Permintaan Menjadi Rakan
Hary Prajitno adalah rakan bersama.
Munawar Fickar adalah rakan bersama.
Bahasa
Melayu · Bahasa Indonesia · Basa Jawa · English (US) · Español
Privasi · Terma · Pengiklanan · Pilihan Iklan · Kuki ·
Facebook © 2019
WATAK KSATRYA , WATAK
PERWIRA DALAM BUDAYA JAWA YANG DIINJEKSIKAN OLEH PARA WALI ISLAM.
Sungguh sulit untuk menjelaskan keunggulan ajaran islam dari agama lain, bagi para wali islam di pulau jawa pada abad ke 12. Agama Hindu dan agama Budha sudah berurat berakar di pulau Jawa berabad abad sebelumnya. yang sudah memiliki code etika hidup bagi kaum atas, mirip dengan ”Busido”kaum bangsawan dari budaya Jepang, “noblesse oblique” dari kaum bangsawan Europa..... Bagi umat Hindu –agama Budha- di pulau Jawa- etika moralnya dujadikan satu menjadi Hindu Jawa, atau Hindu Budha, yang masih sama code etiknya.... tertera dalam epos mengenai “darma” kitab Mahabhata karangan kolektif para Brahmana Rsi India yang dipersonifikasikan jadi Maharsi Krisnadwipayana Wedhawiyasa untuk agama Hindu, sudah dianggap wedda ke lima, dan kitab Sutasoma, sebagai salah satu kitab untuk contoh moral ideal agama budha, karangan Mpu Prapanca , dari Majapahit abad ke 13/14, dimana sang Sutasoma mengorbankan dirinya untuk mengganti anak harimau yang mau dimakan oleh induknya karena lapar.. Kitab Sutasoma ini cerita pendidikan dalam rangka peghyatan agama Hindu jawa, gabungan antara ajaran Hindu dan Budha...... tanpa mengurangi atau mencampur perintah dan pantangan masing masing agama. Mereka juga taklid kepada Ida Sang Hyang Widiwasa. Tuhan yang maha esa dari kepercayaan agama samawi.
Pegangan moral sudah diselesiakan oleh penyebar agama islam yang pertama abad ke 12, bukan dengan sinkretisme atau doktrin tetapi dengan watak manusia, sebagai mahluk yang bisa berfikir, membedakan baik dan buruk. Begitu juga adanya patung dewa, dewi yang ada di candi candi Hindu maupun patung Budha dalam segala sikap mudra, adalah semacam rambu pembantu untuk konsentrasasi meditasi pengikutnya....... benda benda ini dhormati sebagai lambang pusat konsentrasi meditasi bersama mereka...... bukan sebagai entitas adhkodrati yang nyata dan dipuja. Itu dasar para pemeluk Hinduisme dan Budhisme yang para muslim tidak mempersoalkan karena dengan jalan lain kaum musim ini mampu menunjukkan tujuan utama dari bathin mahluk manusia lebih rasional, ....... bakal disiarkan dengan laku atau perbuatan yang dianggap oleh semua agama memang ideal, pada suasana yang istilah sekarang kondusif, secara individual atau berkelompok, lewat perolehan nafkah yang lebih baik, adil dan lebih terjamin, waktu penen raya sawah tambak dari rawa. milik kelompok mereka, di bekas rawa rawa, yang diterlantarkan oleh Kekuasaan Majapahit.
Kepada laum bawah. Para waysia sudra dan pariah, ditawarkan akan mendapat nafkah hasil kerja mereka sendiri yang diakui sebagai rahmad Allah. Karena kaum waysia dan sudra apalagi pariah, dalam kenyataan mereka hanya buruh pekerja kasar, membantu bercocok tanam padi.....
Kepada ketiga kaum bawah ini, terutama kalangan mudanya, ditawarkan pelajaran silat mengerahkan tenaga “qi”, ilmu membaca dan menulus huruf Arab,, huruf pegon ( arab gundil-tanpa tanda vokal) dan berhitung, juga membaca dan menulis huruf Palawa, hurufnya kitab Wedda...... yang dalam ajaran Hindu kala itu sangat dilarang, dosa besar bagi kaum bawah untuk mempelajarinya, diancam hukuman berat. Sedangkan pada kaum muda ilmu silat sangat membantu kekuatan fisik kesehatan juwa raga dan mental bukan saja untuk jadi prajurit tapi untuk kerja fisik. Kekuatan dan daya tahan waktu bekerja membangun saluran air pengisi dan pematus dirawa rawa. Watak yang sangat dihormati oleh masyarakat Hindu Jawa adalah watak para ksatra yang “prawiro” – dalam bahasa jawa mempunyai muansa lain dari “PERWIRA” dalam bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia moderen.
Dalam bahasa jawa, PERWIRA, lebih cenderung menjadi watak ideal seorang yang berjiwa: berani, pantang menyerah, pandai dan cerdik, sangat menjaga kehormatan. Menghindari watak selingkuh, bermuka dua, lebh menghargai kepiawian menolong yang mebutuhkan dari mengalahkan musuh. Lain dengan arti kata “perwira” basa Melayu dan bahasa Indonesia, yang menggunakan dalam derajad ketentaraan.
Semua ilmu bercocok tanam di sawah berpengairan berundak/berteras d lereng gunung diatur oleh para Brahmana dan ksatrya yang memiliki hak atas sawah dari Raja. Kaum waysia yang lolos bisa menguasai sawah agak lebar bisa apabila permohonannya diizinkan untuk membuka sawah sendiri di tepian sungai yang landai dan dangkal di lembah lembah yang jauh dari hunian, dinamakan tanah yasan. Semua sawah dari aliran sungai yang sudah masuk dalam catatan kerajaan adalah milik raja......... dan para pembantunya, Brahmana di pura pura penting...dan ksatria pembela Negara.... Sedang penggarap lahan itu adalah kaum waysia, kaum sudra dan kaum pariah menurut aturan saat itu, kecuali dilokasi yang sangat jauh.
