Embahnya Kapitalis Dunia Baron De Rotschild dari Inggris susah payah membeli tanah sangat tandus di sekitar Jaffa, tanah-tanah Palestina dari orang-orang Arab dan Turki, untuk diberikan kepada orang Israel yang mau mudik.
Tanah yang luar biasa tandusnya dan berawa-rawa garam lagi, ini kebetulan diterima oleh orang-orang bersemangat dari bermacam umur dan latar belakang pendidikan laki-laki dan perempuan, bujangan dan berkeluarga. Mereka berikrar mendirikan usaha bersama dalam bidang Pertanian di lahan gersang itu. Usaha kolektip dari milik kolektip ya tanah gersang itu. Mereka mengabdikan hidupnya mendirikan usaha pertanian kolektip.
Idea untuk kembali ke tanah Judea setelah ratusan tahun berdiaspora ke Europa, Amerika Kanada dan seantero Dunia, diwujudkan mulai tahun 1910 dengan bertani. Upaya kolosal untuk membuat padang pasir bersemi, begitulah idealisme orang Yahudi, yang juga didorong oleh Zionisme. Tahun itu sudah ada pertanyaan diantara Pemimpin Yahudi, apakan upaya ini akan berbentuk individualisme atau berbentuk usaha kolektip ?
Zionisme lebih condong ke kolektivisme, karena dalam banyak hal cocok dengan tujuannya mendirikan Negara Israel yang tanpa Arab di Palestina yang terakhir wilayah itu menjadi mandate Kerajaan Inggris, tujuan yang archaic dan exentric tentu saja dengan menguasai tanah terlebih dahulu, cocok dengan semangat Kibbutz karena apa gunanya kekuasaan terhadap tanah, bila tidak digarap untuk bertani ? Sedangkan sekitar tahun-tahun itu tanah yang paling gersangpun sudah di tangan orang Arab dan Turki.
Tentu saja tanah yang dilepas saat itu adalah tanah yang paling gersang, rawa garam penuh dengan malaria, dan diterima oleh orang-orang yang bersemangat ini.
Tentu saja tanah yang dilepas saat itu adalah tanah yang paling gersang, rawa garam penuh dengan malaria, dan diterima oleh orang-orang yang bersemangat ini.
Dari Europa Timur, sesudah perang dunia ke I datanglah kelompok besar yang berpengalaman di bidang pertanian sehingga anggauta Kibbutz meningkt menjadi 700 orang. Sedang pada kancah peperangan dan pemburuan kaum Yahudi oleh Nazi Jerman anggaouta Kibbutzim (jamak) jadi 24.105 orang dengan 79 Kibbutz adalah 5% dari tanah mandat Palestina dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Pemerintah Inggris.
Ternyata peritungan Kaum Zionis benar, anggauta Kibbutz yang telah bertekad untuk bekerja kolektip dengan pemilikan kolektip atas alat kerja, dapat melebihi target, malah menyerahkan sebagian besar ‘privacy' mereka, sangat besar semangat pengorbanannya, untuk kepentingan umum, yang juga berarti untuk kepentingan zionisme. Tidak untuk kepentingan Negara Palestina yang multi cultural dan multi rasial.
Secara kultur-teknis, pekerja Kibbutz telah membuat padang pasir tergersang bersemi menjadi ladang dan kebun yang berproduksi cukup dengan ‘drip-irrigation’(pengairan menetes) pertanian di atas plastic, bahkan sebelum ada plastik mereka pakai terpal, desalinasi tanah garam, dan introduksi tanaman di lahan yang extreme ini, dengan macam-macam tanaman budi daya.
Dengan semangat itu mereka telah menciptakan banyak kultivar Jeruk, Pisang, Anggur dan lain buah-buahan dan sajuran ataupun biji-bijian untuk keperluannya, bukan dengan uang saja tapi oleh semangat dan ketekunan yang dapat dicontoh.
Kibbutzim kini mampu menghasilkan 40% dari kebutuhan produk pertanian dan peternakan senilai 1,7 billion dollar. Di samping 9% dari bahan input industri mereka yang bukan berbasis pertanian (Wikipedia mengenai Kibbutz).
Kolektivisme Kibbutz ternyata dipergunakan oleh Zionisme dengan sangat berhasil juga secara cultural, buktinya banyak pemimpim Israel, yang semula jadi Pionir di Kibbutz masing-masing, ternyata melatih diri untuk menjadi pemimpin yang tidak egois, mampu memberi teladan bangsanya, mampu memacu kreativitas bangsanya dan jauh dari korupsi, karena pembuktian terbalik sangat gampang dilancarkan.
Sebaliknya di Negara yang sangat kaya sumber daya alam tapi compang-camping dalam moral seperti di kita ini, seorang angauta Badan Anggaran DPR yang berinisial MA ganteng dan berwajah alim, terdeteksi mencuci uang haramnya dengan membeli tiga mobil mewah di show room sekaligus atas nama oran lain, menghadiahi kerabatnya ratusan juta,(Harian SURYA 27/8/2002 hari Senin di Halaman 2).
