ORANG ASING DI NEGARA TIRAI BESI SELAMA HAMPIR LIMA TAHUN. Tulisan ke 2
Negara dibalik Tirai Besi, julukan kepada Negara Rusia yang dimiliki oleh dinasti Tsar Rusia selama berabad abad, rakyatnya yang masih petani penggarap setengah budak dari pemilik tanah merebut kekuasaan dipimpin oleh Paratai Komunis yang diketuai oleh Wladimir Ilytch Lenin, setelah revolusi social Oktober 1917, menjadi Negara USSR ( Union Sovyet Sociailist Republics), bubar tahun 1993
Kekaisaran Rusia memiliki wilayah mulai dari perbatasan dengan Polandia dan Checko – Slovakia Rumania hingga pegunungan Ural batas anak benua Europa di timur. Lebih ketimur lagi ke belantara terdingin di Dunia ribuan kilometer taiga sampai perbartasan China, Mongolia dan laut Bering, bagian paling utara benua Asia. Luas Kekaisaran Rusia dalam sejarah membesar dan mengecilnya wilayah Kekaisaran Rusia tergantung pada suku suku bangsa yang mendiami bagian Asia yaitu bagian timur dari wilayah ini. Dalam sejarah kapan suku suku ini kuat mendesak kebarat misalnya Jenghis Khan dari suku Tartar, menyerbu menaklukkan kerajaan kerajaan di barat. Dari steppa padang rumput dimana mereka terbiasa memelihara ternaknya sampai ke Bagdad dan nyaris menjarah Wienna ibu kota Austria. Kapan mereka lemah mereka menetap saja di steppanya.
Akan tetapi, bagian barat dimana tanah hitam (chernozom) yang subur terletak, silih berganti ditaklukkan oleh suku suku dari barat, suku yang mendiami Polandia dan Teuton, tanah hitam yang sangat subur ini tanpa mempunyai perbatasan alami, sekarang menjadi bagian dari Republik Ukraina. Secara tradisional didiami oleh kaum Kazakh sebagai petani prajurit kavaleri yang sangat handal dengan kuda kudanya. Mereka semua di Ukraina. maupun yang di Belorusia di Rusia sendiri termasuk bangsa Slavia, dengan nuansa kebudayaannya sendiri. Jaman Tsar Rusia suku Kazakh ini menjadi prajurit kavaleri tulang punggung andalan Kekaisaran Rusia, mereka dimasa damai bercocok tanam di tanah hitam yang subur ini : Za Matusyka Russia, za Batusyka Tsarya. Kepala Kepala sukunya bertitel Attaman, Berjuang demi ibu Russia demi bapak Tsar.
Tsar Peter I atau Peter the Great , mengadakan modernisasi Rusia dengan memajukan pelayaran samudra ( konon beliau belajar membuat kapal layar di negeri Belanda), memindah ibu kota Rusia ke Saint Petersburg, dekat ke semenanjung Skandinavia, ditepi sungai Narva yang menuju kelaut utara yang masih dipengaruhi oleh lidah yang paling ujung dari Gulfstream. Agama resmi Kekaisaran Rusia adalah Katolik Ortodox, dipilih alami, ini karena tulisan Cyrilic sangat mirip dengan huruf Yunani, dengan Kitab Injil ditulis dengan abjad huruf yang sama, kaum Pendetanya boleh kawin dan membina keluarga. Gereja Orthodox termasuk pemilik tanah dan hutan yang sangat luas, sebagaimana para bangsawan Rusia.
Perang Dunia I, Kaisar Jeman Prusia, Wilhelm II, sebagai bangsa dagang, memerangi Perancis dan Inggris untuk tidak disudutkan kekanan dan kekiri, diperhitungkan dalam menguras kemakmuran jajahan mereka nun di Asia dan Afrika. Kekaisaran Rusia kena imbasnya karena tanah hitamnya juga terancam untuk dijadikan modal perang dari Kekaisaran Jerman Prusia, sehingga harus mati matian mempertahankannya demi kelestarian gudang makanan kekaisaran Rusia, dimana wilayah ini harus dipertahankan hanya dengan menyerang aggressor sampai ke sumber kekuatannya, seluruh lembah sungai Rhein dan lembah sungai Donau.
Begitulah pada tahun 1917 Kekaisaran Jerman Prusia runtuh, kekaisaran Rusia kehabisan nafas, dan terjadi Revolusi sosial pada bulan Oktober 1917, wangsa Romanov dihabiskan semua dan
Pemilikan tanah oleh para Bangsawan dan Gereja dihapuskan, dimiliki oleh Negara dan Petani Kolektip.
kekaisaran Rusia jadi Republik Sosialis Rusia bersama sama dengan Pepublik Republik lain termasuk Republik Sosialis Ukraina, Rapublik Sosialis Uzbekistan Republik Sosialis Kazakhstan, Republik Sosialis Gruzia, Republik, bergabung juga Negara Negara kecil kecil yang secara tradisional bukan ternasuk suku Slavia, Negara Negera Baltik dicaplok dari hasil kesepakatan Hitller dan Stalin : Republik Sosialis Latvia, Republik Sosialis Lithuania dan Republik Sosialis Estonia masih banyak lagi dari ex kekaisaran Rusia menjadi Republik Sosialis, mereka bergabung jadi Soyus Sovyet Sosialis Republik (SSSR), bubar tahun 1991.
