajar banyak mata pelajaran, bukan mau pamer apa, melainkan berbagi bengan
anda, sebenarnya apakah pelajaran yang
yang disbutuhkan oleh siswa mengenai yaitu mengnenai inti sari suatu
cabang llmu.
Kebatulan, saya
ditugaslan oleh Dekan mengajarka tanaman Kopi. Kedelai, kapas, Kewira
swastaan, Mekanisasi. Karena kenalan saya tepatnya sahabat muda saya mengerti
bahwa saya kuliah di Russia mendapatkan pengakuan derajad kesajnaan dari
Depatereten Ipendidikan Tinggi dan Ilmu Pengwetahuan ( Dept PTIP dengan menteri
orde baru Prof. Dr. Sumantri Brodjonegoro,
pernah bekerja di kebun Kopi di
Kabupaten Banyuwangi selama 6 tanun
sebagai teknisi th 1968 - 1974........ sebetulknya kebun itu semua perangkat
pegawainya sudah lengkap. orang lokal, atau sudah bekerja di kebun itu selama
hidup. Menjadi penasihat agronomi di
kebun karet dan kopi di Kali Baru Jember, Kemudian bergabung dengan Proyek
Bimas Pangan, untuk menjamin pemakaian
product pestisida dengan benar dan aman yang telah dibeli pemeritah kemudian
didistribusikan ke petani Program Bimas dngan harga subsidi 80% persen, digaji oleh Perusahaan Pestisida
Jerman kemuidan Inggris sampai retired. Saya bekerja sendiri, jatah kunjungan
ke desa desa dengan kendaraan jeep total 3000 km per bulan. Keseluruh Jawa
Tengah jawa Timur, Bali, Lombok NTT, sedang di Sulawsi ada perwakian Agronomist
yang berkendaraan jeep juga..... menyusuri wilayah Suawesi, trans Sulawai masih dibangun, nyetir sendiri, makan akomodari akomodari diganti
perusahaan, dibantu di oleh Penyuluh
lapangan lulusan SPMA, untuk bekerja sama dengan Patuga Penyuluh Lapangan untuk
menjadwal pertemuan saya dengan Kelompok
tani pemakai Pestisida Bimas di Jawa Timur, jawa Tengah, Sulawesi dan Bali NTB,
NTT.
Wilayah masing
masing penyuluh, masing masing, dibayar lewat saya. sebaliknya saja harus menjalin
kerja sama dengan semua Lembaga Penelitian Pertanian Prkebunan dan Perikanan,
Saya juga ditarget mempromosikan herbisida di Perpebunan, fungicida di sayur
sayusan, fumigan di Bulog racun keong Trisipan di tambak Bandeng, hama kayu
jati saat penerbangan laron Neothermes tectonae, dengan fogging, dan hama kapas
dengan formulosi ULV (ultra low volime) yang gawat terhadap drift racun consenrasi tinggi. Utuk penelitian efikasi (kemanjuran sarana racun hama buatan pabrik
yang membayar saya) ikut pengujian pestisida produk produk yang saya promsikan.
Jadi masih ada waktu buat mengajar di Fakultas Pertanian, seminggu sekali,
bersama dengan teman teman di Dinas Pertanian.....semacm pegabdian kepada
Golkar... Jadi teman muda saya yang
Dekan itu tidak salah pilih. Jadi saya ikut Golkat. Siswa saya berpendapat
saya mengajar calon agronomis yang hidup, sedangkan kolega saja dari Unversitas
Negeri jang sudah ternama mwengajar buku panduan agronomi, ilmu yang mati, apa
kata buku.
Kebun kopi
dimana saya semula bekerja, dipimpin oleh sosok berpengalaman, mulai dari bawahan
Pemiliknya sendiri pada zaman akhir penjajahan Belanda sebelum saja lahir th 1935 an, suami istri Van Wel. Seorang Belanda
prakatisi perkebunan – pernah bekerja di kebut teh sebelum membeli kebun itu. Saya mnedapatkannya dari koleksi buku
buku berbahasa Belanda yang cukup banyak, dan catatan dia yang masih tertata
rapi, berkat kesayangannya pak Pengoros (Adminstreatur) Kebun kepada beliau.
