DAUR ULANG YANG PERTAMA
ALERGI TERHADAP ILMU
PENEGTAHUAN ALAM
Ilmu pengetahuan adalah
alat.
Kecurigaan terhadap ilmu pengetahuan alam sangat dapat ddisimak di zaman pertengahan di Europa, abad ke 16, waktu sarjana Astronomi Copernicus menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahahari, sebab tidak sama dengan doktrin Gereja katholik, http://www.katolisitas.org/copernicus-pernah-dikutuk-gereja-katolik/ Pada kurun waktu yang sekian abad, daulah Isamiyah th 638 – 832, telah menguasai sisi Afrika di sekitar Laut Mediteranean, malah jazirah Andalusia, menikmati zaman keemasan perkembangnya ilmu pengetahuan karena dibebaskan dari segala tahayul dan mengikuti anjuran Agama Islam bahwa manuisa harus berfikir, semua yang menjadi hukum alam adalah sunatullah.
Satu loncatan besar daya intelektualitas manusia Arab ini, ternyata sulit diikuti oleh srtrukture kekuasaan Negaranya, yang tersirat oleh teladan Rasulullah Mohammad sallahu allaihiwassallam adalah contoh berdemokrasi yang bertanggung jawab, dengan penunjukan khalifaurasyiddin sebagai wakil atau Khalifah - Beliau, setelah wafat – Masih di cemari dengan pembunuhan dua diantara empat sahabat Nabi yang dipilih oleh wakil masyarakat sebagai khalifah rasulullah, sebab kekerdilan suku dan clan.
Istilah fungsi sebagai Amirul mukminin – gelar dan fungsi yang dipilih sendiri oleh Rasulullah waktu beliau masih memimpin umatnya, dan hanya berlanjut ke empat sahabatnya. Belum dimengerti oleh bangsa Arab yang sudah menguasai wilayah yang sangat luas..
Malah disambung oleh anak dari Abu Sufyan diangkat sebagai Sultan yang sangat berbau feodalisme sebagai langkah peningkatan kekuasaan kuantitatip dari sekedar Petriarch – Despot suku pengembara menggembala ternak Arab.
Sedang maksud Rasulullah saw, sebagai sunnah Rasul dengan contoh menunjuk sahabatnya nyata nyata menghindari bukan saja lambang feodalisme, tapi menumpulkan kemutlakan despotisme sebagai yang dicita citakan, berkualitas sebagai Amirul mukminin, karena kaum mukmin nantinya cenderung meluas ke kawasan suku dan bangsa lain memakai adat yang berbeda beda. Sayangnya sulit deterima oleh penghuni padang pasir, masyarakat yang sudah ribuan tahun terbiasa dalam kehidupan keras padang pasir, memakai disiplin pertempuran melawan penjarah/perampok, terbiasa sangat meghormati persekutuan yang sangat diperlukan, antar mereka, hingga saat ini.
Kecurigaan terhadap ilmu pengetahuan alam sangat dapat ddisimak di zaman pertengahan di Europa, abad ke 16, waktu sarjana Astronomi Copernicus menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahahari, sebab tidak sama dengan doktrin Gereja katholik, http://www.katolisitas.org/copernicus-pernah-dikutuk-gereja-katolik/ Pada kurun waktu yang sekian abad, daulah Isamiyah th 638 – 832, telah menguasai sisi Afrika di sekitar Laut Mediteranean, malah jazirah Andalusia, menikmati zaman keemasan perkembangnya ilmu pengetahuan karena dibebaskan dari segala tahayul dan mengikuti anjuran Agama Islam bahwa manuisa harus berfikir, semua yang menjadi hukum alam adalah sunatullah.
Satu loncatan besar daya intelektualitas manusia Arab ini, ternyata sulit diikuti oleh srtrukture kekuasaan Negaranya, yang tersirat oleh teladan Rasulullah Mohammad sallahu allaihiwassallam adalah contoh berdemokrasi yang bertanggung jawab, dengan penunjukan khalifaurasyiddin sebagai wakil atau Khalifah - Beliau, setelah wafat – Masih di cemari dengan pembunuhan dua diantara empat sahabat Nabi yang dipilih oleh wakil masyarakat sebagai khalifah rasulullah, sebab kekerdilan suku dan clan.
Istilah fungsi sebagai Amirul mukminin – gelar dan fungsi yang dipilih sendiri oleh Rasulullah waktu beliau masih memimpin umatnya, dan hanya berlanjut ke empat sahabatnya. Belum dimengerti oleh bangsa Arab yang sudah menguasai wilayah yang sangat luas..
Malah disambung oleh anak dari Abu Sufyan diangkat sebagai Sultan yang sangat berbau feodalisme sebagai langkah peningkatan kekuasaan kuantitatip dari sekedar Petriarch – Despot suku pengembara menggembala ternak Arab.