Semua organisasi pertanian padi dibawah peraturan organisasi Subak sperti di Bali sekarang anggaurtanya terdiri dari penguasa tanah, sedang kaum waysia penggarap, diatur dengan awig awig yang dikuasakan pada Pura, yang anggauta dan pemukanya hanya komunitas abdi Raja dan kaum atas..Kaum bawah tidak diikutkan dalan proses organisasatoris produksi padi di sawah yang berpengiran berundak/berteras ini. Di Bali sekarang semua pemilik maupun penggarap, masuk dalam rapat perkumpulan subak, dan semua kasta boleh jadi aggauta.
Sebaliknya semua sawah yang dicetak bersama dengan pemuda pemudi golongan bawah yang bergabung dengan upaya pawa Wali islam....... diberi hak untuk nenikmatinya sebagai murid para wali islam, yang telah menjadi mu’alaf. Dengan demkian, para murid pemuda pemudi dari kaum bawah, merasa ada peluang untuk memiliki sumber nafkah, oleh kemurahan para Gurunya. Ternyata para murid angkatan pertama ini telah dipilih dan diangkat derajadnya menjadi ksatrya versi para wali, untuk pelaksanaan syi’ar agama islam selanjutnya. Para murid dari wali islam yang membuka sawah dari rawa rawa di Lamongan, atau dulu namanya Pamotan, dididik bermentalitas para ksatryia seperti setiap orang hindu, dari epos Mahabharata – kisah Iindia mengenai watak ksatrya dari para Pendawa, melawan saudara sepupunya para kurawa yang berjumlah seratus, yang meninggalkan watak ksatrya..
Epos Mahabharata ditetapkan oleh para wali islam pertama untuk ikut mencetak mental dan moral ksatrya mu’alafnya yang asalnya dari pemuda waysia, pemuda sudra dan pemuda kaum pariah. Sementara gadis gadis yang mau jadi mu’alaf, yang ditemukan dalam keadaan terlunta lunta, dididik untuk bekerja manghasikan tenun membatik, mengelola rumah tangga, disamping membaca dan menulis seperti mu’alaf jang lain..... menyamai putri brahmana..
Para wali islam tanah jawa, mengangkat derajad kaum waysia, sudra, pariah yang mau mergotong royong mencetak sawah rawa di Pamotan – kenyataannya mereka bisa secara sukarela bergotong royong demi mendapatkan hak menggarap sampai ke keturunannya. Banyak kaum ksatrya karena jatuh miskin, setelah satu satunya nafkah merupakan sebidang sawah telah dibagikan pada keturunan mereka menjadi terlalu sempit untuk menafkahi kelurganya. . Memerlukan area baru – yang tidak kunjung dibangun oleh kasta atas, karena kekuasaan mereka atas bagian dari panen masih mencukupi dan disibukkan oleh upacara puacara mengerahkan tenaga kaum bawah, dan perang perang kecil.
Lebih baik ikut menjadikan rawa menjadi sawah sawah dengan sistim saluran yang mereka buat bersama, atas petunjuk para wali islam atau muridnya yang mendapat pengetahuan dari Babylonia, dan merka manfaatkan bersama, dengan hak dan kwajiban bersama, kaum muslim dari waysia sudra dan pariah, yang berasal dari wilayah Hindu jawa dan penduduk setempat sekalian ikut bergabung.
Untuk itu sudah disiapkan satu reformasi mental pemilik bersama dari hasil kerja bersama, dengan watak ksatrya jawa: WATAK KSATRYA (SATRIO) DISERTAI WATAK PERWIRA (JAWA: (PRAWIRO)..
Hasil kerja mewujudkan sawah rawa muara sungai Bengawan Solo- wilayah Lamongan sekarang, ternyata bisa merubah mentalitas watak menyerah dari golongan bawah menjadi aktip bertindak dan berfikir bersama tanpa kekangan dari siapapun - berpedoman ajaran islam yang memang egaliter, tanpa kasta. Ini sudah sangat menarik kaum bawah bertransformasi menjadi kaun satrio yang prawiro dalam prilaku bermasyarapkat, tanpa kata yang iindah indah dan menyangkut para dewa dewi kecuali tenaga mereka sendiri mengikutu teknik kerja para guruya ulama para wali Menyerap pengertian yang sangat sederhana dan mudah dicerna yaitu islam. Juga pantang berjudi, melakukan sex diluar aturan agama islam.minum tuak dan minuman kain yang memebokkan, dan madat dan makan daging tanpa dsembilih atas nama Alah, daging babi dan lain peraturan syari’at islam yang mudah dilaksanakan, bahkan kaum muslim di wlayah Pati, jawa tengah dan disekitarya menghormati adat Hindu- seperti hanya menyembelih kebau, karena sapi hewan pujaan orng hindu
Ashadualailahailullahwashaduanamuhamadarasulullah, menurut tulisan huruf Arab yang tidak ada huruf besar ( dalam tulisan huruf Jawa, namanya huruf Murdo) dan digandeng semua sukukata dalam kalimat.
Seklaigus dijelaskan bahwa Allah satu satunya yang ditinggikan. Dan Muhammad adalah utusanNya
Permulaan yang sangat berhasi di Lamongan ( dulu zaman Majapahit namanya Pamotan) . Pembentukan masyarakat muslim yang berwatak sartryo dan perwiro – dan menyembah hanya kepada ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH UTUSANNYA. Sambil sholat lima waktu dengan hanya mengikuti dari wudhlu, niyat dan membaca do’a sholat bahasa Arab, yang tidak perlu diucapkan sendiri melainkan imamnya saja –namanya sholat “rubuh gedang”-hanya mengikuti saja, segampang merobohkan pisang untuk dipetik buahnya. Sholat bersama sama dengan muslim yang sudah hafal do’anya sehingga bisa melakukannya sendiri, waktu solat tidak bersama sama. Sedang watak para seniornya sangat terpuji, terlatih menjadi satrio yang berwatak prawiro........ jadi induksi perbuatan baik, berlaku dengan sendirinya, bersama keyakinan akan ridha dan pertolongan Allah yang sudah marupakan sunnatullah seperti hujan pada musin penghujan.
Maka sudah waktunya ditrunkan dengan cara sorogan makna dari setiap do'a dalan solat menggunakan basa jawa sehingga betul betul jelas bahwa islam adalah tuntunan hidup dan tuntunan mengadapi ajal bagi manula, sehingga watak ksatria yang perwira menjadi bertambah kokok melekat dalam juwanya dan bakal diturunkan ek anak cucunya, Kemudian dengan diam diam keturunan wali islam dan para ,muslim/ menggunakan rawa yang lebih besar di Selatan gunung Muria, dataran dimana air dari lereng timur dan selata gunung Telomoyo Ungaran, lereng Utara dan timur gunung Merbabu, lereng utara pegunungan Kendeng dari Purwodadi, sampai mendekati Pati, air tangkapan hujan dibendung kaki gunung Muria sebelah Selatan, membentuk rawa besar yang potensinya sampai 40 ribu Ha. Pekerjaan raksasa mencetak sawah dari rawa ini menjadi dasar Kasultanan Islam yang pertama di Demak Bntoro th 1475 -1554. Dimulai para mu’alaf dari kaum Hindu jawa dari segala penjuru, dengan pandega masing masing yang sudah digembleng ilmu islam dan sudah menguasai ilmu ksatrya yang berwatak perwira.
Berarti proses pembentukan karakter para mu’alaf dari kasta bawahan di Lamongan dapat diperluas di dengan persawahan rawa yang lebih luas, demi melipat gandakan wilayah penyangga produksi beras, tanpa mengusik wilayah pertanian Majapahit. Wilayah lahan sawah rawa yang merupakn peyangga Kasultana Demak Dintoro mengumpul ditengah rawa besar lamongan dan Demak, yang mampu melayani kebutuhan beras jung jung besar di Pelabuhan dalam, menggunakan perahu datar sepanjang rawa dan setelah di kupas kulitnya dan di bersihkan kulit arinya supaya awet disimpan, dengan perahu di punggah ke jung besar hingga mencapai 200 -300 DWT = sepanjang tahun..di Pamotan sebab "amot' adalah memuat dalam bahasa Jawa. .
Para Wali islam sudah menduga, bersamaan waktu dengan itu kebutuhan export ke China kerubah juga dari rempah rempah untuk diangkut lagi ke Barat lewat jalan sutera, berganti dengan beras dalam jumlah besar, untuk wilaya China sendiri, karena peperangan yang berlangsung lama di daratan China, perang antara raja raja kecil yang akan membentuk kekaisaran china dinasti baru, menyebabkan pertanian padi rusak berturut turut beberapa tahun, dan kelaparan yang luas. Export beras besar besaran dapat dilayani oleh kasultana Demak yang baru berdiri dengan pelabuhan Jepara dan Lasem. Baandfingkan dengan keadaan sekarang 2019 - beras juga aka sangast dibutuhkan di Timut Tengah dan India karena lahan petaniannya sudah rusak dan di India j digerogoti uga oleh pertqambahan penduduk, dan betambahnya lapngan kerja dari electrunika - menganyam logan semikondutor - tapi beras tetap huarus dari sawah. Se3dangkan Indonesia kita sujdah tidak mengexport minyak mentah dan hasil batuan tambagna lagi........ yang "segera" bisa dimanfa'atkan adalah rawa jadi sawah dengan potensi yanfg sangat besar - tentu saja harus ada mekanisasinya - ya cari........... sebab lahan sudah ndak ada lagi di dunia ini, ada tapi dengan lesulitan yang sama dengan kita Brasilia, Venezuela, Bolivia.......... Jadi mau atau tidak investasi dan kerja keras dengan "ilmu tanah" sungguhan atau figurative - sebab para ilmuwan yang mendapat rejeki nomplok dari Pemerintahan Orde Baru yang hasilnya NO:L pasti menulis berbagai alasan ilmiah unyuk menyelamatkan mukanya - Tapi itu gampang diatasi tengan mengamati rawa itu sendiri, apapun yang secara lalami terjadi misalnya keasaman anah, tertimbunnya pirit dan sulfida...... ratusan juataan tahun...... toh sekarang DIATASNYA ADA VEGETASI.......JADI YA IKUTI CARA HIDUP VEGETASI ITU......... YANG DI PADANG PASIR SAJA BISA KOK. iya memang ada ilmu buat menyelamatkan muka... tapi ilmu itu juga bisa meyelamatkan kelangsungan hidup kita, asal mau.......begitulah muda mudi saudara mudaku. Apa yang dikerjakan Pak Jolowi dekarang ?.......MEMBERESKAN IMPOR BBM ....... ITU ADA HUBUNGAN ERAT DENGAN KEBUTUHAN BESAR DEGERA,EXPLOITASI MEKANISASI PEMANFAATAN RAWA !!!!!!! JANGAN SALAH....... BELIAU MENCERMATI -- APA YANG ANDA ATIDAK MELIHAT- MAKANYA JADI PRESIDEN
Dengan besarnya pengaruh Kesultanan Demak, diseluruh pulau Jawa, dan surutnya Majapahit karena pembelian rempah rempah sangat mengecil, diganti dengan kebutuhan akan beras dalam jumlah besar sepanjang tahun. Majapahit sangat menderita, tidak mampu mengumpulkan beras dari wilayahnya yang sangat luas, di lereng lereng gunung yang berjajar dari timur ke barat di pulau jawa dari Banjuwangi sampai ke gunung Gede jawa barat. Tanpa ada transportasi yang memadai, kecuali dipikul atau diangkut di punggung ternak angkut yang di Nusantara biasa , wilayah yang lebih kering di Sulawesi dan NTT, sedang di pulau pulau yang lebih basah dipakai kerbau – yang tidak tahan panas, sebagai hewan rawa, sehingga problim pengangkutan tidak teratasi. Tanpa perang dengan Kesultanan Demak Bintoro – tahun tahun kerajaan Demak berjaya, Majapahit runtuh. Kejayaan Ksultana Demak dari sawah pembukaan rawa besar ini, sangat perpengaruh kepada jumlah mu’alaf yang bermental satrio prawiro, yang laku sebagai pasukan laut Kejrajaan Demak dan Penguasa Wilayah sebagai Pejabat wilayah negara bawahan para Bupati, karena pendai mencatat dan berhitung dengan angka Arab, berasal dari kasta bawah yang sudah muslim, bermental ajaran para wali islam, sebagian menjdai kaum "priyayi" yang bukan dari kasta ksatrya. Pada waktu kesultana Demak mencapai kejayaanya, juga menarik para ulama dari Kekhalifahan Abasiah datang dari Hadramaut...dari Irak yang suni.. abag ke 16 dengan perahu layar dhow mereka, meskipun jumlahnya kecil,........ mreka terkejut bahwa islam di Jawa berpenampilan tidak menurut cara Arab, tapi pergaulan mereka dengan ulama wilayah setenpat baik baik saja,.tanpa menuntut pengakuan kekhilafahnya. kayak sekarang. Mereka mendirikan pondok pesantren sediri terutama di bandar bandar besar dan kota perdagangan yang ramai, mungbkin asal muasaal para habib sekarang. Sebab para ustdznya juga bekerja sebagai pedagang, para muird sudah bisa behitunga angka arab dan membaca...... tinggal neyempurnakan. memperbaiki cara membaca do’a yang benar menurut sastra Arab – tartil, tajwid, nahwu sorof, sastra Arab,...... sebagian kecil kaum muda diberi jalan ikut dhow belajar di Mekah dan Madinah....lama jadi mukimin disana.... menimbulkan riak riak pembaharuan islam, sampai zaman penjajahan Belanda, mqalah digunakan memecah belah antar umat islam, dengan amcaman hukuman berat menubah ajaran Islam.
Perbaikan mengeni cara membaca do’a di sidang solat lum’at di masjid. Bekal mereka ulama baru datang dari tanah suci ini adalah ilmu mebaca al Qur’an, dan Al Hadist, mereka sedikit demi sedikit mengadakan pembaharuan dan menafsir demi mengajarkan islam, tanpa menjamah ilmu hakikat islam dan makrifat islam yang terekandung didalamnya, karena di negara negara islam di Timur tengah telah berabad abad terjadi pemusuhan yang berdarah darah akibat pertentangan pendapat, dari tafsir tafsir, dan Para penguasa Sultan, Khalifah, Para menguasa. Syah berkutat dalam tulisan dan risalah berupa kitab tulisan tangan dibagikan pada para ustadz pendatang dari mukumin di tanah suci untuk disebarkan di tanah airnya yang sangat jauh. Diterima sebagai Pusaka, sehingga bisa mengubah hasil metoda para wali tanah jawa, menjadikan "watak "- kurang penting, digantikan dengan ilmu bahasa Arab yang memang sulit dan indah dengan caranya sendiri. Jadi "watak" yang menjadi andalan utama, dkalangan mereka yang mmpu menjadi murid ilmu Islam. yang belum masak, dalam ilmu hakikat dan ilmu maktifat islam karena disana nyaris dilarang oleh penguasa duniawi, karena dianggap melemahkan kepatuhan, sudah berani membuat pondok ditempat yang terpencil, dan menghasilkanulama setengah matang . yang dengan susah payah sudah dihindari, oleh wali islam tanah jawa dari abad 12, denga ilmu sorogan dicetak jadi satrio yang perwiro plus pesan moral dsri kearifan setempat, sebab menjadi para pelajar ilmu Islam secara formal harus mulai dengan tatabahasa Arab, , dengan tartil, tajwit, nahwu, sorof dan tilawah Al Qur’an dan Al Hadist, membaca risalah dari kitab kitab kuning, mendukung dengan segenap jiwa raga setia pada mereka sang penguasa disana, paling sedikit selama 12 tahun belajar, hingga hampir tara dengan Kiai mustofa Bisri beliau perlu waktu sampai belasan ahun juga, termasuk pelajaran mashab mashab yang juga mengajari ilmu ga’ib, mashab mashab sempalan dari India dan Persi.
Para Sultan, Shaikh, Khalifah, Shah, feodal timur tengah yang merasa sudah cukup kaya untuk mengerahkan pengikut mengincar kekuasaan absolut. dari Negara dan Rakyatnya, dengan hukum yang keras dan cepat menurut adat mereka, dan sampai disiarkan di tempat jauh seperti mashab kecil Ismailliah dari India dengan Pengeran Ali Khan yang tinggal di Holywood dengan bintang film Amerika yang terkenal th 1952 an, Rita Hayword. Soalnya mereka pamer bisa mambukakan pintu sorga.
Kini gaya lain kagi mengerahkan kaum yang rendah nalarnya untuk jihad sampai bunuh diri gara gara kecewa pada aturan duniawi setempat yang fana.*)
Sungguh sulit untuk menjelaskan keunggulan ajaran islam dari agama lain, bagi para wali islam di pulau jawa pada abad ke 12. Agama Hindu dan agama Budha sudah berurat berakar di pulau Jawa berabad abad sebelumnya. yang sudah memiliki code etika hidup bagi kaum atas, mirip dengan ”Busido”kaum bangsawan dari budaya Jepang, “noblesse oblique” dari kaum bangsawan Europa..... Bagi umat Hindu –agama Budha- di pulau Jawa- etika moralnya dujadikan satu menjadi Hindu Jawa, atau Hindu Budha, yang masih sama code etiknya.... tertera dalam epos mengenai “darma” kitab Mahabhata karangan kolektif para Brahmana Rsi India yang dipersonifikasikan jadi Maharsi Krisnadwipayana Wedhawiyasa untuk agama Hindu, sudah dianggap wedda ke lima, dan kitab Sutasoma, sebagai salah satu kitab untuk contoh moral ideal agama budha, karangan Mpu Prapanca , dari Majapahit abad ke 13/14, dimana sang Sutasoma mengorbankan dirinya untuk mengganti anak harimau yang mau dimakan oleh induknya karena lapar.. Kitab Sutasoma ini cerita pendidikan dalam rangka peghyatan agama Hindu jawa, gabungan antara ajaran Hindu dan Budha...... tanpa mengurangi atau mencampur perintah dan pantangan masing masing agama. Mereka juga taklid kepada Ida Sang Hyang Widiwasa. Tuhan yang maha esa dari kepercayaan agama samawi.
Pegangan moral sudah diselesiakan oleh penyebar agama islam yang pertama abad ke 12, bukan dengan sinkretisme atau doktrin tetapi dengan watak manusia, sebagai mahluk yang bisa berfikir, membedakan baik dan buruk. Begitu juga adanya patung dewa, dewi yang ada di candi candi Hindu maupun patung Budha dalam segala sikap mudra, adalah semacam rambu pembantu untuk konsentrasasi meditasi pengikutnya....... benda benda ini dhormati sebagai lambang pusat konsentrasi meditasi bersama mereka...... bukan sebagai entitas adhkodrati yang nyata dan dipuja. Itu dasar para pemeluk Hinduisme dan Budhisme yang para muslim tidak mempersoalkan karena dengan jalan lain kaum musim ini mampu menunjukkan tujuan utama dari bathin mahluk manusia lebih rasional, ....... bakal disiarkan dengan laku atau perbuatan yang dianggap oleh semua agama memang ideal, pada suasana yang istilah sekarang kondusif, secara individual atau berkelompok, lewat perolehan nafkah yang lebih baik, adil dan lebih terjamin, waktu penen raya sawah tambak dari rawa. milik kelompok mereka, di bekas rawa rawa, yang diterlantarkan oleh Kekuasaan Majapahit.
Kepada laum bawah. Para waysia sudra dan pariah, ditawarkan akan mendapat nafkah hasil kerja mereka sendiri yang diakui sebagai rahmad Allah. Karena kaum waysia dan sudra apalagi pariah, dalam kenyataan mereka hanya buruh pekerja kasar, membantu bercocok tanam padi.....
Kepada ketiga kaum bawah ini, terutama kalangan mudanya, ditawarkan pelajaran silat mengerahkan tenaga “qi”, ilmu membaca dan menulus huruf Arab,, huruf pegon ( arab gundil-tanpa tanda vokal) dan berhitung, juga membaca dan menulis huruf Palawa, hurufnya kitab Wedda...... yang dalam ajaran Hindu kala itu sangat dilarang, dosa besar bagi kaum bawah untuk mempelajarinya, diancam hukuman berat. Sedangkan pada kaum muda ilmu silat sangat membantu kekuatan fisik kesehatan juwa raga dan mental bukan saja untuk jadi prajurit tapi untuk kerja fisik. Kekuatan dan daya tahan waktu bekerja membangun saluran air pengisi dan pematus dirawa rawa. Watak yang sangat dihormati oleh masyarakat Hindu Jawa adalah watak para ksatra yang “prawiro” – dalam bahasa jawa mempunyai muansa lain dari “PERWIRA” dalam bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia moderen.
Dalam bahasa jawa, PERWIRA, lebih cenderung menjadi watak ideal seorang yang berjiwa: berani, pantang menyerah, pandai dan cerdik, sangat menjaga kehormatan. Menghindari watak selingkuh, bermuka dua, lebh menghargai kepiawian menolong yang mebutuhkan dari mengalahkan musuh. Lain dengan arti kata “perwira” basa Melayu dan bahasa Indonesia, yang menggunakan dalam derajad ketentaraan.
Semua ilmu bercocok tanam di sawah berpengairan berundak/berteras d lereng gunung diatur oleh para Brahmana dan ksatrya yang memiliki hak atas sawah dari Raja. Kaum waysia yang lolos bisa menguasai sawah agak lebar bisa apabila permohonannya diizinkan untuk membuka sawah sendiri di tepian sungai yang landai dan dangkal di lembah lembah yang jauh dari hunian, dinamakan tanah yasan. Semua sawah dari aliran sungai yang sudah masuk dalam catatan kerajaan adalah milik raja......... dan para pembantunya, Brahmana di pura pura penting...dan ksatria pembela Negara.... Sedang penggarap lahan itu adalah kaum waysia, kaum sudra dan kaum pariah menurut aturan saat itu, kecuali dilokasi yang sangat jauh.
Semua organisasi pertanian padi dibawah peraturan organisasi Subak sperti di Bali sekarang anggaurtanya terdiri dari penguasa tanah, sedang kaum waysia penggarap, diatur dengan awig awig yang dikuasakan pada Pura, yang anggauta dan pemukanya hanya komunitas abdi Raja dan kaum atas..Kaum bawah tidak diikutkan dalan proses organisasatoris produksi padi di sawah yang berpengiran berundak/berteras ini. Di Bali sekarang semua pemilik maupun penggarap, masuk dalam rapat perkumpulan subak, dan semua kasta boleh jadi aggauta.
Sebaliknya semua sawah yang dicetak bersama dengan pemuda pemudi golongan bawah yang bergabung dengan upaya pawa Wali islam....... diberi hak untuk nenikmatinya sebagai murid para wali islam, yang telah menjadi mu’alaf. Dengan demkian, para murid pemuda pemudi dari kaum bawah, merasa ada peluang untuk memiliki sumber nafkah, oleh kemurahan para Gurunya. Ternyata para murid angkatan pertama ini telah dipilih dan diangkat derajadnya menjadi ksatrya versi para wali, untuk pelaksanaan syi’ar agama islam selanjutnya. Para murid dari wali islam yang membuka sawah dari rawa rawa di Lamongan, atau dulu namanya Pamotan, dididik bermentalitas para ksatryia seperti setiap orang hindu, dari epos Mahabharata – kisah Iindia mengenai watak ksatrya dari para Pendawa, melawan saudara sepupunya para kurawa yang berjumlah seratus, yang meninggalkan watak ksatrya..
