Cerita fiksi 1a : Nusantara.
APA JANG TARJADI SESUDAH TIGA ABAD PEMANASAN GLOBAL DAN KEKERINGAN GLOBAL AKIBAT EFEK RUMAH KACA DARI EMISI CO2 ?
APA JANG TARJADI SESUDAH TIGA ABAD PEMANASAN GLOBAL DAN KEKERINGAN GLOBAL AKIBAT EFEK RUMAH KACA DARI EMISI CO2 ?
Sampai sekarang, th 2018, sudah terus menerus dicanangkan oleh dunia ilmu pengetahuan. ilmuwan seluruh dunia, supaya berhati hati dalam menambah jumlah gas emisi industri, terutama industry energy, industry logam dan transportasi, supaya sebisa mungkin mengurangi jumlan emisi CO2 yang memadati atmosfer lapisan troposfer, yang telah terdeteksi menimbulkan efek rumah kaca, dimana gas CO2 menahan pantulan kembali panas matahari dalam atmosfer bhumi, terutama dalam troposfer itulah yang disebut efek rumah kaca, menaikkan suhu udara, sehingga beredar sampai ke kutub kutub bhumi dan mencair es abadi karenanya. Para ilmuwan Klimatologi, mengerti bahwa pada satu saat, terjadi peubahan aliran arus samudra – misalnya arus samudra Atlantik akan menuju ke Greenland, ke kutub utara membawa serta hawa panas, sehingga terjadi konveresi udara diatas kutub utara dan kutub selatan dengan cara yang sama. Udara hangat yang jenuh dengan uap air, bersentuhan dengan udara ionosfer yang merupakan substansi atom dan molekul gas, terpengaruh dinginnya ruang kosmos, mengalir kembali ke selatan sebagai cyclon super tornado di tiga tempat utama bhumi. Diatas Amerika Utara, diatas Europa dan diatas Siberia – Seluruh daerah diatas benua Amerika sub tropis, Europa Sub tropis dan Asia subtropics, hingga kota kota New York, Mumbay dan Tokio ada hujan es dan salju amat banyak dan lama, membekukan wilayah itu seperti yang digambarkan di film fiksi, yang ditayangkan keseluruh dunia “ The day after tomorrow” th 2004, hingga 2018, saya tonton di Fox movie acara TV . karena di google banyak film yang senama, tegasnya Direktor Ronald Emmnich difilmkan dari buku cerita fiktif ilmiah karangan Art Ball dan Whetly Strieber: ‘The comming superstorm”.
Karena kebetulan
sambung dengan cerita fiksi karangan
saya, trus saya sambung saja apa yang belum di skenariokan oleh fiim fiksi
ilmiah ini.
Selanjutnya
scenario film ini mengenai efek rumah kaca dan perubahan iklim bhumi.
Kejadian ini
mendadak, menurut fantasi pengarang buku yang di filmkan itu, suhu udara
di Scotlandia bisa mencapai -100 C. dan kabut tebal. Hingga berbulan bulan.
Dapat ditebak,
seluruh ekonomi kehidupan moderen disana lumpuh total seketika. Demikianlan
film fiksi ini ditayangkan dengan realistic, malah terjadi sungguhan beberapa
abad sesudah sekarang, krisis iklim ini terjadi sugguh sungguh, beberapa abad
kemudian, tanpa ada persiapan yang memadai. Bisa dibayangkan, dinegara maju
saja semua sector kehidupan lumpuh total. Energi utama listrik yang secara luas
biasa digunakan dengan distribusi di
wilayah luas, mati total seketika, hilang kegunaan-nya, seluruhnya membeku. Menurut scenario film itu
upaya penyelamatan peduduk terjadi sangat terlambat beberapa bulan sebelu super
tornado itu benar benar mengamuk dengan sangat hebat. Bayangkan, beberapa bulan
sebelum tornado sedahsyat itu datang, binatang binatang liar sudah sangat gelisah dan burung burung
dari utara berbondong bonding terbang keselatan jutaan jumlahnya, Orang masih
bertahan karena pemerintah Ameriak Serikat tidak mau rakyatnya gaduh dengan
mempertimbangkan kerugian ekonominya. Benar saja super tornado menghentikan sama
sekali ekonomi zona bencana, gerakan kegiatan orang diluar sangat berbahaya, dan
dianjurkan terbatas dalam rumah saja, karena kabut tebal dan sangat dingin, membahayakan hidup. Sehingga orang orang yang terlambat dalam perjalanan mati seketika dijalan. Kecuali mereka yang masih didalam ruangan yang mempunyai persediaan pemanasan, makanan dan obat obatan selama berbulan bulan- sungguh tidak banyak. Menurut scenario film fiktif ini setelah kabut menipis dengan udara yang sangat dingin, baru bisa dilakukan pengungsian dengan transport yang difasilitasi antifreeze, pencegah pembekuan bahan bakar dan pendinginin mesin khusus anti pembekuan , ceritanya beberapa ahli sudah memang mepunyai persiapan intuk itu.
Imajinasi saya mulai sini, masak yang jadi korban datangnya zaman es ketiga cuma di benua Amerika?
Saya kira sesungguhnya memang di benua Amerika memang seperti itu sudah tercetak didalam jiwa kapitalis yang sudah mendarah daging, pelit, perhitungan, enggan keluar beaya.
dianjurkan terbatas dalam rumah saja, karena kabut tebal dan sangat dingin, membahayakan hidup. Sehingga orang orang yang terlambat dalam perjalanan mati seketika dijalan. Kecuali mereka yang masih didalam ruangan yang mempunyai persediaan pemanasan, makanan dan obat obatan selama berbulan bulan- sungguh tidak banyak. Menurut scenario film fiktif ini setelah kabut menipis dengan udara yang sangat dingin, baru bisa dilakukan pengungsian dengan transport yang difasilitasi antifreeze, pencegah pembekuan bahan bakar dan pendinginin mesin khusus anti pembekuan , ceritanya beberapa ahli sudah memang mepunyai persiapan intuk itu.
Imajinasi saya mulai sini, masak yang jadi korban datangnya zaman es ketiga cuma di benua Amerika?
Saya kira sesungguhnya memang di benua Amerika memang seperti itu sudah tercetak didalam jiwa kapitalis yang sudah mendarah daging, pelit, perhitungan, enggan keluar beaya.
Karena film
ini tidak menceritakan kelakuan penduduk dibenua lain, sisi dunia dengan
bencana yang sama di belahan bhumi yang lain. maka fantasi saya akan meneruskan cerita fiksi ini.
Di Pantai
Timur samudra Pacific Asia, negara Negara yang padat penduduk seperti Clina, sedmenanjung
Korea, Jepang dan Taiwan:
Super
tornado menghantam dari atas daratan Asia, tapi gelombang samudra Psifik juga
terkena dampaknya, gelombang membesar lebih dari biasanya arus samudra ke
utara lebih kuat dan hangat, sarat dengan uap air, kemudian membumbung naik
diatas kutub menjadi amat dingin. Sebab udara diatas samudra Pacific dimana
panas sinar matahari tidak bisa dikembalikan sebagian besar energinya ke
kosmos terhalang oleh kandungan besar CO2
maka efek rumah kaca berdampak juga, tapi ini malah memicu juga karena udara diatas benua yang padat jauh lenbih hangat. aliran
udara super dingin dari kutub ke atas wilayah sup tropic ditengah samudra Pasifik,
mengubah haluan kearah Asia pusat, terjadi pembekuan bukan hanya diwilayah
lungkaran sub Arctik saja, namun udara super dingin dan kabut tetap menhantam
China dan Jepang, hanya lebih singkat sebulan
dua saja cuaca kabut menjadi cerah. Ini memungkinkan digunalan transportasi
laut, kapal berbagai jenis dan ukuran berlayar ke Selatan dengan pengungsi,
yang jumlahnya relatip kecil saja sampai puhuhan juta, pada pada satahun
berikutnya sampai ratusan juta.
Yang inipun
sangat mengejutkan dan membebani Negara Negara berkembang di sabuk tropic Asia
terutama Nusantara.
Telah memanfaatkan
rawa rawa di pulau pulau besarnya.
