Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 09 April 2019


MASYARAT BEKAS JAJAHAN  MAU MEMBANGUN KAPiTALIS YANG HUMANIS………BISAKAH ?


Myarakat bekas jajahan sangat bergairah untuk meraih hidup dengan hasil teknologi moderen, begitu mendapatkan kemerdekaannya,,,,,,,,
Wajar…….sedangkan perangkat lunak dari masyarakat tersebut masih belum disiapkan,  masih dalam situasi kondisi feodal yang sangat kental. Secara intuitive, situasi dan kondisi ini telah disadari oleh kelompok masyarakat yang mash terkungkung dalam feodalisme.
Sebaliknya masyarakat yang dari semula didirikan sebagai masyarakat yang merdeka,  semua orang bebas berkreasi dan bebas berinisiatip kemudian bersaing mati matian, melahirkan tokoh kapitalis humanis seperti Andrew Carnegie, yang ber credo "You die rich, you die disgraced" - menghibahkan seluruh hartanya kepada badan sosial sebelum meninggal. Kejadian amat angka dalam masyarakat feodal.
……. Ki Hajar Dewantoro atau pangeran Suwardi Suryaningrat, Tengku Syafii gelar Datuk Pangeran Bendaharo, dari Kayu tanam Sumatra Barat. Dr Sam Ratulangi dari clan  pangeran Menguni Raja, Panji I Nyoman Tisna dari Singaraja dan para Kiai Ahmad Dahlan dan Hasyim Ashari , dari fihak Kristiani Kiai Sadrakh, Penginjil dari Mojowarno,  Monsigneur Sugiopranoto, yang hidup merakyat, sungguh sedikit  tokoh humanis dan intelektual dari  pulau pulau yang lain. Beliau beliau dalam hidupnya menggiatkan pedidikan…yang  hakikatnya adalah menyiapkan masyarakat menjadi msyarakat yang bebas berkarya  bertindak dan berfikir, yang berasal dari individu merdeka, memacu diri dalam bersaing bebas.     Pertama yang muncul adalah kebebasan dalam senibudaya………
Sampai lahir budayawan budayawan yang menukar hidup nyaman feodalistik dengan kebebasannya secara konsekwen, akibatnya hidup papa seperti  Ronggowarsito   Suryomentaram, Sosrokartono, Khairil Anwar, Umbu Landu Paranggi, Wiji Thukul……………… mereka rela memilih kebebasan sosok  individu  berbekal  membagi cinta kapada saudara senusa sebangsa, kepada manusia sedunia, se Alam seisinya, ditukar dengan bejiburnya hidup feodal. Sayangnya
, dari zaman bearad abad yang lalu hingga sekarang, 2 % enduduknya, yang WNI berasal dari linhgkungan kapitalis kuno yang berazaskan feodalisme yang sangat kental, dengan tradisi guangxi yang sangat ampuh. sehingga sekarang telah menguasai 75% kekayaan Naional indonesia - dan kembali dengan feodalisme tengiknya. Jangankan Indonesia, sampai komunisme China sendiri, dengan semilyar penduduknya bisa larut oleh pengaruhnya - Revolusi kebudayaan dari Jian Qing.
Jokowi tahu sekali tentang ini……mencari keseimbangan dari perang
 dagang China dan Amerika Serikat.........siasat yang sangat gawat,karena dari fihak oposisi dengan selalu mericuki siasat ini menuntut cepat melekat  ke satu pihak .......maunya, menjadikan kita boneka lagi.
Presiden Jokowi memilin menyatukan serat serat  baja jadi kabel baja beton pratekan antara Ahmad Baiquni, Rudy Habibie, Sediatmo Jagus dan Mukibat dengan Ronggowarsito, Sosrokartono, Ki Hajar Dewantoro, Tengku Syafii, Kuntowidjojo, Umbu Landu Paranggi  dan Wiji Thukul……Menciptakan landasan kerja yang lebih mengerti buat Kwik Kian Gie dan Rizal Ramli dikemudian hari.   Anda anda wahai kaum muda mileneal adalah girdelnya…………. Mau bikin jembatatan ke rahmatan lil alamin ?.......mari berinisiatip dengan optimusme. Simak penyertaan modal UKM, simak rawa rawa yang siap disulap jadi sawah subur, simak keramba apung kerapu hibrida di pantai pantai yang sudah dipelopori oleh se kabupaten Situbondo. Pertanda zaman akan berubah, Cak Nun menganjurkan 'Tandur".disawah rawa yang potensinya 9,3 JUTA ha.
Surodiro jayaningrat lebur dening pangastuti.
Hasil teknologi mutakhir akan menjadi hak generasi anda untuk modal pertama melaksanakan rahmatan lil alamin *)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More