Epos Mahabharata ditetapkan oleh para wali islam pertama untuk ikut mencetak mental dan moral ksatrya mu’alafnya yang asalnya dari pemuda waysia, pemuda sudra dan pemuda kaum pariah. Sementara gadis gadis yang mau jadi mu’alaf, yang ditemukan dalam keadaan terlunta lunta, dididik untuk bekerja manghasikan tenun membatik, mengelola rumah tangga, disamping membaca dan menulis seperti mu’alaf jang lain..... menyamai putri brahmana..
Para wali islam tanah jawa, mengangkat derajad kaum waysia, sudra, pariah yang mau mergotong royong mencetak sawah rawa di Pamotan – kenyataannya mereka bisa secara sukarela bergotong royong demi mendapatkan hak menggarap sampai ke keturunannya. Banyak kaum ksatrya karena jatuh miskin, setelah satu satunya nafkah merupakan sebidang sawah telah dibagikan pada keturunan mereka menjadi terlalu sempit untuk menafkahi kelurganya. . Memerlukan area baru – yang tidak kunjung dibangun oleh kasta atas, karena kekuasaan mereka atas bagian dari panen masih mencukupi dan disibukkan oleh upacara puacara mengerahkan tenaga kaum bawah, dan perang perang kecil.
Lebih baik ikut menjadikan rawa menjadi sawah sawah dengan sistim saluran yang mereka buat bersama, atas petunjuk para wali islam atau muridnya yang mendapat pengetahuan dari Babylonia, dan merka manfaatkan bersama, dengan hak dan kwajiban bersama, kaum muslim dari waysia sudra dan pariah, yang berasal dari wilayah Hindu jawa dan penduduk setempat sekalian ikut bergabung.
Untuk itu sudah disiapkan satu reformasi mental pemilik bersama dari hasil kerja bersama, dengan watak ksatrya jawa: WATAK KSATRYA (SATRIO) DISERTAI WATAK PERWIRA (JAWA: (PRAWIRO)..
Hasil kerja mewujudkan sawah rawa muara sungai Bengawan Solo- wilayah Lamongan sekarang, ternyata bisa merubah mentalitas watak menyerah dari golongan bawah menjadi aktip bertindak dan berfikir bersama tanpa kekangan dari siapapun - berpedoman ajaran islam yang memang egaliter, tanpa kasta. Ini sudah sangat menarik kaum bawah bertransformasi menjadi kaun satrio yang prawiro dalam prilaku bermasyarapkat, tanpa kata yang iindah indah dan menyangkut para dewa dewi kecuali tenaga mereka sendiri mengikutu teknik kerja para guruya ulama para wali Menyerap pengertian yang sangat sederhana dan mudah dicerna yaitu islam. Juga pantang berjudi, melakukan sex diluar aturan agama islam.minum tuak dan minuman kain yang memebokkan, dan madat dan makan daging tanpa dsembilih atas nama Alah, daging babi dan lain peraturan syari’at islam yang mudah dilaksanakan, bahkan kaum muslim di wlayah Pati, jawa tengah dan disekitarya menghormati adat Hindu- seperti hanya menyembelih kebau, karena sapi hewan pujaan orng hindu
Ashadualailahailullahwashaduanamuhamadarasulullah, menurut tulisan huruf Arab yang tidak ada huruf besar ( dalam tulisan huruf Jawa, namanya huruf Murdo) dan digandeng semua sukukata dalam kalimat.
Seklaigus dijelaskan bahwa Allah satu satunya yang ditinggikan. Dan Muhammad adalah utusanNya
Permulaan yang sangat berhasi di Lamongan ( dulu zaman Majapahit namanya Pamotan) . Pembentukan masyarakat muslim yang berwatak sartryo dan perwiro – dan menyembah hanya kepada ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH UTUSANNYA. Sambil sholat lima waktu dengan hanya mengikuti dari wudhlu, niyat dan membaca do’a sholat bahasa Arab, yang tidak perlu diucapkan sendiri melainkan imamnya saja –namanya sholat “rubuh gedang”-hanya mengikuti saja, segampang merobohkan pisang untuk dipetik buahnya. Sholat bersama sama dengan muslim yang sudah hafal do’anya sehingga bisa melakukannya sendiri, waktu solat tidak bersama sama. Sedang watak para seniornya sangat terpuji, terlatih menjadi satrio yang berwatak prawiro........ jadi induksi perbuatan baik, berlaku dengan sendirinya, bersama keyakinan akan ridha dan pertolongan Allah yang sudah marupakan sunnatullah seperti hujan pada musin penghujan.
Maka sudah waktunya ditrunkan dengan cara sorogan makna dari setiap do'a dalan solat menggunakan basa jawa sehingga betul betul jelas bahwa islam adalah tuntunan hidup dan tuntunan mengadapi ajal bagi manula, sehingga watak ksatria yang perwira menjadi bertambah kokok melekat dalam juwanya dan bakal diturunkan ek anak cucunya, Kemudian dengan diam diam keturunan wali islam dan para ,muslim/ menggunakan rawa yang lebih besar di Selatan gunung Muria, dataran dimana air dari lereng timur dan selata gunung Telomoyo Ungaran, lereng Utara dan timur gunung Merbabu, lereng utara pegunungan Kendeng dari Purwodadi, sampai mendekati Pati, air tangkapan hujan dibendung kaki gunung Muria sebelah Selatan, membentuk rawa besar yang potensinya sampai 40 ribu Ha. Pekerjaan raksasa mencetak sawah dari rawa ini menjadi dasar Kasultanan Islam yang pertama di Demak Bntoro th 1475 -1554. Dimulai para mu’alaf dari kaum Hindu jawa dari segala penjuru, dengan pandega masing masing yang sudah digembleng ilmu islam dan sudah menguasai ilmu ksatrya yang berwatak perwira.