Pada zaman Jepang th 1942, pemiliknya Van Wel, pulang ke
negeri Belanda. Kebun Kopi dalam kekuasaan Jepang, semua ditanami jagung dan
singkong, tanaman kopi dibabat, tinggal
tonggaknya.
Sebagai Admnistraturnya bekerja di kebun itu mulai
dari sebagai mandor kepercayaan Van Wel, asalnya dari Sangir Talaut dengan anaknya
sebagai Bendahara dan mengurusi administrasi. Waktu itu pak Adinstratur kebun
disapa dengan sebutan Pak Pengoros sudah umur sudah 71 tahun, saya sudah 29
tahun dan anaknya sudah umur 45 tahun.
Kebun kopi yang lausnya 780 Ha
ini semula hanya kopi robusta, Kemudian
tahun 1047 Jawa Timur sudah jatuh ketangan tentara kerajaan, dan Van Wel
kembali membangun perkebunan kopinya. Sementara jawa Timur dibawah kekuasaan
tentara Kerajaan, hanya di simpul simpul komunikasi antar kota kota Kabupaten
dan pabrik gula...... di pelosok masih
wilayah gerilya dari TNI, lasykar
lasykar, dan gorombolan penjahat rampog bersenjata yang mengembara
mencari mangsa, th ’49, kebun didatangi perampok bersenjata...... berakhir
dengan terbnuhan pemilik kebun suami istri Van Wel ditembak......... setahun kebuh
dalam pengurusan hak waris dari negeri Belanda
dan dibeli olah kelompok dokter dan
pedagan cina Surabaya kemudian diambil
alih oleh china WNI, yang berpengaruh di mansyarakat china
perantauan sebagai pemuka sindikat, sebangsa Triad Selama
kekasaan Presiden Sukarno......Pemilik mayoritas saham PT, menempel ke Militer
dan mengangkat sebagai Komisaris PT, seorang sosok Militer yang pensiun dini,
dengan banyak “hubungan”. Hingga lolos dari incaran nasionalisasi dan bertahan
sampai Orde Baru menang. Kelama th 1960 -1065 “hubungan” sang Komisaris mendapatkan
jatah import dan export...... semua pemegang saham utama dan komisaris dapat
beli mobil, dan rumah mewah di Surabaya, kebun tambah tanaman budidaya mulai
dari singkong rami, karet abaca semua
dicoba, tanpa penambahan pupuk dan proteksi tanaman cendawan apapun. Tanaman dipelihara
seadanya. Dengan rata rata penen hanya 2-4 kwintal biji kopi WIB 1, per Ha,
sepanjang tahun....... sedang kebun kopi yang baik bisa menghasilkan ratarata 5
– 8 kwintal per Ha. Saya diajak sang Komsaris PT kebun ini mendampingi pak Pengoros ( bahasa Madura),
sambil menunggu panggilan bekerja untuk memenuhi perjanjian ikatan dinas 8
tahun bekerja untuk Negara, malah ada persekusi lulusan dari neara Solialis
manapun, sedang pemerintahan Bung Karno, hanya mengirim pelajar ke Negara
sisialiis di Barat. Sambil memelihara kebun apel milik sang Komisaris, di
Wilayah lereng Utara gunung Welirang. Ternyata ilmu yang saya dapat dari praktek.
Memperhitungkan kapasitas kerja buruh perkebunan
dan kebutuhan manuver agroteknis mengantisipasi iklim, mengatasi fluktuasi pengaruh hujan saat pembungaan kopi, disitu
saya kalah. Akar kopi 80 % akar rambut di permukaan tanah persis kayak
permadani dibawah kanopi...... setelah berhasil dalam persarian dan membentuk
pentil....... rontog karena permukaan zona akar terexpose kena sinar
matahari...... mekipoun hanya 30 % lebih dari total intensitas penynaran
biasanya...... sudah cukup untuk tanaman kopi merontok-an pentil hasil
persariannya 40 % hasil pembungaan raja ( pembungaan terbesar). Satu musim saya
kalah besar. Karena tenaga menutup permukaan zona akar dengan selapis tananah,
lambat selesainya..