Jadi keberadaan saya sebagai orang asing dari 1959 hingga 1965 di Negara Uni Sovet, Negara belakang Tirai Besi, Negara Sosialis adalah unique, sebab tidak bakal ada lagi orang yang bisa tinggal di Negara Sosialis selama itu pada tahun tahun yang akan datang, karena Negara Negara itu sudah bubar, juga karena gereja orthodox banyak yang ditutup, meskipun mereka sudah direhabilitasi, artinya gereja orthodox sudah beroperasi tapi ekonomi moderen sudah tidak bisa hanya didasarkan dengan kepemilikan tanah yang sangat luas seperti gereja orthodox zaman Tsar Rusia memerlukan reinvestasi yang sangat besar tidak mungkin diadakan dengan segera oleh siapapun, dan jazad seluruh keluraga Romanov termasuk princess Anastasia Romanova yang controversial sudah di exhume dan dimakamkan seperti semestinya. Kayaknya feodalisme kok kini sudah tidak dimaui oleh mayoritas bangsa bangsa di dunia ini apapun alasannya, kecuali untuk dekorasi sebagai musium hidup seperti di Inggris dan beberapa Negara Europa. Kayaknya tidak seorangpun yang mau bekerja mengolah tanah bila tidak dibantu oleh Negara, baik asuransi jaminan gagal panen maupun kredit yang mengandung subsidi uang rayat, baik di Negara paling kapitalis maupun Negara sosialis yang membalik baju menjadi kapitalis seperti di Rusia sekarang. Ini karena hukum pokok upaya pertanian sangat bertentangan dengan hukum pokok industry kapitalis. Meskipun di Indonesia, para kapitalis baru yang dicetak oleh Orde Barunya sang Jendral Suharto, telah menguasai lahan tebu ratusan ribu hectare disebagian besar Lampung untuk industry gula pasti bakal minta minta pemerintahan sipapun untuk berbagai keringanan dan subsidi dari dari uang siapa lagi bila bukan uang rakyat ?
Sovyet Union, merupakan structure Pemerintahan yang kuat, buktinya memenangkan Perang Dunia Ke II perang total yang dahsyat melawan Naziisme, bersama sama dengan sekutunya Amerika Serikat, Inggris, patizan dari Polandia, patizan dari Yugoslavia, gerilyawan Chekoslowakia dan kaum Maquis sebutan dari gerilyawan Perancis, Pemerintahan dalam pengungsian dari Perancis dan Belanda. Naziisme dianut oleh blok As terdiri dari Jerman Raya, Italia dan Nippon yang terang terangan berideologi Naziisme yang memeastikan merekalah Tuan didunia ini. Tujuan pokoknya adalah merampas kekayaan alam dari negeri lain dan memperbudak bangsa lain untuk kajayaan bangsanya sendiri, mereka anggap diri mereka adalah das herrenfolk. Bedanya dengan fihak Sekutu, fihak As yang Nazi ini telah mempersiapkan agresi ini bertahun tahun sebelum perang.
Jerman mempersiapka ratusan Divisi tank dan kendaraan lapis baja untuk mengatasi luasnya steppa, pesawat tempur Messerschmidt dan Fokke Wolf, dalam jumlah besar, juga berfungsi sebagai pesawat pembom tukik yang dahsyat. Juga memproduksi secara massal kapal selam samudra dan kapal penempur sangat modern tapi bertonase kecil ( pocket battle ships ) untuk memutus supply bahan strategis dari benua Amerika ke Inggris kemudian sebagian ke Murmanks Rusia .
Jepang mempersiapkan armada laut menjadikan angkatan lautnya yang paling kuat di dunia, dengan lebih dari 19 kapal induk penuh pasawat tempur Mitsubishi Zero, yang spectakuler bisa digunakan sebagai pesawat torpedo, pembom presisi Bettty beserta pembom tukik dan pembom keseluruhannya merupakan armada terkuat di Dunia, dengan beraninya menghancurkan pangkalan armada Pasific Amerika di Pearl Harbour tanpa pernyataan perang sebelumnya. Untungnya Amerika Serikat sudah diperingatkan oleh spion Rusia bangsa Jerman Dr. Sorge. Sehingga pada hari H empat kapal induk dengan ratusan pesawatnya selamat, lagi keluar pelabuhan Pearl Harbour. Seterusnya Nippon menduduki seluruh kepulauan di Pasific, Phillipine dan Asia Tenggara dalam waktu yang sangat singkat, menuju ke Australia.
Italia, melebarkan sayap ke Afrika, menaklukkan Ethiopia dan Sudan untuk memperkuat logistic blog As. Membangun skadron pesawat tempur yang tidak bisa dremehkan walau oleh Inggris sebagai lawan Jerman dalam teknologi.
Manjelang Perang Dunia II, kekuatan Nazi Blok As berlipat dari kekuatan Sekutu minus Perancis yang kekuatan angkatan perangnya dihancurkan sendiri dari dalam. Maginot linie yang dibangga banggakan jendral jendral tua ternyata hanya onggokan banguna beton belaka, Kaum Nazi Jerman dengan pasukan panzernya mengitarinya lewat Belgia dan Negeri Belanda hanya setengah hari.
Tapi Uni Sovyet meskipun di tahap pertama Operasi Barbarosa oleh pasukan Nazi Hitler ratusan divisi lapis baja, tentara Merah mundur sampai hampir dua ribu kilometer dengan terhuyung huyung, berkat kekacauan yang diciptakan dinas rahasia Nazi. Akibat dari fitnah yang diselundupkan oleh intelligence Nazi kedalam Pemerintahan Stalin yang otoriter, mengisyaratkan bahwa perwira perwira tinggi Tentara merah telah berkhianat, kemudian dibasmi oleh Stalin tanpa ampun, sampai ratusan Jendral yang telah merencanakan pertahanan serbuan dari Barat/Nazi dihukum tembak mati. Akibatnya serbuan oparasi Barbarosa tidak bisa ditangkal dengan efektip, karena blue print pertahanan dan garis mundurnya sudah kacau balau.
Hanya karena tekad membaja rakyat biasa Rusia, musim dingin yang dahyat selama perang, musim semi yang sangat berlumpur dimana nana, maka operasi Barbarosa bisa dihentikan pada tahun kedua dan menyerang balik musim dingin tahun ketiga.
Saya menjadi orang asing di Negara Sosialis yang pertama didirikan di Dunia dengan segala rintangan dan kekurangannya, sampai pada puncak kejajayaannya. Kami belajar bahasanya, perkembangan ilmu pendidikan genereasi mudanya dan kebudayaan masyarakat sosialis yang pertama di dunia. Kehidupan rakyat biasa di Negara balik Tirai Besi itu yang jarang mendapat ulasan para pengamat dari Negara bebas, kecuali melecehkan, yang merupakan propaganda politik. Ya memang sebenarnya Negara Sosialis pertama di dunia ini sangat tidak memunyai waktu buat kenyamanan rakyatnya kecuali bekerja dan bekerja untuk menangkal perlombaan senjata perang dingin yang sangar mahal,apalagi perang bintang. Maka keadaan yang sebenarnya kala itu perlu saya ceritakan sekarang.
Negara Negara sosialis yang bergabung dalan USSR ini berdiri atas kekuatan kemauan Partai Komunis di bekas Kekaisaran Rusia, yang jajahannya membentang mulai dari Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan, Turkmenia, Gruzia, Armenia, Belorusia, Ukraina dan Rusia sendiri dsb. Yang tingkat ekonominya tidak sangat beragam. Pada umumnya masih dalam taraf Feodalisme, dimana ekonomi sangat tergantung dari hak atas tanah pertanian, atau padang penggembalaan ternak.
Sebagaimana diketahui manusia sebagai bagian dari makhluk alam, mempunyai kecenderungan yang seimbang daintara dua sifat yang tak terpisahkan yaitu sifat individualist karena dalam banyak hal dia harus menghadapi hukum alam sendiri sediri, sakit, mati, lapar dahaga. Sedangkan dilain sisi telah terpateri dalam jiwanya manusia memang tidak bisa bertahan hidup sendirian (seperti makhluk solitaire layaknya beberapa binatang pemangsa), artinya alam dihadapi dengan bersama sama dengan sesama speciesnya karena terlahir sangat lemah dalam waktu juvenile yang relatip lama. Jadi manusia ya makhluk individu ya makhluk sosial. Kalok di Kekaisaan Rusia dan sistim feudal seperti ini, ya dengan mudah Partai Komunis Rusia didukung oleh sebagian besar rakyat tani merampas tanah hak kaum feudal dan hak Gereja Orthodox untuk digunakan menjamin makan mereka, karena menjelang habis musim dingin hingga musim semi, kebiasaan kelaparan di setiap desa adalah peristiwa chronis berabad abad, menjadikan ketergantungan permanen dari para mujik/petani budak, kepada pertolongan bangsawan dan Gereja, yang mempunyai kekuatan untuk membangun gudang gudang makanan biji bijian yang memadai.
Jajahannya masih dalam taraf feudal, ya feudal di situasi gurun dan steppa ini yang sangat ketat menjaga hak hak prioritas dari kelasnya, membuat kelas dibawahnya sangat tertindas, karena memang keadaan alam harus menyelengarakan self preservation yang ketat. Bila Revolusi Oktober 1917 menghasilkan kecenderungan mengarah ke pengaturan kepentingan masyarakat ya wajar. Idea sosialis laku kala itu. Saya berada di negeri yang diatur dengan kecenderungan mementingkan kepentingan masyarakat secara umum dengan fakta dan prakondisi zaman sebelumnya, dimana kecenderungan individualistic telah terdukung oleh budaya berabad abad, termasuk didukung kuat oleh Agama Katolik Ortodox
Kepemilikan tanah: Yang saya temuka ditahun 1969-1965 semu hak tanah dan peruntukannya di hunian kota adalah milik Negara, segala Istana dan halamannya bangunan dan tanah orang kaya jadi milik Negara. Itu kami ngerti sejak semula, tanah adalah alat produksi utama zaman feudal, jadi ya dimanfaatkan unutk kepentingan masyarakat.
Ternyata persolalan tanah saja di Negara sosialis bekas Negara feudal jadi milik masyarakat alias Negara, semua tenaga kerja jadi Pegawai, detailnya cukup rumit. Bukan saja sistim administrasinya yang rentan terhadap permainan gratifikasi, tapi pemilikan dimana dan seluas berapa bisa dimiliki perorangan ?. bagaimana registrasi pewarisnya, bisa diwariskan apa tidak, ini terus terang saya tidak sempat meneliti langsung detengah tengah masyarakat sana. Adapun alasannya kami terlalu sibuk belajar pelajaran, belajar yang berhungan dengan cabang ilmu yang berkaitan dengan kami masing masing, sedangkan belajar dari kehidupan masyarakat sana sampai kehabisan waktu, toh ndak ada ujiannya, ya jadi prioritas kesekian, memang kami hidup seolah olah dimenara gading dinegeri orang, gratis.
Bung Karno founding Father dari Republik ini yang sangat gandrung pada Trisakti, juga mencanangkan sosialisme Indonesia kala itu, kami percaya, bahwa itu jalan terbaik untuk mengerahkan tenaga seluruh bangsa membangun Negara demi kepentingan seluruh rakyat yang sudah dituangkan oleh UUD 1945 titik. Kepala kami dipenuhi dengan idealisme mendapat kehormatan membangun Negara dengan sepenuh jiwa, keahlian yang kami peroleh dan tenaga kami. Malah terpikir bahwa kami akan membina keluarga dalam suasana “frontier”, garis depan pembangunan diseluruh Nusantara gitu. Bahwa karya kami akan dinikmati oleh bangsa kami, yang sudah berhasil mengusir penjajahan begitu lama.
Administrasi keberangkatan kami saja yang mensyaratkan bahwa pemberian dana Negara USSR kepada kami secara perorangan telah diambil oper oleh Negara cq Departemen PTIP ( Perguruaan Tinggi dan Ilmu Pengatahuan) saat pemberangkatan kami, kami menanda tangani ikatan dinas selama dua belas tahun dan hal ini tidak dikoodinasikan kepada Depatemen yang lain misalnya Departemen Luar Negeri, selama di Moskwa hanya satu tahun terkhir saja keberadaan kami di Moskwa diperhitungkan oleh Kedutaan Republik Indonesia, dengan Dutanya Pak Adam Malik, baru tahun ketiga kami belajar disana Duta Besarnya ganti Pak Manai Sofiaan. Beliaulah yang menganjurkan kami untuk mengikuti kuliah semua mata pelajaran termasuk Dialektika Materialisme dan dan Dilektika Sejarah perkembangan manusia. Memang beliau dari Partai Murba yang tidak asing dengan teori ini. Cuma Indonesia punya kepentingan geopolitik sendiri yang harus tetap punya kepribadian sendiri. Bung Karno juga penah berkata bahwa pisau operasi yang paling tajam buat menganalisa semua kejadian di alam ini akan sangat tepat bila kita menggunakan pisau dialektika materailisme dan dialektika sejarah. Metoda analisa ini yang berdasarkan sifat alam yang sudah ditemukan oleh kebudayaan kebudayaan kuno jang teruji kesahihannya seperti mendua yang tak terpisahkan- rwa binedha, sebab dak akibat – karmapala, yang abadi adalah perubahan itu sendiri – panterei , kwantita yang selalu berubah jadi kwalita baru, kebetulan dan keharusan dsb, sebetulnya tidak ada yang baru. Sedang dialektika sejarah mencirikan perubahan masyarakat manusia mulai jaman Phytecanthropus sebagai pengumpul makanan dari buah buahan biji bijian dan binatang kecil - masyarakat Petembayan/Gotong royong, masyarakat Perbudakan, masyarakat feudal, dan masyarakat kapitalistik yang terus berkembang menjadi masyarakat sosialis. Yang terahir ini adalah keyakinan yang sangat merisaukan kaum Kapitalis yang dipelopori oleh Amerika Serikat, karena msyarakat sosialis yang di prediksikan tidak akan ada, begitulah ideology Kapitalis manafikan. Manusia bebas dalam indivdualismenya hanya bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Juga tidak ada yang baru. Hanya urut urutan ini disebabkan oleh bagaimana cara memperoleh rezeki itu yang jadi lain. Bisa satu puak menaklukkan puak lain dan yang kalah dimakan, itu zaman batu, bila yang kalah disuruh kerja menjadi budak itu zaman perbudakan berikutnya. Perkerjaan bertani perlu inisiatip petani dan pemeliharaan tanaman dengan cermat dan tepat waktu, sudah tidak bisa hanya dikerjakan asal asalan Bahkan dengan pengawasan yang ketat, lebih produktip bila petani ini bebas, tapi membayar pajak perlindungan dari permpasan si Kuat, ini zaman feudal. Petani dalam waktu senggang membuat sepatu atas pesanan, ini zaman feudal, tapi akhirnya dia mngkhusukan diri membuat sepatu dan dijual di pasar, dia tidak memerlukan tanah untuk ditanami, jadi bebas kemana dia akan jual dan berapa banyak terserah pasar, dia bisa jadi kaya dan minta kedudukan setingkat dengan para feudal ini jadi bibit demokrasi. Bila tukang- pedagang makin kaya, mereka membuat uang sendiri atau Raja membuat uang yang sering dipalsu susut nilainya, merugikan pedagang. Akhirnya ada perubahan dari Raja jadi Presiden Republik, kayak Revolusi Perancis. Di Rusia petani setengah budak karana harga tanah termasuk petani penggarapnya. ( sastrawan Chekhov telah menggambarkan ini dengan baik) . Secara chronic petani ini kelaparan karena bagian panennya sedikit, kaum feudal dapat hasil dari pengumpulan panen yang diperdagangkan, maka terjadi revolusi social, perampasan tanah untuk petani, djadikan petanian kolektip tanah jadi milik mashyarakat, sesederhana itu.
Dimana produktivitasnya rendah kerena tidak didorong oleh kepentingan pribadi, anggauta Kolektip ini cenderung berleha leha, ada yang tidak. Makanya perlu diktator proletariat, ya sama saja otoritariannya.
Masyarakat Sosialis ini dianggap keharusan menurut hukum dilektika sejarah yang sangat ditentang oleh Amerika Serikat dan kaum Kapitalis seluruh dunia. Kuliah mengenai dialekitka ini belangsug dua tatap muka digabungkan dengan mata kuliah Politik Ekonomi tanpa kesan, karena teman kami yang dari Gana bilang Petani kopi mereka tidak suka bergabung dalam kooperasi karena dipimpin oleh orang dari kalangan Pemeritahan yang korup, nereka lebih suka bekerja sendiri sendiri, sedang sosialisme a’la Indonesia kami belum tahu wujudnya.
Kamipun tidak merasa apa apa, study kami lancar lancar saja. Maklum dibawah Pemerintahan Sukarno, seluruh Depatertemen masih bercokol banyak kader kader partai PSI dan Partai Murba yang diam diam sangat tidak senang pada kedekatan rezim Sukarno ini ke kubu negara Sosialis. Sebenarnya mereka mengincar kesempatan belajar di perguruan tinggi gratis ini, inginnya dipergunakan untuk umpan menghimpun kader kroni mereka sendiri dari pelosok tanah air. Mumpung sosialisme Rusia masih belum melepas pemakmuran konsumtip individual dengan barang barang pakai yang berlimpah seperti di Dunia Barat, masih terpusat pada industry berat dan industry perang. Perdana Menteri Khrusyov kesengsem pada tamanan jagung di Amerika, baru mencoba menanam jagung kayak di Amerika yang produksi daging mentega dan susu melimpah karena tanam jagung. Di Uni Suvyet ( karena ABS-asal bapak sengang- semua Sovkhos – Perusahaan Pertanian Negara - memaksakan diri menanam jagung, akibatnya terang daerah di utara gagal total penen biji bijian dapatnya hanya silage batang jagung, karena musim gugur datang.
Jadi mudah untuk mendisktreditkan sistim sosialis ( perencanaan ekonomi terpusat ) dibandingkan dengan sistim kapitalis yan barang pakai disana melimpah.
Iya, di Rusia atau seputar Moskwa sendiri, kehidupan ternyata tidak begitu sederhana, teman teman kami pemuda pemudi Rusia berburu mencari pasangan, berebut untuk bekerja di kota kota besar atu mendekati kehidupan kota besar, berusaha keras untuk mendapat apartment (kwartier dalam bahasa mereka) bahkan hal ini juga termasuk jadi berita guyonan dari majalah Krokodile majalah satire dan dan kritik masyarakat, yang tentu saja dibawah pengawasan Partai Komunis. Saya sendiri tidak begitu tertarik pada kehidupan nyata pemuda pemudi sana, mereka mendambakan kesenangan la iya lah. Kami digadang gadang untuk membangun Negara oleh Bung Karno, dia bilang apa ? Untuk membangun keluarga cukup dengan bantal dan tikar selembar demi pembangunan Bangsa ini, rak gampang to, emang kami mengerti kami hidup di sabuk tropis yang indah, yang pasti kami sudah dijamin berpendidikan dari Rusia ini. Jadi bagi saya mendapatkan ilmu sebanyak banyaknyalah yang menjadi tujuan utama seluruh waktu saya berada di Negara dibalik tirai besi ini. Teman saya, lulusan IPB ( Instiute Pertanian Bogor) tahun 1963 Ir Willy Tampubolon telah membuka Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin dengan istrinya Ibu Ir Munarni ( sekarang mestinya Profesor emiritus) yang terakhir dosen di Universitas Brawijaya, beliau berdua lulusan IPB Bogor. Mereka betul betul mengalami romantikanya mempunyai Negara yang baru dibangun. Terus terang watku itu studi saya belum selesai, saya kagum dan mendambakan romantika saudara saudara saya seperi Pak Ir. Willy Tampubolon almarhum.
Apalagi bangsa Rusia pada umumnya disekitar kami adalah nasionalis yang sangat fanatic, malah kesan kami pada umunya mereka seperti katak dibawah tempurung, kami tidak meladeni, maklum mereka sudah sangat kenyang di indoktrinasi bahwa kehidupan mereka setara bahkan lebih dari keadaan masyarakat “lawan” mereka di Negara Negara Kapitalis. Istilah goyonan kita > perwie ve mire”< (nomer satu di dunia). Memang benar waktu kita masih disana Gagarin adalah orang pertama terbang ke kosmos, mengitari bumi tanpa bobot. Tapi bahwa industry ringan di Europa dan Amerika sudah berkembang melewati persaingan yang ketat seperti industry mode di Perancis dan Italia memang tidak bisa dikesampingkan begitu saja oleh megeri yang baru saja sebagian besar dirampok habis habisan oleh Operasi Barbarosanya Hitler dan seteruskan dengan berkonsentrasi di persenjataan akibat perang dingin yang berkepanjangan.
Akibatnya sebagian rakyat yang padangannya cetek sudah enggan diajak prihatin lebih jauh lagi, mereka menggerutu dan para penggerutu ini dalam generasi muda lebih banyak saja. Atau prihatinnya memang melebihi dari daya tahan satu generasi yang tidak mengalami perang melawan Jerman Hitler. Mengerutunya misalnya memakai pantyhose dari nylon itu sangat sexy, merka juga kepingin, bahwa sejenis nylon atau dacron itu bisa jadi baju musim dingin yang ringan dan hangat mereka juga kepingin dan lagi lagi sexy sedang di seantero USSR tiak ada. Aku sangat tidak mengerti bagaimana pemuda pemudi Rusia seumurku tidak merasa memiliki bendung sungai besar besar di dunia. Bendung sungai Wolga, sungai Jeneisai yang menghasilkan listrik sangat murah, bagaimana bangsanya mempunyai peleburan baja di raksasa si Donbass dan di Ural, lampu listrik mereka masih dengan lampu pijar rata rata 100 watt 220 volt, dipasang dimana mana, bahwa saya tidak bisa membeli lampu pijar 25 watt karena memang tidak diproduksi, juga lampu TL 25 watt, karena semua 50 watt dan diatasnya, listrik sangat murah jaman itu karena dihasilkan oleh hydro listrik raksasa, dimana memungkinkan di sungai sungai besar. Rumah rumah yang dibangun semacam apartemen yang mempunyai pemanas sentral, dimana air panas disirkulasikan ke baterai baterai pemanas disemua ruangan, dikantor maupun disemua ruangan dan sekolahan baik dikota besar maupun tingkat kota kecamatan, mesti saja tetap dak memenuhi semua kebutuhan akan apartemen keluarga keluarga baru yang jumlahnya meningkat terlalu cepat. Sangat terasa pada musim dingin, dimana cuaca menghadiahi temperature hingga minus 38-40 derajad dbawah nol, kebanyakan satu keluarga dewasa dan anak anak berdesakan diruangan yang harus mempunyai baterai penghangat ruangan.
Transportasi umum sangat murah di Moskwa sosialis dan banyak jenis maupun jumlahnya ada trem listrik, ada bis troly, bis diesel, Metro ( kereta bawah tranah). Toh generasi baru masih mendambakan punya mobil atau sepeda motor pribadi, lha wong menaruhnya di musim dingin saja sangat sulit, sebab bila ditaruh diluar mesinnya bisa beku bukan saja radiator tapi juga pelumas dalam mesin dan luar mesin. Artinya petumbuhan alat transport tidak dimulai dengan mobil sejenis T-Ford seperti di Ameka, karena industrinya baru tahun 1930 bisa bekerja dibangun menurut rencana tersentralisasikan seluruh Negeri, kan lebih cepat membangun tram dan trolly bus, truck dan bis dari mobil perorangan ?
Saya tidak pernah berinisiatip untuk travelling di Rusia atas initiatip sendiri, lha kemana, kecuali ikut bersama sama rombongan teman se Universitas, konon umum perlu antri jatah tiket berbulan bulan untuk menunggu cuti bepergian dari Organisasinya, entah Serikat Buruh, entah serikat Pekerja, entah Kepala Project, pokoknya harus direncana sedemikian rupa sehingga seat untuk kereta api, pesawat dan bus dan kamar hotel cukup, saya mengerti bila di babaskan, migrasi keselatan pada musim panas yang menjadi dambaan semua orang dengan moda transportani massal akan selalu kurang, jauh dari kebutuhan, kayak dikita sekarang mengenai jatah haji maupun trasportasi mudik pada iedul fitri.
Orang mabuk banyak, hampir semua laki laki tua atau setengah baya, pengemis ada sembunyi sembunyi, jelas tukang parkir ndak ada, yang berseliweran banyak truck dan container, kendaraan sedan umum taxi dan polisi dari merek Wolga, mobil sedan jarang lewat.
Waktu saya diundang untuk belajar disana, USSR sudah berumur paling sedikit 37 tahun, melewati perang saudara dengan Kaum Huzar, kaum Mensyewik dan Perang Dinia ke II, paling sedikit lima tahun, 1939 – 1944. Sebanyak itu pengalamannya, masih saja detail mengenai kepemilikan alat produksi tanah masih amburadul, tentu saja bukan kepemilikan besar, justru kepemilikan kecil, sekecil 0,5 Ha kebun sayur dipingggir kota, didalamnya juga penggemukan babi yang diberi makan roti sisa jatah makan buruh pabrik, bukan sisa saja tapi batton penuh, tentu saja bergizi dan murah sekali. Bagaimana ndak bikin “pengusaha” ini kaya, bila dia sempat mengusahakan beberapa puluh petak secara clandestine ? Hla bila dijual harganya berapa, yang nengesyahkan penjualan itu siapa ? lantas pemilik semula mati apa diwariskan ? saya tidak menanyakan itu. Meskipun itu bisa kejadian di Indonesia bila sosialisme a’la Indonesia benar benar dilaksanakan oleh Pemerintahan Sukarno, saya kok juga nggak mikir kala itu, karena masyarakatnya sudah complex bukan kayak zaman Rusia Tsar th 1917. Tentu saja ndak bisa, kalau alat produksi sudah dimiliki Negara langsung terus beres, wong Indonesia menurut pendapat orang PKI adalah lautan Borjuasi, semua orang suka korupsi.