Berarti proses pembentukan karakter para mu’alaf dari kasta bawahan di Lamongan dapat diperluas di dengan persawahan rawa yang lebih luas, demi melipat gandakan wilayah penyangga produksi beras, tanpa mengusik wilayah pertanian Majapahit. Wilayah lahan sawah rawa yang merupakn peyangga Kasultana Demak Dintoro mengumpul ditengah rawa besar lamongan dan Demak, yang mampu melayani kebutuhan beras jung jung besar di Pelabuhan dalam, menggunakan perahu datar sepanjang rawa dan setelah di kupas kulitnya dan di bersihkan kulit arinya supaya awet disimpan, dengan perahu di punggah ke jung besar hingga mencapai 200 -300 DWT = sepanjang tahun..di Pamotan sebab "amot' adalah memuat dalam bahasa Jawa. .
Para Wali islam sudah menduga, bersamaan waktu dengan itu kebutuhan export ke China kerubah juga dari rempah rempah untuk diangkut lagi ke Barat lewat jalan sutera, berganti dengan beras dalam jumlah besar, untuk wilaya China sendiri, karena peperangan yang berlangsung lama di daratan China, perang antara raja raja kecil yang akan membentuk kekaisaran china dinasti baru, menyebabkan pertanian padi rusak berturut turut beberapa tahun, dan kelaparan yang luas. Export beras besar besaran dapat dilayani oleh kasultana Demak yang baru berdiri dengan pelabuhan Jepara dan Lasem. Baandfingkan dengan keadaan sekarang 2019 - beras juga aka sangast dibutuhkan di Timut Tengah dan India karena lahan petaniannya sudah rusak dan di India j digerogoti uga oleh pertqambahan penduduk, dan betambahnya lapngan kerja dari electrunika - menganyam logan semikondutor - tapi beras tetap huarus dari sawah. Se3dangkan Indonesia kita sujdah tidak mengexport minyak mentah dan hasil batuan tambagna lagi........ yang "segera" bisa dimanfa'atkan adalah rawa jadi sawah dengan potensi yanfg sangat besar - tentu saja harus ada mekanisasinya - ya cari........... sebab lahan sudah ndak ada lagi di dunia ini, ada tapi dengan lesulitan yang sama dengan kita Brasilia, Venezuela, Bolivia.......... Jadi mau atau tidak investasi dan kerja keras dengan "ilmu tanah" sungguhan atau figurative - sebab para ilmuwan yang mendapat rejeki nomplok dari Pemerintahan Orde Baru yang hasilnya NO:L pasti menulis berbagai alasan ilmiah unyuk menyelamatkan mukanya - Tapi itu gampang diatasi tengan mengamati rawa itu sendiri, apapun yang secara lalami terjadi misalnya keasaman anah, tertimbunnya pirit dan sulfida...... ratusan juataan tahun...... toh sekarang DIATASNYA ADA VEGETASI.......JADI YA IKUTI CARA HIDUP VEGETASI ITU......... YANG DI PADANG PASIR SAJA BISA KOK. iya memang ada ilmu buat menyelamatkan muka... tapi ilmu itu juga bisa meyelamatkan kelangsungan hidup kita, asal mau.......begitulah muda mudi saudara mudaku. Apa yang dikerjakan Pak Jolowi dekarang ?.......MEMBERESKAN IMPOR BBM ....... ITU ADA HUBUNGAN ERAT DENGAN KEBUTUHAN BESAR DEGERA,EXPLOITASI MEKANISASI PEMANFAATAN RAWA !!!!!!! JANGAN SALAH....... BELIAU MENCERMATI -- APA YANG ANDA ATIDAK MELIHAT- MAKANYA JADI PRESIDEN
Dengan besarnya pengaruh Kesultanan Demak, diseluruh pulau Jawa, dan surutnya Majapahit karena pembelian rempah rempah sangat mengecil, diganti dengan kebutuhan akan beras dalam jumlah besar sepanjang tahun. Majapahit sangat menderita, tidak mampu mengumpulkan beras dari wilayahnya yang sangat luas, di lereng lereng gunung yang berjajar dari timur ke barat di pulau jawa dari Banjuwangi sampai ke gunung Gede jawa barat. Tanpa ada transportasi yang memadai, kecuali dipikul atau diangkut di punggung ternak angkut yang di Nusantara biasa , wilayah yang lebih kering di Sulawesi dan NTT, sedang di pulau pulau yang lebih basah dipakai kerbau – yang tidak tahan panas, sebagai hewan rawa, sehingga problim pengangkutan tidak teratasi. Tanpa perang dengan Kesultanan Demak Bintoro – tahun tahun kerajaan Demak berjaya, Majapahit runtuh. Kejayaan Ksultana Demak dari sawah pembukaan rawa besar ini, sangat perpengaruh kepada jumlah mu’alaf yang bermental satrio prawiro, yang laku sebagai pasukan laut Kejrajaan Demak dan Penguasa Wilayah sebagai Pejabat wilayah negara bawahan para Bupati, karena pendai mencatat dan berhitung dengan angka Arab, berasal dari kasta bawah yang sudah muslim, bermental ajaran para wali islam, sebagian menjdai kaum "priyayi" yang bukan dari kasta ksatrya. Pada waktu kesultana Demak mencapai kejayaanya, juga menarik para ulama dari Kekhalifahan Abasiah datang dari Hadramaut...dari Irak yang suni.. abag ke 16 dengan perahu layar dhow mereka, meskipun jumlahnya kecil,........ mreka terkejut bahwa islam di Jawa berpenampilan tidak menurut cara Arab, tapi pergaulan mereka dengan ulama wilayah setenpat baik baik saja,.tanpa menuntut pengakuan kekhilafahnya. kayak sekarang. Mereka mendirikan pondok pesantren sediri terutama di bandar bandar besar dan kota perdagangan yang ramai, mungbkin asal muasaal para habib sekarang. Sebab para ustdznya juga bekerja sebagai pedagang, para muird sudah bisa behitunga angka arab dan membaca...... tinggal neyempurnakan. memperbaiki cara membaca do’a yang benar menurut sastra Arab – tartil, tajwid, nahwu sorof, sastra Arab,...... sebagian kecil kaum muda diberi jalan ikut dhow belajar di Mekah dan Madinah....lama jadi mukimin disana.... menimbulkan riak riak pembaharuan islam, sampai zaman penjajahan Belanda, mqalah digunakan memecah belah antar umat islam, dengan amcaman hukuman berat menubah ajaran Islam.
