Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 14 April 2014

KELICIKAN DAGANG OLEH PENJUAL JASA.


Namanya “penjual “ jasa,  jadi dia termasuk pedagang, alias pencari keuntungan. Tidak memandang besar atau kecilnya usaha itu, umpama jasa angkutan. Jasa dari pelaku tunggal seperti tukang becak, tukan sado, sopir taksi. Sampai jasa angkutan raksasa dengan alat canggih umpama pesawat terbang, pada dasarya sama.
Yang saya bicarakan disini, apa yang dilakukan oleh Perusahaan Penerbangan yang meng-claim dirinya sebagai penjual jasa pernerbangan kelas murah. Ada untungnya claim ini, paling tidak para Pegawainya sudah menyadari untuk dapat gaji lebih sedikit dari Perusahaan sejenisnya.
Apa yang dihadapi oleh calon langganan Perusaan Penerbangan jenis ini adalah Pegawai counter ticket, yang tentu saja dibayar lebih murah dari Perusahaan Penerbangan yang lain, maklum.
Kelicikan operator tunggal jasa yang ini yang kelas teri seperti tukan becak, sopir taksi, kita semua tahu adalah upaya untuk menambah penghasilan, maklum. Kita dikota lain tidak hafal alamat yang kita tuju, diketahui oleh operator teri dari angkutan yang menjual jasanya kepada kita, pasti kita diajak putar putar sehingga jarak tujuan kita jauh, untuk pembenaran ongkos yang dia minta – ini suatu kelicikan ya maklum.
Saya bicarakan akal licik, disengaja apa tidak, yang dilakukan oleh Counter penjualan ticket Lion Air Surabaya.
Karana untuk berbela sungkawa keponakan saya yang meninggal hari selasa tg 1 April 2014,  kami ( saya diantar putri saya) beli ticket Surabaya – Jakarta pp, seperti biasa di Counter penjualan ticket Kion Air dan mendapat tiket taggal 2 April sore ke Jakarta dan sore tgl 3 April untuk pulang ke Surabaya. Lha wong belinya di counter Lion ya mestinya pesawat Lion, tanpa kami diberi tahu dan sadari pulangnya kami diberi ticket pesawat Batik Air, sister companya dari Lion Air, kami kira ya biasa.
Ternyata tidak, Taksi pengantar kami  beritahu kami naik Lion air di terminalnya, diturunkan di terminal 1 A. benar. Mulai problem, di check in  counter seorang gadis berseragam Lion dengan santainya melayani pemuda ganteng yang lagi check in dengan koper banyak, kemudian penumpang lain disamping kami, kamudian penumpang lain yang baru tiba tapi petugas ini sudah meliat dari jauh tiket Lion nya, baru kami.  Kita langsung ditolak pintu check in ini di terminal 1 A, karena pesawat Batik Air ada di terminal 3 A, kami harus keluar lagi, titik.
Saya bekas pasien stroke bagian kanan, sehingga jalanpun dengan efford yang cukup besar, kami membuat U turn dipintu keluar jalan kaki tentu saja, kembali ditempat dimana kami turun dari taxi lk 200 meter yang untuk saya cukup berat. Mendadak saja sudah ada taxi tidak resmi menawari kami untuk diantar ke terminal 3 A  dengan ongkos lima puluh ribu rupiah, sewtelah kami tawar ( bisa jauh lebih tinggi) karena ternyata terminal 3 A cukup jauh berputa putar lewat viaduct turns sampai di terminal yan dituju. Menurut anak saya di Jakarta itu sudah murah sekali mengingat waktu take off sudah dekat.
Setelah benar benar duduk di kursi pesawat yang dengan haknya sendiri adalah Batik Air, setelah berhenti ngos ngosan, saya baru berfikir, apakah ini bukan kelicikan orang dagang, untuk tidak memberi tahu kami atau menyatakan dalam ticketing di Surabaya  bahwa ticket Batik Air memang harus dijual di Counter ticket Batik Air yang harus member tahu tahu persis dia nongkrong di terminal mana. Iha bila dibeli di ticket counter Lion Air, ya dilayani tapi yang terhormat petugas counter ticket Lion Air tidak harus tahu, apalagi memberi tahu kami bahwa pesawat Batik Air di Bandara Sukarno Hatta untuk domestic flight di terminal mana
Perkara penumpang harus merogoh saku lagi untuk satu jaringan petugas counter ticket* disatu kota dengan kota lain dengan taxi gelap bandara, Managemen Perusahaan tidak perlu tahu, ya maklum, untuk tambahan gaji petugas counter apapun yang harus “nrimo” karena perusahaan dimana dia kekerja adalah Perusahaan Penerbangan kelas murah. Organisasi jaringan mencari tambahan ini sangat mudah dibuat mengingat komunikasi yang cepat  canggih dan murah saat ini.
Yang perlu para calon konsumen supaya menyadari benar benar dimana posisinya, tidak saban hari dia naik pesawat dan menghadapi siapa dia*)


1 comments:

he..he..hal spt itu konyolnya sdh dianggap TERLALU AMAT SANGAT WAJAR & BIASA di negeri kita tercinta Indonesia ini pak..he..he

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More