12:03 PM
IDE SUBAGYO
Seharusnya, keadaan iklim politik
sekarang sudah lain sama sekali dengan iklim politik zaman Orde Baru –
yang dipimpin oleh Presiden Surarto
dengan Golkar dan Dwifungsinya. Zaman itu dengan tangan besi Kekuasaan
berusaha menghapus sama sekali ide ide Presiden Sukarno yang berbau “Sosialisme”,
juga “Marhaenisme” atas persetujuan pendukung
setianya.
Umpama Partai PNI dihapus diganti dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
yang dipimpin oleh tokoh tokoh oportunis meragukan keberpihakannya, malah
dengan susah payah bertahan menjadi Pertai Demokrasi Indunesia “Perjuangan”
yang terpaksa dengan gigih dipertahankan oleh Ibu Megawati Sukarnoputri.
Istilah “Buruh” dihapus diganti dengan
Istilah “Golongan Karya” supaya bau bau
dua kutub antara “ Buruh” dan
“Majikan” menghilang, maunya masyarakat
tidak terkotak kotak diganti dengan P-4 ( Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) yang Buku panduannya tidak ada cacatnya walau sampai ke titik dan
komanya, wajib dijadikan pedoman Warga
Negara Indonesis dibawah Ode Baru. Maksudnya Panca Sila ini dijadian Ideology
tunggal, tapi dibawah todongan
“kekuasaan” jadi sekarang bahkan
mantan anngauta DPRD fraksi Golkar saja sudah lupa artinya P-4, apalagi
masyarakat, karena belajarnya setengah dipaksakan
jadi sekarang malah dilecehkan begitu saja. Sebenarnya yang keliru “pemaksaan”- nya bukan dasar pemikirannya. Memang bila
direnungkan mendalam sifat manusia itu selalu mendua yang tidak terpisahkan,
yaitu manusia sebagai makhluk individu dengan segala alasannya, dan sekaligus
manusia makhluk sosial juga dengan segala alasannya. Manusia sebagai makhluk
individu karena memang lapar dahaga sakit dan mati hanya dia sendiri yang
merasakan, egonya – jadi ya jadi indivualistis, bahkan egois sifatnya,
disamping itu satu individu sejak lahir sudah
dibawah lindungan masyarakat manusia tidak bisa langsung mandiri, harus
berburu mamouth, harimau bertaring
pedang bersama sama puaknya, dan tinggal di gua gua bersama sama, jadi ya sekaligus makhluk sosial
yang kenal dan harus bermayarakat dari semula. Salahnya Orde Baru menganggap tabu semua ide
sosialis, atau dasar mendua dari makhluk manusia, diistilahkan “terkotak kotak”, PADAHAL MEMANG RWA
BINEDHA, Panca Sila menyeimbangkan sifat mendua yang
yang ada dalam diri manusia yang
dimiliki secara alami. Jadi ajaran ini tidak bisa dipaksakan dengan todongan
senjata. Kok bernafsu sekali. Entahlah bila ajaran hanya ini sebagai tudung untuk tetap menodongkan senjata guna
memperoleh yang dikehendaki . Jadi
masyarakat jangan keliru merendahkan
atau melecehkan P-4. Tapi dengan P-4 dimana Ketuhanan Yang Maha Esa jadi
Sila pertama dengan ikrarnya “bismillahirakhnairakhim” atau “kasih” dalan
kristianism atau Bhudism itulah yang
benar dasar meka BUMN diadakan.
Anehnya keberadaan Badan Usaha Milik Negara, bahkan di zaman Orde Baru yang
kapitalistik sekaipun, adalah salah satu
dari pelaksanaan ide P-4 ini, bagaimana tidak ? Lho kok MUMN malah jadi sapi perah kroni Keluarga Besar
Suharto ?
BUMN ada karena usaha yang kapitalistik murni ini dimanfaatkan untuk
sebesar besarnya demi kemaslahatan rakyat, dikelola berdasarkan azas Perusahaan kapitalistis, yang merupakan
entitas mandiri, tapi juga bukan melulu
mencari keuntungan, meskipun juga bukan usaha susial.