Perbaikan mengeni cara membaca do’a di sidang solat lum’at di masjid. Bekal mereka ulama baru datang dari tanah suci ini adalah ilmu mebaca al Qur’an, dan Al Hadist, mereka sedikit demi sedikit mengadakan pembaharuan dan menafsir demi mengajarkan islam, tanpa menjamah ilmu hakikat islam dan makrifat islam yang terekandung didalamnya, karena di negara negara islam di Timur tengah telah berabad abad terjadi pemusuhan yang berdarah darah akibat pertentangan pendapat, dari tafsir tafsir, dan Para penguasa Sultan, Khalifah, Para menguasa. Syah berkutat dalam tulisan dan risalah berupa kitab tulisan tangan dibagikan pada para ustadz pendatang dari mukumin di tanah suci untuk disebarkan di tanah airnya yang sangat jauh. Diterima sebagai Pusaka, sehingga bisa mengubah hasil metoda para wali tanah jawa, menjadikan "watak "- kurang penting, digantikan dengan ilmu bahasa Arab yang memang sulit dan indah dengan caranya sendiri. Jadi "watak" yang menjadi andalan utama, dkalangan mereka yang mmpu menjadi murid ilmu Islam. yang belum masak, dalam ilmu hakikat dan ilmu maktifat islam karena disana nyaris dilarang oleh penguasa duniawi, karena dianggap melemahkan kepatuhan, sudah berani membuat pondok ditempat yang terpencil, dan menghasilkanulama setengah matang . yang dengan susah payah sudah dihindari, oleh wali islam tanah jawa dari abad 12, denga ilmu sorogan dicetak jadi satrio yang perwiro plus pesan moral dsri kearifan setempat, sebab menjadi para pelajar ilmu Islam secara formal harus mulai dengan tatabahasa Arab, , dengan tartil, tajwit, nahwu, sorof dan tilawah Al Qur’an dan Al Hadist, membaca risalah dari kitab kitab kuning, mendukung dengan segenap jiwa raga setia pada mereka sang penguasa disana, paling sedikit selama 12 tahun belajar, hingga hampir tara dengan Kiai mustofa Bisri beliau perlu waktu sampai belasan ahun juga, termasuk pelajaran mashab mashab yang juga mengajari ilmu ga’ib, mashab mashab sempalan dari India dan Persi.
Para Sultan, Shaikh, Khalifah, Shah, feodal timur tengah yang merasa sudah cukup kaya untuk mengerahkan pengikut mengincar kekuasaan absolut. dari Negara dan Rakyatnya, dengan hukum yang keras dan cepat menurut adat mereka, dan sampai disiarkan di tempat jauh seperti mashab kecil Ismailliah dari India dengan Pengeran Ali Khan yang tinggal di Holywood dengan bintang film Amerika yang terkenal th 1952 an, Rita Hayword. Soalnya mereka pamer bisa mambukakan pintu sorga.
Kini gaya lain kagi mengerahkan kaum yang rendah nalarnya untuk jihad sampai bunuh diri gara gara kecewa pada aturan duniawi setempat yang fana.*)
Komen
·
Subagyo Kusno Hai Arman. tulisan ini saya rasa sudah teralu panjang buat anda,
sangat sulit disingakat karena setiap tahap harus dijelaskan...... mengingat
ulama yang ada sekarang sudah sangat sedikit mendapatkan manfaat dari ajaran
sorogan para waii, tertarik pada…Lihat Lagi
Sunting atau padamkan
ini
o
Suka
o
· Balas
o
· 1w
o
· Telah disunting
·
Arman Anwar Menarik tulisanyan bung SUBAGIO.Seingat Saya dulu ketika Kita masih
sekamar masiswa di Donskoi MoskowBung SUBAGIO lebih tertarik membaca berdebad
dan memahat patung...ngak pernah menulis...sekarang menulis lebih cepat dari
berpikir...mengagumkan..Sukses sahabat
Padam atau sorokkan
ini
o
Suka
o
· Balas
o
· 1w
o
· Telah disunting
·
Subagyo Kusno sebenarnya semua yang saya tulis suda ada di blog saya
mulai th2012. mengenai islam sekarang jadi hangat karena ada pemikirann
khikafah ada pemikiran islam nusantara....... yang sebenarnya akarnya sudah ada
pada abad ke 12, kami mwndapatkan dari kakek moyang kami. Sedang di Minang
sangat ketat dipengaruhi ulama Nuruddin ar Raniri masih ditambah Haji Miskin ,
Tuanku nan Renceh.abad 17-19, aliran yang sangat keras a'la Wahabi. Sedang kami
di jawa sudah dari pertama mendapatkan dari ulama dari Yunnan abad 12 dimana
kerajaan Majapahit masih sagat kuat sampai abad ke 14,,, Islam malah bersekutu
dengan Majapahit melawan aliran sesat Bhairawa dengan upacara mengorbankan
darah.
Sunting
atau padamkan ini
o
Suka
o
· Balas
o
· 1w
o
· Telah disunting
Tuliskan
komen...
Sembang