Waktu itu kami adalah pengikut fanatic Bung Karno, penuh idealism, belajar a’la Rusia, menganut tradisi keilmuan yang sama sama dengan tradisi tradisi bangsa Europa yang lain, katimbang dari Indonesia yang masih sangat singkat sejarahnya, mencangkok sistim pendidikan tinggi a’la Continental yang mulai ditinggalkan bahkan ditempat kelahirannya sendiri. Setidaknya tradisi saling menghoramati antar individu baik antara lecturer dan siswanya maupun antara lecturer dan peraturan University nya. Yang jelas perbandingan siswa dengan kolektive pengajar yang terdiri dari mulai asisten lecturer yang membimbing praktikum, Lecturer, Lecturer kepala Kafedra (Kepala Jurusan), Dekanat beberapa orang Proffesors dan Librarian sangat royal yaitu hampir 4 : 1 hingga 5 : 1 jadi tegasnya 5 mahasiswa dilayani oleh 1 dari colecktive pengajar. Disemester bawah makin berat ke tenaga kolektive pengajar, makin ke semester atas perbandingan pengajar dari bahasa makin sedikit dan dari disiplin ilmu Fakultas makin banyak. Ditingkat pelajaran Bahasa Rusia satu pengajar untuk khusus phonetika ( lafal dan tekanan kata) untuk 5-6 siswa, dan satu pengajar lagi buat gramatica untuk 5-6 siswa, disemester kedua pengayaan vocabulary untuk setiap jurusan Faculties, satu guru10 -12 siswa, masih dalam rangka pelajaran Bahasa Rusia tapi sudah tidak saban hari
Mulai pelajaran jam 9 00 semua mahasiwa masuk kelas setelah ketua kelas mengabsen kami, lecturer, atau dalam bahasa Rusia Prepodawacil/prepodawacilnitsya masuk kelas mengucapkan slamat pagi dan kami berdiri, lantas dipersilahkan duduk. Pertama kami dibagi stensil naskah isinya singkatan mengenai topic kuliah yang akan diberikan hari itu, dalam memberikan kuliah siswa boleh tanya didahului dengan isyarat mengangkat tangan kanan, langsung ditanggapi oleh lecturer atau diberi tahu bahwa hal itu akan dibicarakan nanti apa jam kuliah yang akan datang. Kami boleh mencatat bolah tidak, karena di stensilan singkatan kuliah hari itu sudah disebutkan sumbernya dari text book mana. Sepuluh menit sebelum kuliah berakhir, diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan apa saja, mengenai topics saat itu apa topic dari kuliah yang lalu, atau dari berita yang kami dapat dari koran, biasanya selalu dijawab seperti mestinya. Satu waktu kuliah 45 menit disusul istirahat 15 menit lantas kuliah jam kedua. Kuliah oleh lectures biasanya normative, menurut syllabi yang sudah dibagikan, disemester atas selalu disertai mengingatkan siswa keadaan waktu praktek lapangan tahun lalu, tapi apabila lecturernya professor yang rata rata sudah sepuh, selalu menceritakan pengalaman pribadinya selam meniti karirnya, yang sangat menarik. Profesor Botani kami menceritakan penelitiannya waktu masih muda, mengenai kandungan vitamin C dalam hypant bunga mawar yang ternyata sangat tinggi, membantu jaman perang, melengkapi gizi selama perang karena kekurangan sayur segar, kami berkometar bahwa kami pemakan segala dedaunan, malah kadang untuk pengganjal perut dari rasa lapar, direbus dan diperas dimakan dengan perutan kelapa plus cabe dan garam, yang dari Afrika tertawa terpingkal pingkal kerena itu juga kebiasaan mereka. Profesor kami mengenai zoology, menceritakan bagaimana dia menyelamatkan populasi sejenis ikan yang penting dalam industry dari kepunahan dengan pemijahan buatan, mrengambil steron dari otak babi, dipisahkan untuk diinjeksikan dalam badan ikan, merangsang pembentukan sperma dan telur ikan tersebut dan mempertemukan sperma dan telur dalam bejana mencampurnya dngan menggunakan bulu angsa. Sangat kalah mendalam dari Profesor kami terutama Ir Gembong dan dr. Suwasono menukil dari text book bahasa Jerman dan bahasa Belanda yang tebal tebal, sangat komplit ( dan berpotensi untuk diujikan semua) sayangnya tidak pernah menceritakan pengalaman pribadi dalam meniti karirnya wong beliau beliau waktu itu masih sangat muda dan saya yakin tidak pernah meneliti di lahan pertanian maupun hewan ternak milik petani.
Ujian semesteran: Satu hal yang menarik untuk diceritakan bahwa ujian semesteran kami sangat unik, mungkin tidak pernah ada di Negara lain, apalagi di Indonesia hingga sekarang.
Kafedra, menyediakan soal ujian yang ditulis dalam “bilyet” bervariasi sampai lima belas lembar, setiap lembar berisi pertanyaan ujian yang kurang lebih berbobot setara, terdiri dari tiga atau empat pertanyaan. Pertayaan ini menyangkut cabang ilmu isi kuliah bagian depan bagian tengah dang bagian akhir, pekerjaan praktikum di laboratorium maupun di lapangan.
Mahasiswa masuk dalam ruang ujian ( ya ruang kelas kami), disana sudah duduk menghadapi meja ujian ( kayak Hakim Pengadilan disini), team pengajar tiga empat lima orang terdiri dari Professor atau Kepala Kafedra kami, lecturer, dan Asisten Pembiming kerja laboratrium maupun kerja lapangan, bisa ditambah wakil dari Kedutaan Kedutaan bila mau hadir.
Si Teruji, mengamil salah satu bilyet yang diletakkan dimeja, masing masing bilyet dalam keadaan tengkurap, jadi kami mengambil secara acak. Kami tunjukkan kepada penguji nomer bilyet kami, kami mengambil tempat duduk dan mempersiapkan jawaban kami secara tertulis. Waktu mengerjakan tidak ditentukan, boleh ikut mendengarkan kawan kami yang terdahulu sedang menjawab dengan kertas ujian besertai biyetnya. Tentu saja tidak ada yang sempat mendengarkan bagaimana kawan kami sedang bercanda atau lagi “berenang” ( istilah kami mahasisiwa) dengan tertatih tatih dan mnggumam ,menjelaskan jawabannya dari salah satu soal yang tertera pada bilyetnya.
Sampai disini mulai menarik, tidak ada hal yang terluput ditanyakan dari seluruh perkuliahan, mulai dari bab dalam garis besar maupun detailnya, tidak ada pertanyaan yang keluar diri curiculum dan silabus dari perkuliahan, tidak ada pertanyaan tambahan bila semua pertanyaan dalam bilyet yang berhasil dijawab dengan baik, kecuali pertanyaan pembantu dari asisten lecturer yang merupakan pertanyaan jembatan keledai untuk mengingat ingat hal dalam pertanyaan bilyet, pertanyaan pengganti yang diberika oleh Profesornya untuk meyakinkan nilai yang diberikan oleh team.
Saya mempunyai kawan anak Afrika entah dari Negara mana, dia sering ngotot minta angka tertinggi 5 dari ujian itu, sedangkan dalam “berenang” dia lancar bicara tapi sering ngawur atau dlplomatis, diputuskan oleh team memperoleh angka 4, benar saja dia tidak menerima. Untungnya Profesor itu pernah ke Negerinya, diberi pertanyaan tambahan, ternyata jawabannya diplomatis, sehingga kami yang menunggu giliran menjawab kedepan team terpaksa ikut mendengar dan tertawa terbahak bahak, langsung diperingatkan oleh team. Tapi mahasiswa Afrika ini tetap mendapat angka 4.
Dalam belajar yaitu mempersiapkan ujian semester, saya memakai buku buku, tentu saja meminjam dari perpustakaan, karena catatan kuliah saya sering amburadul, hanya mencatat komentar pengalaman pribadi para lecturer atau professor, tap buku ini sangat banyak macamnya, misalnya tentang ilmu dasar Microbiology, ada buku yang digunakan pada sekolah perawat yang mudah dan sederhana bahasa serta topiknya, ada buku yang disediakan untuk hygiene hunian dan teknisi penyaringan air minum, ada General Microbiolody, ada text book of Microbiology buat Fakultas Pertanian dan Microbiology buat Fakultas Peternakan, buku buku itu saya baca semua berbarengan. Bukan saya terlalu pintar tapi buku untuk perawat mrngenai hygiene air minum lebih gampang dimengerti dan singkat. Dari sini saya baru bisa menghormati professor saya karena sebagai professor dalam ilmu Microbiology yang sangat luas dan dalam, dia bisa membatasi diri dalam menetapkan bobot pengetahuan seorang calon Agronomist atau Akhli Peternakan dalam bekerja nanti. Karena dia bicara terus terang bahwa dia memberikan angka lima tidak sembarangan bukan saja dari bobot jawaban bilyet saya tapi dari keluasan jawaban mengenai ilmu itu, setara dengan keluasan ilmu dasar Microbiology. Saya jawab angka empatpun dari dia sudah sangat memadai bagi saya. Saya kemukakan pada dasarnya saya datang ke Rusia mencari ilmu sebanyak banyaknya. Saya bisa mendjawab bertanyaan tambahan dia mengenai bacteri Escherichia coli dari bacaan saya, bukan dari perkuliahan.
Saya melihat sedikit sekali kaum professional dan kaum menengah yang menjadi anggauta Partai Komunis, karena saya bertanya pada mereka secara langsung. Kami mahasiswa asing dari Universitas Persahabatan Bangsa Bangsa dari banyak nasionalitas Asia Afrika biasa saling memotong rambut kita sendiri tanpa ongkos, sebab tukang cukur tergabung dalam coiffeur milik Negara dan si tukang mendapat gaji, antrinya panjang. Kami sangat jarang membuat pakaian di Atelier ( Penjahit), sebab menunggu terlalu lama, kami lebih senang membeli jadi, dengan kualitas yang buruk. Atau beli diluar negeri, nitip pada kawan yang baik, membayar dengan stipendium kami uang rubel Rusia. Kebanyakan dari kami mahasiswa Indonesia adalah undangan Pemerintah Uni Sovyet, ada yang atas nama perorangan seperti saya (jarang) ada yang dikirim lewat orgamisasi dan titipan tokoh di Indonesia, misalnya Amy Pryono alm. atau anggauta Lembaga Persahabatan Indonesia Rusia di Jakarta.
Diantara penduduk Moskwa sendiri saling tolong tentu saja dengan ongkos membuat sweater menggunting baju dan celana adalah lumrah tapi tidak resmi merupakan usaha.
Yang sudah tidak ada tukang swasta di masyarakat sosialis kota Moskwa adalah proffesi Plumber, Instalatur listrik, tukang renovasi rumah, sebab tergabung dalam perumahan Negara, tapi mengetik dan penjilidan skripsi ada.
Yang direnovasi apa? paling memasang kertas dinding, wong apartment itu rata rata hanya satu kamar, kamar mandi dan dapur bersama. Ada “Banya” tempat mandi sauna bersama sama a’la Ruisa beertebaran dimana mana dengan membayar murah. Saya punya kenalan seorang seniman Pematung, tinggal di Apartment Ibunya, dia ibu guru sudah janda, tinggal di apartement yang sejenis Mungkin sudah kumpul kebo di apartement lain, karena bila lapor dia sudah kawin lagi apartemennya dicabut.
Soal apartment di Moskwa sudah sangat complex antara kebutuhan dan supply sudah tidak memadai, meskipun distribusinya menurut aturan Negara, tapi celah, upaya mendapatkan dan kesempatan bisa di atur, saya sering membaca sindiran di majalah Krokodil. Begitu pula hasil pertanian apalagi sekitar Ibu kota Moskwa, lebih banyak sayur dan daging babi dhasilkan oleh peternak babi lepas/ clandestine perorangan lain dari yang dihasikan oleh Kolkhoz ( Petanian kolecktip). Bagaimana tidak, pertenak babi clandestine membeli roti yang harganya disubsidi banyak hanya untuk memberi makan babi babinya, kwalitas dagingnya lebih baik, dan lebih murah. Begitu pula sayur segar yang dihasilkan di lahan perorangan seperti kol, sawi,terong tomat dan buncis lebih segar dan cocok dimasak dari yang dihasilkan kolkhoz (Pertanian Kolektip). Kami sudah punya kantin Universitas yang ternyata masakannya jauh lebih enak dari Restoran kelas satu diseluruh kota Moskwa. Jadi kami jarang sekali belanja.
