Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Minggu, 17 Agustus 2014

JAUH LEBIH HEBAT DARI IMELDA MARCOS, HARTATI MURDAYA POO

Renungan yang nulisnya dibaca dan sambil ditimpali oleh anak-anak muda.

Bangsa Indonesia mengenal sepak terjang Ny Hartati Murdaya Poo,  (HMP) Lahir di Jakarta 29 Agustus 1946, keluarga Budhist yang khusuk dari  China perantauan mungkin ratusan tahun yang lalu yang  sekarang memilih   menjadi WNI.  Pendidikan Universitas Trisakti, disambung dengan  State University of Singapore dan kemudian Stanford University.  Pendidikan tinggi ini ternyata tidak membekali apapun untuk suatu upaya yang bertujuan besar, tetap saja upaya untuk mengganjal  egonya yang kerdil.  Karya yang mengangkat dia di level  sangat  tinggi secara material adalah guanxi – menyuapi Penjabat, tetap seperti kebiasaan mereka dari doeloe.
Bila Ny Marcos sangat piawai menjaga keseimbangan antara pengguna sumber dana Kekuatan Militer Philipine yang dibeayai oleh Amerika Serikat disatu sisi, dengan masyarakat luas yang sudah secara tradisional terpisah antara yang berbudaya Spanyol dan berbahasa Spanyol (kaum Tuan Tanah dan business),  dengan kaum Pribhumi yang berbahasa Tagalog, rakyat biasa. Sebenarnya kekayaan Nyonya ini yang banyak hanya sepatunya  itu dikumpulkan dalam waktu yang lama itupun produk nasional Filipina (Mungkin Ny Imelda cinta produk dalam negeri). Ny Imelda Markos dan suaminya  Presiden  Despot dari partai KLB (Golkarnya Phillipines) yang lama berkuasa berdasarkan dukungan militer dengan Hukum Darurat Militer yang Despotik sampai  berkepanjangan  puluhan tahun.

Sedangkan Ny HMP di negeri ini,  tidak perlu menjadi penyeimbang  Masyarakat  Indonesia apapun, sebab  suami istri ini sudah berdiri di lahan yang kokoh, masyarakat bawah yang berbudaya di Indonesia,  sebab masyarakat ini tetap stabil  katatonik -(karena siksaan bathin, hasil  genocides  tanpa  proses  tahun’ 65  oleh  Orde Baru dan sekutunya)-,  kecuali melulu mengumpulkan uang  dengan  cara menyuap  Penguasa,  untuk mendapatkan uang lebih banyak, menyuap lagi lebih banyak kepada Penjabat yang lebih tinggi  demi keuntungan  lebih besar lagi.  Serupa bola salju yang menggelinding makin menjadi lebih cepat dan lebih besar dan lebih besar lagi. Berakhir dengan menabrak nurani Rakyat Buol- kapupaten Sulawesi Tengah dan rakyat Indonesia.  Uang  kekayaanya sudah 7 trilyun rupiah,  jadi  suami istri ini terkaya nomer 11 pada tahun 2008  di Indonesia ditengarai oleh majalah Forbes.

Makanya pada akhir perjalanannya  di bui (vonis hanya 2 tahun 8 bulan), seperti diketahui, Ny HMP mulai ditahan di Rutan Pondok Bambu pada 12 September 2012. Baru pada 4 Februari 2013 majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 2 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 150 juta subsider kurungan 3 bulan penjara Hartati.

...  dan atas Kehendak Tuhan (Semua di dunia ini atas kehendak Tuhan, kita suka atau tidak)- sekarang bulan September tahun 2014 ini Nyonya HMP sudah bebas. Berita tentang sudah bebasnya Ny HMP bisa dibaca di link : http://www.tempo.co/read/news/2014/09/01/063603550/Pembebasan-Hartati-Murdaya-Diklaim-Susuai-Posedur

Nyonya ini mengeluh bahwa dia hanya menjadi korban sistem kekuasaan yang tanpa kendali diluar dan dari dalam di tangan individu individu Penguasa yang silih berganti, dengan sistim yang sama.
Bahwa Suaminya, Murdaya Poo  ternyata sudah terpeleset, terpelanting dari  anggauta DPR RI karena salah “timing”, tergesa gesa beralih haluan dari PDIPnya  bu Mega –dia sempat menjadi orang dekat bu Mega-  menempel ke Demokratnya Pak SBY ngikuti istrinya, dia dipecat dari PDIP dan keluar dari keanggautaan DPR RI yang terhormat, sayang.  Ini akibat dari Partai Tanpa Ideologi bisa loncat sana loncat sini.