Anehnya lagi sejak ada Menteri baru yang diangkat oleh
Kabinet sekarang barhati
kapitslis murni, BUMN jadi dicondongkan sebagai perusahaan kapitaslis
murni, entitas pencari keuntungan thok.
Tanda tandanya nya ada, misalnya di Perusahaan Kerea Api milik Negara
P.T KAI. Perusahaan Listrik Negara,
Perusahaan Perusahaan air minum
Daerah dsb. Perusahaan Perkebunan Milik Negara, Askes dll
Lha mosok PT KAI yang mengoperasikan KA jarak jauh Surabaya –Jakarta PP dengan waktu tempuh yang relatip cepat kurang
lebih 12 jam seperti kereta “Gumarang” yang
semula masih mengadakan kereta ekonomi tanpa AC masih dengan perhitungan
tempat duduk manusiawi 76 penumpang tetiap
gerbong berjajar 2 – 2 kursi setiap deret diganti dengan 106 penumpang setiap
gerbong dengan berjajar 2- 3 kursi setiap deret dengan tempat duduk yang deradu
lutut diantara lutut penumpang
dihadapannya dan tempat pantat lebih kecil, sehingga lebih menyiksa penumpang jarak
jauh ini, sangat beda dari kereta sebelumnya. Ya alasannya kami mengerti ,- cara kapitalis murni mencari keuntungan
memang begitu, dari pemasukan harga tiket penumpang, padahal ya harga tiketnya sudah
dinaikan , penumpang kok mau. Disamping
itu disemua Setesiun tidak ada lagi pedagang asogan kecuali dari gerbong Restorasi, Padahal ditengah malam hanya
di Semarang dan Cirebon saja ada
kiosk buka menjual kopi sachet yang gelasnya dan harganya normal, sedang dari restorasi masih gelas besar dan
kopinya jitu ( kopinya satu jagungnya tujuh ) dan harganya nggepuk. Apa ini
cara untuk mencari keuntngan yang mngorbankan pemakai jasa ?. Biarlah orang
menggunakan pesawat terbang saja --- o keturutan nanti, sebab kaum bawah sudah
tahu kelebihannya naik pesawat lho
PLN ( Perusaan Listrik Negara )memang salah investasi dalam mendirikan
ribuan PLTD Pembangkit Listrik Tenada
Disel) disemua kota Kabupaten bedanja
barang ini gampang di mark up karena suppliernya banyak) , sekarang harga solar
untuk diesel naik drastis, lha kok
mendadak lampu penerangan umum di jalan
jalan langsung dimatikan, ndak dikurangi apa diganti wattage-nya, dipasang lebih
rendah, dittipkan warga pokoknya bila mau selalu ada jalan untuk kepentingan umum. Lho
penerangan jalan ini penting untuk umum,
sekarang malah sepeda becak dokar masih jalan malam tidak memakai lampu,
apa tidak berbahaya ?. sangking the
silent majorities bungkam seperti
biasanya saja. Apa ini kiat
mempertahankan tingkat keuntungan ?. Apalagi perusahaan air minum yang
dikelola Daerah, bahan kimia disinfektan
mahal, pipa pralon standard mahal, lem pralon mahal, tenaga kerja galian
mahal, ambil untung cuma dari harga per
kubik air PAM, mutu ya syukur syukur saja ada PAM, ini juga ikut ikut policy sang Menteri ! Apa
disemua sector BUMN ini sudah tidak ada mark up
harga barang belanjaan ? karena Perusaan Monopoly Negara sudah untung
oleh ulah Menteri, kenapa ndak cari untung untuk diri sendiri. Jangan ngomong perkara kebun BUMN dan
Perusahaan besar yang dulu dijadikan Perusahaan Inti Kebun Rakyat atau kebun
plasma rakyat, demi keuntungan semua ini sudah acc tidak ada kabun plasma sudah ditelan oleh Pewrusahaan
Besar, Asing dan BUMN, yang ada Menterinya, dia Kapitalis murni dari cabinet Plutokrasi*)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar