MANUSIA BERTRANSFORMASI MENJADI MAKHLUK PENJELAJAH ALAM SEMESTA DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI BERKAH ALLAH - BISMILLAHIRAKHMANIRRAKHIM
Alam Raya, yang tak terbatas dengan jarak kempuh garis lurus rambatan sinar saja bisa mencapai jutaan tahun cahaya merambat. Padahal cahaya merambat dengan kecdepatan kira kira 300 000 km/ detik. Lha umur manusia cuma puluhan atau maximum ratusan tahun saja.
Agama Budhha di Tibet, dengan ribuan rahib yang disebut disana Lama, telah ribuan tahun tinggal di vihara vihara terpencil dilereng Pegunungan Himalaya , hidup selibat, dan siang malan makan tsampa ( gandum yang disangrai untuk tahan disimpan sebagai makanan siap saji) di seduh dengan daun teh dicampur dengan lemak yak dan garam, untuk sebagian besar hidupnya. Beribu generasi telah mengembangkan berbagai cara tidak umum untuk dilakukan “out of body travelling” (bahasa Jawa ngrogo sukmo)- menjelajah alam dimensi lain, menjelajah alam akash ( bahasa Tibet), ilmu faal manusia, memetakan saluran merambatnya electron dan rangsangan syaraf pada tubuh manusia dan makhluk binatang derajad tinggi lainnya yang sekarang dinamakan “meridian” – sampai sekarang dikembangkan untuk acupuncture/pegobatan tusuk jarum, mengembangkan tenaga tenaga adhikodrati, dengan cara mecari bakat diantara anak anak laki Tibet sejak umur 5 tahun ( dari banyak buku karangan T. Lobsang Rampa seorang Lama yang mngarang banyak buku bahasa Inggris tentang kehidupan Lama). Sebagian besar merupakan chazanah pengalaman menusia, yang ini masih terjaga baik di Tibet. Karena ajaran Lamaisme bersumber dari ajaran Buddha yang sangat menuntut totalitas sosok manusia untuk mencapai derajad Lama..
Hidupnya kaum Lama ini merupakan upaya holistic menjalankan “syai’at” agamanya demi kemajuan manusia. Kaum Baudha aliran Tibet ini hanya mampu untuk mengembangkan upayanya pada sebagian kecil manusia lelaki yang berbakat dididik dengan keras selama hidupnya. Semua kaum Lama ini konon bisa menandai “aura”, semacam sinar yang mamancar dari makhluk hidup, yang sulit untuk kasat mata biasa melainkan “mata ketiga” ditengah kedua matanya. Aura ini meunjukkan pada mereka perkembangan bathin manusia. Yang tertinggi adalah warna aura keemasan warna esoteric menunjukkan kebersihan jiwa dan yang paling rendah adalah warna kemerahan menunjukkan pengaruh hawa nafsu duniawi .Kamampuan melihat aura menusia dapat digunakan menandai secara dini penyakit apa yang sedang diderita manusia, sangat berguna untuk diagnostic dini suatu penyakit. Sayangnya menurut pandangan Lama dari masyarakat Tibet ini umumnya aura kemerahan banyak dimiliki oleh kaum wanita mereka, makanya mereka memilih selibat. Kaum Budha yang tidak kuat imannya menjadi Lama jadi umat Budha biasa, kekeliruannya tidak dihukum oleh kaum Lama atau yang lain, kehidupan dikuasai oleh hukum karmapala..
Mungkin secara tesirat, dengan semangat yang sama, kaum Islam aliran Wahabi berusaha memurnikan syari’at Islam- harus sama sekali tepat menurut apa yang dilakukan orang Islam pada zaman khalifaur rasyiddin, 15 abad yang lalu, itu yang nampak, kaum Wahabi berusaha mengetrapkan ajaran Rasulullah setepat tepatnya, dengan ibadah sholat siang malam dalam keluarga mereka masing masing, bahkan dalam seluruh lingkungan masyarakanya juga harus mendukung secara total upaya ini, sarat dengan muatan kebudayaan Arab, Umpamanya selalu sholat berjama'ah di masjid masjid untuk kaum lelaki yang didahului dengan adzan yang sekarang diperkeras dengan loud speaker yang terdengar sampai jauh ,( saya ndak tahu keadaan di Ibu Kota Riyad pada saat adzan subuh apakah ribuan loudspealer dari ribuan masjid itu juga bersama sama menyerukan adzan - mungkin duta besar Amerika Serikat tidur dikamar kedap suara ?) perempuan harus tertutup seluruh auratnya kecuali telapak tangan disebut burkah, pada hari hari besar Islam rame reme berkeliling dengan bedug takbir dan takhmid, seperti orang Hindu di Bali mengarak ogoh ogoh, dan semua tata cara syariah ini bila tidak ditepati akan merupakan dosa kepada Allah, yang akan di hisab di Akhirat nanti. Tapi penyimpangan dari syari'at dihukum oleh Kadi, penympangan berat dihukum mati. Jadi kayaknya kok sangat menentang arus bahwa dunia akan dihuni berdesakan bersama dengan umat beragama lain. Aliran kaffah nurut ajaran Wahabiah ini sangat cocok dengan masyarakat luas yang monolitic, bukan yang pluralistic, bila mau hidup tanpa pertengkaraa antar umat beragama. .
Saya mengira maksud yang tersirat kaffah menurut aliran Wahabi, beliau mengajarkan ini agar benar benar menghantarkan pemupukan upaya mengusai teknologi dunia non materi-energi kita seperti yang beribu tahun diupayakan dipelajari oleh orang Tibet sampai mereka membentuk kelompok kecil yang hidup kaffah-Budha secara terpencil – kaum Lama,.Ketentuan hidup lama juga bangun stengah lima, meditasi dan yoga, makan pagi dengan satu satunya jenis makanan juga minuman tsampa, sambil bedoa bersama, meditasi lagi terus menjalankan tugas duniawi diakhiri dengan meditasi sampai tengah malam..
Siapa tahu sjaria’ah Islam yang sangat ketat cara Arab ini bisa mengantarkan ke penguasaan melihat fenomena “aura” , mendapatkan fenomena “ma’unah dari Allah, para waliullah mereka mendapatkan fenomena karomah dari Allah, sedangkan Muhammad Rasulullan adalah nabi penutup dari Allah, jadi tidak akan ada lagi fenomena mu’jizat dari Allah yang hanya diperuntukkan kepada para Nabi– sebagai wahana menuju pengembaraan di ruang kosmos menghadapi black hole dan lubang cacing atau worm hole yang bertebaran di alam raya, bisa sangat menyingkat waktu tempuh jalan antar bintang yang berjuta tahun cahaya, mengatasi keadaan di worm hole yang tidak ada kesesuaian dan hubungan dengan fisik manusia biasa ( pendapat Stephen Hawkings, sarjana Astrofisika Inggris, yang dikutip oleh siaran TV National Geography)- mungkin mirip dengan ‘cipta’ manusia – yang bisa sampai dimanapun dalam sekejap dan mendatangkan ma'unah Allah benda atau keadaan yang sangat dibutuhkan saat itu?*)
0 comments:
Posting Komentar