Berbagai hubungan  finance  dan business telah  dianyam dengan telaten/tekun dan teliti, bergelimang uang dengan  tokoh  sasaran , tokoh seperti  yang disebutkan oleh situs internet "Indo Gagal" betapa lengkap sepak terjang Hartati Murdaya. Pembaca bisa membaca sendiri di situs http://inaleaks.blogspot.com/2013/07/hartati-murdaya-poo-kasus-korupsinya.html 

Lah bagaimanakah kisah ini bisa melekat pada Bangsa kita ?   Ini semua bisa terjadi karena  Rakyat  memberikan kekuasaan kepada wakil Legislatip pusat dan daerah, Eksekutip pusat dan daerah  merambat  ke pimpinan Judikatip pusat dan daerah  berdasarkan  Primordialisme hubungan Patron Client, berdasarkan Kekerabatan  kuno,  bedasarkan  kharisma klenik,  berdasarkan kharisma goyang artis  Dangdut di panggung kampanye,  artis  erotis nan seksi yang menghipnotis pemilih yang hanya lihat pinggul bergoyang maka rakyat ikut bergojang, berdasarkan  kharisma nuansa religius para tokoh yang dangkal (hanya pakaiannya saja religius), berdasarkan bagi rezeki.

 Lantas mereka membuat Undang Undang di DPR  RI,  dan pembagian anggaran RI selama lima tahun. Makanya muncul berbagai  tokoh nama para badut, yakni baik politisi yang korupsinya menggelikan seperti badut dan  ada kalanya tokoh berbalut nuansa premanisme yang tidak lucu  di Senayan sana.

Untuk nama para badut Senayan, pembaca saya harap mengabsen sendiri nama-nama para badut itu di sejumlah berita tentang tertangkapnya politisi oleh KPK. Beberapa Badut Senayan yang sudah dihukum, yang lain sedang diincar KPK. Kita beri doa kekuatan pada para aparat KPK.

Dengan ini di Legislatip,  Eksekutip dan Judikatip  semua cemar oleh “fit and proper test”-nya DPR  RI yang bisa meloloskan Akil.  Kayak Akil Mukhakil mantan ketua  Mahkamah Konstitusi,  dan disayangkan beberapa tokoh politik setingkat ketua-ketua partai politik yang ditangkap KPK, kelak mereka ini juga akan diaudit oleh Allah.

Di sela saya nulis ini ada anak muda  nanya " Loh Mbah Bag, kan kalau udah ke tanah suci, holy land, pasti masuk surga, koruptor juga semuanya masuk surga Mbah"

Saya menoleh pada anak muda itu'" Iya lah nak, masuk surga, tapi kan diaudit dulu sama Allah dulu, saya dengar juga semua manusia pasti masuk surga pada akhirnya, kenapa tidak, kan Allah Ar -Rahman, Ar-Rahim, tapi ya ditanya-tanya dulu lah, ga langsung masuk surga gitu aja kali,? iya tidak ? coba tanya Kyai yang ahli dulu deh"

Oke setelah anak muda itu paham, balik ke tulisan saya.
 
Makanya tidak ada ketetapan Hukum yang jelas dan benar  selain Hukum Kekuasaan tokoh tokoh  tersebut diatas, yang dengan mudah ditempeli oleh sepak terjang para suaper (penyuap), para koruptor. 

Dan ingat baik-baik supaya selamat  kedepan: Kekuasaan nyata tertinggi  adalah  kekuata senyata disertai  dengan Hukum  tertinggi  adalah  Hukum laras senjata yang terkokang dan isi peluru tajam.  

