Manusia yang sudah berusia lanjut, mempunyai tingkat metabolisme yang sudah bertentangan dengan manusia dari golongan balita sampai manusia muda usia. Golongan pertama disebut “lansia” atau lanjut usia, golongan yang merupakan imbangan dari lansia adalah “balita” dan “ABG” anak baru gede.
Sebagai makhluk hidup, metebolisme adalah tanda dari kehidupan itu sendiri, sedangkan metabolisme atau petukaran zat mempnyai dua sisi yang tak terpisahkan yaitu asimilasi dan disimilasi.
Bila ditinjau dari sisi metabolisme, lansia sudah cenderung ke disimilasi, tidak tumbuh malah berkurang sel selnya yang berfungsi hidup. Sedang balita dan ABG cenderung ke asimilasi yaitu membuat sel sel baru yang menjadi hidup dibadannya. Sedang umur 30 tahun sampai 50 tahun adalah pertengahan umur dimana dua factor metabolism itu seimbang.
Bila anda sudah usia 75 tahun dan berkunjung ke dokter konsultasi mengenai keluhan anda tentu dokter akan memberi tahu anda dengan sopan bahwa anda memang sudah tua, dalam pikirannya badannya sudah cenderung mengalami kemunduran. Dalam biology kecenderungan metabolisme anda adalah ke disimilasi, bukan menumbuhkan sel sel jaringan, atau akibatnya fungsi yang tidak optimal dari jaringan jaringan vital anda. Tentu saja anda merasakan tidak nyaman disana sini, kurang bisa tidur, pendengaran dan penglihatan menurun, jantung sudah sering berdeba debar tanpa sebab, tekanan darah meninggi, glukosa dalam darah kandungannya naik, cholesterol tidak seimbang antara yang low density lipida (LGL) dan high density lipida (HDL) sehingga mengganggu fungsi pembuluh darah, asam urat (sisa permbakaran protein) meninggi yang menggangu gerakan otot, dan lain lain. Dokter selalu mengingatkan anda untuk hati hati dalam makan, artinya menjaga agar tubuh menyerap makanan yang dibutuhkan seperlunya saja. Sebab organ organ dalam tubuh anda sudah tidak mampu membuang kelebihan makanan yang tidak diperlukan. Makanan yang ampasnya gampang dibuang adalah sayuran ( (bukan Lombok/cabai atau tabasco) dan banyak buah buahan yang bukan buah extravaganza ( bukan buah durian atau longan/ kelengkeng, leci, atau nangka pisang raja dan pisang emas – bukan apa, ya boleh saja lansia mengkonsumsinya tapi buah buah yang saya sebut ini memang enak dan baik untuk orang muda yang masih bisa mengkonversi makanan bergizi tinggi ini untuk dirubah menjadi energy). Atau jenis bahan extravaganza yang lain seperti merokok, minum minuman beralkohol, minum kopi berlebihan makan yang pedas pedas. Itu pasti diingatkan oleh dokter dengan hati hati, soalnya kemampuan lansia untuk menetralkan bahan bahan ini sangat bervariasi. Bahkan mengkonsumsi roti pun kadang harus dari tepung gandum yang rendah glutine –nya, bila tidak sendi sendi sendinya akan sakit, padahal diwaktu mudanya tidak ada gejala itu.
Saya tidak akan membicarakan hal ini bertele tele, tapi kepingin untuk berbagi dalam menggunakan tumbuh-tumbuhan sekitar pekarangan kita yang pantas diingat kembali dalam menukangi badan kita dalam periode lansia ini agar bisa “fit in” dalam tugas hidup sehari hari, kurang mengganggu anak cucu kita, bahkan masih berguna bagi mereka itu.
Misalnya daun papaya ( Carica papaya L ) untuk kita orang Indonesia sudah rata rata faham bahwa daun ini bisa di makan dan untuk beberapa daerah umum dimakan sebagai sayur. Ada disemua pasar tradisional. Benar, rasanya agak pahit, bisa dihilangkan dengan merebus campur dengan daun singkong, atau memncucinya sambil diremas remas dengan larutan garam (air cucian ini harus sampai berasa asin), atau merebus dengan tanah liat, anehnya sesudah terbiasa dengan pahitnya, bahwa lauk sayur yang berasa agak pahit ini kok membuat kita ketagihan. Saya anjurkan untuk mengambil daun meskipun yang agak tua, tapi derebus dengan presto cooker selama 15 menit- pasti sampai ke tulang daunnya sudah jadi lunak, kemudian baru dimasak, paling gampang ditumis dengan lengkuas sedikit, bawang putih dan cabai merah. Masakan sayur ini bisa dikonsumsi banyak, hingga sangat membantu anjuran dokter untuk mengkonsumsi sayur, meski hanya secukupnya lauk sayur lauk makan nasi saja, sudah bisa membantu melancadkan BAB, disamping membantu badan untuk memperbaiki sistim pencernakan kita, nafsu makan bertambah juga berfungsi macam macam. Sehingga kita lansia ini tidak terganggu oleh sembelit.
