IILMU PERTANIAN. ILMUNYA FOLOSOF/PEMIKIR.
dari blog idesubagyo th 2016 sudah dibaca
oleh 260 pembaca
Sebagaimana cabang cabang Ilmu yang lain,
paling mudah mencari posisi Ilmu Pertanian diantara ilmu ilmu yang lain adalah
menurut cara mempelajarinya, Satu Universitas sebagai pusat penyebaran dan
pedidikan segala Ilmu dibagi menjadi Fakultas Fakultas ilmu yang pokok:
. Illmu Hukum, Ilmu Susial Politik tergolong
ilmu humaniora,..... Ilmu Kedokteran, Ilmu Farmasi, Ilmu Ekonomi,
Ilmu dasar Kimia, Fisika, Matematika. Ilmu exacta.. Disamping Ilmu
Ilmu Terapan dari masing masing fakultas yang sangat banyak, sangat
dibutuhkan masyarakat, dipelajari di Akademi Akademi, diharapkan jasanya dari
pelajaran disana laku dalam msyarakat.
Ilmu Pertanian dalam pengembangannya dibagi
menjadi Ilmu Peternakan, Ilmu Kedokteran Hewan, Ilmu Perikanan dan Ilmu
Kehutanan..
Selanjutnya masyarakat umum menggunakan Universita
Univesitas , Akademi Akademi, unuk mencari tempat investasi bekal anak anaknya
: Pendidikan , demi meperolah nafkahnya dalam hidup nanti.
Saya mendapat kesimpulan, bahwa Imu Pertanian,
berkembang sejak “tanah” menjadi pusat perhatian menghasilkan barang dagangan
dan bahan strategis untuk pangan dan Industri. Dengan lahirnya era
industrialisasi, dsamping Pertambangan dan Metalurgy, di akhir abad
pertengahan.
Oleh karena dari saat ilmu Pertanian itu berkembang,
teknologi pedukung belum berkembang, dan tanaman memang makhluk yang harus
hidup bebas di alam yang berubah rubah, dan berbeda beda menurut pola iklim di
bola dunia ini.
Ilmu Pertanian lebih mendasari pemahamannya mengenai tanamannya dengan berfikir analitik, menghubungkan pola alam dan tanaman, . supaya
budidayanya berhasil, ya wajar. Menjadikan ilmu ini mengajari
berfikir secara sistimatik, ilmunya para filosof/pemikir.
Sedang ilmu Kedokeran mendasari ilmunya dengan
pendalaman secara rinci jaringan yang saling melekat satu sama lain dan berbeda
beda fungsinya. Ilmu ini berkembang dengan menghafal, mengingat, menandai
dengan kuat, menandai dengan sangat teliti fungsi setiap jaringan normal
dan sakit. atau bermasalah, menjadikan Ilmu ini ilmunya para Master/
Undagi/Empu.
Para Master/undagi,makanya tidak heran bahwa
pasien dilarang minta fotocopy status riwayat sakitnya selama dirawat di RS itu
diberikan pada ke RS yang lain bila si sakit pindah tempat tinggal. Sebab
mungkin merupakan perlindungan profesi master/undagi ini sendiri.
Para Master mengumpulkan pengalaman undagi lain yang
lebih berpengalaman sejalan dengan kemajuan teknologi (yang sangat pesat
berkembang), dengan bayaran yang sangat mahal, karena mnyangkut nyawa orang.
Mempengaruhi pola pikirnya untuk menjadi conservative, karena pengalaman yang
sudah teruji dari waktu ke waktu.
Sebagai ilustrasi saya sajikan pertukaran pendapat
antara Professor ilmu Kdokteran dengan tataran akademis S 3 dengan sarjana Ilmu
Pertanian peringkat S 2. Mengnenai agama Islam, karena keduanya muslim,
berumur diatas 70 tahun, sudah sangat matang dibidang ilmu ukhrowi ini dengan
pola pikir masing masing, yang sangat dipenaruhi profesinya.
Kedua sosok muslim ini membahas terjemahan
dari satu kalimah suci dari AL Qur’an, kalimah Basmallah kedalam bahasa
Indonesia.
Satu kitab Al Qur’an dengan terjemahannya menulis
“Bimillahirakhmanirarkhim” dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia “Dengan
Nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih”, yang satu lagi menterjemahkan
dengan “ Dengan {menyebut} nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengsih”
dengan kata menyebut dalam kurung, yang maksudnya kata itu tidak ada dalam
tranliterasi kata demi kata. Yang lain lagi kitab terjemahan itu menulis “
Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih” kata menyebut
tidak dimasukkan dalam kurung, karena ditafsirkan lebih pas dengan situasi
posisi Allah jauh diatas manusia, jadi hanya boleh disebut saja. Sedangkan
terejemahan Dengan Nama……. Atau Atas Nama………. Tidak pas. Sang professor
dengan pola pikir kenservarivenya tidak menganggap penting perbedaan terjemah
itu karena hanya tafsir ( dia tidak siap membicarakan hal ini seumur umur), dan
condong ke “Dengan menyebut Nama”……….karena posisi Allah adalah Junjungan
manusia, jadi tidak pas bila berani mengatas namakannya, meskipun dari 99 Asma
Allah, hanya dua ini yang boleh di atas namakan yaitu Pemurah dan Pengasih,
dalam segala perbuatannya di Dunia sebagai Khalifah Allah. ( Al Baqarrah ayat 30)
Si Pertanian, karena biasa menggunakan pola berfikir
yang analitik acute, menghubungkan kalimah suci ini dengan perintah Allah di
surah Al Baqarah ayat 30, yang berbunyi dalam terjemahannya “Akan Allah angkat
manusia menjadi KalifahKU di Bhumi……., Lha gimana, sudah diangkat kok tidak
mengerti tugas dari Yang Mengangkat. Mengatas namakan Yang
mengangkat, dalam hal Pemurah dan Pengsih thok. Bukan Asma Allah yang lain dari
yang 99 itu ! Jadi harusnya berani tanggung jawab, sudah sejalan apa enggak
perbuatan dengan tugasnya.
