Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Jumat, 19 Desember 2014

KEINGINAN SESEORANG UNTUK DIAKUI KEBERADAANNYA - PENYAKIT MASYARAKAT

KEINGINAN SESEORANG UNTUK DIAKUI KEBERADAANNYA – SEBANGSA PENYAKIT MASYARAKAT Sungguh pergaulan akan menjadi rancu secara aneh, bila ada anggauta masyarakat yang mempunyai dorongan/obsesi dari dalam jiwanya bahwa dia “ada”, dan pantas diperhitungkan. Dorongan atau obsesi ini mestinya tumbuh dan berkembang lebih halus bersama dengan umur, yang seharusnya bertumbuh seperti rambut, makin tua seseorang makin jarang hingga botak dan makin putih tidak berwarna, maka obsesi “berpenting diri” ini semakin tua seharusnya semakin halus dan pudar semakin pudar. Karena obsesi ini termasuk keadaan jiwa, maka bila tidak, si terobsesi menjadi egocentris, makin mununjukkan gejala semakin beraneka ragam perilaku yang aneh aneh, bisa mengganggu perasaan orang lain. Yan paling biasa adalah tuntutan untuk dihormati secara khusus. Dalam kondisi ini dalan pergaulan antar orang sangat dekat bisa sangat pendendam, tega mengucilkan dari masyarakat siapa yang dianggap meremehkan dia, individu yang dianggapnya berdosa kepadanya, membunuh karakternya artinya menjelek njelekkan mereka yang sial ini tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ada yang menganggap dirinya baik dan tidap perlu terlalu dihormati, begitulah pernyataannya saban hari, sepertinya biasa saja. Akan tetapi dia menjadi sangat sakit hati bila orang yang dekat dengannya tidak minta sedikitnya restu, atau nasihat bahkan subyek yang khusus ini sering melahirkan sesalnya mengenai ketidak beruntungan orang yang dekat dengan dia, bahkan kegagalan orang dekat itu, mestinya bisa dicegah bila mendapatkan nasihatnya ( yang tentu saja itu menurut anggapannya, karena “penting”nya dia. ) Orang orang semacam ini harus dihadapi dengan sangat hati hati, bahwa pernyataan dia: “Bila saja dia diberi tahu, pasti dia memberi solusi yang ces pleng, maka akan menyesalah apabila tidak.” Tentu saja sikap ini tidak akan membawa kebaikan sama sekali kecuali sesal si korban semakin mendalam, apabila si sial ini tidak beriman yang teguh, bahwa dia telah selalu berusaha dan berserah diri kapada Allah – sebab dalam surah “Al Ikhlas” ayat kedua “Allahusomad” bahwa Dia-lah yang nenentukan segalanya terhadap yang diciptakanNya. Kenapa ada nggauta masyarakat dari segala umur, dari anak anak sampai tua Bangka, ada exemplar anggautanya yang bersifat semacam itu ? Yang khusus kerjanya mencederai perasaan orang dekatnya, dan tidak segan membunuh karakternya ? Sebenarnya menurut pengamatan saya exemplar macam ini masa mudanya oleh suatu sebab, tidak bisa mengembangkan pribadinya secara semestinya, atau sekolahnya drop aut, atau gagal membina keluarga cerai pada masa muda sekali, atau menderita penyakit yang menghalanginya hidup normal dala waktu yang lama, sehingga perasaan diabaikan, rendah diri, tidak mendapatkan apresiasi yang dibutuhkan pada saat perkembangannya, dan sebangsa keadaan yang negatip seperti itu. Ditambah lagi pengalamannya yang tidak lumrah mengenai dunia mistik yang diburu dengan nafsu. Jadi exemplar semacam ini seharusnya dikasihani dan diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan, sedikit “dikagumi” sesuai dengan kebisa-annya. Itulah remedial treatment yang hanya bisa diberikan oleh mereka yang tahu – Semoga bermanfaat*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More