Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 17 Oktober 2015

BAGAIMANA ALLAH DAN MUHAMMAD RASULULLAH MEMBUAT MANUSIA BERFIKIR

BAGAIMANA ALLAH DAN RASULULLAH MEMBUAT ORANG BERFIKIR. SAMPAI SUDAH TIBA WAKTUNYA  SETELAH DUA BELAS ABAD ?

Saya sangat penasaran,  bagamana wahyu Illahi yang didalamnya memuat segalanya untuk bekal kehidupan hingga nazaknya  (waktu tubuh wadag harus berpisah dengan rokhnya) manusia sepanjang  zaman, bisa masih   membuat  umatnya berbeda pendapat ?

Meski sesudah dua  belas abad, pembacaan ayat yang menjadi azas terpenting, menjadi bahan perdebatan di kalangan jamhur-jamhur  agama Islam : kalimah basmallah. ( google  pembacaan  basmallah sebelum membaca surah Al Fatihah  waktu mengimami sholat berjama’ah).

Bahkan sejak selama khalifaur rasyiddin, setelah Rasulullah wafat, perbedaan pendapat ini sudah ada dan mereka maupun kita sekarang  bersepakat sama sama benarnya menurut sunnah Nabi, yang telah dirawikan secara sahih oleh para perawi yang tidak diragukan. Sama-sama  benarnya, nyaris dalam bathin saja ya boleh, baik dibaca dengan keras maupun dengan lirih menyuarakan kalimah sepenting  basmallah ini ya boleh.

Saya baru berani menulis ini, sesudah dua belas abad kemudian, setelah ada  bukti penguat yang nyata, yang sama sama kita  penghuni Bhumi ini mengalaminya.

Mungkin sejak zaman khalifaur rasyiddun,  kapan Islam berkembang dengan jalan penyerbuan sarang kaum musyrikin  yang sangat enggan  kompromi, ke segenap penjuru, tentu saja tidak bisa dengan diplomasi meskipun sudah dicoba, tapi dengan penyerbuan kilat menggunakan  kuda arab (tentu saja kurang kuat untuk penunggang dengan baju zirah lempengan besi) kavaleri  kuda gurun pasir yang lebih kecil tapi gesit dan bisa berlari sangat cepat,  dengan bekal yang sangat sedikit.

  Benar menurut doktrin perang “The soundest defense is to attack” karena hunian  muslimin di padang pasir orang tidak  mungkin  bisa dengan leluasa membuat "benteng”,  jadi musuh harus diupayakan sejauh mungkin dari perbatasan.

Lha gimana bisa menyerbu dengan aktip dan efektip apabila pasukan berkuda harus masih tertambat pada doktrin yang bisa menimbulkan stigma dalam keharusan penyerbuan kilat tanpa ampun dalam pergulatan maut,  yang tersirat  pada kalimah  bismillahirakhmanirrahim ?

Tidak terbantahkan lagi dalam perang, ketakutan dihati musuh  yang diserbu mendadak, sangat terkejut, karena 'element of surprise' adalah senjata yang jauh lebih efektip  untuk menang dalam waktu yang singkat. 

Cara ini lebih menimbulkan "schock" secara hebat daripada hanya menimbulkan "terror".  Pertunjukan terror telah dipakai untuk menimbulkan terror oleh para penakluk sebelumnya dari Mesir, Romawi maupun Persia, namun cara teror ini tidak digunakan oleh pasukan Islam, bukan saya membela yang sudah jadi sejarah, tapi kenyataannya pada waktu itu taklukan masih diberi kesempataan hidup sebagai sudara sesama muslim atau diusir, dari wilayahnya, bukan dibunuh.  Pasukan Islam haram membunuh musuh yang sudah menyerah kalah. Terbukti kemudian setelah balatentara islam sangat kuat dipimin oleh Salahuddi Al Ayyubi, sangat dihormati pasukannya dan lawannya dari semangat moral yang tiggi dalam perang melawan tentara Perang Salib.

Tapi maksud Rasulullah memang benar strategy shock saja, 'element of surprise' terbukti dengan tindakan para penakluk Islam pada awal perkembangannya, yang tidak merampok dan menjual sebagai budak orang orang yang tidak berperang, ada pilihan untuk masuk Islam.

Baru sekarang sesudah Perang Dunia ke II,  kenyataan mengajarkan,  manusia sudah tidak bisa mengatasi  pertentangannya satu sama lain dengan perang konvensional, maupun perang kilat, sudah dicoba berkali kali, hanya berhasil dengan kompromi. Alternatipnya hanya perang  pemusnahan massal, yang masih dihindari oleh hati nurani masing masing yang berlawanan.
Diantara banyak peperangan moderen sesudah Perang Dunia ke II, hanya satu perang diantara muslimin yang ada, ialah  perang  antara Iraknya Presiden  Saddam Husain dan Irannya Imam Khomeini, yang menimbulkan sangat banyak korban,  menghasilkan hanya kompromi diantara keduanya dan anehnya kaum muslimin yang lain  didunia ini tidak bisa berusaha mencegah.

Apa pelajaran  berharga yang bisa ditarik dari pengalaman manusia yang jadi sia sia ini: ?
Manusia sudah harus sadar bahwa dunia ini hanya bisa ditinggali manusia  dan makhluk hidup yang lain di darat di air di dan udara dari sekarang sampai kiamat nanti, harus  hidup bersama setjara arif.
KATA KUNCINYA ADALAH BISMILLAHIRAKHMANIRAKHIM.

Bagi siapapun yang mampu dan mau berfikir. Islam atau bukan islam
Sebab sudah tidak ada batas yang tidak  bisa dilanggar diantara batas antar  negara, diantara manusia antar individu, dan manusia dan alam,  Sedangkan semua  makhluk hidup berhak hidup menurut caranya, bercampur baur dimana mana, bahkan seharusnya saling memberi manfaat.

INI KENYATAAN  SEKARANG  DAN SETERUSNYA.  SAMPAI KIAMAT, karena waktu tidak akan perputar balik, jadi si berfikir harus  memeloporinya dengan sikap  rakhman dan rakhim untuk menjalani  kehidupan yang harmonis dan aman,  *)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More