Terus terang, yang kita ketahui, pemilikan alat produksi dinegaran Sosialis seperti di USSR tidak boleh dimiiliki oleh perorangan atau badan yang menrupakan entitas yang dianggap sebagai peroangan. Saya masih muda jadi tidak terlalu peduli pada hak milik perorangan, penuh dengan idealisme, karena hidup dalam keluarga menengah, jadi sampai berapa jauh hak milik perorangan ini menghunjam dalam sanubari saya di masyarakat saya tidak sangat menyadari, alias saya tidak bangga pada materi. Bahkan hingga dewasa dan hidup di dunia dimana apapun boleh dimiliki oleh perorangan tak terbatas, tetap tidak terfikir menggunakan kesempaan yang ada, untuk menambah hak milik, harta saya, dengan terlalu “ngoyo” (bernafsu). Diam diam, mulai kecil orang tua kami selalu mengingatkan bahwa kami bukanlah keturunan bangsawan, bukan keturunan saudagar atau petani kaya, tapi punya garis ginealogi yang jelas ( sudah bukan jamannya menceritakan hal ini) dari para Wali penyebar agama Islam yang pertama di Pulau Jawa. Istilah dalam bahasa Jawa “Dudu trahing kusumo rembesing madu, nanging tedhaking wong hamara tapa, timbangan bobote pada lan Brahmana Rsi”
Kuliah saya secara resmi di Fakultas Pertanian Profil luas, tanpa jurusan. Pofessor kami memberi kesempatan seluas luasnya untuk membaca buku buku terbitan terbaru yang direkomdasi oleh dia.
Kami dianjurkan untuk mngunjungi Perpustakaan Kementerian Pertanian, disana dapat dibaca terbitan Hemera Zoa dari Bogor, buku dari Heine, mengnai nuttige planten in Indonesi, buku Kalshoven mengenai hama tanaman bisa dan minta diterjemahkanpun dalam bahasa Rusia difasilitasi.
Saya tertarik kepada sapi susu jenis kecil ( hampir sama dengan banteng) yang berasal dari steppa dan biasa digembalakan di steppa daerah selatan yang panas dan kering, dengan rerumputan dari daerah yang panas dan lebih kering dari di Indonesia. Namanya sapi “krasno-stepnoi Skot” selama musim dingin diberi makan silage rumput alfafa dan batang jagung tambah consentrate bungkil. Saya tertarik pada postur badannya yang kecil betina sampai berat hidup 200 -300 kg dan jantan sampai 800-900 Kg. relatip tahan terhadap suaca panas. Lain sekali dengan jenis Holstein Frisian yang biasa dipiara di daerah dingin untuk produksi susu di Indonesia, karena di tempatnya bisa menghsilkan susu 2500-3000 liter per tahun, dan sama dengan rata rata sapi India atau silangannya dengan sapi India, yang mempunyiai kelenjar keringat per cm2 (persegi) lebih banyak dari sapi daerah dingin.
Pekerjaan saya sama sekali hilang ditelan perubahan politik Pemerintah Indonesia tahun 1965. Rezim Sukarno yang pro sosialime di coup d’etat oleh rezim Jendral Suharto yang pro Amerika.*)
IHDUP DIBAYANGI ANCAMAN JADI TAHANAN TANPA BATAS WAKTU, HINGGA PE3MBUNUHAN, HARUS TIARAP DIBAWAH TYRANI KECURIGAAN MEMBUTA TULI, LEBIH DARI KAUM NAZI JERMAN MAUPUN NIPPON.
Begitu sampai di Jakarta kami melapor ke Departemen PTIP sambil menunggu proses penelitian ijazah saya tinggal dirumah paman saya ( ingat paman saya tempat saya ngekost ?) dia sudah jadi Pegawai tinggi Departemen Keuangan Direktorat Pajak. Disela sela waktu menunggu saya menggelandang menjaring ikan bersama nelayan di Eretan, membantu memelihara sapi perah di Warung Buncit, hingga meletus pembunuhan Jendral jendral Pahlawan Revolusi, oleh pasukan Cakrabirawa yang konon dikendalian oleh PKI. Mulailah perburuan terhadap pelaku G 30 S, yaitu para anggauta PKI dan simptisannya, pengikut Bung Karno dan PNI yang dipimpin oleh Mr Ali Sastroamijoyo dan Ir Surahman, Bung Karno ditawan, Letnan Jendral Suharto. Panglima mandala ini praktis menjadi Pengemudi Negara Republik Indonesia, sejak Presiden Sukarno ditahan dirumah salah satu istrinya dan menderita sakit.
Saya bekerja di kebon kopi dari tahun 1969 hingga tahun1971, kemudian menjadi Agronomistnya perusahaan Pensuply Pestisida Hoechst kemudian pindah jadi Agronomistnya perusahaan sejenis dari Shell – Kedua perusahaan ini mensupply insectisida untuk Programe Bimas tanaman pangan. Saya diwajibkan member after sales service kapada petani pengikut Bimas (Bimbingan Massal) di Jawa Tengah, Jawa Timur, bali, Sulawesi, NTB, toritis sampai wilayah transmigrasi di Papua Barat. untuk Bimas Kapas di Jawa Tengah Jawa Timur, Lombok, NTT dan Sulawasi Selatan dan Sulawesi tenggara, hingga umur 60 tahun saya berhenti jadi Agronomistnya perusahaan Shell yang sudah dijual haknya menjual productnya di Indonesia kepada stu perusahaan Amerika. Manager dari perusahhan Amerika ini adalah orang India yang sangat mencari cari kekurangan anak buahnya termasuk saya, akhirnya hanya untuk leluasa korupsi duit discout yang seharusnya diberikan kepada Agent dai setia wilayah penjual. Si India ini ketahuan menilep ratusan juta rupiah sekali raup. Dari setiap Multinasional Companies expatriate yang paling buruk kelakuannya rata rata dari India, sangat kotor permainannya untuk segera kaya dan pulang kenegerinya.*)
0 comments:
Posting Komentar