SUDAH WAKTUNYA MANUSIA MENYADARI DAN MEMILIH TUJUAN EXISTENSINYA.
Jutaan tahun sudah dilewati, untuk tumbuh dan perkembangnya masyarakat manusia seluruh planet Bumi ini, melewati kemajuan dan tragedy silih beganti sepanjang masa. Kini sudah mencapai pengertian yang rumit dari sistim alam raya, termasuk termampatnya ruang dan watu dalam black hole, terciptanya lubang cacing - worm hole yang dapat menyingkat jalannya waktu dan jarak tempuh diruang kosmos, yang hampir tak terbatas, menjadi jauh lebih singkat, dibandingkan satu jarak dalam ruang kosmos yang harus diukur dengan waktu merambatnya sinar, artinya jutaan tahun cahaya waktu perjalanan bagi cahaya yang kecepatannya 300.000 km/detik.Sedangkan lewat wormhole jarak astronomis ini jadi amat singkat, bukan jutaan tahun cahaya lagi. Informasi yang bisa dicerna otak awam mengenai hasil penelitian mutakhir ini dapat diakses di google dengan mudah. Ini bidang astronomi dan astrofisika. Menurut sarjana astrofisika Stephen Hawkings keadaan lubang cacing/wormhole ini nyaris tidak bisa compatible dengan keadaan energy-materi existensi kita. Jadi harus ada sistim adaptasi timbal balik dan dua arah antara sistim energy-materi kita,atau tepatnya istin existensi hidup kita dengan sistim non-energy-materi lingkungan wormhole, seperti gambaran dalam cerita fiktive “teleportasi”. Atau legenda mengenai energy “cipta” yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, yang dengan energy jenis ini Allah dengan “asma”yang 99 total menciptakan seluruh alam raya in dengan sabda “kunfayakun”. Sedangkan dengan jelas dicantumkan dalam firmanNya di Al Baqarah ayat 30, manusia sebagai kalifahnya di muka Bhumi diberi batas wewenang mengatas namakanNya tercantum dalam firman Allah yan maha benar : “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih”. Berarti betapa besar karunia dari Allah ini setara dengan 2/99 kali energy penciptaan Alam raya. termasuk blackhole dan wormhole.
Bidang Biology, kita sudah sama sama kenal dengan praktek GMO – genetically modified organisme yang controversial, yaitu terjadinya pertentangan niat melakukan praktek penemuan ilmu biology ini – antara kemaslahatan seluruh umat manusia dan ecosystemnya, atau berlomba cari keuntungan tanpa mempedulikan effect sampingnya yang bisa membahayakan existensi alam hidup karena ketergesa gesaan menciptakan hak atas penciptaannya yang bergulir kearah adanya keuntungan ekonomi monopoly yang besarnya luar biasa, Nafsu tetap berlomba adu cepat menciptakan kentungan terus berjalan menimbulkan excess, dalam jangka pajang mungkin menimbulkan effect pada mutasi gene yang tidak terkendali terhadap keturunan budidaya GMO ini, lebih mendasar dari pemakaian herbisida maupun pestisida. Sudah banyak serangga lebah yang sumber hidupnya madu dari rerumputan liar yang sudah punah karena hebisida yang memberantasnya procuct Monsanto. Ke3punahan lebah madu akan menimbulkan kepunahan tanaman dicotyledone
karena bujunya hanya bisa jadi disarikan lebah yan sudah punah. mau tahu, tanya sama mbah Google.
Misalnya pemberantasan rumput liar di areal lapangan rumput “lawn” dengan herbisida yang selektip, artiya hanya mebunuh tumbuhan rumputan yang tidak dikehendaki tapi tidak mengganggu rumput yang sengaja dipiara, menimbulkan rusaknya rantai existensi tumbuhan rerumputan liar, sehingga diam diam punah tanpa disadari manusia karena tumbuhan liar ini kecil posturenya, dan tidak berarti dalam kehidupan manusia tolol ini, dalam kesehariannya. Juga pemakaian insectisida dapat berakibat berantai punahnya serangga/ binatang penyerbuk bunga selanjutnya kekurangan binatang penyerbuk bunga tanaman budidaya dan mengurangnya panen keperluan manusia. Bahkan memusnahkan sebagian serangga/ binatang penyerbuk tanaman, hingga nyaris memusnahkan pembentukan biji/buah kebutuhan manusia. Ancaman sudah nyaris sampai ke ranah ini.