Ndelalah, ( bahasa jawa yang artinya kebetulan menurut manusia, dibalik itu diyakini sudah diarahkan oleh Allah subhanahuwataalla) sudah bertahun berabad, sebelumnya Nusantara sempat memanfaatkan rawa di Suumatra Kalimantan maupun Papua barat untuk persawahan yang panen dua kali setahun. Meskipun tanpa jalan bebas hambatan dan landasan pacu khusus panjang sebagai tanda wilayah jang sudah maju, untuk transportasi udara hingga saat bencana terjadi, hanya menggunakan kapal dan perahu tipe hovercraft, dan perahu berlunas datar dengan kipas angin sebagai pendorong khusus untuk daerah rawa dangkal yang berjarak pendek. Wilayah ini dapat besyukur bahwa tranportasi berat masih bisa dengan kapal lewat kanal kanal yang diperdalam dan sungai besar sebagai induk terjadinya dataran rawa.. Jadi seluruh kesibukan Pemerintahan sudah penggunaan lahan tebengkalai ini relatip dilakukan dengan baik di seluruh pulau pulau sesuai dengan potensi planologi dan kemampuannya untuk kedaulatan pangan penduduknya dengan pertanian gaya baru, lebih condong ke memakmurkan rakyatnya dan mpertinggi daya Agkatan Laut dengan kapal kapalnya mengawal setiap armada kapal pengungsi mengarahkan pengungsiannya ke pulau pulau yang masih memungkinkan dan menambah persediaan hidup esensial kepada para pengungsi, bahan makanan obat obatan, bahan tenda sementara, dan alat alat berat beserta bahan bakarnya yang menggunakan H2 cair, karena BBM sudah langka.
Ndelalah, ( bahasa jawa yang artinya kebetulan menurut manusia, dibalik itu diyakini sudah diarahkan oleh Allah subhanahuwataalla) sudah bertahun berabad, sebelumnya Nusantara sempat memanfaatkan rawa di Suumatra Kalimantan maupun Papua barat untuk persawahan yang panen dua kali setahun. Meskipun tanpa jalan bebas hambatan dan landasan pacu khusus panjang sebagai tanda wilayah jang sudah maju, untuk transportasi udara hingga saat bencana terjadi, hanya menggunakan kapal dan perahu tipe hovercraft, dan perahu berlunas datar dengan kipas angin sebagai pendorong khusus untuk daerah rawa dangkal yang berjarak pendek. Wilayah ini dapat besyukur bahwa tranportasi berat masih bisa dengan kapal lewat kanal kanal yang diperdalam dan sungai besar sebagai induk terjadinya dataran rawa.. Jadi seluruh kesibukan Pemerintahan sudah penggunaan lahan tebengkalai ini relatip dilakukan dengan baik di seluruh pulau pulau sesuai dengan potensi planologi dan kemampuannya untuk kedaulatan pangan penduduknya dengan pertanian gaya baru, lebih condong ke memakmurkan rakyatnya dan mpertinggi daya Agkatan Laut dengan kapal kapalnya mengawal setiap armada kapal pengungsi mengarahkan pengungsiannya ke pulau pulau yang masih memungkinkan dan menambah persediaan hidup esensial kepada para pengungsi, bahan makanan obat obatan, bahan tenda sementara, dan alat alat berat beserta bahan bakarnya yang menggunakan H2 cair, karena BBM sudah langka.
Nusantara
masih beruntung karena telah membina kerja sama dengan The Dessert Green Spider
sudah lama, terutama pemulihan kerusakan lahan hutan, lahan kritis untuk
dihutankan kembali, dan pemanfaatkan lahan yang masih perpotensi untuk
pertanian kebun tanaman keras, budidaya tahunan dan pertanian pangan budidaya pertanian tanaman semusim.
Para pengungsi
dijejalkan diantara penduduk setempat, untuk mendapatkan bantuan lokal, terutama
pangan, diwilayah budidaya pertanian semusim.
Prahara demografi
melanda secara mendadak di lokasi lokasi dimana pemerintah Indonesia menunjuk lokasi penampungannya. Pengungsian,sambil membawa sisa makanan yang masih bisa
dibawa dengan kapal kapal pegungsiannya, dan obat obatan dalam pelayarannya. Berntung
sudah selama beberapa abad Nusantara
mendapatkan pemerintahan demokratis Panca Sila, yang waktu itu mendapat ujian
mendadak, menerima pengungsi dalam jumlah besar. Sungguh satu cobaan dalam
mengetrapkan pola hidup ber-Panca sila.*)
0 comments:
Posting Komentar