Disitu saya menyadari bahwa iklim
tropis basah itu sangat dinamis, sama denan iklim sub tropis yang ada di
kontinen seperti di Rusia ,,,,, Amerika Serikat dan Afrika. Itu juga bisa terjadi
di kebun kelapa sawit yang ada di tanah gambut. Penting sekali untuk menjaga
kelembaban permukaan tanah....... tidak mebiarkan permukaan air tanah melorot
terlalu dalam, sehngga jauh dari zona akar....... karena tersedot contour tanah
areal macro diluar batas perkebunan. Water managemen permukaan air tanah menjadi
sangat penting.
Sebaliknya, pengamatan
saya dan kuliah mengenai pengalaman para profesor profesor kami yang rata rata
umurnya diatas 65 tahun karena itu mereka sarat dengan pemikiran pokok, yang
juga bisa saya dapat baca di Perpustakaan, terutama monografi para
Ilmuwan kondang........ saya dapat inti sari dari cabang Ilmu pwengetahuan Bioligy
secra luas dan clethukan komentar dari
profesor tua, terhadap policy perluasan tnaman jagung, yang mungkin siswa lain
tidak memperhatikan karena menyangkut falsafah iklim dan tanah Russia. Mereka para
Profesor kami, sangat yang sangat bersahabat dengan kami orang asing dari Asia
Afrika itu. Saja bedakan dengan ilmu dari Fakultas Pertanian dan peternakan di
tanah air, yang lebih text book pelajaran di untuk tingkat popadeus, dan
tingkat bacalorat...... Banyak
bersinggungan praktek dilapangan, ditimgkat doktoral saja...... sedang tentamen
saya tidak kunjung komplit. Di Russia lebih banyak mendengarkan pikiran dan pembahasan pofessor yang sudah tua tua, kemudian
ditingkat ruangan kelas dengan lecturer kandidat doctor dan doktor dibicarakan
penjelasasan penjelasan prakatis. Barangkali
menariknya profesor profesor tua ke
fakultas kami, sebagai penghormatan kepada beliau beliau sebagai veteran zaman
perang perjuangan agung mereka melawan perang anihilasi oleh Nazi Jerman, zaman
yang sangat berat menekan sektor produksi pertanian dan peternakan. Ini nyata
di mata kuliah ilmu Pedoligy ( ilmu Tanah), Mineralogy dan Petrology.
Microbioloagy, Biology, Botany Peternakan, Physiology Tumbuhan dan Ternak.
Makanisasi Pertanian. Sedang ditanah air tingkat propadeus dan bacalureat balum
banyak bersinggungan denan para Profesor yang kebanyakan pendidikan Belanda, sedikit
praktisi. Para dosen muda ini mempunya asumsi bahwa dialah yang mencetak para
sarjana yang terakhir,, calon pemeran utama dunia ilmu pengetahuan tanpa menularkan pemikiran
filosofi ilmu yang dikulaihkan melulu
formula dan rumus atau mana nama organ tumbuhan dan hewb ternak........ Sehigga
harus sempurna menurut pola mereka, tidak terpacu pada keadaan Negara yang
perlu bejuang yang berinisiatip dan berfikir. Maka di sistim pedidikanTinggi
yang semcam itu matilah segala idealisme, dan tumbuhlah mentaliatas penjilat
dan penghafal serta pencari jalan singkat lulus dengan mendapat soal ujian dari
Organsasi Mahaiswa Extra yang saling berlomba menjaring anggauta. Sampai
PempinNegara Bung Karno mengeritik mereka sbagai kaum “text book thingking”
yang tengik. Bukan sampai disitu saja.... Sarjana S3 di IPB tertangkap tangan
membuat bom daya ledak tinggi untuk pendemo, melemahkan KPK, sungguh sangat
ironis.
