9:38 AM
IDE SUBAGYO
PEMASARAN SESUATU PRODUCT
Tulisan ini saya buat, didedikasikan kepada mereka yang akan membuka
tempat makan diwilayah Nsantara ini
Hampir semua menyedia makanan pokok
yang telah dimasak, untuk diperdangkan ternasuk usaha catering dan makanan pokok
siap saji dalan kemasan ( nasi bungkus –nasi bakar inasi kuning) , dirancang untuk dikonsumsi hari itu, tidak
pernah diberi bengetahan dasar mengenai
“ makanan” yang tidak diawetkan, oleh _yang yang berwenang, seperti di Negera maju yang
sudah sadar akan kepentingan masyarakat.
Suatu product barang , dibuat dengan
modal , ide, design dan waktu, yang kadang
tidak sedikit, dan tidak dengan mudah. Perlu research pasar yang sangat teliti dan
luas, meskipun peraturan yang rinci mengenai itu belum ada.
DISINI AKAN SAYA BECARAKAN HANYA MENGENAI NASI.
Nasi adalah makanan pokok dari sebagian beasr penduduk Nusantara yang makin lama makin mendapat penggemar
mengkonsumsinya setiap hari, menjadi main
staple food diseluruh Nusantara.
Konsumen nasi tebesar adala penduduk pulau Jawa, begitu pula luas
penanamannya.
Dari zaman dahulu ada dua macam cara
memasak beras jadi nasi, di kukus yaitu
terlebih dahulu nasi derebus hingga cukup menyerap air – disini trick untuk
memasak nasi, kearah keras atau kearah
lembek. Yang kedua ditanak dengan periuk, yaitu direbus hingga menyerap air secara maksimum dan sekaligus
dibuat matang, yang artinya seluruh
texrtuse butir nasi sudah rata penyerapan airnya, walau harus mengorbankan sebagian
lapisan bawah yang lekat dengan dasar periuk menjadi sedikit berarang/gosong ( kerak)
Sekarang ada cara yang ketiga, yaitu
dengan rice cooker listrik, yang
menjamin panasnya merata sehingga tidak
ada yang menjadi lapisan kerak. Hanya
pemberian airlah yang bisa mengatur keras lembeknya nasi itu.
Disamping jumlah air pemasak nasi, jenis padi yang membuahkan gabah kemudian beras juga sangat
menentukan tekstur dari setiap butir masinya, sedikit pengaruh pada penyelepannya. Ada beras yang “pera”
ada beras yang bederung “pulen”
Para ahhli seleksi padi, harus memilih, padi menghasilkan tanaman yang panennya tinggi tapi berasnya terasa pera, atau nasinya pulen tapi kurang tinggi kapasaitas panennya. IRRI di Los Banos Philipina, juga sangat memperhatikan hal ini
Saya menandai ada wilayah di pulau Jawa dimana orang cenderung suka nasi
yang pera, ada wilayah yang cenderung suka pada nasi yang pulen.
Ada gejala kesukaan nasi pera ini oleh
pekerja fisik, sedang yang pulen disukai oleh
“white collar” / pekerja menggunakan
ketelitian dan pekerja admnistrasi dan keuangan, mereka ini kurang menggunakan kerja otot.
Kini ternyata yang paling menyadari keadaan ini adalah penjual fast food,
yang sangat digemari abak anak
dimana mana – tergetnya sebenarnya
adalah kaum menengah para muda
mudi dan kini malah merambah kaum memengah bawah, sebagai makanan extravaganza. Sedan dinegara aslnya mereka tidak menjal nasi tai potato chip. atau france fry, dikenal sebagai junk food, karena sangat berlemak.`
Saya menandai mereka dimana mana tempat,
nasinya fat food ini dihidangkan dalan bungkusan dengan takaran sedang, dan seragam
pulen.
Saya bisa meamastikan cara memasak nasi seseragam sebaik ini berdasarkan satu
penelitian yang serius, bukan sekedar
trial and error saja.
Selama saya bekerja sebagai sales –
promotion personnel untuk prodct pertanian, saya kenyang dengan makan
dimana saja warung maupun segala
tempat makan dimana mana, lebih sering
dari makan dirumah. YANG PALING GAGAL
MENGANTISIPASI KEADAAN NASINYA ADALAH PENJUAL RAWON. KEMUDIAN NASI GORENG. Untuk
penjual dua macam masakan ini, kualitas nasi sangat daibaikan, atau menurut kebiasaan dari asal usul si tukang masak saja.
Yang paling memperhatikan kualitas nasinya ada di Jawa Barat. Paling tidak peduli adalah di Jawa Timur, Madura dan
Bali. Hanya yang terbaik menurut selera setempat, atau selera si koki.
Saya ndak mengerti mengapa begitu, mungkin mereka membanggakan dagingnya.
Saya menjadi risih waktu saya mendengar Pegawai
menengan yang masih muda, merencanakan membuka resto dengan tabungannya,
menyatakan bahwa nasinya nanti ambil sendiri ( takaran masing masing pembeli– bukan kayak es cream pakai scoop yang
pasti) – dan sangat sambil lalu mendiskusi kan perkara ini.
SEMOGA TULISAN INI DAPAT DICERNA DENGAN BAIK *)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar