Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 26 Oktober 2024

MANUSIA - MENGELOLA MAKANANNYA SENDIRI

PHITECANTROPUS ERECTUS - Seperti mahluk tingkat titnggi yang lain, mEnumpulkan makanan dari alam.Setelah oleh kecerdasannya menemukan API, mulai dengan sangat efektive membersihkan lahan - tanah untuk menanam makanan-nya dersama dengan puaknya - slash and burn - dengan membakar sisa sisa hutan dan semak yang didibewrsihkan untuk ditanami makanan-nya sediri. Perlu waktu jutaan tahun.... seterusnya berkembang, sudah memilih nunian dekat tanah yang aman dari bencana alam. Orang Europa menamakan Fatherland, atau Motherland, kita di Nusantara menamakan tanah air, sebab memang keduanya tanah yang subur terjangkau dekat hunian dan aman dari banjir dan longor -dan air pentairan. Mulai saat itu jutaan tahun terus berkembang, hingga Tanah air jadi satu Negara.TANAH AIR, JADI TANAH TUMPAH DARAH - KARENA JADI OBJEK REBUTAN DIANTARA BANGSA BANGSA DI DUNIA - DAYA TAHAN DARI KEKURABGAN PANGAN, BISA DHARAPKANNYA DARI PENINGKATAN TERUS MENERUS PRODUKTIVITAS KERJA MENGHASILKKAN MAKANAN DARI TANAH AIR, SEHINGGA DAPAT MENJAMIN HIDUP PENDUDUK YANG MENDAPAT BERKAH TANAH AIR MEREKA. tENTU SAJA LOKASI SETIAP TANAH AIR DI BHUMI MENENTUKAN KEMAMPUAN MENGHASILKAN MAKANAN OLEH KESUBURAN DAN LOKASINYA DIMUKA BHUMI.NUSANTARA DI SABUK TROPIKA KITA TETAP BISA MENINGKATKAN PRDUKTIVITAS TANAH PERTANIAN KITA, SEBAGIAN DARI HADIAH ALAM BERUPA ABU GUNUNG BERAPI SEBAGIAN DARI ABU HASIL PEMBAKARAN SEMAK SEMAK PADA PEMBUKAAN LAHAN YANG BERPINDAH PINDAH SETELAH BEBERAPA KALI PENEN KARENA KESUBUANNYA SEMAKIN MEROSOT TAHUN DEMI TAHUH, SETAP SEKALI PENEN - MEREKA MEMBUKA LAHAN NARU DENGANG CARA YANG SAMA - MEEBERSIHKAN LAHAN DENGAN MEMBAKAR - DISATU LOKASI PENGAIRAN LAHAN ENDAPAN SUNGAI BESAR DI KAKI GUNUNG YANG MERUPAKAN "KIPAS"LUAS KIRI KANAN ALIRAN SUNGAI YANG MELAMBAT KARENA LAHAN KAKI PEGUNUNGAN CENDERUNG MENJADI HAMPIR MENJADI RATA SEMACAM KIPAS RAKSASA, DI LAPISI MERATA ENDAPAN PARTIKEL PENGIKISAN LERENG PEGUNUNGAN ATAU GUNUNG JAUH DIATAS.....MERUPAKAN KIPAS RAWA DANGKAL... YANG SECARA BERKALA ATAU TERMANEN MENJADI RAWA DANGKAL. Lahan inilah yang menjadi landasan perkembangan produktivitas kerja pertanian di Nusantara jaman sejarah perpindahan bangsa bangsa.... mulai ladi kipas endapa S. Musi, S.Batanghari di Pulau Sumatra zaman Kerajaan Sriwijaya - jadi pusat prekembangan kebudayaan bersumber pada Budhisme, jauh melampaui produktivitas kerja lahan lahan dilereng gunung dari potensi air pengairan di lereng gunung dengan awah berundak, yang ini air pengairan yang terpengaruh oleh pasang surut air laut yang membendung air tawar untuk pengairan rawa dangkal. Pendangkalan kipas endapan/S. Musi, S. Batanghari,merupakan kerusakan SISTIM PENGAIRAN SEPANJANG KIPAS RAKSASA RAWA DANGKAL INI SEHINGGA MENYURUTKAN SAMA SEKALI KEBUDAYAAN YANG SIBANGUN OLEH PENDATANG DARI iNDIA BENGA BHUDISME.....KONON PENDIRIAN KERAJAAN KERAJAAN KUNO DI KIPAS RAWA DANGKAL INI DIBANGUN OLEH 15000 PENDATANG DARI INDIA DATANG LENGKAP DENGAN PERANGKAT EMERINTAHAN DENGAN TERNAK TARIK DAN TENAGA KERJA DARI