Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 26 September 2017

WAHAI SANG GAGAH PERKASA, SI LICIK BUKAN PADANAN ANDA


WAHAI ANDIKA YANG TERCIPTA MEMPUNYAI FISIK GAGAH PERKASA.

Allah menciptakan beberapa sosok yang berbadan tinggi besar perkasa dari satu kaum, seolah olah pertanda bahwa dialah bakal pemimpin kaum itu dari semula. Benar, itu perbawa dari zaman purba, waktu puak manusia masih harus melawan gajah mamut dan harimau bertaring pedang, sisa kebiasaan itu ada hingga sekarang.

Sampai sekarang, keperkasaan fisik bisa diganti dengan kepekaan idea, keperkasaan retorika, keperkasaan watak sang pengemban misi suatu era dari suatu kaum, dan umat manusia.

Tapi tetap saja, bagi manusia yang sederhana, lemah dalam penalaran dan logika, pertanda fisiklah yang sangat terkesan kuat dibawah sadarnya, sebagai mereka menilai ternak kerja, atau sang akhli retorika, yang menggunakan atribut dan lambang lambang kesucian dan kekuatan dari masyarakat kuno, sebagai pemain sandiwara, dengan mudah dia dianggap pembawa pesan dari sorga. Begitulah kenyataannya. Maka itu wahai mereka yang masih ditandai dari lahir, menjadi sosok sosok yang secara terlihat nyata perkasa, dan andika menyadari kelebihan itu, cocok dengan pilihan profesi andika, sadarlah untuk berhati hati. Jangan grusa grusu, bertindak keburu nafsu.  Dumeh mendapat applause dari orang pinggir jalan yang tidak kehilangan apa apa, bila anda bertereak gagah  menyertai salah langkah. Rucah.

Di dunia ini anda tidak sendiri, sebagai sosok fisik se- sempurna milik anda, didukung oleh kelompok alat anda yang diharuskan oleh yang menggajinya, Negara, guna menopang fisik anda, jangan keliru dengan ego anda.  Didunia ini sekarang sudah dikuasai kaum licik yang berserikat erat, menyatukan kekuatan dana dan sarana, buat kembali berkuasa, menguras sumber daya Negara, kan kroninya masih ada ! Mereka jadi  sangat luwes, mereka memisahkan kantong jubah kiri dan kanan di baju yang dia pakai, yang kanan hasil keringat, yang kiri donasi, dari gratifikasi kolusi dan korupsi, dengan otak otak liciknya membeli pas sesuai dengan harga kebutuhan kelicikanya secara parsial dari anda, sepotong sepotong, bila cukup dengan applause saja, ya itulah pembayarannya, sama sekali bukan nilai harga diri anda, saya tahu andika bukan anak petani, atau pemegang posisi penerima gratifikasi. Bila sudah dibayarkan kepada calo orang dipinggir jalan yang memberi applause anda, ya anda tidak berguna baginya lagi. Parcayalah, pada akhirnya nilai pembayaran yang paling  tinggi adalah persembahan dari rakyat anda sendiri, dengan ketulusan seluruh existensi rasa jiwanya, ratusan juta orang. Nilai itu semakin tumbuh sepanjang zaman, seperti pak Urip, seperti Pak Dirman, saya tahu anda tidak suka Pak Karno, sebab dia tahu apa yang anda tidak mau tahu, dalam pendidikan doktrin anda tidak diajar meneladani Pak Harto, sebab tidak ada yang bisa ditiru, bahkan oleh putra putrinya, Jangan diremehkan yang ini, sebab banyak sekali yang kembali jadi debu, sedang saya, menggeliat supaya setidak tidaknya hati ini bisa memberi ingat. *)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More