Sudah di edit untuk
pemerintahan Presien Donald Trump 7/5/2019
MEMAHAMI KAPITALISME AMERIKA
SERIKAT, DAN RESESSINYA YANG BERKALA.
Diantara Masyarakat
Kapitalistik, Amerika Serikat mempunyai riwayat Kapitalistik yang unik.
Umumnya Kapitalisme dimana mana
bertumpu pada infra struktur ekonomis dari sistim masyarakat sebelumnya –
yaitu sistim masyarakat Feodal yang telah menciptakan sedikit banyak infra
strrktur ekonomi baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Sedangkan Amerika Serikat
adalah lahan “perawan” yang dihuni oleh suku-suku pemburu dan
peladang berpindah pindah mengikuti kelompok bison. Belum ada infra
struktur ekonomi apa-apa kecuali hasil alami dan tambang2 yang masih belum
ditemukan. kayak di Papua sekarang.
Kapitalis dari Dunia Lama
datang ke Dunia Baru yaitu Amerika Utara memulai dengan bertani komoditas
industri seperti kapas, tembakau, dengan memakai tenaga budak dari Afrika
di Selatan, dan industri pertambangan /peleburan logam dan pengolahan
kayu kulit dan textile di Utara.
Negara diperlukan untuk menyatukan
visi dan misi Dunia Baru yaitu Amerika Serikat pengetrapan pengukuhan
soft ware kapitalistik kepada kaum Pribumi yaitu
hak milik atas tanah, membuka pasar hasil industri manufaktur keseluruh pelosok
Dunia dan menciptkan infra struktur yang membutuhkan beaya kolosal dan
keuntungan yang sangat tidak menarik bagi kaum Kaptalis. juga saking
lamanya pengembalian modal yang juga sangat besar itu, meskipun amat
sangat diperlukan. Senat dan congress menetapkan Negara mambangunkan infra
stucture buat para kapitalis, yang dalam theorinya bebas untuk semua warga di Negara
Demokrasi. Dilain sisi. memang dri pertama sudah ada klik dari etnik yag datang dari Europa, spesialis membina usaha keuangan dalam kelompoknya seperti kaum jahudi dan Italia yang cukup menonjol, dismping club dari etnik yang lain, kecuali kaum kulit merah dan kaum bekas budak dari Afrika..... mereka masih berkutat dalam masyarakat suku dan puak yang sudah belum ke masyarakat feodal, compang camping termasuk baru masyarakat persaingan bebas.
Dengan segala cara selain
pajak, Sebelum Perang saudara Utara - Selatan, dengan Tenaga perbudakan di
perkebunan kapas, di Selatan, hasil pajaknya digunakan Oleh Utara untuk membangun infra strukture besar
besaran, untuk industri export yang lebih canggih, tidak tergantung musim.
Ternyata Selatan hanya menggunakan angkutan kapal sungai sudah memadai sedang
Utara membangun jalur rel pendek tapi gemuk dengan muatan bijih besi dan produk baja,
sehingga modal mengalir kesana.
Negara mengumpulkan dana yang
kemudian dipakai untuk membangun infra struktur yang super raksasa seperti
bendung bendung raksasa untuk menciptakan tenaga listrik murah, jalan dan
jembatan antar Negara Bagian, expedisi militer dan intelligence, jalur kereta
api yang kurus tapi strategis secara keseluruhan dsb, dsb. Sangat lain dari masyarakat Papua barat kita sekarang...... mereka belajar langsung jadi masyarakat demokrasi dengan laisses fare..... tetap dibawah perlindungan. dan teropongan kaum inteligensia kita dari semua suku Nusantara dan inteligensia yang baru terbentuk suku dan puak Papua - dengan harapan sudah cepat jadi dewasa bisa membedakan kawan dan lawan ( yang membawa tembakau dan minuman keras untuk tidak diganggu membabat hutan dan menggali tambang disana) Tidak sampai dikuasai elite captures setempat serupa Boko Haram, Mobutu Sese Seko. dr Duvaleier. sr. dan ratusan mereka memerintah dengan tangan besi.