Karena penasaran, si Pertanian memberanikan diri
untuk men sitir kata kata peninggalan Gus Dur Almarhum yang berbunyi:
Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa baca
Al Qur’an, maka kamu pertuhankan bukan Allah tapi Al Qur’an.
Jika kamu musuhi orang yang beda agama dengan kamu,
bararti kamu pertuhankan bukan Allah, tapi Agamamu,
Jika kamu menjauhi orang yang melanggar “moral”,
maka kamu pertuhankan bukan Allah tapi “Moral” Pertuhankanlah Allah bukan
yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah kamu harus
menerima semua makhluk karena begitulah Allah.
Terus makna dari ajat suci Al Qur’an, Al Ikhlas :
Qulhuallahuakhad, Allahusomad, Lamyalidwalamyulat. Walamyakullahu khufuanakhad.
Dengan risalah Gus Dur ini makna surah ini jadi gamblang.
Sesudah orang meyakini bahwa Allah yang dipertuhan
itu menerima semua mahluk, maka Allah itu Tunggal. Hanya Allah yang menetapkan
kejadian apapun di Bhumi dan dimana saja. Dia tunggal dan tidak ada apapun
yang menyamaiNya.”
Maknanya bila kata mutiara Gus Dur ini benar benar
dicamkan, kita hanya mempertuhankan Allah dengan perbuatan, maka, apapun kejadian
yang ada adalah sudah kehendak Allah, amiin. Berarti bila orang bisa
bersemangat menyebut Nama Allah, bahkan mengatas nanakan Allah, membakar dan
membunuh karena persoalan agama, moral, ajaran suci, menghancurkan kota
dan bangsa, itu bukan kehendak Allah, tapi tanggung jawab manusia yang belum
mempertuhankan Allah satu satunya, bukan Ajaran suci dari wahyu Allah. Bukan
Agama, bukan Moral. Ya benar Pak Profesor, berfikir itu gampang disusupi
bisikan iblis, dalam beragama lebih selamat, tidak berfikir.
Contohya sesama
Ilmu yang harus brfikir Ilmu Hukum, ada Pangacara brilyan, OC K, membela
tersangka yang sudah disperate, ada putusan majlis Hakim yang melunak karena
pembelaannya. Satu saat orang dibawa wewenang pikirannya ditempel iblis, si
ahli Hukum terbuai bisikan iblis juga, membelaGpewrhur Sumarra Utara, yang korrupt, dia di vonis hakim bersalah. Bagimu si
pertanian ?., Tetaplah berfikir mengenai apa saja, dan berlindunglah
dibawah naungan Al Fatihah, sehingga nuranimu cerah, karean berfikir itu tidak
melanggar Undang Undang,. Sebgai "Pribadi muride GURU" adalah PRIBADI gurune murid- Uniknya di naskah teka teki yang ditingalkan beliau dibalik dibaca dari belakang.........................."Murid gurune pribadi, guru muride pribadi" Para orang pintar jadi geger.... sampai menjacari pewgangan jauh ke Al Haladz, ke
Bagawat Gita. Padahal bila dibaca terbalik dari kiri kekanan menjadi Pribadi muride GURU, Pribadi gurune murid". Yag dimaksud dijuluki Pibadi adalah Rasulullah Muhammad saw,sedangakan GURU adalah adalah ALLAH, dan guru (dengan hufur kecil) di anak kalimat adalah Rasulullah segabai guru-nya khalifaurrasyiddin, yang tercatat debagai Alhadist.Ada kitab lain "ihiya ul;umuddin" himpunan Algazali, tidak menekankan kepada perlajaran Ilmu yang menyangkut Sunnatullah Alam raya - yang menjdikan Islam sebagai mercu suarilmupewgetahuan padasekitar abad pertama tahun hijriyah,karena ulalam islam,tidakdibatasi oleh tahayul,bid'ah dan khurafat, sensor Penguasa yang Feosdlaistik Otokrat,
Bagawat Gita. Padahal bila dibaca terbalik dari kiri kekanan menjadi Pribadi muride GURU, Pribadi gurune murid". Yag dimaksud dijuluki Pibadi adalah Rasulullah Muhammad saw,sedangakan GURU adalah adalah ALLAH, dan guru (dengan hufur kecil) di anak kalimat adalah Rasulullah segabai guru-nya khalifaurrasyiddin, yang tercatat debagai Alhadist.Ada kitab lain "ihiya ul;umuddin" himpunan Algazali, tidak menekankan kepada perlajaran Ilmu yang menyangkut Sunnatullah Alam raya - yang menjdikan Islam sebagai mercu suarilmupewgetahuan padasekitar abad pertama tahun hijriyah,karena ulalam islam,tidakdibatasi oleh tahayul,bid'ah dan khurafat, sensor Penguasa yang Feosdlaistik Otokrat,
Ingatlah
kalimat pesan RMP Sosrokartono.alm, Islam itu hatus difikir *)