Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 25 Agustus 2016

NEGARA – SATU ORGANISASI YANG DINILAI KEBERHASILANNYA, DARI PELAKSANAAN-NYA  DI LAPANGAN, DI AKAR RUMPUT. SEBAB  DIA MAMPU DAN HARUS KESANA

Saya tarkesima,  menonton acara  TV,  Hari Rabu  sore  tg 24/8/2016,  bahwa seorang pakar Pertanian  mengemukanan kualitas penemuan penemuan dari Ilmu ini untuk lebih mensejahterakan Petani.  Di acara ini dipertontonkan mesin mesin pertanian yang masih  baru  gres,  berukuran  sesuai dengan lahan lapik sawah  yang kecil kecil. Antara lain mesin penanam bibit padi, mesin panen/ combain ukuran kecil,  traktor menarik bajak yang hydrolik bisa mengangkat bajak  dan seketika  berputar arah  hinga bajaknya nggak tertekuk dsb. BAIK

Beberapa jam kemudian Mendagri berpidato bahwa blangko pendaftaran E KTP tersedia  cukup untuk jutaan pemohon. Disamping itu dipertonkan  oleh stasiun TV itu, di  Jawa Barat  para Pemohon mendapatkan E -KTP sampai tidur di Pendapa Kecamatan, ( hari gini dimana mana ada  mesin fotocopy, mau blangko apa ? – sedang computer yang melayani  dihubungkan on line  dengan computer Pusat,  juga  di Kecamatan Seluruh Indonesia”) jadi tidak akan  ada E-KTP ganda. Pembagian E-KTP menjadi tersendat hebat karena dibatasi oleh blanko yang jumlahnya terbatas. BAIK.                                                                                                           Tapi rakyat sudah terlanjur tahu apapun pembelian yang disentralisir di Pusat sangat empuk dan rentan uutuk  KKN, apalagi oleh Petugas Partai.

Nilai “BAIK” ini bisa diberikan  kepada anak murid TK, supaya merangsang semangatnya, karena kita  mengerti kemampuan anak TK, demi tidak mematahkan semangatnya.

Tapi untuk pakar Pertanian, untuk Mendagri, mereka ini bicara di ruang public mewakili Negara, bukan mewakili pribadi, supaya didengar bossnya (bukan salah dia, atau dia sudah kerja keras), namun didengar umum jadi lucu.   Sedang Negara itu dinilai bukan dari bicaranya Menteri , atau Presiden,  atau ketercapaian Pakar Pertanian ditingkat promosi produk ,atau tingkat produksi masal atau ditingkat prototype yang di shoot TV, tapi dinilai dari angka berapa persen  Petani yang  sudah mampu memakai alat alat mesin yang lebih efisien ini,  dimana saja .   Bukan Petani terus mau leha leha, tapi demi menggunakan waktunya untuk menanam lebih cepat, untuk kegiatan yang lain  misalnya  lebih mencurahkan pikiran  tentang kemasan,   mencari pasar untuk menjual langsung dengan syarat perdagangan umum, mengorgnisasi pengiriman produk dll. Jadi nyata di kegiatan akar rumput.


Pembelaan diri Mendagri, pomosi a’la Produsen barang, ini “mind set” menurut istilah sekarang, yang mesti dirubah. Jangan mempertontonkan hasil karya Kementerian atau Pemerintahan  atau Penelitian, dengan acara  a’la promosi orang dagang. Pertontonkan  semua  pelaksanaan kerja anda di akar rumput secara nyata, kalaupun ada pasti bisa, wong ada crew TV pakar akan hal ini.  Menteri dan Pakar harus kenal akar rumput, BLUSUKAN, kayak bossnya – Hingga ketahuan apa yang sebenarnya terjadi, kayak Dr Rizal Ramli membongkar beton yang menutupi rel KA pelabuhan Priok, karena kerja anda dinilai dari sini, bukan cuma omong bikin pernyataan di TV semua beres dan baik baik saya.  Ini baru revolusi mental yang diharapkan rakyat. Mestinya Menteri maupun Pakar semua bidang Ilmu tahu akan hal ini*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More