Secara berkala, apapun
infra struktur yang diciptakan oleh Negara dengan duit rakyat akan menjadi sesak
dan pengap dipenuhi oleh para Kapitalis untuk menciptakan keuntungan yang besar,
para
ekonom senator dan kogerssmen juga percaya akan menimbulkan penyerapan tenaga
kerja dengan kondisi produktivitas lebih tinggi, dengan ini bidang pertanian yang
meskipun sudah dimekanisasi masih tegantung musim dan kesuburan lahan, tarpaksa menjadi anak tiri, sering kalah dalam memperebutkan dana pembangunan. meskipun secara Negara, Amerika berusaha memajukan pasar kapas di dunia mengalahkan textile India dan China, melawan sindikat textile setempat/ Rusia dan Mesir sudah hanya merupakan pemain kecil saja.
Sampai serasa tercekik dan
mandeg – terjadilah resesi. Seperti ular yang harus mandeg sebentar
lemas untuk ganti kulit. Begitulah
ini terjadi secara periodik yang menurut penelitian Dr. Ravi Batra
seorang Ekonomist, kdturunan India.
Doktor didikan Amerika dari
latar belakang Budaya India ini menandai periodisitas resesi. Sedangkan pengamatan
Penulis, menandai setiap
Investor dari sono Minta: ROI – 20% -25% Return
on Investment minimum 20% , ndak ada infra structure yang ROI
nya segitu. Jadi Kapital ya mandeg.
Belakangan diakali dengan
membangun Real Estates perumahan secara besar-besaran, dengan
harapan cicilan per bulan ajeg, ternyata Sang Rahwana malah ngambeg,
Pabrik ndak dibangun, di bilang menyusahkan. Penuh aturan berwawasan
lingkungan, hunian Penduduk, lha mau dibangun dimana?
Bank Penjamin Perumahan Tuan
Tuan Yankee seperti Enron gagal dan sistemik, sebagian besar nasabah ndak mampu bayar
cicilan, maka harus ressesi. (Subprime mortgage crisis. Bank Lehman Brothers
2008)
Ekonomists - think tanks
dari azas Kapitalisme Professor Keynes dan murid muridnya memberi
resep obat, mujarab untuk resesi di Amerika Serikat adalah gerojog-kan
dana Pemerintah yang super besar untuk membangun infra struktur
yang semakin aneka ragam, soft wares dan hard wares termasuk perang
penaklukan dengan soft power dan hard power.
Pemerintahan
Presiden Donald Trump malah memaksa memembuat pagar pebatasan dengan Mexico
yang panjangnya 4000 km.
Sampai pada akhir abad 20
kebutuhan pembangunan infra struktur yang sangat aneka ragam hard ware dan soft
ware yang semuanya memerlukan beaya super kolosal, hanya
untuk memberikan ruang baru bagi Kapitalis disana (seperti kulit ular yang
harus diganti baru) untuk berlomba menanam modal yang menjanjikan keuntungan
besar dan pengembalian yang cepat. The Fed mencampur pahitnya inflasi sebagai
akibat ulah Industri Keuangan AS yang mempraktek-kan derivative trading.
(juga nyetak US dollar, diedarkan pada negara consumen minyak dan pengutang,
tanggung sangat dibutuhkan - karena sudah disimpan di off shore banks, nilai tukarnya tinggi, elok, wong inflasi kok nilainya
tinggi.
Juga deketemukannya resep baru,
yaitu mengaitkan nilai uang Dollar Amerika Serikan dengan uang Negera taklukan,
globalisasi, artinya di “pasar” global uang lokal ditera dengan
tolok ukur US Dollar:
Dalam situasi ini Kekuasaan
block Negara taklukan Anerika Serikat, meskipun sekelas Saddam Husain, dilarang
keras mencetak uangnya sendiri secara inflatoir, apalagi dollar Amerika, satu
pengkhianatan serius sekali.
Di Negara tersebut satu US
Dollar yang ditanam bisa memberi keuntungan berapa, semakin tinggi keuntungan
yang diberikan, maka uang lokal semakin di-maui oleh US Dollar, jadi nilai
tukarnya lebih tinggi, katanya.
