PERPINDAHAN KESULTANAN
BEMAK KE PAJANG DAN MATARAM ISLAM
Kelompok qureisy, memang
elite captures yang masih jahiliah, dari bangsa semenanjung Hejaz, mereka sudah
bahagia dengan itu, yang mempunyai harapan tinggi kepada Islam kan quraisy yang
berbudi pekerti terpuji,kaum budak dan kaum beduin kayak Bilal dan Abu Dzar....
tapi kan yang sempat jadi pasukan pertahanan padang pasir, menang dimana mana
sempat jadi kaya kayak Bilal aspirasinya jadi lain karena harta rampasan ya
berpihak kepada komandannya - kebetulan memang sudah biasa dengan aturan sheik
dan emir. Sedang di Nusantara kalok para bilal dan abu dzar ditekan trerlalu hebat.....
minggat...... bikin sawah baru direreng gunung yang jauh dan tersembunyi
dipimpin oleh Kilurah Semarnya...... ini dilanjutkan oleh wali islam tanah jawa
abad 12 -13 membengunkan sawah di rawa Pamotan atau Lamongan masih muara
bengawan solo......dengan azas gotong royong demokratis...... dari situ mereka
membuka rawa yang lebih besar di Demak Bintoro denga kasulanan islam yang
Sultannya dipiih dari elite capture, pangeran yang berjasa didukung oleh para
wali........... rakyat kuat dan kasultanan jadi lemah karena kalah uang dengan
pedagang beras dari china...... Negara tidak bisa mengongkosi maintenance sawah
rawa...... pedangang hanya tahu beli beras lantas pergi.......tanpa maintenance
terjadi pendangkalan saluran pematus dan pengisi yang tidak berfungfsi.......
mestinya demokrasi itu didukung oleh kooperasi yang diselenggarakan para
Sultan..... tidak dikerjakan asyik bertengkar...... apakah ajaran khiafah tahu
mengenai ini ? Apakah orang Islam pada waktu itu tidak sadar kiai Semar mwereka
ndak usah nunggu dipimpin unutk gotong royong kerja...... tapi ya lagi asyik
mendjadi ahli ilmu setengah matang - tanpa kerja lebih dihargai -- sedangkan
ajaran para waliullah bekerja sambil berfikir - tidak kurang bahan - Hanya 18
tahun kasultanan yang hidupnya dari dagang beras ini exist, selanjutnya pindah
ke Pajang, entah ada pendangkalan saluran irigasi rawa kerna abu gung api, atau
entah ada wabah anemia karena ada strain baru dari nyamuk Anopeles, atau
plasmodium yang ndak takut jadam yang pahit.....atau pedagang china meli beras
sendiri dari petani dengan azas ijon, sehungga kesultanan harus bersaing dan
kalah harga, nyatanya pindah ke pajang dan Sulytan membuat sistim pengairan
dari ubul Cokro, jasi sawah milik Kesurtaman, trus oleh panembahan Senopati
dipindah ke Alas mentaok yang mwerupakan kipas lahar purba yand diasliri sungai
deras dan dangkal, mudah dibendung unut pengairan Akhirnya maah Ibu Kota
mataram pindah ke Pered yang artinya bendung dari bangunan tembok yang air
limpahannya mlered kebawah bukan terjun untuk manaikkan permukaan sungai ke
saluran pengairan semua mlik Sultan, jadi kasultanan Mataram lebih terjamin
keuangannya karena tanah berpengiaran adalah milik kesutanan dan petaninya
kawulo yang harus menyewa. , ...... mastinya Sejarawan2 yang menjelaskan........menghubungkan
islam dengan watak demokratis, seperti yang dikandung dalam islam dari semula..
0 comments:
Posting Komentar