Renungan yang nulisnya dibaca dan sambil ditimpali oleh anak-anak muda.
Bangsa Indonesia mengenal sepak terjang Ny Hartati Murdaya Poo, (HMP) Lahir di Jakarta 29 Agustus 1946, keluarga Budhist yang khusuk dari China perantauan mungkin ratusan tahun yang lalu yang sekarang memilih menjadi WNI. Pendidikan Universitas Trisakti, disambung dengan State University of Singapore dan kemudian Stanford University. Pendidikan tinggi ini ternyata tidak membekali apapun untuk suatu upaya yang bertujuan besar, tetap saja upaya untuk mengganjal egonya yang kerdil. Karya yang mengangkat dia di level sangat tinggi secara material adalah guanxi – menyuapi Penjabat, tetap seperti kebiasaan mereka dari doeloe.
Bila Ny Marcos sangat piawai menjaga keseimbangan antara pengguna sumber dana Kekuatan Militer Philipine yang dibeayai oleh Amerika Serikat disatu sisi, dengan masyarakat luas yang sudah secara tradisional terpisah antara yang berbudaya Spanyol dan berbahasa Spanyol (kaum Tuan Tanah dan business), dengan kaum Pribhumi yang berbahasa Tagalog, rakyat biasa. Sebenarnya kekayaan Nyonya ini yang banyak hanya sepatunya itu dikumpulkan dalam waktu yang lama itupun produk nasional Filipina (Mungkin Ny Imelda cinta produk dalam negeri). Ny Imelda Markos dan suaminya Presiden Despot dari partai KLB (Golkarnya Phillipines) yang lama berkuasa berdasarkan dukungan militer dengan Hukum Darurat Militer yang Despotik sampai berkepanjangan puluhan tahun.
Sedangkan Ny HMP di negeri ini, tidak perlu menjadi penyeimbang Masyarakat Indonesia apapun, sebab suami istri ini sudah berdiri di lahan yang kokoh, masyarakat bawah yang berbudaya di Indonesia, sebab masyarakat ini tetap stabil katatonik -(karena siksaan bathin, hasil genocides tanpa proses tahun’ 65 oleh Orde Baru dan sekutunya)-, kecuali melulu mengumpulkan uang dengan cara menyuap Penguasa, untuk mendapatkan uang lebih banyak, menyuap lagi lebih banyak kepada Penjabat yang lebih tinggi demi keuntungan lebih besar lagi. Serupa bola salju yang menggelinding makin menjadi lebih cepat dan lebih besar dan lebih besar lagi. Berakhir dengan menabrak nurani Rakyat Buol- kapupaten Sulawesi Tengah dan rakyat Indonesia. Uang kekayaanya sudah 7 trilyun rupiah, jadi suami istri ini terkaya nomer 11 pada tahun 2008 di Indonesia ditengarai oleh majalah Forbes.
Makanya pada akhir perjalanannya di bui (vonis hanya 2 tahun 8 bulan), seperti diketahui, Ny HMP mulai ditahan di Rutan Pondok Bambu pada 12 September 2012. Baru pada 4 Februari 2013 majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 2 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 150 juta subsider kurungan 3 bulan penjara Hartati.
... dan atas Kehendak Tuhan (Semua di dunia ini atas kehendak Tuhan, kita suka atau tidak)- sekarang bulan September tahun 2014 ini Nyonya HMP sudah bebas. Berita tentang sudah bebasnya Ny HMP bisa dibaca di link : http://www.tempo.co/read/news/2014/09/01/063603550/Pembebasan-Hartati-Murdaya-Diklaim-Susuai-Posedur
Nyonya ini mengeluh bahwa dia hanya menjadi korban sistem kekuasaan yang tanpa kendali diluar dan dari dalam di tangan individu individu Penguasa yang silih berganti, dengan sistim yang sama.