Ini berlaku, asal si Taklukan
harus bisa mengatur ekonominya dengan aturan uang ketat, yaitu mencetak uangnya
setara barang dan jasa yang dihasilkan, yang
menurut sang Tuan/Nyonya Guru agar tidak inflasi, tapi US Dollar secara
sistimatis dibuat inflasi
menunggu hampir saat saat ekonomi AS mandeg gara gara sesak dan
pengap seperti ular yang harus ganti kulit, yaitu tetap mencetak green back
meskipun barang dan jasa jumlahnya
mandeg atau bahkan menyusut (
ditidurkan beberapa waktu saja, berjaga jaga untuk beli Perusahaan atau
Negara yang bangkrut ). belakanangan difasilitasi dengan jumlah minyak mentah
"dibantu" Dunia Jazeerah Arab, yang perupakan penghasil minyak mentah
terbersar di dunia. Berapapun US dollare dicetak didukung oleh jumlah dan harga
dari barrel minyak Arab.
Ekonomi Negara Negara binaan
kader kader Neoliberalisme, teutama yang miskin minyak kentah, sangat
membutuhkan komponen vital roda ekonominya yang sudah dirancang harus dibeli
dengan US Dollar, bingung cari Dollar, karena langka di “pasar” walhasil harga US dollar naik terhadap uang
lokal.
Akibatmya tabungan ratusan juta
Warga Negara taklukan nilainya mengerut nyaris habis – mau apa ?
Bila nilai rupiah naik terhadap US Dollar dan pengimport utama mata
dagangan Negara taklukan adalah Tuan
Amerika Serikat, beliau akan mati matian keberatan segera
menghentikan import, ini aturan “pasar” ( tapi ini tidak termasuk
hasil Pertambangan yang sudah dikantongi ndak perlu di import lagi), meskipun percikan/tetesan bagi
hasilnya (bila saja tidak diplintir) jadi Dollar yang sangat dicari dan
meskipun sudah terinflasi nilainya terhadap uang lokal malah tinggi ditangan
Pemerintah/Executive - pssst (bisa bagi bagi sama Legislative lho) dan
kegagalan export
Negara taklukan yang struktur ekonominya di rancang oleh
kaum Neo Lib ini, akan berdampak luas terhadap penghasilan
seluruh penduduknya yang ratusan juta seperti di Indonesia, terutama
Kapitalisnya yang beberapa ratus gelintir tapi rengekannya memenuhi angkasa,
sehingga kegagalan Bank- Bank nya karena di embat sendiri, biar mereka tidak
panic harus ditombokin dengan uang rakyat, karena rakyat akan panic juga Yang
Pensiunan, biarin, pensiunnya jadi bernilai sangat susut nyaris
microscopic, yang baru malah ditawarin pesangon saja, habis pesangonnya
yaa mati, baguuus, Petani seluruh Negeri ya gitu, tenaganya habis/uzur ya mati.
(ah mosok…….. kayaknya Rakyat
masih makan nasi plus tiwul sambal monosodium glutamate teman lalapan dan
ikan asin berformalin sangat awet, tempe dari kedele import hasil seleksi
transgenic yang Penelitinya tidak berani mengembangkan di Negerinya sendiri , mandi
pake sabun klerak, cuci cukup pake sedikit sabun (di air kali sudah mengandung
detergen hard alkylate nya sudah buaanyak, tidak bio degradated sedikit
digoyang sudah berbusa, bajunya polyester 80% penutup aurat mudah dicuci rapi
tanpa diseterika, malah banyak dari mereka sudah tidak berkeringat lagi –
ini semua sudah tersedia di “Pasar” murah meriah lantas mau panic apa
lagi ?)
Ini resep kaum Neo
Lib yang sangat pragmatis dan elitis yaitu kaum Jongos
berdasi dan Babu netjes ber hairdo a’la Vadal Sasoon dengan blaser
dan rok mini, pinternya setengah mati, di banyak Negeri mereka bisa
Perdana Menteri, Menteri, CEO Perwakilan Corporation, Presdir Bank Central,-kek
atau apa saja yang Elit dan sangat dihormati konon mereka adalah murid
murid Avatar dari sang Rahwana dan Sarpakenaka atau Calon Arang
sendiri. Eh sudah dipilih Presiden jokowi, yang ini sudah di usap kepalanya oleh Nabi Khidir, jadi Kartini
baru, mengemalikan duit rakyat yang secara mencuri disimpan di bank bank di Swiss dan Singapore, mari sama sama kita hormati (*)