Sedang maksud Rasulullah saw, sebagai sunnah Rasul dengan contoh menunjuk sahabatnya nyata nyata menghindari bukan saja lambang feodalisme, tapi menumpulkan kemutlakan despotisme sebagai yang dicita citakan, berkualitas sebagai Amirul mukminin, karena kaum mukmin nantinya cenderung meluas ke kawasan suku dan bangsa lain memakai adat yang berbeda beda. Sayangnya sulit deterima oleh penghuni padang pasir, masyarakat yang sudah ribuan tahun terbiasa dalam kehidupan keras padang pasir, memakai disiplin pertempuran melawan penjarah/perampok, terbiasa sangat meghormati persekutuan yang sangat diperlukan, antar mereka, hingga saat ini.
Azaz egaliter dan
kebersamaan ini segera diganti dengan azas kepemimpinan feodalisme oleh bani
Umayah dimotori oleh Abu Sofyan, tokoh sangat berani dalam blitz krieg (perang
kilat, yang licin), yang telah mengangkat putranya sebagai Sulthan beserta
keturunannya, masyarakat umum dipadang pasir cocok dengan kekuasaan mutlak dari
para Sultan dan Kadi maupu Wizir, siapa saja, bahkan kepada perwira Inggris
Lawrence of Arabia, sepanjang dapat memimpin penaklukan wilayah lain
secara kilat dan membagian rampasan perangnya adil diantara mereka, dalam
rangka adat mereka. Jadi dari keteladanan Rasulullah yang menuju ke demokrasi,
mereka tidak telaten, dengan serta merta kembali ke azaz doktrin
feodalisme yang sejalan dengan legalisasi kekuasaan para Sulthan dari
Allah sendiri, tanpa secara kualitaitif dan kuantitatif menambah kekuatan
produktif ekonomi masyarakatnya, kemakmuran seluruh masyarakatnya sudah
tercapai..
Karena lebih banyak kaum
pengembara ini menjadi lasykar penakluk dari penduduk yang memang sedikit,
produksi manufaktur tetap saja tidak diperlukan pekembangan kuantitasnya,
volumenya, karena dari rampasan perang alat dari besi dan perunggu,
peralatan rampasan yang sangat banyak di perbaiki kualitasnya di kota kota,
misalnya di Damaskus yang terkenal dengan pertukangan besi dan baja,
menghasilkan damascent steel, menempa kembali pedang kaun ksatrya Europa yang
besar dan berat, menjadi pedang Arab yang lebih ringan dan bermutu tinggi, juga
baju zirah yang bajanya diolah kembali, namun produksi massal untuk pasar tidak
dikerjakan oleh pemenang Perang Salib ini.
Doktrin feodalisme ini
diperkuat oleh para ulama Arab yang dekat sang Sultan, menafsirkan titel
Khalifah adalah Khalifah Allah, sedang makdudnya adalah wakil rasulullah sebagai
Amirul mukminin. Tafsir yang memperkokoh frodalisme ini merembet ke Pulau Jawa
dengan titel Sultan Agung Hanyokrokusomo Senopati ing Alogo Khalifatullah tanah
Jawa, sudah menjelang abad ke 17 masehi, diikuti oleh pernerusnya, malah sampai
ke orgaisasinya pada zaman moderen.
Selanjutnya Kristianitas
di Europa sebaliknya mengalami perang salib, meskipun hasil akhirnya
kalah. Perang Salib diakhiri dengan jatuhnya Ibu Kota Romawi ke dua
Konstantinopel, th 1454. Sebagai reaksi Europa terhadap dominasi
islam dari kehebatan teknologinya, hasil pengembangan ilmu pengetahuan. Perang
berselang seling dengan dagang sangat lama dan berkali kali hingga kurun
waktu 200 tahun, melahirkan pencerahan budaya berfikir, dikenal dengan
renaissance – yang dengan cepat melahirkan kapitalisme kaum borjuis dan
imperialisme Barat. Semenjak mereka menjelajahi lautan bebas dengan kapal layar
yang lebih baik, dengan kain kanvas dari linen tanaman Linum sativa atau flax dalam bhs, Inggris), alat tenunnya dicotoh dari orang Arab. dan meriam dari
foundry mereka, berkaliber lebih besar. Sangat menambah
kekuatan ekonomi masyarakatnya berproduksi masal, apalagi setelah diketemukan
jalan pelayaran mencari pasar produksi nmanufaktur ke timur oleh Vasco da Gama
dan kebarat oleh Columbus, barang manufaktur bukan atas pesanan saja, sehingga
para raja yang hanya tergantung dari pertanian, diganti oleh para kapitalis
dipilih secara demokratis dari para pembesar East India Company di Perancis
Inggris dan Belanda, dalam bahasanya VOC.
Tapi pada penghujung
abad ke 20, Geraja masih menyisakan kecurigaan terhadap ilmu pengetahuan, yang sudah dimulai dari reaksi negatip
terhadap Copericus dan penerusnya Galileo Galilei, ilmuwan Astronomi, pada abad
ke 16, yang bertentangan dengan doktrin kitab suci Kristiani Injil.
Yaitu kutukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam termasuk teori
evolusi di bidang biology. karena tidak cocok dengan Injil. Kaum muslimin
mengikutinya karena kurang memperhatikan bahwa Adam dalam semantik bahasa Arab
belum menyatakan bahwa dia wadag manusia, orang, tapi rukh Adam, yang ditiupkan
ALLAH ke wadag bahan dari jannah, bukan dari bumi. Alam metapysica. Di bhumi
wadag halus ini menyatu pada"code" DNA-nya Pythecantropus erectus yang sudah
ada di bhumi lama tapi tetap bodoh. Rukh Adam dan Hawa menjadikan dia sadar
akan Penciptanya, ini tertulis di "code" - DNA Adam dan Hawa, mangkanya
Aborigen Austrslia secara naluri masih percaya Alam mimpi tataran Alam ada yang
Menguasai. Allah mengajari manusia dengan dalam kalam--kalam juga "code" di untaian DNA nya.
Jadi hidup manusia tetap dalam sunnatullah, mendua berpasangan wadag dan rukh, sedangkan jiwa termasuk wadag karena bisa sakit. Mati adalah terpisahnya rukh dan wadag. ( idesubagyo blogspot.com), sedang matinya hewan adalah perpishan antara fungsi/nyawa/jiwa dengan wadag hewani. atau hayati, dimereka ada "hidup" hewani dan hidup hayati, lain dengan hidupnya manusia.
Jadi hidup manusia tetap dalam sunnatullah, mendua berpasangan wadag dan rukh, sedangkan jiwa termasuk wadag karena bisa sakit. Mati adalah terpisahnya rukh dan wadag. ( idesubagyo blogspot.com), sedang matinya hewan adalah perpishan antara fungsi/nyawa/jiwa dengan wadag hewani. atau hayati, dimereka ada "hidup" hewani dan hidup hayati, lain dengan hidupnya manusia.
Juga dibidang politik
ekonomi masih mengandalkan aturan yang sudah banyak ditukangi oleh
kekuasaan Gereja, umpama membakar Joan D'Arc , kejam dan memalukan, penghukuman
gadis Perancis zaman pertengahan ini yang menjadi penyelamat bangsa Perancis dari invasi
Inggris, diprakarsai otoritas Gereja. Bahwa hak istimewa kaum feodal
adalah kehendak kemurahan Allah, hingga pembebasan petani budak di kekaisaran
Russia, th 1917, yang banyak dikuasai oleh Gereja Katolik Ortodox, dan
para feodal tuan tanah sangat diharamkan, kampanye hitamkan anti Tuhan merambat
keseluruh Dunia. Bersamaan dengan trend perkembangan ilmu Pengetahuan Barat,
yang membenturkan ilmu pengetahuan alam dengan doktrin Gereja. Dijawab dengan
gaya yang serupa oleh kaum komunis. Sedangkan banyak sarjana Barat tidak mampu menjlaskan grjala ini, hipup dalam dualisme yang tak perlu kejelasan, sedngkan di Islam dijelaskan to? Code adalah kalam.
Sebetulnya Islam telah
mengajarkan membebaskan budak, sejak Rasulullah Muhammad sallahu
allaihi wa sallam, bahwa perilaku alam itu adalah sunnatulah yang termasuk
ajaran dalam pelajaran Islam, Allahuakbar. Menurut cak Nun (MH Ainun Najib),
bahwa orang meludah keatas sambil menengadahkan muka itu melanggar sunnatullah,
ludahnya jatuh kemukanya sendiri. Mengenal gravitasi bumi adalah mengenal
sunatullah, itu ajaran Islam. Jadi Islam itu Ilmu, Patokannya keluasan
Allah yang tak terbatas dalam Al Qur’an dan Al Hadist, isinya adalah seluruh
sunnatullah. Tidak ada yang bertentangan dengan Ilmu pengetahuan Alam.