Agak futuristik, saya membayangkan ada  warisan kita yang bakal jadi warisan yang ter unik adalah tembok pagar mungkin sekitar lapangan Monas setiggi  berselang seling  setinggi satu sampai tiga meter ditempel erat erat  plaket plaket para Koruptor  apa saja dengan vonis Pengadilan kasus apa  dimana dan jumlah uang yang ditilep dan yang  diputar. Mungkin ada yang tertarik mendirikan monument ini. Saya yakin tembok ini segera penuh plaket, bahkan memenuhi tembok WC dan urinoirnya, akan menjadi  atraksi kunjungan turis dan jadi warisan anak cucu. (*).

Saya Ir. Subagyo, M.Sc, lulusnya tahun 1966, sekarang berumur genap 75 tahun pada tahun 2014 ini, namun Alhamdulillah masih diberi Allah karunia Eling, Ingat, Mikir, Dzikir. Kemudian menulis  yang mampu diingat. Kenapa ? ya karena bangsa ini mudah lupa, rakyat lupa kejadian kemarin karena perut dan mata selalu lapar maka senantiasa lupa.

Ini benar, saya katakan dan tegaskan, serius, : Rakyat kita di tingkatan jelata sudah lupa benar kejadian kemarin, karena di depan mata rakyat sehari-hari adalah sejumlah besar kesulitannya sendiri.

Rakyat jelata sudah benar-benar lali total.

" Ah ngapain toh mbah Bagyo ini ngurusin koruptor aja, ini lagi antri BBM Mbah, solar habis, susah Mbah, mana naik semua, mikir koruptor dos pundhi toh Mbah..." kata mereka yang sering ketemu saya saat isi solar di SPBU.

 Saya pernah bertanya pada anak-anak SMA siapakah koruptor yang ditangkap tahun 2014, jawabnya : "lupa Mbah ?" saya juga tanya siapakah menteri Kabinet yang mundur kemudian ditangkap KPK, jawab  para anak muda tanggung ini  : " Wah ya lupa mbah Bag, pertanyaanya yang mudah aja tho..." dan aneka jawaban tidak tahu lainnya, kemudian ada anak muda usia SMP dan SMA saya tanya siapakah Ny Hartati Murdaya Poo yang baru dibebaskan ? jawabnya, " Wah mboten ngurus mbah !"
" Lhoh mboten ngurus atau nggak tahu ?"
"Jujur mboten ngertos Mbah, lha wong kita nontonnya cuma acara joget, lawak canda di TV yang ada cela-celaan (bukan lawak murni) lawak yang pukul-pukulan itu Mbah, trus joget, dan pokoknya yang senang-senang aja Mbah, kita ga nonton berita bikin pusing Mbaaah "

Trus ada yang menimpali :


 "Lha iya toh Mbah Bag, sudah sepuh kok nulis tentang koruptor, ya mana ada yang mbaca gitu loh Mbah, Koruptor itu sudah enak mbah,... tidurnya, makan-minumnya dijamin negara, aman di LP ga dipukuli napi lain, selnya oke, mantep tenan, bukan selnya maling pithik, korupsi miliaran ganjarannnya cuma setahun nginep pariwisata di hotel prodeo kini sudah  pulang ke rumah lagi toh Mbah, kan enak toh mbah Bag, kok malah Mbah Bag ngurusin mereka, ngurusin kita aja Mbaahh... rakyat susaah mbaaah, koruptor mah enak  Mbah makan tidur dijaminn, bentar juga pulang ke rumah lagi untuk nikmatin hasilnya  Mbaaah.."

"Wah iya ya, kalau cuma nginep setahun trus pulang ke rumah lagi, kan seperti pindah tidurnya aja, belum napi koruptor lain yang sering ada remisi ya, sebentar juga pulang,  ya, iya,iya benar kowe bener Le Thole" 

 Lha iya, kayaknya nanti koruptor ini tidak lagi ada yang mikir, bakal tidak ada lagi warga yang prihatin, contohnya kalau kita tanya anak SMA siapa saja koruptor ya mungkin bukan urusan mereka,  saya yakin nantinya kisah para koruptor ini hanya jadi legenda saja, hikayat, dan l;ama- lama jadi "Babad jawi jilid pungkasan. Kayak hikayat-hikayat kancil nyolong timun...

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More