Motive manusia berbuat dan menyatukan kehendak adalah ideology, sepanjang sejarahnya. Kesulitan besar memperoleh ideology yang bisa menyeluruh, memberikan jalan lurus melawati pilihan pilihan yang selamat untuk menghadapi situasi dan tantangan diatas telah dipilih silih berganti. Ideology yang akan menentukan corak kehidupan beragama, bermasyarakat, berpolitik, bergiat dibidang ekonomi, bergiat dibidang budaya. Ternyata setiap ideology yang dipakai selalu membawa di dalamnya benih perpecahan yang tidak terhindarkan sehingga mengganggu perkembangan manusia, antara kebaikan yang diperoleh dan keburukan sebagai side effect dari ideologi yang dianut. Ideology ketidak setaraan manusia menimbulkan excess perbudakan satu bangsa terhadap bangsa lain yang kalah, Ideology Royalist, yang berdasarkan feodalisme sudah dicoba dan dianut menimbulkan revolusi Perancis yang berdarah darah. Ideology Kebangsaan menimbulkan Naziisme, paling sedikit ya sofinisme kosong, Ideology kapitalis menimbulkan hangkara pencari keuntungan tanpa kendali, ideology menumpuk modal dari keuntungan ini sudah dikoreksi secara telak oleh datuknya kapitalis sendiri yaitu Andrew Carnegie satu abad yang lalu dengan ungkapan yang tandas “ You die rich, you die disgraced”, sama dengan ungkapan Islami “Carilah harta Dunia in seperti kamu tidak akan mati, tapi danakan kembali ke masyarakat seolah olah kamu mati besuk”. Ideology sosialis menimbulkan conformisme yang menyesakkan dada dan mengurangi kemampuan inovative, cultus individu demi murahnya demokrasi karena public sidah diwakili si tokoh yang dikultuskan. Ideology agama membuat orang hanya jadi conformis terikat pada simbul simbul suci yang sebenarnya hanya kulit kulit dari ajaran itu sendiri, sekualitas Suryadharma Ali dan H. Lulung saja sudah bisa mengetuai partai berlambang Ka’bah yang disucikan umat islam ini, kan ironis sekali. Ideologi Islam yang dimurnikan menjadikan bencana pertumpahan darah dan pengungsian besar besaran di dunia Arab sekarang ini, bahkan apabila kita tidak waspada terhadap upaya pemurnian kembali oleh mereka dengan ancaman ancaman hukuman kuno atas penyelewengan sejak jaman dulu yang sama kunonya, yang dianggap menodai Agama oleh para pemukanya sebagai therapy, mestinya bisa diluruskan dengan bijak. disituasi yang kondusif pluralis di Negeri ini. Apalgi cuma upasaka upaasika bhiksu dan bhikuni yang telah disesatkan mengekor Hartati Murdaya Poo, yang kita sama sama tahu setan mana didalam dirinya.Pokoknya pembenaran penumpukan harta pribadi yang asal usulnya meragukan, bekedok milik agama ada dimana mana. Juga dirumah ibagah megah dibawah pohon Ficus carica, di kota saya dengan amannya..
Akan sampai ke Negeri kita ini pertentangan berdarah darah ini menjalalar, bila kita tidak bijaksana. Sedang ideology demokrasi juga akan menimbulkan “laissez faire” semaunya sendiri, atau demokrasi liberal sorganya egoisme dari sikaya raya. Sedang kita telah menyatakan Negeri ini adalah Negeri Hukum, dengan ciri Pancasila dalam sila yang kedua yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dan sila yang kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Anehnya semua petunjuk Allah yang Maha Pencipta, pada setiap agama besar lewat Nabi atau UtusanNya, bahkan sementara umat agama tertentu percaya Dia datang sendiri ke Dunia untuk itu, selalu mengajarkan kewajaran kasih, rakhman dan rakhim kepada umat manusia, dan sesama makhlukNya kok nggak mendapatkan perhatian yang setimpal, selama sejarah manusia. Sedangkan ideology Panca Sila yang lahir di Ende dari kandungan Ibu Peritwi kita, lewat founding father kita Sekarno, dimana Ketuhanan Yang Maha Esa, sila pertamanya sudah mengandung didalamnya ideologi pati sari dari mayoritas agama agama yang ada. Ironinya sudah dinodai sebagai dalih pembelanya dengan praktek praktek kakuasaan despotism yang penuh KKN dari Orde Baru selama 35 tahun, yang malah kepingin come gack melanjutkan menumpuk kekayaan duniawi untuk kroninya dengan segala jalan.
Bila lebih dalam disimak dan direnungkan ideology yang mengutamakan rakhman dan rakhim ini tidak bakal menimbulkan perpecahan dalam perjalanannya nanti , kecualai rakhmatanlilalamin, kebaikan bagi seluruh alam tidak menimbulkan excess yang merugikan apapun dan siapapun. Ideologi ini sampai kapanpun tidak akan terpecah oleh bawaannya sendiri, karena sikap rakhman dan rakhim ini tidak bisa diwujudkan dengan kualitas maupun kuantitas simbul duniawi melainkan perilaku sabar dan zuhud, sudah terkandung dalam Pancasila tanpa egoisme, lihat apa yang didapat oleh satu bangsa yang tega membunuh pemimpinnya founding fathernya yang zuhud demi memisahkan Negara itu menjadi dua Negara karena ideology agama diambil dari sisi yang salah, kulit kulitnya saja. Keduanya masih tetap miskin dan penuh KKN sampai sekarang. Karena rakhman dan rakhim adalah harkat manusia sendiri. Sebagai makhluk yang harus mencurahkan kasih sayangnya pada bayi, piyik, cindil, genjik, cemeng,kirik, bledug-nya mausia kecil yang tidak berdaya dalam waktu yang lama lebih dari 17 tahun, sampai dia dewasa. Bandingkan, tidak ada makhluk lain di Dunia ini yang begitu peduli kayak manusia, semua marah dan semua membela secara spontan karena anak yang sudah berumur 8 tahun mati tersiksa dianiaya oleh orang tua angkatnya di Denpasar*)
0 comments:
Posting Komentar