Bahwa Suaminya, Murdaya Poo ternyata sudah terpeleset, terpelanting dari anggauta DPR RI karena salah “timing”, tergesa gesa beralih haluan dari PDIPnya bu Mega –dia sempat menjadi orang dekat bu Mega- menempel ke Demokratnya Pak SBY ngikuti istrinya, dia dipecat dari PDIP dan keluar dari keanggautaan DPR RI yang terhormat, sayang. Ini akibat dari Partai Tanpa Ideologi bisa loncat sana loncat sini.
Berbagai hubungan finance dan business telah dianyam dengan telaten/tekun dan teliti, bergelimang uang dengan tokoh sasaran , tokoh seperti yang disebutkan oleh situs internet "Indo Gagal" betapa lengkap sepak terjang Hartati Murdaya. Pembaca bisa membaca sendiri di situs http://inaleaks.blogspot.com/2013/07/hartati-murdaya-poo-kasus-korupsinya.html
Lah bagaimanakah kisah ini bisa melekat pada Bangsa kita ? Ini semua bisa terjadi karena Rakyat memberikan kekuasaan kepada wakil Legislatip pusat dan daerah, Eksekutip pusat dan daerah merambat ke pimpinan Judikatip pusat dan daerah berdasarkan Primordialisme hubungan Patron Client, berdasarkan Kekerabatan kuno, bedasarkan kharisma klenik, berdasarkan kharisma goyang artis Dangdut di panggung kampanye, artis erotis nan seksi yang menghipnotis pemilih yang hanya lihat pinggul bergoyang maka rakyat ikut bergojang, berdasarkan kharisma nuansa religius para tokoh yang dangkal (hanya pakaiannya saja religius), berdasarkan bagi rezeki.
Lantas mereka membuat Undang Undang di DPR RI, dan pembagian anggaran RI selama lima tahun. Makanya muncul berbagai tokoh nama para badut, yakni baik politisi yang korupsinya menggelikan seperti badut dan ada kalanya tokoh berbalut nuansa premanisme yang tidak lucu di Senayan sana.
Untuk nama para badut Senayan, pembaca saya harap mengabsen sendiri nama-nama para badut itu di sejumlah berita tentang tertangkapnya politisi oleh KPK. Beberapa Badut Senayan yang sudah dihukum, yang lain sedang diincar KPK. Kita beri doa kekuatan pada para aparat KPK.
Dengan ini di Legislatip, Eksekutip dan Judikatip semua cemar oleh “fit and proper test”-nya DPR RI yang bisa meloloskan Akil. Kayak Akil Mukhakil mantan ketua Mahkamah Konstitusi, dan disayangkan beberapa tokoh politik setingkat ketua-ketua partai politik yang ditangkap KPK, kelak mereka ini juga akan diaudit oleh Allah.
Di sela saya nulis ini ada anak muda nanya " Loh Mbah Bag, kan kalau udah ke tanah suci, holy land, pasti masuk surga, koruptor juga semuanya masuk surga Mbah"
Saya menoleh pada anak muda itu'" Iya lah nak, masuk surga, tapi kan diaudit dulu sama Allah dulu, saya dengar juga semua manusia pasti masuk surga pada akhirnya, kenapa tidak, kan Allah Ar -Rahman, Ar-Rahim, tapi ya ditanya-tanya dulu lah, ga langsung masuk surga gitu aja kali,? iya tidak ? coba tanya Kyai yang ahli dulu deh"
Oke setelah anak muda itu paham, balik ke tulisan saya.
Makanya tidak ada ketetapan Hukum yang jelas dan benar selain Hukum Kekuasaan tokoh tokoh tersebut diatas, yang dengan mudah ditempeli oleh sepak terjang para suaper (penyuap), para koruptor.
Dan ingat baik-baik supaya selamat kedepan: Kekuasaan nyata tertinggi adalah kekuata senyata disertai dengan Hukum tertinggi adalah Hukum laras senjata yang terkokang dan isi peluru tajam.