Persis seperti
yang dikemukakan menteri PP&K sekarang, Nadiem Makarim – yang menggalakkan
“Kampus Merdeka” . pada pokonya menghidupkan inisiatip calon inteligensia....
mengenal masyarakat dan Negarabya dengan
menerjunkan diri kebawah dengan bimbingan para Pengasuhnya para Peneliti, Lecturer
dan Profesor. Hanya meleset dari kenyataan dibidang “magang” pada perusahaan
swasta yang sangat berneka macam, 95 persen dikuasai mudal keluarga imigran
zaman penjajahan kebetulan ras china.......... perusahaan keluarga yang
menjadi besar berkat ndustri ringan hulu dari negara maju di Europa, yang
mencari dan mengajari inudstri hilir di negara berkembang, yang diharap memekai
produk negara maju trutama dari Europa barat besar kecil untuk memakai produknya......... dijadikan
monopoly usaha mereka....... Semua menuju ke penghematan produk alami hasil
pertanian yang semnakin mahal. Misalnya idustri rokok, mulai daun tembakau
sintetik dari kertas dengan pewarna, saos, pelembab, , lem, celofan idustir sirup, sambal tomat, kecap, syrup ditambah
pengental, penyedap rasa, pewarna, pemanis pengganti gula, pengawet, pengganti
glutein tepung gandum, sintetik, menjadikan roti mekar sebagai balon dengan
tepung gula dan magarine sangat sedikit dirambah senyawa aromatis yang sangat
beraneka ragam yang menggugah selera lha dimasyarakat bawah, penjuan makanan
jajanan jalan.......sudah mewabah jadi penthol tanpa kanji dan daging, kue
lekker, sosis sitetik, kulit sapi/kerbau
menyertai gudeg dengan pengawet non food
grade , tahudengan firmalin. Sedang oleh perusahaan besar pembungkus styrofoam...... semua
dicampurkan jadi produk makanan mahal dan tidak bergizi jadi andalan pabriknya
pemburu keunutngan seketika...... yang di negara maju sudah luas diawasi dan
ditentukan keselamatann penggunanya....... di sini jadi andalan mencari
kentungan sebesar besarnya....... otomatis jadi rahasia monopoly. Jadi apakah si
magang disana tidak dianggap sebagai menyusup yang akan meyaingi mereka ?
Sedang petugas Negara dari Pengawasan Obat dan Makanan saja, selau kekurangan
tenaga Pengawas Lapangan ...... juga kekurangan ilmu karena doilapangan
direkrut dari pendidikan menengah....... dan mendapat insentip dari pabrikan bila tidak
melit melit memeriksa, mendapat tambahan income ? Pelajaran di lembaga
Pendidikan belum mengenai uang bitcoin,
dan investasi bodong, praktek perbankan yang nakal, semua jadi usaha yang wah,
dipuja dan dipuji oleh SWA, gaya BLBI, hutan mangrove pribadi buat apa kalok
nggak untuk kegiatan sembunyi dengan bawaannya ?, Eddy Tanzil, clan clan
konglomerat hitam, Salim, Riyadi, CEO
Gorporeasi ABC, banking tanpa izin yang mencetak surat tanda terima sebagai
uang hanya diganti tanda pembeli janji, degan materai Negara -dut rakyat bodoh ?
Entah yang mendapat tugas membimbing ngerti apa enggak ......
kalau tidak ya import Lecturer dan Profesor asing, banyak diantara mereka yang
berpandangan humanis yang idealis barbasis kenyataan, melampaui batas bangsa
dan puak. Barngkali pak Nadiem Makarim punya jaringan informasi siapa dan
dimana mereka. Jangan kuwatir, Komunis sudah mati, kalok Lecturer asing bilang
keyimpangan sosial ya ketimpangan sosial, kebodohan ya betul kebodohan, bukan
politik, bukan cari pemilih *)
1 comments:
Water Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT
Well over 160k men and women are utilizing a simple and secret "liquid hack" to burn 1-2 lbs each night while they sleep.
It's painless and it works with anybody.
Just follow these easy step:
1) Take a glass and fill it up half full
2) Now use this awesome HACK
so you'll be 1-2 lbs thinner as soon as tomorrow!
Posting Komentar