Pasti oleh konselor hukum yang mengkhususkan diri dalam menangani perkara korupsi sudah diberi kisikan bahwa uangnya yang bejibun itu dari penjualan warisan tanah kakek-neneknya, soal surat surat……. Beres (apa sih yang tidak bisa dibeli?), segampang itu mengelak. Pokoknya memang “uang tidak berbau”...
Memang sisi jelek umat manusia, semua terpampang nyata di kawasan padang garam dan padang pasir pada sifat penghuninya. Tidak peduli dari suku, ras dan Agama mereka, namanya sifat Jahiliah. Sifat Jahiliah ini oleh Islam sangat diwaspadai, dan harus dikikis habis.
Makanya segala pelajaran baik, lewat wahyu Allah diturunkan di sana, dengan perantara utusan Allah. Barang siapa yang bisa menangkap pati sari dari Wahyu itu pasti jadi orang yang paling baik di Dunia. Betul-betul rakhmat bagi Dunia, bahkan seluruh Alam Raya.
Si Pengingkar bukan dari kalangan kita, pasti akan menyimpangkan makna pati sari Wahyu itu, dan menukar dengan yang sampingan, dibesar-besarkan dengan eloknya.
Penganjur paling terkemuka untuk individualisme, Datuknya Kapitalisme Dunia, kok susah payah mengeluarkan uang yang sangat berharga untuk ikut berbagi mendirikan Kibbutzim, yang berdasarkan kolektivisme, lho kok ?
Si Datuk Kapitalisme memang mengerti sekali bahwa ribuan Kibbutznik ini telah dengan sukarela mengorbankan kepentingan “privacy” mereka, dan mampu membebaskan diri dari kekurangan, kemiskinan tanah tandus, rawa garam, penyakit malaria, menyulap sesuatu yang uang sedunia tidak akan bisa membeli, yaitu : keteguhan hati.
Tapi bukankah Bangsa Arab juga mempunyai padanan yang lebih hebat dari Baron de Rotschild, yaitu bukan hanya Baron, tapi malah para Sultan dan Raja di Jazirah Arab yang kaya minyak bumi hingga sekarang ? Sampai kekayaannya tidak terhitung.
Bedanya mereka tidak bisa mengeluarkan dari sosok Arab, suatu yang tidak terbeli dengan uang.
Orang Yahudi punya kitab Torah yang digulung dan dibaca dengan khidmat, oleh mereka sendiri.
Orang Orang Arab punya Wahyu Illahi, yang ditulis dalam bahasa Ibunya, tanggung asli dari Allah, wahyu itu dimulai dengan “Bacalah”………..Ikrok Bismirobbika……Dibaca oleh umat Islam seluruh Dunia.
Kitab Al Qur’an dimulai Basmallah, ikrar untuk memulai segalanya dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan dan Maha Penyayang. Basmallah dibaca manusia karena manusia sebagai Khalifah Allah di Dunia. Bukan dimulai dengan ikrar yang lain.
Bangsa lain ikut baca, hanya artinya menjadi ikrar : ….. “Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih”, lho dengan ditambah “menyebut” ?, dengan ditambah kata 'menyebut' maka makna hukum dari ikrar itu kan jadi ndak jelas.
Orang Arab sayangnya malah rebutan kekuasaan diantara mereka sendiri, saling membunuh dengan bom dan kanon, pesawat tempur dan tank, mereka tidak bisa bersembunyi dari pemusnahan massal antar mereka.
Si Datuk tidak bodoh, dan ternyata dapat bonus yang sangat berharga, tercetaknya kader Gembong- Gembong Zionisme yang sangat-sangat exclusive dari penduduk lain di tanah Pelestina. Pandangan yang sangat kuno, bisa bisa juga demikianlah akan memperlakukan seluruh umat manusia, kecuali kaum Yahudi, kaumnya sendiri thok.
Apa mereka tidak ingat bahwa kita semua bangsa di Dunia adalah menentang serta mengutuk Jerman-Hitler dengan Nazi yang pendukung Fascisme, yang menciptakan ”Holocaust” pembunuhan Massal orang Yahudi ? Apa mereka tidak dapat mengingat bahwa yang menentang Hitler adalah hampir seluruh bangsa di Dunia ?. Kita semua ummat manusia menentang holocaust, karena amat tidak manusiawi, bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Umumnya semua bangsa menentang kesadisan Nazi, bahkan yang Negaranya belum merdeka seperti Pasukan Afrika Hitam dan Pasukan Gurkha juga mengorbankan nyawa menentang holocaust, apa mereka tidak mengerti ? Saya orang asli Indonesia pun menentang kebiadaban holocaust, semoga tidak terjadi lagi hal seperti itu.
Apakan mereka tidak mengerti bahwa Rakhman dan Rakhim Allah itu untuk seluruh manusia, dan di-ikrarkan oleh seluruh manusia untuk memulai segala aktivitas manusia yang jelas jelas sebagai Khalifah Allah di Bumi ?(*)
0 comments:
Posting Komentar