MAKNA SALURAN AIR DI LAHAN GAMBUT. BILA PERLU WADUK YANG KEDAP AIR.
DARI PEMIMPIN DIPERLUKAN KEBERPIHAKKAN PADA RAKYAT, DARI SARJANA DIPERLUKAN KEMAUAN BAIK, TIMBAL BALIKNYA DARI KITA SEMUA RAKYAT INDONESIA SANGAT DIPERLUKAN OPTIMISME YANG TAK KUNJUNG PADAM.
Yang belun saya sebut dari PERS DAN MEDIA. Kenapa ?
Saya baca di media on ine bahwa dari Universitas di Palangka raya salah satu Pakar Ilmu yang terkait berkomentar kepada media itu, bahwa membuat sumur bor dengan kedalaman sedang lk 20- 30 meter dengan pipa permanen yang dapat disambung dengan jet pump lebih murah dari membuat saluran saluran yang dianjurkan oleh Presiden di lahan gambut. Berita media ini sudah memenuhi 5W+ 1H (Kompas Regonal Nusantara e news oleh Megandika Wicaksono 1 Okt 2015 15..43)
Pembuatan sumur bor ini sudah dirintis oleh pakarnnya lahan gambut, Suwinda Hester Nimen.
Tapi bagi saya sebagai rakyat masih mengganjal di pikiran saya, berita ini yang tidak pas dimana ?
Untuk seorang Presiden – saran itu memang diberikan dalam arti yang luas, artinya dilahan gambut, air harus ada disana, dikedalaman sedikit dibawah zona akar. Ini yang dilakukan sejak nenek moyang kita bertani padi dirawa rawa meniru praktek dari Mesopotamia, artinya air harus ada sepanjang tahun, bisa diatur tetap di zona akar tamanan budi daya. Hal ini bisa terjadi bila ada saluran saluran air, dengan pintu pintu air ganda, artinya pada saat banjir surut, akibatnya air bisa segera keluar dari lahan sehingga tidak berlama lama ngendon di zona akar, bila perlu dikeluarkan dengan pompa, artinya saluran jadi berfungsi pematusan air banjir/ pasang. Kemudian di saat musim kering air dapat dimasukkan ke lahan sedalam dan sebanyak asal bisa bisa membasahi zona akar sejenak, secara periodik.. Ini bisa dilakukan karena lahan ini nampaknya hampir rata. Segera usulkan pada Gupernur anda, jemput bola bikin sumur pompa kedalaman sedang, bukan komentar saja. Para Gupernur, Bupati, ya demikian, jangan sibuk dagang sapi saja memainkan anggaran, mosok Presidennya sampai ketiyulan ke lahan daerah anda yang terbakar, malah setelah beliau pergi para penjabat dan awak pemadaman pada bubar, menyertai Presiden hanya show saja, Nggak malu to pada rakyat anda sendiri ?
Ketahanan lahan gambut dari kebakaran sampai dikedalamannya, kebakaran bisa tidak terjadi bila ada saluran saluran air, artinya pada saat banjir surut. Akibatnya bisa keluar dari lahan sehingga tidak berlama lama ngendon di zona akar, artinya saluran jadi berfungsi pematusan air banjir/ pasang. Kemudian di saat musim kering air dapat dimasukkan ke lahan sedalam untuk secaa periodik bisa membasahi zona akar. Jadi sebenarnya saran Presiden itu bukan saja mengenai saluran, tapi sistim saluran yang bisa melaksanakan tugas itu. Kalau belum jelas tanya Sunan Kalijaga pada abad ke 13 betahun tahun mengukur permukaan tanah di rawa besar di Demak Bintoro hanya demi menentukan kedalaman saluran dan arah kemiringan saluran saluran supaya bisa memenuhi tugasnya, jadi untuk jelasnya anjuran yang dimaksud Prtesiden itu berarti beri saluran yang bisa memenuhi syarat untuk tanah gambut jadi lahan pertanian, gitu. Jangan angop dan mlincur saja.
Jadi si penulis warta ya harus bisa menterjemahkan komentar dari pakar Pertanian dari Palagka raya ini sehingga cocok dengan kemauan yang tersirat di saran Presiden. Meskipun sudah tepat memenuhi 5W+1K.
Dua fihak ini antara wartawan dan pakar dari Palangka raya , sama sama benar, tapi mbok ya dipikir, ngapain susah susah bikin saluran air yang bila keliru design malah bisa mengeringkan lahan gambut ini sampai kedalaman jauh dibawah zona akar sehingga malah mudah terbakar. Mgapain ngebor sumur dengan kedalaman sedang menggunakan pipa permanen dan pompanya yang bisa dipindah pindah dengan mesinnya, atau sisitim saluran yang berdwifungsi, kalau lahan ini tetap tidak dimanfaatkan untuk menanam komoditas pangan yang kita perlukan, hanya demi memadamkan api bila terbakar? Pak Joko wi, dengan ini semoga saran anda dimengerti dengan benar, dan rakyat tetep optimis meyertai semangat anda *)
0 comments:
Posting Komentar