Pada akhirya setelah
kaum feodalnya bangkrut karena kalah dalam mengorganisasi ekonomi masyarakat
menjadi ekonomi pasar, kaum kapitalis masih merestui tulisan “In God we
trust” pada uang kertas dan uang logam murah yang dicetaknya, yang
semula untuk mengukuhkan nilainya kepada kaum pekerjanya dengan apa mereka
diupah. ---- Sekarang malah kertas uang dollar yang ongkos cetaknya 2
dollar dikodekan 100 sampai 200 US dollar. untuk mengukuhkan nilainya bagi
Negara berkembang yang sangat (DR.Rizal Ramli di Youtube) membutuhkannya masih dilipat gandakan jadi 20
kali nilainya ( itu maunya) Negara berkembang yang paling miskin untuk
membeli pangan, sedangkan untuk Negara berkembang yang masih agak punya
niat hidup, untuk membeli infra structure, mengikuti rengekan Tuan Kapitalis
yang Factories-nya terpecar pencar, mulai Krawang sampai Tangerang,
Muara karang, dia minta dibuatkan jalan tol bebas hambatan, huat jembatan
underpass, overpass, bebas batas beban jalan OWS ( overwright surcharges)
dengan daya dukung lebih dari 60 ton, halus lurus, sedang membayar pajak
“beliau” enggan, duit keuntungannya dilarikan ke Panama. Dengan
alasan menjadikan dia bisa bersaing dibidang export produksinya, demi
memperkuat rupiah, merengek
sambil:
Mengecilkan infra
structure pembukaan sawah rawa di Papua dan di Kalimantan..(rupanya sudah berasil ?) padahal hanya back-hoe danalat
mekanisasi biasa, ientu saja dengan modifikasi, bukan jalan dan jembatan bebas hambatan, wong sudah ada
sungai dan kanal - paling hanya jetty. Disana hanya ada saluran dangkal, yag diperlukan hanya perahu datar bermesin kipas angin seperti peburu buaya di florida, atau hover craft, yang menyeberangi selat Cheannel, bisa mengangkut puluhan truck menggeleser sampai kedarat, angkutan khusus dirawa rawa, saluran pengisi dan pematus, sedang angkutan berat pakai perahu di saluran yang memang diperdalam, untuk usaha perikanan sambil jadi gantinya jalan tol, tinggal ngeruk tidak perlu jalan tol beneran dirawa rawa !!!.
Sedang agama alergi terhadap ilmu pengetahuan mengenai benda. “Kebandan” dalam bahasa Jawa di artikan terikat pada kepentingan duniawi. Sikap pengetahuan gila harga "kebandan" adalah ilmunya “bakul” , bukan ilmu Pengetahuan Benda.
Sedang agama alergi terhadap ilmu pengetahuan mengenai benda. “Kebandan” dalam bahasa Jawa di artikan terikat pada kepentingan duniawi. Sikap pengetahuan gila harga "kebandan" adalah ilmunya “bakul” , bukan ilmu Pengetahuan Benda.
- Jadi "ngungkuraken kadonyan” ( bahasa jawa) yang
artinya mengesampingkan keduniawian, kepentingan harta benda
----tidak berarti bodoh terhadap ilmu pengetaguan benda. Cak Nun sudah
sampai kesini, Dia marah bila ditanya ongkos mendatangkan ceramah beliau,
beserta kiai Kanjeng, Beliau otodidak yang membedakan antara istilah
materialistis yang maknanya “kebandan”. Sedangkan materialisme, yang kaum ulama sudah alergi dengan istilah ini –
ilmu yang mempelajari alam benda, alam duniawi --- bukan ilmu ukhrowi.
Padahal manusia hidup memerlukan keduanya, unutk ini ndak usah tunggu fatwa MUI. Yang ini beliau juga paham
betul. Beliau pakar ilmu ukhrowi. mondok pada kiai besar besar bertahun
tahun. Otodidak dalam ilmu ilmu mengenai benda dan perilakunya, tapi
beliau juga mampu mencakup semua sunnatullah, istilahnya holistic karena beliau
dapat ilmu dari Islam.
- Cukup menjadikan populasi jutaan anak muda menjadi masa
mengambang, dalam pembangunan ekonomi bangsa, dan dunia.sayang. Cukup mengerti , selama orde baru hasil politik oportunis ordebaru, membesarkan si Tuan Yahudi dari Timur dan China dari Barat ( cak Nun- di you tube), sudah
menyasar keperut kita. Keperut dunia
Disekala dunia,
kebebasan oportunis mengeduk gunung, mengeruk dasar laut, menggunduli
hutan, membakar gambut dimana mana, factories factories berlokasi sekenanya
demi secepatnya menguasai pasar local, bentuk kegilaan ini dibenturkan dengan
ekonomi berencana, yang tidak disukai, tidak sesuai dengan kehendak Bank
Dunia, IMF, maunya seenaknya sendiri, dumeh ada uang. Padahal dimasa mendatang, perencanaan idustri dan pemakaian energy,
harus terencana holistic, terpaksa diadakan untuk menyelamatkan lingkungan
hidup manusia sebanyak mungkin makhluk hidup, dari bencana pemanasan global dan kekeringan global. Pangan harus disediakan untuk semua. Semoga Allah membimbing ke jalan yang benar, kepada
ulama dan umaroh, hambanya yang dho’if ini *)
0 comments:
Posting Komentar