Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 01 Maret 2018

DASAR HIDUP BERMASYARAKAT HUBUNGAN GENGAN MA'IYAH


                                                                                        ….
ORANG HIDUP BERMASYARAKAT  CIRI DASARNYA HARUS AMANAH.
ORANG BERIMAN, CIRI DASARNYA HARUS SELALU BERZIKIR,
ARTINYA  SELALU INGAT KEPADA TUHANNYA, RABNYA  YA ALLAH ROBBIL ALAMIN

Kita bangsa Indonesia sangat memerlukan manusia dengan kedua ciri hidup itu.
 Sebagai bangsa Indonesia, yang mendapat tanah air Nusantara, yang cukup segalanya untuk menghasikan tambahan segala kebutuhan pokok hidup seluruh manusia di dunia, sangat ditunggu.
Lain dari penghuni wilayah sub Arctic, atau sub Antarctic, atau gurun tanpa hujan disegala benua yang sangat  keras untuk kehidupan,  sebaliknya di Nusantara, sabuk katulistiwa dengan musim yang sangat mendukung kehidupan.  Sebentar longsor, sebentar kena ledakan vulkanik, ribuan korban tsunami, belum sepuluh tahun sudah tidak ada bekas, kecuali sengaja kita lestarikan sebagai peringatan. Sama sekali tidak etis sebagai sesama manusia, bila kita tidak menyadari ini.

Dalil ini akan nyata bila orang berbuat sebaliknya, selalu akan mendapat kesengsaraan dunia akhirat. Orang tidak amanah, sulit dipegag janjinya, akhirnya juga sempit rezekinya, orang tidak ingat Allah, berarti hidup cara hewani, sulit hidup terhormat sebagai manusia, akan dijauhi orang. Masyarakat yang anggautanya rata rata manusia yang demikian, sekarang, di zaman modern, zaman teknologi, tidak ada rintangan alami yang tidak bisa dilewati oleh bangsa manusia apabila terdesak oleh keperluan hidupnya, setidak tidaknya menanam  tanman narkotik saking hewaninya. mengambil alih dengan paksa, atau  memindah Ibu Kotanya – contoh Israel dengan Ibu Kotanya Jerusalem, dipindah hanya menuruti kezalimannya Israel dan Donald Trump. Bisa bisa nanti apabila kita terlena, ribut perkara perkara kecil, hutan digunduli, gambut dibakari, jadi rawa rusak  jadi danau mati,  ibu kota Wilayah Ekonomi akan dipindah dijadikan satu di lain tempat.
.Begitulah peringatan Cak Nun. Malah ditegaskan olehnya, bahwa bangsa ini akan lengser dari pemilik  sorga tropika ini, ditaklukkan bangsa lain,  bila alpa.  Tahuh 2019 adalah titik permulaan percabangan jalan, jadi bisa menjadi rakhmatan lil alamin atau jadi bangsa jongos, bila kita sembrono, menjauhi amanah dan menjauhi Tuhan, Allah Robbal Alamin. Kepincut dengan hujjahnya para tukang promosi dan tukang propaganda, habib atau komunis melibatkan masa Rakyat Indonesia untuk jadi pion perkelahian mereka, demi kepentingan mereka sendiri.

Sejak dini, kabiasaan dasar ini harus ditanamkan pada sikap jiwa bangsa ini sejal anak anak.
Maka dari itu, sejak dini seorang anak, walau anak orang kaya, harus selalu menghargai pemberian orang tuanya atau pemberian siapa saja, apalagi pemberian Allah, sebab pemberian itu artinya amanah. Misalnya menjaga agar jangan memelototi berjam jam main game dengan smartphone, merusak mata. Merusak ekonomi.   Juga menghormati amanah orang lain,  sebab apapun yang melekat pada diri sesorang,  baik berupa benda maupun yang bukan benda ( berupa kewajiban atau janji – sebagai sesama manusia dia harus membantu ikut menghormati, supaya amanah telaksana.
Kuncinya adalah perilaku amanah, pantang berbohong dan tidak melanggar larangan Allah Rabmu, harus benar benar teguh dilaksanakan.
Sebenarnya ini tidak sulit,  mau atau tidak sekarang sudah dijalankan setiap hari. Mulai tidak bisa berbohong kepada mesin, yang dipasang dimana mana. Bila tanpa amanah maka orang akan hilang begitu saja, NIP nya terhapus, mesti bertobat dulu baru diberi NIP baru dengan catatan. Contohnya nomer HP, bila sampai akhir Maret 2018 tidak mendaftar ulang akan dihapus.  Begitu pula nanti, segala amanah cicilan keperluan hidup harus ditepati, atau tidak bisa dipakai kayak decoder program TV yang terlambat bayar, nanti sepeda motor. mobil,  tau tau mogok, rumah sederhana, apartemen tau tau bocor dan langit nampak, karena  konsumen tidak amanah nyicil. Hanya sayangnya ketegasan aturan perjanjian CICILAN  tidak ditengahi PEMERINTAH, yang isinya hanya menguntungkan penjual saja, sedangkan zaman penjajahan konon  ada pasal hukum anti lintah darat. INI KUWAJIBAN BAGI PEMERINTAH, Bakal kejadian kayak ENRON Ltd, di Wall Street, di AMERIKA SERIKAT. Begitu pula residual traiding disana, yang membuat bangkrut rakyat disana, tanbah terpuruk.

 Satu satunya amanah yang MASIH BISA DIINGKARI ADALAH AMANAH ANAK KEPADA  ORANG TUA DAN SESAMA  MANUSIA. Karena hukum mesin tidak ada, maka orang hanya mengharapkan dari rakhman dan rakhim dari/oleh sesama hidup, dengan laku timbal balik, isitilahnya Cak Nun seimbang. Semoga Allah memberi ijabah pada yang saling berkemauan baik kepada setiap orang.
Negara, Pemerintah, harus melindungi warga manusia dari kejahatan manusia lain, yang dengan memprogram mesin untuk menipu, timbangan ukuran volume mutu ingredients pembuatan,  barangnya dan kemasannya, peyimpanannya, dengan sekuat tenaga, ITU MAKANYA PEMERINTAHAN NEGARA DIADAKAN, artinya harus mengadakan checking kualitas dan kuantitas kebutuhan seluruh  hidup manusia supaya sesuai dengan nilai yang dibayarkan. Kenaikan barang kebutuhan pokok, sangat rentan dihasilkan oleh upaya ihtikar, kartel dari china barat maupun jahudi timur.
Etika penjajah saja membatasi keuntungan konon maksimum 10% per transaksi . Bunga cicilan per bulan berkedok dagang, namanya mindring.  Ini masih membutuhkan awak KEKUASAAN NEGARA,  manusia yang amanah dan tidak pernah bohong, beriman teguh kepada Rabnya Allah Pecipta Segala alam, hasil pendidikan kita sekarang. Saya berharap warga ma’iyah mendandani watak anggautanya, hingga bersinar dimasyarakat, tidak mencicil barang pakai, atau barang modal, tidak tergiur rayuan perusahaan penjual pulsa, yang dengan bebas memotong jumlah pulsa, tanpa ada pengawasan Pemerintah.  
Kembali berkomunikasi dengan surat. Karena ini jerat merusak ekonomi bangsa, keuntungan sudah diatur oleh produsen, pedagang mindring dan pejabat Negara yang terjerumus dalam komplotannya, alih alih melindungi konsumen.  
Sedang yang ada sekarang disini, kebanyakan adalah tukang memalsu, pedagang penipu segala macam, dari pembuat camilan anak sekolah, cosmetic, ihtikar sembako, sampai membuat e-KTP, dan rentenir/ menjual barang dengan cicilan  bulanan, bisa dibilang dari satu asal kelompok keturunan, berkolusi erat dengan elite capture lokal dan vocal disegala tingkat, lewat surat surat kepemilikan. Sangat saya harapkan warga ma’iyah menuju ke kesadaran tentang hal ini, dan mengatasinya dengan cermat dan selamat, artinya setiap warga ma’iyah harus mencermati hal ini, pandai mengendalikan nafsu dan teknologi menuntunnya disertai do’a kepada Allah, guna melindungi ummat yang awam*)



0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More