INDIA...sehingga KERAJAAN SRIWIJAYA, KEHILANGAN PENDUKUNG EKONOMINYA . Adapun di Kalimantan, lembah kipas reawa dangkal di kalimantan S. Barito, tanpa organisasi Pererintahan.... toh bisa dibangun sistim HANDIL - yang memerlukan tenaga sangat besar.....meskipun sistim perbudakan dan sistim pemerintahan kuat tdak ada di sana, Saya curiga - rakyat bisa dikerahkan dengan sistim gotong royong dari Islam, yang sudah tercantum dalam hukum Fiqih Islam, GOTONG ROYONG, mereka yang ikut membangun sistim HANDIL ini, mendapat bagian lahan pengairan yang dbangun. Terjadi juga di Pulau Jawa, dasar ekonomi keajaan Demak Ialam yang mengganti kerajaan dagang Majapahit.Kerajaan Bemak jatuh karena perpecahan islam antara ajaran para Wali Jawa yang memperkuat islam dengan gotong royong membangun pengairan sawah rawa di lahan sekitar Demak kudus,lahan rawa yang dikelilingi pegunungan dan gunung serupa penggorengan, mudah sekali rusak karena ujan terjadi segara bersamaan di lereng catchment area, kerusakan sisitim pengairan tidak dapat diberbaiki dalam satu musin kering, karena gotong royong tidak jalan,sbab perpecahan dalam islam, antara kaum habaib yang aliran garis keras syari'at menentang ajaran para Wali tanah jawa jang sejuk dan mendalami tiga ilmu islam lainnya, tarikat,hakikat dan makrifat.Sehingga sistim pengairan sulit mengadakan gotong royong. Lho... lha kok Saudi Arabia - tidak tertarik berinvestasi membangun sawah rawa dangkal di S. Digul, S.Mamberamo - waktu ditawari oleh Pak Joko Wdidodo.....dengan win-win solution Malah Pak Prabowo dengan lantang bersiap membangun food estates 2 juta hektere - itu sudah dua pertiga sawah di pulau Jawa !!! APA BUKAN PANCINGAN DARI NEKOLIM,AKAN MEMBATU SEPENUHNYA, TAPI JUGA AKAN MENGIRIMKAN ARMADA KE TUJUH DIJAJARKAN DI PANTAI DIGUL DAN MAMBERAMO...UNTUK MENJAGA INVESTMENT-NYA. Sebetulnya hanya harus dimulai dengan ribuan EXCAVATOR BERBAGAI JENIS rtermasuk yang bisa terapung, DAN OPERATOR YANG BISA BIKIN NASI GORENG DENGANNYA - KINI KITA BISA MENJAMIN TIDAK ADA YANG DIMAKAN MALARIA DI ZAMAN INI. Sebetulnya di lembah kipas rawa dangkal di S. Kubanj,di semenanjungh Krim,ribuan ha, sudah ada sawah yang menggunakan mekansasi penuh dengan banyak excavator, buldozer, grader merata tanah, dan pesawat terbang pertanian untuk tanam biji padi di petak yang sudah basah dan rata....Setelah perakaran kuat, petak sawah 0.3 =0.5 Ha dipenuhi air lk 20 cm. hingga bibit padi tumbauh dibawah air, untuk memberantas gulma.....air secara bertahap diturunkan hingga padi masak, petak sudah kering... baru combain panen masuk. Sekarang pesawat bisa diganti dengan drone. Norma sebar benih 50 kg/ ha tdak peduli jatuh di gelengan atau saluran air.....sampai panen lk 5-8 ton gabah kering/ha galengan dan saluran tertiair deterjang saja....menjelang tanam, baru dibangun petak dan saluran yertiair kembali. Lha jaman Pak Presiden Sukarno , akhirnya sangat dbeci kodim dan koramil oleh Orde baru, dicuridai ikut komunis...kami di kirim kesana kuliah.... yang ke Amerika dan Europa Barat ongkos sendiri.*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More