PARTAI PARTAI OPOSISI DAN KABINET
PRESIDENSIAL
idesubagyo blogspot,com 4/7/2019
selama berbulan bulan masa kampanye Pemilu
setentak 2019, rakyat Indonesia disuguhi oleh lelucon yang tidak
lucu...........Disatu fihak kelompok sakyat
membumi, pejal, nampak lamban “the silent majority” yang sangat banyak, diam
dan sangat peka karena penderitaan yang bertahun tahun.......Dipihak lain dihadapi oleh golongan oportunis
dikelilingi golongan warga batu kerikil menggelinding licin, labil dan sangat berisik, bersemangat dan
militan secara impulsive akibat dari
mental yang lemah ( banyak yang ngompol dan nangis waktu muntahan cicitannya didepan umum, jadi urusan polisi, karena ucapan kebencian
yang termasuk kajahatan dalam UU
Kriminal), sebagai hasil dari
siraman retorika berapi api
dari “ peniup seruling” yang
memukau mereka sasaat......... berbaris sambil ramai mencicit cicit masuk laut
kerendahan budi pekerti masal. Situasi
yang sejenak mengangkat euphoria mabok dari kelompok partai pertai adil makmur yang menampangkan muka tembem, para brewok jenggot
topi bentuk sorban instan, actress layu, burkah rangkap tiga mendesak menyeru Allah. mohon kemenangan. Lupa bahwa mereka sudah diranah
politik praktis...................tanpa batas nyata dengan neraka jahanam............
Bagi yang bergulat dengan tanah garapan,
pengabdian pada tuan, pekerja korban urbanisasi, buruh kontrakan, buruh outsourcing-an, abdi rumah tangga yok
De, pansiunan PNS, sungguh sangat tidak lucu.
Ahirnya.......Partai
Partai koalisi 02 sesudah bubar, sangat ngidam pembagian jatah menteri........
ingin bergabung dengan pendukung 01 yang dipilih reakyat. Harapan jadi menteri
juga mewabah di partai pendukung 01 ...... nampak waktu di shooting TV para elite partainya jalan berendeng dengan
gagah dan cengengesan menuju istana,.... lupa baris macam itu juga pernah
dipertontonkan di you tube pada saat mendukung jaring centrang yang sudah
diputuskan dilarang oleh Menteri Perikanan kabinet pak Jokowi, Bu “Moana” Susi Sasusilowati.
Lha perilaku kekanak kanakan bodoh macam
itu, kok nampak.......ngidam jadi Meneri kabinet kerja yang sudah tanpa beban.......ndak
takut dikeroyok di DPR RI. Padahal kedepan hanya melulu kerja berat untuk
memikul tanggung jawan meyelesaikan pekerjaan Presiden Presiden
terdahulu.......malah ninggalin BLBI yang dimangkrakkan..... Sedang .di permukaan Bumi,. bebas aktip karena bebas secara ekonomi,
export beras dan hasil laut......
sebagai gantinya yang sudah ditelan konglomerat hitam kroni Jendral Suharto
yang pada era reformasi masih berkibar kibar gentayangan sampai jadi katua DPR
yang terhormat, jadi Gupernur, jadi Bupati yang ngganteng dan cantik kayak
pilihan miss indonesia.....mereka ya pilihanmu wahai rakyat. Mereka memukau
rakyat bingung di Propinsi dan Kabupaten malah pada mendirikan dinasti anak
istrinya...jadi pengganti. Terjadi di Semua Partai, kayak Tatanugraha, Zumi
Zola. Bupati Klaten. Bupati Sangir, bupati Kediri yang diteruskan istri
mudanya, Bupati Temanggung, Bupati Bangkalan, Walikota Madiun, Bupati Sabu
Bupati Ngada, bupati Sulawesi Tengah Buol, yang spektakuler jual HGU 75 ribu ha. kepada konglomerat
Kuntianak hitam- Zhartati Murkaya Pool, Disusul Bupati Bakasi, bupati Kalimantan
Tengah Kutai Kertanegara secantik kanjeng ratu Kidul, dan sebebal “kerbau”(
nanti di fakta pengadilan kan ngakunya duit buat Partainya – dan pasti
di-ingkari), ndak kalah spektakulernya dengan bupati Buol Sulawesi, jual HGU kelapa sawit dengan suap 350
miliar rupiah...... Mereka ngerti vonis
hukumannnya hanya maximun 5 tahun !!!!, barisan pembelanya bisa mengatur suite room di hotel prodeo drngan konci dikantong dan jalan
jalan bebas hambatan dengan pengawalan patuh pada peri keuangan.
Padahal yang
sebenarnya, posisi politis itu seimbang dengan tanggung jawabnya kayak Bu Risma
Walikota Surabaya sampai jatuh sakit kebanyakan
kerja dan marah...... lah kok malah berlomba dengan KPK jadi sasaran OTT .......
Eksekutip : Presiden, Wakil Presiden, (koma) bekas Direktur bank, bekas menteri
ESDM, Gupernur Bupati, anggauta
Legisatip Pusat dan Daerah, Jaksa dan Hakim, harusnya mencontoh separonya saja dari
Ibu Rismaharini, mencontoh ibu Susi “Moana” Susilowati Ibu Sri Mulyani.........
lha kok malah Si Elite darah biru pendiri organsasi keagamaan itu menguasai Partai
( yang lain jsdi Bupati menguasai sumur gas alam puluhan tahun di Kabupatennya,
yang lain Ibu Bupati, bapak Bupati yang
kabupatennya dilewati jalan raya ratusan
kilometer sepenjang pantai utara, dari Golkar orde baru menguasai 16 pomp bensin sepanjang jalan itu dan
menjual solar dalam drum ke nelayan asing), tapi si darah biru menghalangi Ibu Khofifah nyalon Gupernur, rindu
pada kekuasaan zaman orde baru......... apa ndak tahu rakyat sudah bangun ?
AWAS TAHUN 2019
TAHUN GAWAT....... YANG MENGANDALKAN KEKUATAN UANG, KHARISMA DINASTI, JABATAN
DAN KECANTIKAN DAN KAGAGAHAN AKAN LUMER MENCAIR.....”SURODIRO JAYANINGRAT,,,,,
LEBUR DENING PANGASTUTI” *)
0 comments:
Posting Komentar