Buah papaya dikonsumsi mengkal maupun masak tapi dijadikan juice, dengan pemanis buatan, seper derlapan buah papaya ukuran sedang air satu liter, pagi dan sore. Diminun sebanyak kita kuat pagi pagi sampai siang habis, sore nge-juice lagi, ini yang dianjurkan dokter, supaya kita lansia dengan ini bisa minum banyak, sebab kebiasaan minum banyak ini juga anjuran dokter, tapi seberapa ? Sulit bagi kita untuk menuruti anjuran ini, sesudah teh pagi secangkir dan satu dua gelas saja air putih sesudah makan kita merasa cukup, padahal untuk menukangi badan lansia ini harus dua tiga liter air diminum sehari paling sedikit, sebab air putih itu juga obat. Setelah saya praktek-kan benar juga anjuran ini.
Daun Graptyophylum pictgum L/Handeleum, daun Ungu: daripada nge juice papaya thok dicampur dengan enam sampai sembilam lembar dau ungu ini baik sekali intuk mencegah sembelit dan wasir.
Rumpai meniran (Phyllanthus inuri L – termasuk familia Euporbiaceae) Waktu saya jalan pagi mendadak permulaan musim hujan ini di berem jalan dikampung saya medadak saja jadi hijau merata ditumbuhi meniran ini, daunnya bersirip genap, kecil kecil (3-5 mm) pohonnya kayak succulent yang lunak, bunganya kecil disebelah bawah sirip daun seperti daun Katu tinggi 60 cm maximum.
Saya medapat obat dokter yang saya minum saban hari, pengencer darah ( acetosal 100 mg) menurun kadar cholesterol ( simvastatin 10 mg) penurun tekanan darah dan pelancar kencing (Hytrin 1mg) dan vitamin. Saya pikir meniran tumbuh begini banyak, pasti ada gunanya, saya cari di Google informasi mengenai meniran dengan kata kunci “meniran sebagai obat”, ternyata informasinya banyak, antara lain dari Prof Sumali Wiryowidagdo, Fak. Pharmasi UI, rebusan meniran juga dipakai untuk pelancar kencing. Kecuali itu penurun tekana darah untuk anti bakteri, penolak jerawat, menguatkan daya tahan tubuh dan masih banyak yang lain, tetapi tidak menyebut keluhan deg- degan/ berdebar debar.
Saya coba meniran ini saya cabut bersama akarnya delapan hingga sepuluh tumbuhan dengan akarnya dari pangkal akar sudah setinggi dua jengkal, direbus dan dari empat gelas air jadi tiga gelas saya ambil segelas trus saya minum, memang kencing saya lebih lancar, dan berdebar debar saya mereda atau tinggal sedikit, nyaris tidak terasa. Bila keluhan ini hilang berarti saya tidak perlu konsultasikan ke dokter yang pasti menjawab saya sudah tua, atau diberi tambahan obat, yang mungkin menambah gangguan organ yang lain. Saya tidak bicara mengenai uang, sebab dokter saya dokter ASKES yang hanya meresepkan obat yang ada di ASKES. Lain dengan dokter spesialis swasta pasti diberi obat patent yang dosisnya belum tentu cocok dan harganya selangit.
Artinya saya menukangi badan lansia saya dengan herba dengan dosis dari kecil yang sudah umum jadi obat, bila di check di google memang tumbuhan obat, kerena diskripsinya tidak berbahaya dan cocok dengan keluhan saya maka saya pergunakan, dengan catatan saya sudah mengkonsumsi obat pharmasi dengan khasiat yang sama, sehingga tidak menganggu kehati hatian dokter dalam menentukan dosisnya, sedangkan deg degan saya hilang. Meniran ini rebusannya pahit, tidak sepahit sambiloto.*)