SAPAAN ALLAH KEPADA PEMBACA AL QUR’AN, DITUJUKAN KEPADA MANUSIA
SESUDAH BASMALLAH SEBAGAI AYAT PEMBUKAAN, SURAH DI DALAM AL QUR’AN DIMULAI DENGAN SAPAAN ALLAH KEPADA PEMBACANYA: “WAHAI KAUM YANG BERIMAN , KEMUDIAN DIUBAH DALAM SURAH SURAH BERIKUTNYA ( YANG TURUN SETELAH KEMBALI KE MAKAH) DIGANTI DENGAN SAPAAN WAHAI MANUSIA”
Limapuluh taun yang lalu, saya sering mengikuti ceramah guru kami Kiai Qudratullah da’i Banten, yang kemudian jadi anggauta MPR pada era permulaan Orde Baru. Beliau mengatakan hal ini.
Baru saya ingat sekarang, waktu kaum muslimin diseluruh dunia saling bertempur, dengan segala alasan. Saya tandai pada akhir akhir ini pertempuran mati matian ini menggunakan hard power dengan senjata super moderen yang hebat sekali dengan daya rusaknya yang sangat hebat, dan senjata asenjata ini malah diawaki oleh kaum kaum muslimin saling membunuh dimana mana. Sama sama jeleknya, kok teganya.
Setelah merasakan kehancuran dan kehilangan warga mereka, kehilangan pimpinan masyarakat mereka dan orang yang terikut dengan pemimpin pmimpn itu sangat banyak, terikut juga orang yang tidak bersalah, kaum muslimin mulai menggunakan soft power.
Saya peduli dengan ini, karena penggunaan hard power dan soft power ini juga telah ada di Negara saya, Indonesia yang sangat saya cintai ini sekarang.
Penggunaan hard power sudah kita sama sama saksikan, dengan bom terror , malah bom bunuh diri, dimana mana dengan warga asing seperti Dr. Ashari dan Nurdin Moh Top, dan bom bunuh diri dari warga lokal Masih kita perlakukan dengan baik jasadnya kami kembalikan ke Negara asalnya dan ke keluarganya.
Saya tidak menentang soft power, karena ini artinya lembut dan menebarkan kasih sayang, dipimpin oleh para habaib dari Yaman, dalam Majlis Majlis dakwah. Saya tidak menentang dakwah yang mengajak para pengikutnya mengikuti sunnah Rasulullah dan mencintai beliau dengan do’a dan hadrah masal dan terbuka di Monas dihadiri oleh Presiden emeritus kita SBY, atau dimana saja. Sebenarnya, yang tersirat dalam sapaan Allah kepada pembaca Al Qur'an, secara tersirat Allah tidak mengajarkan exclusivisme, tapi universalisme dalam penyebaran kebaikan rakhmatan lil alamin, Bahkan dari Hadist yang sahih, Rasulullah menunjukkan pemberian air minum kepada anjing yang sangat kehausan itu juga kebaikan yang membuka pintu sorga.
Tapi saya khawatir sekali, karena Pempinan penyebaran soft power ini bukan warga Negara Indonesia, dari Negara yang tidak dalam pembelajaran the Nation - building, malah sedang berperang mati matian sesama warga muslimin, dengan sejarah perselisihan yang sangat panjang, sedangkan muslimin kita masih sederhana pemikirannya malah jadi gampang terhanyut dalam exclusivisme, dan lupa bahwa negeri ini bisa berdiri kerena kehendak rakyat Indonesia yang plural, dari Sabang sampai Maerauke. Sampai sekarang masih berdampingan secara damai. Berkat upaya tak henti hentinya para pendahulu kita founding fathers Bangsa ini. Dan semoga Allah memberi ijabah bangsa ini untuk menjadi satu model pluralisme yang indah.
Apa lagi pemilihan Guperenur Jabotadebek ada calon yang sampai hati menggunakan issue Agama, seperti Adyaksa Dauld, Ridwan Saidi, Haji Nunung, terutama Majlis soft power yang ditebarkan oleh orang asing yang banyak duit ini dalam mencari pendukung. Padahal soft power yang disebut dalam Al Qur’an sebagai sapaan sayang Allah kepada umatnya adalah Wahai manusia. Qul ya ayyu ha nas. Tidak membedakan ras dan agama. Semoga Majlis Rasulullah menyadari hal ini dan membantu muslimin kita melaksanakan credonya bismillahirakhanirrakhim dalam berbuat, sehingga bisa melaksanakan tugasnya sebagai rakhmatan lil alamin, menjaga perdamaian diantara manusia, demi kebaikan bersama.
Jadi mohon pada majlis dakwah yang mendatangkan soft power dari Yaman, dan cagub yang getol bersemangat menyaingi Ahok, agar pilihan Guernur Jabodetabek tidak menggunakan issue agama, gunakanlah issue yang lebih bisa diterima oleh seluruh warga bangsa ini, yaitu ketulusan bekerja, anti korupsi dan mengayomi rakyat banyak, lebih baik dari dia Ikutilah petunjuk Kalam Illahi, kasihaniah rakyat kami yang masih miskin ini, supaya bisa aman dalam berupaya meningkatkan kesejahteraan jasmaniah dan rohaniyah seperti yang diteladani oleh Rasulullah yang sama sama kita cintai, dalam rangka jiwa bangsa kita ialah pluralisme damai. *)
Ini artikel di blog saya yang ke tiga ratus. Saya sudah berhak mengatakan umur saya sudah 78 tahun, Semoga dibaca oleh kerabat muda dan sahabat saya.
0 comments:
Posting Komentar