Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 30 Januari 2020

ILMU YANG DIANGGAP KAFIR


ILMU YANG DIANGGAP KAFIR
Th 1965 – saya selalu diajak ngaji ke Kiai Qudratullah waktu saya menumpang di rumah paman saya, di Jakarta. Sang kiai ini orang Banten,  diangkat jadi anggauta Konstituante oleh Orde baru th 1970 .
Waktu kami sampai di rumah beliau, saya tidak tahu nama kampungnya, kami datang awal karena jam malam, meskipun paman saya punya tanda pengenal. Masih sepi, tiba tiba saja sang Kiai duduk dismping saya, dan bliang bahwa nama “Adam” itu nama tidak umum di Arab, waktu Allah mengambil tanah liat ( mestinya ya disana..... bukan di Bhumi) lantas ditiupkan ke tanah liat yang sudah berbentuk itu, “roh” maka hiduplah dia, dan dinamakan oleh ALLAH : Adam.
Karena suatu kesalahan Adam dan pasangannya diturunkan ke bhumi, di suasana yan sangat kasar, maka roh Adam dan Hawa pasangannya menjadi penduduk bhumi. Begitulah sang Kiai bercerita pendek kepada saya....... terus dia masuk rumah. Saya tidak sempat berfikir..... mengapa kok dia omong begitu pekada saya.
Setelah saya mengajar puluhan tahun kemudian..... saya harus menjelaskan jalannya evolusi makhluq hidup sebageni ilmu Phylogeny ( terbentuknya berbagai golongan dari makhluq hidup Flora dan Fauna........sampai ke species.
Disitulah saya temukan makna dari cerita sang kiai, bahwa nama Adam itu tidak umum di Tanah Arab atau manapun, jadi mestinya ya belum wujud kayak kita misalnya Ali, Zen, Umar, ..... roh yang ditiupkan ke “tanah liat” yang  bukan di humi, tapi di Jannah atau di Garden of Eden, tanah liat yang bukan  meteri-energi Einsteinian – yang di alam raya memang ada yaitu “code” di alam kita di “muat” dirangkaian DNA seluruh makhluq.
Kan di Islam, dan agama samawi yang lain “ inkarnasi” itu tidak pernah secara gamblang diakui keadaanya. Jadi seandainya diakui keberadaannya sangat mudah dijelaskan – roh Adam dan pasangannya Hawa, dengan badan wadagnya yang dari tanah liat  jannah/garden of Eden, berinkarnasi ke Pythecantropus erectus, jantan dan betina dan selanjutnya menurut alur evolusi....... tanpa menjebut Primata sebagai asal usul Humanoid Primiata sebagai konsekwensi dari evolusi, yang dianggap ajaran kafir, anti Crist, menentang sabda Allah oleh Islam. Saya bisa dikirim ke Pulau Buru karena itu.
Untungnya, ilmu pengetauan telah melengkapi saya dengan keadaan “code” yang di alam ini ada...... bukan materi bukan energi...... di kehidupan bhumi berwujud susunan tiga tiga dari rangkaian DNA...... ini code code yang bisa berubah karena rangkaian DNA nya berubah menurut menyesuaikan lingkungan hidup satu oganisme di humi ini, tanpa menyebut inkarnasi atau pengertian serupanya. Jadi yang dikandung dalam tanah liat Jannah itu code code yang bisa ditransfer ke code code DNA tanah liat bhumi  susunan rangkaian DNA golongan Primata – ke Pythecantropus erectus – ke Homo sapient – yang bakal punah sebagai sunatullah.
Jangan tergesa mwndakwa saya jadi atheis dan mengirim saya ke Pulau Buru........ sebab saya sendiri merasa aneh kena apa saya dipertemukan dengan Guru saya Kiai Qudratullah, meskipun bertemu dengan beliau hanya beberapa kali di tahun 1965 yang gawat ,dan beliau tidak mengenal saya sebab muridnya sudah ribuan. Masih ada suatu isyarat mengenai ajaran islam, yang saya tangkap dari kata kata beliau yang lain, yang saya pegang hingga saat ini sebab sangat unique, bagi jiwa yang mencari. Sekali lagi, SAYA TIDAK KAFIR. Karena kejelasan dari theory evolusi yang ditemukan urutannya oleh Charles Darwin, yang mengabdikan seluruh hidupnya ke ilmu, karena Gereja telah nyetempel beliau kafir.*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More