Agak futuristik, saya membayangkan ada warisan kita yang bakal jadi warisan yang ter unik adalah tembok pagar mungkin sekitar lapangan Monas setiggi berselang seling setinggi satu sampai tiga meter ditempel erat erat plaket plaket para Koruptor apa saja dengan vonis Pengadilan kasus apa dimana dan jumlah uang yang ditilep dan yang diputar. Mungkin ada yang tertarik mendirikan monument ini. Saya yakin tembok ini segera penuh plaket, bahkan memenuhi tembok WC dan urinoirnya, akan menjadi atraksi kunjungan turis dan jadi warisan anak cucu. (*).
Saya Ir. Subagyo, M.Sc, lulusnya tahun 1966, sekarang berumur genap 75 tahun pada tahun 2014 ini, namun Alhamdulillah masih diberi Allah karunia Eling, Ingat, Mikir, Dzikir. Kemudian menulis yang mampu diingat. Kenapa ? ya karena bangsa ini mudah lupa, rakyat lupa kejadian kemarin karena perut dan mata selalu lapar maka senantiasa lupa.
Ini benar, saya katakan dan tegaskan, serius, : Rakyat kita di tingkatan jelata sudah lupa benar kejadian kemarin, karena di depan mata rakyat sehari-hari adalah sejumlah besar kesulitannya sendiri.
Rakyat jelata sudah benar-benar lali total.
" Ah ngapain toh mbah Bagyo ini ngurusin koruptor aja, ini lagi antri BBM Mbah, solar habis, susah Mbah, mana naik semua, mikir koruptor dos pundhi toh Mbah..." kata mereka yang sering ketemu saya saat isi solar di SPBU.
Saya pernah bertanya pada anak-anak SMA siapakah koruptor yang ditangkap tahun 2014, jawabnya : "lupa Mbah ?" saya juga tanya siapakah menteri Kabinet yang mundur kemudian ditangkap KPK, jawab para anak muda tanggung ini : " Wah ya lupa mbah Bag, pertanyaanya yang mudah aja tho..." dan aneka jawaban tidak tahu lainnya, kemudian ada anak muda usia SMP dan SMA saya tanya siapakah Ny Hartati Murdaya Poo yang baru dibebaskan ? jawabnya, " Wah mboten ngurus mbah !"
" Lhoh mboten ngurus atau nggak tahu ?"
"Jujur mboten ngertos Mbah, lha wong kita nontonnya cuma acara joget, lawak canda di TV yang ada cela-celaan (bukan lawak murni) lawak yang pukul-pukulan itu Mbah, trus joget, dan pokoknya yang senang-senang aja Mbah, kita ga nonton berita bikin pusing Mbaaah "
Trus ada yang menimpali :
"Lha iya toh Mbah Bag, sudah sepuh kok nulis tentang koruptor, ya mana ada yang mbaca gitu loh Mbah, Koruptor itu sudah enak mbah,... tidurnya, makan-minumnya dijamin negara, aman di LP ga dipukuli napi lain, selnya oke, mantep tenan, bukan selnya maling pithik, korupsi miliaran ganjarannnya cuma setahun nginep pariwisata di hotel prodeo kini sudah pulang ke rumah lagi toh Mbah, kan enak toh mbah Bag, kok malah Mbah Bag ngurusin mereka, ngurusin kita aja Mbaahh... rakyat susaah mbaaah, koruptor mah enak Mbah makan tidur dijaminn, bentar juga pulang ke rumah lagi untuk nikmatin hasilnya Mbaaah.."
"Wah iya ya, kalau cuma nginep setahun trus pulang ke rumah lagi, kan seperti pindah tidurnya aja, belum napi koruptor lain yang sering ada remisi ya, sebentar juga pulang, ya, iya,iya benar kowe bener Le Thole"
Lha iya, kayaknya nanti koruptor ini tidak lagi ada yang mikir, bakal tidak ada lagi warga yang prihatin, contohnya kalau kita tanya anak SMA siapa saja koruptor ya mungkin bukan urusan mereka, saya yakin nantinya kisah para koruptor ini hanya jadi legenda saja, hikayat, dan l;ama- lama jadi "Babad jawi jilid pungkasan. Kayak hikayat-hikayat kancil nyolong timun...
0 comments:
Posting Komentar